Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Sedekah
Sedekah ialah penyerahan hak milik suatu benda yang diberikan tanpa imbalan kepada orang yang
membutuhkan, semata-mata hanya mengharap ridha Allah swt.
Kata sedekah dalam banyak dalil memiliki makna yang sama dengan kata zakat, sebagaimana
disebutkan pada ayat berikut, yang artinya,
‫ك َس َكنٌ َل ُه ْم َوهَّللا ُ َسمِي ٌع َعلِي ٌم‬ َ َّ‫ص ِّل َعلَي ِْه ْم إِن‬
َ ‫صالَ َت‬ َ ‫يه ْم ِب َها َو‬ َ ‫ُخ ْذ مِنْ أَ ْم َوال ِِه ْم‬
ِ ‫صدَ َق ًة ُت َط ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّك‬
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka.” (QS. At Taubah: 103)

Dalam hadis yang shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda:


َ ‫ار َي ٍة َوعِ ْل ٍم ُي ْن َت َف ُع ِب ِه َو َولَ ٍد‬
‫صال ٍِح َي ْدعُو لَ ُه‬ َ ْ‫ات اإْل ِ ْن َسانُ ا ْن َق َط َع َع َملُ ُه إِاَّل مِنْ َثاَل َث ٍة مِن‬
ِ ‫ص َد َق ٍة َج‬ َ ‫إِ َذا َم‬
Artinya : “Bila anak Adam meninggal dunia maka seluruh pahala amalannya terputus, kecuali pahala tiga
amalan: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang senantiasa
mendoakan kebakan untuknya.” (QS. at-Tirmidzi dan lainnya)

Dengan demikian sedekah mencakup yang wajib dan mencakup pula yang sunah, asalkan bertujuan
untuk mencari keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla semata. Oleh karena itu, sering kali Anda tidak perduli
bahkan mungkin tidak merasa perlu untuk mengenal nama penerimanya.
Walau demikian, dalam beberapa dalil, kata sedekah memiliki makna yang lebih luas dari sekedar
membayarkan sejumlah harta kepada orang lain. Sedekah dalam beberapa dalil digunakan untuk
menyebut segala bentuk amal baik yang berguna bagi orang lain atau bahkan bagi diri sendiri.
Demikian juga dengan istilah infak, beberapa ulama menyamakan antara keduanya, tetapi ulama lain
menganggap ada perbedaan antara shadaqah dengan infak, bahwa shadaqah lebih bersifat umum dan
luas, sedangkan infak adalah pemberian yang dikeluarkan pada waktu menerima rizki atau karunia Allah
swt. Namun keduanya memiliki kesamaan, yakni tidak menentukan kadar, jenis, maupun jumlah, dan
diberikan dengan mengharap ridha Allah semata. Karena istilah shadaqah dan infak sedikit sekali
perbedaannya, maka umat Islam lebih cenderung menganggapnya sama, sehingga biasanya ditulis infaq
seekah. Karena istilah shadaqah dan infak sedikit sekali perbedaannya, maka umat Islam lebih
cenderung menganggapnya sama, sehingga biasanya ditulis infaq sedekah
2. Hukum Sedekah
Hukum sedekah adalah sunnah muakad (sunnah yang sangat dianjurkan). Namun begitu pada kondisi
tertentu sedekah bisa menjadi wajib. Misalnya ada seorang yang sangat membutuhkan bantuan
makanan datang kepada kita memohon sedekah. Keadaan orang tersebut sangat kritis, jika tidak diberi
maka nyawanya menjadi terancam. Sementara pada waktu itu kita memiliki makanan yang dibutuhkan
orang tersebut, sehingga kalau kita tidak memberinya kita menjadi berdosa.
Allah swt berfirman:

