Anda di halaman 1dari 18

ANALISA PENGARUH KESADAHAN AIR PADA HASIL

PENCELUPAN SKALA PRODUKSI MENGACU PADA

PENGARUH ZAT ZAT YANG TERKANDUNG DI


DALAMNYA

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh ujian sarjana Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Insan Cendekia Mandiri

ASTRIDIANTI NOERANJANI

1621118002

UNIVERSITAS INSAN CENDEKIA MANDIRI

FAKULTAS TEKNIK

BANDUNG

2020

1
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini guna diajukan untuk memenuhi tugas akhir Skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan doa dari berbagai pihak. Dengan segala hormat penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda Rudiari Sulistyo dan Ibunda Enur Martini selaku orang tua penulis
yang telah memberikan dukungannya baik secara moril maupun materil demi
terselesaikannya Skripsi ini.
2. Ibu Riza Rizkiah selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.
3. Segenap pimpinan dan karyawan PT X yang telah memberikan kesempatan
serta fasilitas kepada penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
Khususnya kepada Bapak Dicky H. selaku pembimbing di PT X yang
membimbing selama kegiatan PKL berlangsung.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati semoga karya tulis ini bermanfaat
khususnya penulis dan seluruh mahasiswa UICM lainnya.

Bandung, 4 Desember 2020


Penulis

Astridianti Noeranjani
NIM 1621118002

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
ABSTRAK......................................................................................................................................4
BAB I...............................................................................................................................................6
PENDAHULUAN..........................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................6
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah.............................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................................7
1.4 Kegunaan Penelitian......................................................................................................7
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................................................7
BAB II.............................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................8
2.1 Pengolahan Air Proses dan Air Limbah........................................................................8
2.1.1 Pengolahan Air Proses...............................................................................................8
2.1.2 Pengolahan Limbah...................................................................................................9
2.1.3 Kesadahan Air.........................................................................................................10
BAB III.........................................................................................................................................12
OBJEK DAN METODA PENELITIAN...................................................................................12
3.1 Metoda Penelitian........................................................................................................12
3.2 Jenis Penelitian............................................................................................................12
3.3 Teknik Pengumpulan Data..........................................................................................13
3.3.1 Pengumpulan Data Menggunakan Alat Alfa Test...................................................13
3.3.2 Pengumpulan Data Menggunakan Alat Hana Instrument.......................................13
BAB IV..........................................................................................................................................15
HASIL DAN PENGAMATAN...................................................................................................15
4.1 Penentuan Angka Kesadahan...........................................................................................15
4.1.1 Dengan Menggunakan Alat Alfa Tes......................................................................15
4.1.2 Dengan Menggunakan Hana Instrument................................................................16
4.2 Pembahasan......................................................................................................................16
4.3 Kesimpulan.......................................................................................................................17

3
ABSTRAK

Pada saat sekarang ini industri tekstil merupakan salah satu industri yang
paling banyak terdapat di Indonesia. Dalam bidang ini industri tekstil memiliki
peran mengolah kain dari kain mentah/grey menjadi kain jadi/bahan produk.
Dalam pelaksanaannya proses pengolahan kain ini tidak selalu berjalan dengan
baik karena ada saatnya dimana hasil dari produksi yang di peroleh ini tidak
sesuai dengan sample yang diinginkan oleh pembeli. Ketidaksesuaian tersebut
bisa terjadi karena banyak faktor salah satunya adalah pengaruh kesadahan air
yang digunakan di produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengeanalisa
bagaimana pengaruh kesadahan air pada pencelupan kain skala produksi.

Metode yang digunakan pada analisa ini adalah metode kualitatif yang
mendasar kepada teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
wawancara mendalam terhadap informan yang bersangkutan dan observasi
langsung dilapangan.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan dalam metode


sebelumnya didapatkan fakta bahwa kesadahan air memiliki pengaruh terhadap
kain hasil pencelupan terutama dalam skala produksi. Hal tersebut dikarenakan
dalam air larutan itu mengandung ion ion logam yang dapat mempengaruhi
penyerapan zat warna kedalam kain.

Ion ion yang terkandung dalam air tersebut dapat menghalangi masuknya
zat warna kedalam kain sehingga setelah dilakukan observasi dan analisa
lapangan diketahui bahwa nilai kesadahan air yang bagus untuk digunakan dalam
proses produksi industri tekstil adalah pada angka 0 dan angka maksimal 3.

