PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa konsep dan pengertian dari tauhid?
2. Apa tujuan mempelajari tauhid?
3. Apa saja pembagian dari tauhid?
1.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui konsep dan pengertian dari tauhid
2. Mampu mengetahui tujuan dari mempelajari tauhid
3. Mampu mengetahui apa saja pembagian dari tauhid
2
BAB II
PEMBAHASAN
Terkait dengan konsep ajaran tauhid, dapat kita lihat ayat-ayat Allah yang sedikit
banyak menyinggung ajaran tauhid ini. Diantaranya adalah:
“Katakanlah, Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara
dengan Dia”. (TQS. Al Ikhlas: 1-4 )
"Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia; (demikianpula) para malaikat
dan orang-orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang
Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (TQS. Ali Imran: 18)
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu
telah rusak binasa. Maka maha suci Allah yang mempunyai arasy dari apa yang mereka
sifatkan.” (TQS. Al Anbiya’: 22 )
Dari sini dapat kita lihat bahwa beriman kepada Allah SWT terwujud dalam empat
perkara yaitu beriman kepada Wujud Allah, beriman kepada Rububiyah Allah, beriman
kepada Uluhiyah Allah, beriman kepada Asma’ dan sifat Allah.
Tauhid, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata tauhid merupakan kata benda
yang berarti keesaan Allah; kuat kepercayaan bahwa Allah hanya satu. Perkataan tauhid
berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata Wahhada ( ) وحدYuwahhidu (يوحد. ) Tauhidan (
)توحدا.1
Secara etimologis, tauhid berarti keesaan. Maksudnya, keyakinan bahwa Allah SWT
adalah Esa, Tunggal, satu. Pengertian inisejalan dengan pengertian tauhid yang digunakan
dalam bahasaIndonesia, yaitu “keesaan Allah”; mentauhidkan berarti“mengakui akan
keesaan Allah mengeesakan Allah”.2
1
M.Yusran Asmuni dari Tim penyusun kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Departemen P & K,
Jakarta,1989. dalam bukunya “Ilmu Tauhid” Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,1993),1
2
Ibid.
3
Menurut Syekh Muhammad Abduh:Tauhid adalah suatu ilmuyang membahas tentang
wujud Allah, Sifat yang wajib tetap pada-Nya. Sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya dan
tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib dilenyapkan dari pada-Nya ; juga membahas
tentang Rasul-rasul Allah, meyakinkan kerasulan mereka, meyakinkan apa yang wajib ada
pada diri mereka, apa yang bolehdihubungkan (nisbah) kepada diri mereka dan apa yang
terlarang menghubungkannya kepada diri mereka.3
Menurut Zainuddin, Tauhid berasal dari kata “wahid”yang artinya“satu”. Dalam
istilah Agama Islam, tauhid ialah keyakinan tentang satu atau Esanya Allah, maka segala
pikiran dan teori berikut argumentasinya yang mengarah kepadakesimpulan bahwa Tuhan
itu satu disebut dengan Ilmu Tauhid.4
Ada beberapa istilah lain yang semakna atau hampir sama dengan tauhid yakni :
a. Iman. Menurut Asy’ariyah iman hanyalah membenarkan dalam hati. Senada dengan
ini Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa iman hanyalahitiqad. Sedangkan amal adalah
bukti iman. Namun tidak dinamai iman.
b. Aqidah. Menurut bahasa ialah keyakinan yang tersimpul kokoh di dalam hati,
mengikat, dan mengandung perjanjian. Sedangkan menurut terminologis di antaranya
pendapat Hasan al-Banna mengatakan bahwa aqidah ialah beberapa hal yang harus
diyakini kebenarannya oleh hati, sehingga dapat mendatangkan ketenteraman, keyakinan
yang tidak bercampur dengan keragu-raguan.5
Kedudukan Tauhid dalam Islam sangatlah fundamental, Karenadari pemahaman
tentang tauhid adalah itulah keimanan seorang muslim mulai tumbuh. Konsep tauhid
dalam Islam merupakan salah satu pokok ajaran yang tidak dapat diganggu gugat dan
sangat berpengaruh terhadap keislaman seseorang. Apabila pemahaman tentang tauhid
seorang tidak kuat, maka akan goyah pula pilar-pilar keislamannya secara menyeluruh.
Tauhid adalahkonsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah sebuah sumpah
akan kesetiaan dan kepercayaan yang mutlak tentang Allah Yang Maha Esa. Dengan
meyakini akan keesaanAllah, Maka seorang muslim tidak akan lagi meyakini
adanyaTuhan selain Allah sehingga seluruh hidupnya akan senantiasa dipersembahkan
hanya untuk mengabdi kepada Allah. Dengan tauhid yang kuat maka seorang muslim akan
mampu melaksanakan seluruh perintah Allah dengan keyakinan yang kuat pula.
3
Yusron Asmuni, Op.cit., 2.
4
Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 1.
5
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam (Yogyakarta : LPPI, 2004), 4.