‫ُون‬ َ ُ‫ْك هُدَ ا ُه ْم َولَكِنَّ هَّللا َ َي ْهدِي َمنْ َي َشا ُء َو َما ُتنفِقُوا مِنْ َخي ٍْر َفأِل َنفُسِ ُك ْم َو َما ُتنفِق‬
َ ‫ون إِالَّ ا ْب ِت َغا َء َوجْ ِه هَّللا ِ َو َما ُتنفِقُوا مِنْ َخي ٍْر ي َُوفَّ إِلَ ْي ُك ْم َوأَ ْن ُت ْم الَ ُت ْظلَم‬ َ ‫ْس َعلَي‬
َ ‫لَي‬
 Artinya: "Dan kamu tidak menafkahkan, melainkan karena mencari keridhaan Allah dan sesuatu yang
kamu belanjakan, kelak akan disempurnakan balasannya sedang kamu sedikitpun tidak akan
dianiaya". (QS. Al-Baqarah: 272)
َ ‫صد َّْق َعلَ ْي َنا إِنَّ هَّللا َ َيجْ ِزي ْال ُم َت‬
َ ‫ص ِّدق‬
‫ِين‬ َ ‫َو َت‬
Artinya : "Dan bersedekahlah kepada Kami, sesungguhnya Allah memberikan balasan kepada orang-
orang yang bersedekah" (Yusuf : 88)

3. Dalil Tentang Sedekah


Dasar hukum disyariatkannya sedekah adalah sebagai berikut:
a. Al-Qur‘an

‫ا َل َعلَى ُح ِّب ِه َذ ِوي‬ww‫ِّين َوآ َتى ْال َم‬ ِ ‫ا‬ww‫ ِة َو ْال ِك َت‬w‫ر َو ْال َمالَ ِئ َك‬w
َ ‫ب َوال َّن ِبي‬ ِ ‫ْس ْال ِبرَّ أَنْ ُت َولُّوا وُ جُو َه ُك ْم قِ َب َل ْال َم ْش ِر ِق َو ْال َم ْغ ِر‬
ِ w‫و ِم ْاآل ِخ‬wْ w‫رَّ َمنْ آ َم َن ِباهَّلل ِ َو ْال َي‬ww‫ب َو َلكِنَّ ْال ِب‬ َ ‫َلي‬
‫ب‬ِ ‫ِين َوفِي الرِّ َقا‬ َ ‫يل َوالسَّا ِئل‬ ِ ‫ِين َواب َْن الس َِّب‬ َ ‫ْالقُرْ َبى َو ْال َي َتا َمى َو ْال َم َساك‬
Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-
kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat-nya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
dan (memerdekakan) hamba sahaya…” (Q.S. al-Baqarah : 177).
 
Ayat di atas menganjurkan agar seseorang mau bersedekah ketika orang tersebut masih
menyukai harta, artinya orang tersebut masih dalam keadaan sehat. Ayat ini menunjukkan sedekah
di waktu sehat lebih utama daripada sedekah menjelang kematian. Penyebabnya antara lain:
1) Orang yang sehat masih membutuhkan harta benda sedangkan orang yang hampir meninggal
sudah tidak membutuhkannya;
2) Memberikan di waktu sehat menunjukkan keyakinan si pemberi terhadap janji dan ancaman Allah
swt;
3) Memberi di waktu sehat lebih berat sehingga pahalanya lebih besar;
4) Orang sehat memberi karena taat dan ingin mendekatkan diri kepada Allah swt.;
2)   Hadis
ِ ‫صا َفحُوا َي ْذ َه‬
‫ب ْال ِغ ُّل َو َت َهاد َْوا َت َحابُّوا‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َت‬ ِ ‫َقا َل َرسُو ُل‬
َ ‫هللا‬
Artinya: “Rasulullaah saw. bersabda: “Berjabat tanganlah maka akan hilang rasa dendam dan denki
dan saling memberi hadiahlah maka kalian akan menjadi saling mencintai.” (H.R. Malik).

Hadis di atas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw. menganjurkan agar umatnya saling
berjabat tangan dan saling memberi hadiah satu sama lain. Tujuannya adalah agar tercipta suasana
saling mencintai dan mengasihi.
Hadits yang lain, Nabi saw. bersabda:
‫ب الرَّ بِّ َو َت ْد َف ُع َعنْ ِم ْي َت ِة الس ُّْو ِء‬ َ ‫إِنَّ الصَّدَ َق َة لَ ُت ْطفِئُ َغ‬
َ ‫ض‬
Artinya: “Sesungguhnya sedekah itu dapat memadamkan murka Tuhan dan menghindarkan diri dari
mati su’ul khatimah.” (H.R.  Tirmizdi).
Hadis di atas menjelaskan bahwa salah satu manfaat sedekah adalah dapat mencegah murka Allah
swt.  dan dapat menghindarkan diri dari mati dalam keadaan su’ul khatimah.