4
ABSTRACT

At the present time the textile industry is one of the most abundant
industries in Indonesia. In this field, the textile industry has the role of processing
cloth from raw / gray fabrics to finished fabrics / product materials. In its
implementation, the fabric processing process does not always go well because
there are times when the results obtained are not in accordance with the sample
desired by the buyer. This discrepancy can occur due to many factors, one of
which is the effect of the hardness of the water used in production. This study
aims to analyze how the effect of water hardness on dyeing production scale
fabrics.

The method used in this analysis is a qualitative method that is


fundamental to data collection techniques carried out by in-depth interviews with
the informants concerned and direct field observations.

Based on the results of data collection carried out in the previous method,
it is found that the water hardness has an influence on the dyed fabrics, especially
on the production scale. This is because the solution contains metal ions which
can affect the absorption of the dye into the fabric.

The ionic ions contained in the water can block the entry of dyes into the
fabric so that after observation and field analysis it is known that the good water
hardness value for use in the textile industry production process is at number 0
with a maximum number of 3.

5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada masa sekarang ini pertumbuhan industri sudahlah tidak asing lagi,
industri yang berkembang pun bergerak di bidang yang berbeda beda dan
salah satunya adalah industri yang bergerak di bidang tekstil.

Industri tekstil saat ini terbilang cukup banyak terdapat di Indonesia yang
terbagi di berbagai daerah. Industri tekstil sendiri tidak luput dari proses
pengerjaan produksi sebelum bahan yang pada awalnya mentah menjadi bahan
yang siap kirim kepada customer .
Proses untuk bahan mentah menjadi bahan siap kirim itu pun melewati
cukup banyak proses seperti scouring, bleaching, dyeing, finishing dan
inpescting. Selama proses berlangsung, terkadang terdapat masalah pada hasil
pencelupan yang dikerjakan pada saat proses dyeing. Kesalahan tersebut
adalah terdapat ketidakrataan warna pada kain sehingga menyebabkan kain
belang dan terkadang pencelupan kain hasil produksi menjadi lebih muda
daripada hasil laboratorium.
Pada industri yang menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus
terbebas dari kesadahan. Hal ini dikarenakan kalsium dan magnesium
karbonat cenderung mengendap pada permukaan pipa dan permukaan penukar
panas. Presipitasi (pembentukan padatan tak larut) ini terutama disebabkan
oleh dekomposisi termal ion bikarbonat, tetapi bisa juga terjadi sampai batas
tertentu walaupun tanpa adanya ion tersebut.
Penumpukan endapan ini dapat mengakibatkan terhambatnya aliran air
didalam pipa. Dalam ketel uap, endapan mengganggu aliran panas kedalam
air, mengurangi efisiensi pemanasan dan memungkinkan komponen logam
ketel uap terlalu panas. Dalam sistem bertekanan, panas berlebih ini dapat
menyebabkan kegagalan ketel uap. Kerusakan yang diakibatkan oleh endapan
kalsium karbonat bervariasi tergantung pada bentuk Kristal misalnya kalsit
atau aragonit.

6
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka


permasalahan yang akan dianalisa adalah bagaimana pengaruh kesadahan
air terhadap pencelupan kain pada skala produksi dengan menggunakan
metode wawancara dan obsevasi lapangan melalui parameter pengamatan
sebagai berikut :
1. Apakah pengaruh kesadahan air terhadap proses pencelupan kain.
2. Apakah zat zat dalam air mempengaruhi nilai kesadahan air

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana pengaruh


kesadahan air terhadap kain hasil celup skala produksi dan bagaimana
pengaruh zat dalam air sehingga bisa mempengaruhi nilai kesadahan air.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini tentunya untuk memberikan pengetahuan baru


tentang bagaimana pengaruh kesadahan air terhadap kain hasil celup skala
produksi dan apa saja zat yang terkandung dalam air tersebut. Setelah
pengetahuan tersebut diketahui peneliti dapat mencari cara bagaimana
untuk mengatasi kesadahan air tersebut. Penelitian ini pun memiliki
manfaat tidak hanya terhadap hasil celupan tetapi terhadap kualitas dan
harga jual kain tersebut.