4
2.2 Tujuan Tauhid
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari mempelajari ilmu tauhid. Berikut ini
adalah beberapa manfaat dari mempelajari ilmu tauhid:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56).6
2. Mendapat surga
Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain
Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, juga bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan Rasul-Nya; begitu juga bersaksi bahwa ‘Isa adalah hamba Allah dan
Rasul-Nya, serta kalimat-Nya (yaitu Allah menciptakan Isa dengan kalimat ‘kun’,
-pen) yang disampaikan pada Maryam dan ruh dari-Nya; juga bersaksi bahwa surga
dan neraka benar adanya; maka Allah akan memasukkan-Nya dalam surga apa pun
amalnya.” (HR. Bukhari, no. 3435 dan Muslim, no. 28)7
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3)
Rasul bersabda,
6
https://www.google.com/amp/s/dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/manfaat-mempelajari-ilmu-
tauhid/amp
7
Ibid.
5
“Barangsiapa yang mencari ridha Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan
cukupkan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari ridha manusia namun
Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung kepada manusia.” (HR.
Tirmidzi, no. 2414. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).8
ـاواَل ُي ْش ِر ْك ِب ِع َبادَ ة َِرب ِّٖۤها َ َح ًدا َ َف َم ْن َكا َن َيرْ ج ُْوالِ َقٓا َء َرب ِّٖه َف ْل َيـعْ َم ْل َع َماًل
َّ ًصالِح
8
Ibid.
9
Ibid.
10
Ibid.
6
berbahagia dengan syafa’atku pada hari kiamat nanti adalah yang mengucapkan
laailahaillallah dengan ikhlas dalam hatinya.” (HR. Bukhari, no. 99).11
2. Tauhid Uluhiyah
Yaitu membahas tentang keEsaan Allah dalam dzat-Nya tidakterdiri dari
beberapa unsur atau oknum, tidak sebagaimana dalam teologi Yahudi dan Masehi.
11
Ibid.
12
Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Kitab Tauhid 1, (Jakarta : Darul HAQ, 2013), hal.
19
7
Dia (Allah) sebagai dzat yang wajib disembah dan dipuja dengan ikhlas, semua
pengabdian hamba-Nya semata-mata untuk-Nya seperti berdoa, nahr (kurban), raja
(harap), khauf (takut), tawakal (berserah diri), inabah(pendekatan diri) dan lain-lain.
Terdapat dalam surat An-Nahlayat 36, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
thaghutitu”. Tauhid ini adalah inti dari dakwah para rasul, karena ia adalah asas dan
pondasi tempat dibangunnya seluruh amal. Tanpamerealisasikannya, semua amal
ibadah tidak akan diterima.Karena ia tidak terwujud, maka bercokollah lawannya,
yaitu syirik.13
Mengesakan Allah dalam uluhiyah-Nya.
Maksudnya adalah kita mengesakan Allah dalam segala macam ibadah yang kita
lakukan. Seperti Shalat, doa, nadzar, menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta,
takut dan berbagai macam ibadah lainnya. Dimana kita harus memaksudkan tujuan
dari kesemua ibadah itu hanya kepada Allah semata. Tauhid inilah yang merupakan
inti dakwah para rasul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum musyrikin
Quraisy. Hal inisebagaimana yang difirmankan Allah mengenai perkataanmereka itu
“Mengapa ia menjadikan sesembahan-sesembahan itu sesembahan yang satu saja?
Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.” Dalam ayat ini
kaum musyrikin Quraisy mengingkari jika tujuan dari berbagai macam ibadahnya
hanya ditujukan untuk Allah semata. Oleh karena pengingkaran inilah maka mereka
dikafirkan oleh Allah dan Rasul-Nya walaupun mereka mengakui bahwa Allah adalah
satu-satunya pencipta alam semesta.
13
Ibid.
8
menakwilkan dari yang benar, maka dia telah berbicara tentang Allah tanpa ilmu dan
berdusta terhadap Allah dan Rasul-Nya.14
Mengesakan Allah dalam Nama dan Sifat-Nya.
Maksudnya adalah kita beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah yang
diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Dan kita juga meyakini bahwa
Allah lah yang pantas untuk memiliki nama-nama terindah yang disebutkan di Al-
Qur’an dan Hadits tersebut (yang dikenal dengan Asmaul Husna). Seseorang baru
dapat dikatakan Seorang Muslim yang tulen yang telah mengesakan Allah dan tidak
berbuat syirikdalam ketiga hal tersebut diatas. Barangsiapa yangmenyekutukan Allah
(berbuat syirik) dalam salah satu saja dari ketiga hal tersebut, maka dia bukan muslim
tulen tetapidia adalah seorang musyrik.
14
Ibid.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tauhid merupakan kata benda yang
berarti keesaan Allah; kuat kepercayaan bahwa Allah hanya satu.Sedangkan secara
etimologis, tauhid berarti keesaan. Maksudnya, keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa,
Tunggal, satu. Pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid yang digunakan dalam
bahasa Indonesia, yaitu “keesaan Allah”; mentauhidkan berarti “mengakui akan keesaan
Allah mengeesakan Allah”.
Dengan mempelajari tauhid kita dapat menjalankan tujuan hidup yang sebenarnya
yaitu beribadah kepada Allah SWT, mendapatkan surga, diberikan kecukupan dunia dan
akhirat, diterimanya amalan, jauh dari dosa besar, dan mendapatkan syafaat Rasulullah
saw. Tauhid dibagi menjadi tiga macam, yaitu tauhid Rububiyah, Uluhiyah, dan Asma
Wa Sifat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Shalih, Syaikh bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan. 2013. Kitab Tauhid 1. Jakarta: Darul HAQ.
https://www.google.com/amp/s/dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/manfaat-mempelajari-ilmu-
tauhid/amp
11