4. Rukun Sedekah
Rukun sedekah dan syaratnya masing-masing adalah sebagai berikut:
a. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan berhak untuk mentasharrufkan
(memperedarkannya)
b. Orang yang diberi, syaratnya berhak memiliki. Dengan demikian tidak syah memberi kepada anak
yang masih dalam kandungan ibunya atau memberi kepada binatang, karena keduanya tidak berhak
memiliki sesuatu.
c. Ijab dan qabul. Ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang memberi sedangkan qabul, ialah
pernyataan penerimaan dari orang yang menerima pemberian
d. Barang yang diberikan, syaratnya adalah barang tersebut yang dapat dijual.
5. Hilangnya Pahala Shadaqah
Bershadaqah haruslah dengan niat yang ikhlas, jangan ada niat ingin dipuji (riya) atau dianggap
dermawan, dan jangan menyebut-nyebut shadaqah yang sudah dikeluarkan, apalagi menyakiti hati si
penerima. Sebab yang demikian itu dapat menghapuskan pahala shadaqah. Allah swt. berfirman:
َ َ ‫رابٌ َفأ‬w َ َ ‫َياأَ ُّي َها الَّذ‬
‫ا َب ُه‬w‫ص‬ ٍ ‫ ْف َو‬w‫ص‬
َ ‫ ِه ُت‬wْ‫ان َعلَي‬ َ ‫ل‬w ِ ‫و ِم ْاآلخ‬wْ ‫اس َوالَ ي ُْؤمِنُ ِباهَّلل ِ َو ْال َي‬
ِ ‫ ُه َك َم َث‬wُ‫ر َف َم َثل‬wِ ِ ‫ص َد َقا ِت ُك ْم ِب ْال َمنِّ َواأل َذى َكالَّذِي يُنف ُِق َمالَ ُه ِر َئا َء ال َّن‬
َ ‫ِين آ َم ُنوا الَ ُتبْطِ لُوا‬
َ ‫ُون َعلَى َشيْ ٍء ِممَّا َك َسبُوا َوهَّللا ُ الَ َي ْهدِي ْال َق ْو َم ْال َكاف ِِر‬
‫ين‬ َ ‫ص ْل ًدا الَ َي ْق ِدر‬
َ ‫َو ِاب ٌل َف َت َر َك ُه‬
Artinya : "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya
karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan
lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang
mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir" (QS. AI Baqarah :
264)

Dari ayat al-Qur’an di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwasnnya pahala shadaqah bisa hilang
dikarenakan: 
a. Menyebut-nyebut shadaqah yang sudah diberikan dalam artian mengungkit-ungkitnya baik kepada si
penerimana maupun kepada orang lain.
b. Menyinggung hati si penerima shadaqah.
c. Riya’ atau mempunyai niat ingin di puji dan disanjung oleh orang lain.

Manfaat Sedekah
Banyak sekali hikmah atau manfaat dari amalan shadaqah, di antaranya:
a. Dapat membantu meringankan beban orang lain
b. Menumbuhkan rasa kasih sayang dan mempererat hubungan antar sesama
c. Sebagai Obat penyakit dan kan dilapangkan rejekinya
d. Dapat meredam murka Allah dan menolak bencana, juga menambah umur.
Macam- Macam Sedekah
Dari Abu Dzar r.a. berkata, bahwasanya sahabat-sahabat Rasulullah saw. berkata kepada beliau: “Wahai Rasulullah saw., orang-
orang kaya telah pergi membawa banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami
berpuasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.” Rasulullah saw. bersabda, “Bukankah Allah telah
menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? Yaitu, setiap kali tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah,
setiap tahlil adalah sedekah, menyuruh pada kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan hubungan
intim kalian (dengan isteri) adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami
melampiaskan syahwatnya dan dia mendapatkan pahala?” Rasulullah saw. menjawab, “Bagaimana pendapat kalian jika ia
melampiaskan syahwatnya pada yang haram, apakah ia berdosa? Demikian juga jika melampiaskannya pada yang halal, maka
ia mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)

Berdasarkan hadist tersebut makna sedekah menjadi luas. Sehingga terbagi macam macam sedekah
Sedekah harta