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan sekitar bulan januari November di salah


satu industri tekstil yang berada di kawasan Batujajar. Penelitian yang
dilakukan akan terfokus di bagian bagian tertentu seperti produksi dyeing
dan laboratorium dyeing.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengolahan Air Proses dan Air Limbah
Proses pengolahan air proses dan limbah industri di PT X dilakukan oleh
Bagian Utility. Data secara singkat mengenai proses pengolahan air proses dan
limbah dijelaskan oleh Bagian Personalia PT X, sebab pengolahan air proses dan
limbah di PT X bersifat rahasia.
2.1.1 Pengolahan Air Proses
Air proses yang digunakan untuk menunjang proses produksi di PT X
bersumber dari sumur artesis. Agar air proses dapat digunakan untuk proses
produksi, dilakukan beberapa proses agar air dapat memenuhi syarat. Proses
pengolahan dilakukan dengan penyaringan dan pelunakan air. Penyaringan air
dilakukan dalam sand filter tank, bertujuan untuk menyaring kotoran-kotoran
yang terbawa oleh air proses. Sedangkan proses pelunakan air dilakukan di
water softener tank, bertujuan untuk menghilangkan ion-ion penyebab
kesadahan air. Tahapan-tahapan proses pelunakan adalah sebagai berikut:
 Air proses yang berasal dari air sumur dialirkan menuju cooling tower, lalu
ditampung dalam bak raw water. Pada bak tersebut tingkat kesadahan air
proses masih sangat tinggi yaitu 8-9 odH.
 Dilakukan proses penyaringan di sand filter tank untuk menyaring kotoran
dan partikel lain yang terbawa oleh air proses.
 Selanjutnya air proses dialirkan ke water softerner tank. Proses pelunakan
air dilakukan dengan menggunakan resin anion untuk mengikat ion-ion
penyebab kesadahan air. Air yang telah diproses pelunakan kemudian
ditampung dalam bak soft water.
 Air proses yang sudah diturunkan kesadahnya disalurkan ke proses
produksi. Tingkat sadah maksimal untuk proses basah tekstil adalah 3 odH
dan tingkat sadah untuk boiler harus 0 odH.

8
2.1.2 Pengolahan Limbah
Jenis limbah yang terdapat di PT X merupakan limbah cair berwarna yang
berasal dari Bagian Dyeing dan Printing. Limbah tersebut perlu diolah terlebih
dahulu hingga limbah tersebut dapat memenuhi syarat air limbah sebelum
akhirnya dapat dibuang ke sungai. Proses pengolahan limbah PT X dilakukan
dengan cara biologi, fisika, dan kimia. Tahapan proses pengolahan limbah
adalah sebagai berikut:
 Air limbah yang masih berwarna pekat masuk melewati input, lalu
ditampung dalam bak netralisasi. Setelah itu dilakukan penurunan suhu
dan penetralan dengan H2SO4 pekat di cooling tower. Limbah cair
yang dinetralkan harus mencapai pH maksimal 8.
 Proses dilanjutkan dengan pengolahan secara biologi dengan cara
penggunakaan lumpur aktif dan mikroba aerob. Pengolahan ini
menggunakan sistem aerasi dua tahap. Proses ini bertujuan untuk
mendegradasi zat organik sehingga dapat menurunkan kadar COD dan
BOD pada air limbah.
 Selanjutnya air limbah yang sudah diproses secara biologi ditampung
dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan sisa-sisa lumpur aktif.
Kemudian proses dilanjutkan dengan cara kimia, yaitu dengan
koagulasi, flokulasi, decoloring menggunakan polimer-polimer dan
decoloring agent.
 Setelah diproses secara kimia, air limbah menjadi lebih jernih yang
nantinya akan dialirkan menuju outlet. Sedangkan lumpur sisa hasil
koagulasi dan flokulasi masuk ke dalam filter press.

9
Skema proses pengolahan air limbah dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Sumber : Bagian Personalia PT X, Batujajar 2020

Gambar Skema Proses Pengolahan Air Limbah di PT X

2.1.3 Kesadahan Air

Air sadah adalah istilah yang digunakan pada air yang mengandung
kation penyebab kesadahan. Pada umumnya kesadahan disebabkan oleh
adanya logam logam atau kation-kation yang bervalensi 2, seperti Fe, Sr, Mn,
Ca dan Mg, tetapi penyebab utama dari kesadahan adalah kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg). Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan bersenyawa
dengan bikarbonat, sulfat, khlorida dan nitrat, sementara itu magnesium dalam
air kemungkinan bersenyawa dengan bikarbonat, sulfat dan khlorida.