Sedekah harta tidak ada perhitungan pasti berapa persen dari pendapatan karena syarat sedekah adalah dengan harta sendiri
baik itu dalam keadaan miskin atau kaya.
“Engkau bersedekah dalam keadaan sehat dan berat mengeluarkannya, dalam keadaan kamu khawatir miskin dan mengharap
kaya. Maka janganlah kamu tunda, sehingga ruh sampai di tenggorokan, ketika itu kamu mengatakan, ‘untuk fulan sekian, untuk
fulan sekian, dan untuk fulan sekain’ . Padahal sudah menjadi milik si fulan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sedekah Non Harta

Rasulullah SAW bersabda bahwa anak keturunan Adam memiliki kewajiban untuk bersedekah setiap harinya sejak matahari
mulai terbit.

Suatu hari seorang sahabat tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan. Ia bertanya “Jika kami ingin bersedekah, namun kami
tidak memiliki apa pun, lantas apa yang bisa kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?”

a. Dengan Senyuman
Rasulullah SAW bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian
lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi
dan Abu Dzar).

Dalam hadis lain disebutkan bahwa senyum itu ibadah, “Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah.” (HR Trimidzi,
Ibnu Hibban, dan Baihaqi).
Salah seorang sahabat, Abdullah bin Harits, pernah menuturkan tentang Rasulullah SAW, “Tidak pernah aku melihat seseorang
yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW.” (HR Tirmidzi).

b. Mendamaikan Orang Yang Bertengkar


“Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang)
bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia.” (QS.An-Nisa’:114)
Mendamaikan seseorang bertengkar merupakan sesuatu yang ditekankan dalam Islam karena agama kita mementingkan
silaturrahim.

c. Membantu urusan orang lain


Selain bersedekah dengan harta kita bisa menjadi relawan ketika di saat terjadi bencana atau membantu orang dengan tenaga
kita sendiri.
Dari Abdillah bin Qais bin Salim Al-Madani, dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, “Setiap muslim harus
bershadaqah.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana pendapatmu, wahai Rasulullah, jika ia tidak mendapatkan (harta
yang dapat disedekahkan)?” Rasulullah saw. bersabda, “Bekerja dengan tangannya sendiri kemudian ia memanfaatkannya untuk
dirinya dan bersedekah.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau
bersabda, “Menolong orang yang membutuhkan lagi teranaiaya.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak
mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau menjawab, “Mengajak pada yang ma’ruf atau kebaikan.” Salah seorang sahabat
bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau menjawab, “Menahan diri dari perbuatan buruk, itu
merupakan shadaqah.” (HR. Muslim)

d. tasbih, Tahlil dan Tahmid


Rasulullah saw. menggambarkan pada awal penjelasannya tentang shadaqah bahwa setiap tasbih, tahlil dan tahmid adalah
shadaqah. Oleh karenanya kita untuk memperbanyak tasbih, tahlil dan tahmid, atau bahkan dzikir-dzikir lainnya. Karena semua
dzikir tersebut akan bernilai ibadah di sisi Allah swt. Dalam riwayat lain digambarkan:

Dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw. berkata, “Bahwasanya diciptakan dari setiap anak cucu Adam tiga ratus enam puluh
persendian. Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri atau tulang dari jalan,
amar ma’ruf nahi mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian. Dan ia sedang berjalan pada hari itu,
sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka.” (HR. Muslim)

e. Bekerja dan memberi nafkah pada sanak keluarganya


Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin Ma’dikarib Al-Zubaidi ra, dari Rasulullah saw.
berkata, “Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari
tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan
akan menjadi shadaqah.” (HR. Ibnu Majah)

f. Menjenguk orang sakit


Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Ubaidah bin Jarrah ra berkata, Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda, “Barangsiapa yang menginfakkan kelebihan hartanya di jalan Allah swt., maka Allah akan melipatgandakannya dengan
tujuh ratus (kali lipat). Dan barangsiapa yang berinfak untuk dirinya dan keluarganya, atau menjenguk orang sakit, atau
menyingkirkan duri, maka mendapatkan kebaikan dan kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya. Puasa itu tameng selama ia tidak
merusaknya. Dan barangsiapa yang Allah uji dengan satu ujian pada fisiknya, maka itu akan menjadi penggugur (dosa-
dosanya).” (HR. Ahmad)

Anda mungkin juga menyukai