Kesadahan dibagi atas dua jenis kesadahan, yaitu kesadahan sementara


dan kesadahan tetap. Air yang mengandung kesadahan kalsium karbonat dan
magnesium karbonat disebut kesadahan karbonat atau kesadahan sementara,
karena kesadahan tersebut dapat dihilangkan dengan cara pemanasan atau
dengan cara pembubuhan kapur.

Sementara itu Air yang mengandung kesadahan kalsium sulfat,


kalsium khlorida, magnesium sulfat dan magnesium khlorida, disebut

10
kesadahan tetap karena tidak dapat dihilangkan dengan cara pemanasan, tetapi
dapat dengan cara lain dan salah satunya adalah proses penukar ion.

Tingkat kesadahan di berbagai tempat perairan berbeda-beda, pada


umumnya air tanah mempunyai tingkat kesadahan yang tinggi, hal ini terjadi,
karena air tanah mengalami kontak dengan batuan kapur yang ada pada
lapisan tanah yang dilalui air. Air permukaan tingkat kesadahannya rendah (air
lunak), kesadahan non karbonat dalam air permukaan bersumber dari calsium
sulfat yang terdapat dalam tanah liat dan endapan lainnya.

Metoda titrasi EDTA banyak digunakan di laboratorium untuk


penentuan kesadahan. Metoda ini berhubungan dengan penggunaan larutan
EDTA (Ethylen Diamine Tetra Acetic) atau garam sodium sebagai agen
titrasi. Indikator yang digunakan adalah Eriochroma Blak T.

11
BAB III
OBJEK DAN METODA PENELITIAN
3.1 Metoda Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif karena menganalisa


sebuah fenomena yang dialami oleh suatu subjek. Pada awalnya penelitian
dilakukan berdasarkan kondisi lapangan dengan merumuskan
permasalahan yang terjadi seperti menganalisa dengan cermat
permasalahan yang dialami. Selanjutnya adalah melakukan penelitian
wawancara mendalam kepada operator produksi yang berhubungan
langsung dengan proses pencelupan setiap harinya, mencari tahu data data
yang mungkin diperlukan seperti apakah permasalahan seperti ini sering
terjadi atau hanya sesekali dan apabila permassalahan ini terjadi apakah
ada faktor tertentu yang menjadi penyebab permasalahan seperti jenis
kain, jenis obat warna atau lainnya.

Selanjutnya adalah dengan melakukan teknik sampling. Teknik


sampling dilakukan untuk menganalisa faktor dari kesalahan, dalam
penelitian ini teknik sampling dilakukan untuk mengetahui angka
kesadahan yang terdapat pada air produksi. Biasanya dilakukan di
laboratorium dengan pengumpulan sample dan pengetesan terlebih dahulu.

3.2 Jenis Penelitian

Dalam menganalisa pengaruh kesadahan pada hasil pencelupan


skala produksi ini maka harus dicari terlebih dahulu berapa angka
kesadahan yang menyebabkan kegagalan pada hasil pencelupan skala
produksi. Adapun cara penelitian yang digunakan adalah :

1. Penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara


mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh operator produksi
dalam menjalankan proses pencelupan kain.
2. Penelitian sampling, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
menguji sample yang mungkin bermasalah pada skala laboratorium.

12
3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan dan


sampling air produksi yang dilakukan dengan 2 alat berbeda sebagai
perbandingan yaitu dengan menggunakan alat Alfa Test dan Hana Instrument.

3.3.1 Pengumpulan Data Menggunakan Alat Alfa Test

Bahan : Sample Air Produksi

Alat : Alfa Test

Cara menghitung :

1. Menyiapkan sample air produksi.


2. Isi tabung reaksi dengan sample air produksi sampai tanda
garis putih / 10cc.
3. Tambahkan satu tetes hardness buffer. Balikan untuk
mencampur larutan.
4. Tambahkan satu tetes indicator. Jika sample menjadi warna
biru maka catat kekerasan/kesadahan air sebagai nol.
5. Jika muncul warna violet maka tambahkan hardness titrant
setetes demi setetes sambil dihitung sampai sample berubah
warna menjadi biru.
6. Diketahui setiap satu tetes titrant mengandung 17.9% ppm
kekerasan.

3.3.2 Pengumpulan Data Menggunakan Alat Hana Instrument

Bahan : Sample Air Produksi

Alat : Hana Instrument

Cara menghitung :

1. Pengukuran untuk rentang tinggi 0-300 mg/l CaCO3.

13
2. Lepaskan tutup dari gelas plastik kecil. Bilas gelas plastik
dengan sample air produksi lalu isi gelas dengan sample
sebanyak 5ml.
3. Tambahkan 5 tetes Hardness Buffer melalui tutup port dan
aduk dengan hati-hati sambil memutar gelas kimia dalam
lingkaran yang rapat.
4. Tambahkna 1 tetes Calmagite Indicator melalui port penutup
dan campur kan. Larutan akan berubah warna menjadi merah
keunguan.
5. Ambil semprit titrasi dan dorong plunger sepenuhnya kedalam
spuit. Masukan ujung kedalam lubang dan Tarik plunger keluar
sampai tepi bawah segel berada pada tanda 0 ml pada jarum
suntik.
6. Tempatkan ujung jarum suntik kedalam port tutup gelas kimia
plastik dan tambahkan larutan titrasi secara perlahan, putar
untuk mengaduk setelah setiap pemberian 1 tetes.
7. Lanjutkan menambahkan larutan titrasi sampai larutan sample
berubah warna menjadi ungu, kemudian aduk selama 15 detik
setelah setiap tetes tambahan sampai menjadi biru.
8. Bacakan millimeter larutan titrasi dari skala jarum suntik dan
kalikan dengan 300 untuk mendapatkan mg/l sebagai CaCO3.

14
BAB IV

HASIL DAN PENGAMATAN

4.1 Penentuan Angka Kesadahan

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam


air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam
karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral
yang tinggi. Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral yang
menyumbat saluran pipa dan keran. Adapun hasil penentuan kesadahan
setelah dilakukan dengan 2 alat adalah sebagai berikut :

4.1.1 Dengan Menggunakan Alat Alfa Tes

Setelah pemberian buffer kedalam


larutan berisi sample. terlihat
larutan berwarna bening.

Setelah penambahan 1 tetes


indikator kedalam larutan, terlihat
larutan berubah menjadi warna
violet yang menandakan tingkat
kesadahan air.

Setelah penambahan titrant


sebanyak 2 tetes, terjadi
perubahan warna dari violet
menjadi biru sehingga diketahui
tingkat kesadahan air pada sample
adalah 2.

15
Berdasarkan hasil penelitian diatas diketahui angka kesadahan
yang terkandung dalam sample air produksi adalah 2.

4.1.2 Dengan Menggunakan Hana Instrument


Setelah penambahan setelah penambahan
Hardness Buffer calmagite indicator

Setelah penambahan
indicator sebanyak
penempatan suntikan 0.12 ml melalui
suntikan

Perhitungan : 0.12 x 300 / 17.9 = 2.0

4.2 Pembahasan

Pada pengumpulan data dengan mengunakan teknik sampling diatas


diketahui bahwa angka kesadahan yang terdapat dalam sample air produksi adalah
2. hal tersebut menunjukan bahwa dalam sample air produksi mengandung
mineral mineral yang mempengaruhi kesadahan. Baiknya angka kesadahan yang
digunakan di industry adalah sebanyak 0 ppm, tetapi hal tersebut tidak mungkin
karena tidak ada air yang benar benar murni tanpa mengandung mineral ataupun
ion lainnya, sehingga terdapat angka toleransi terhadap angka kesadahan yang
terkandung dalam air. Angka toleransi tersebut adalah sebanyak 2.0 derajat dh.

16
Apabila sudah melebihi angka 2 derajat dh maka akan dilakukan proses lanjutan
dengan menambahkan resin sebagai pengikat kation dan anion.

4.3 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa angka kesadahan pada air produksi diatas yang
sudah dilakukan dengan menggunakan 2 alat yaitu Alfa Test dan Hana
Instrument, didapatkan hasil yang sama yaitu 2 derajat dh. Dalam kasus ini hasil
tes tersebut tidak banyak berpengaruh terhadap hasil produksi karena masih
termasuk kedalam angka toleransi. Namun dengan besaran derajat dh yang
didapatkan itu menunjukan bahwa masih terdapat mineral mineral dan ion yang
terkandung dalam air produksi tersebut. Sehingga pada saat dilakukannya
produksi angka 2 derajat dh itu bisa jadi mempengaruhi kain hasil celupan tetapi
tidak sampai menimbulkan masalah. Dalam analisa ini didapatkan kesimpulan
bahwa kesadahan air berpengaruh terhadap kain hasil celup skala produksi
tergantung berapa besar angka kesahannya.

17
18

Anda mungkin juga menyukai