KASUS BILIRUBIN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Gizi yang diampu oleh
Tinjauan Teori:
Kasus:
Seorang pria berusia 38 tahun tinggi badan 150 cm dan berat badan 42 kg,
bekerja sebagai sopir bis malam, dengan jadwal setiap minggu selama 5 hari
berturut-turut. Kasus biasa makan di tempat pemberhentian bis. Kasus mengeluh
sakit di bagian abdomen bagian kanan atas, nafsu makan berkurang sehingga
berat badan turun. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar bilirubin
darah 2,5 mg/dL.
Hasil analisis:
Penilaian Status Gizi
42 42
IMT = (1,5)2 𝑚 = 2,25 = 18,6 kg/m (NORMAL)
Keluhan:
- mengeluh sakit di bagian abdomen bagian kanan atas
- nafsu makan berkurang sehingga berat badan turun.
Indikasi:
Bilirubin direk yang meningkat menyebabkan hiperbilirubinemia. Adanya
peningkatan kadar bilirubin direk menunjukkan adanya penyakit pada hati (liver)
atau saluran empedu.
Jadi bila dalam urine ditemukan adanya peningkatan kadar bilirubin
yangberlebih, dapat diduga pasien tersebut menunjukkan adanya gangguan
padahati (kerusakan sel hati) atau saluran empedu (batu atau tumor).
Pembahasan
Profil kasus:
Seorang supir bis memiliki keluhan rasa sakit di bagian abdome kanan
atas, menurunnya nafsun makan sehingga menurunkan berat badan dan dari
hasil pemeriksaan kadar bilirubin supir tersebut tinggi yakni 2,5 mg/dl. Dilihat dari
gejala yang di alami supir bis tersebut dia mengalami gejala hepatitis A. Hepatitis
A merupakan penyakit infeksi sistemik yang dominan menyerang hati,
disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis A (HAV), HAV ditularkan dari orang ke
orang melalui mekanisme fekal-oral. HAV diekskresi dalam tinja, dan dapat
bertahan di lingkungan untuk jangka waktu lama. Orang bisa tertular apabila
mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh HAV dari tinja
dilihat dari kebiasaan supir bis tersebut yang sering makan di tempat
pemberhentian bis bisa saja menjadi penyebab supir bis tersebut tertular virus
HAV karena makanan yang dikonsumsi sudah tercemar. Jumlah bilirubin bisa
meningkat akibat kerusakan pada organ hati atau liver. Di dalam tubuh, bilirubin
akan diolah dan disimpan di dalam empedu. Ketika terjadi kerusakan atau
kelainan pada hati, misalnya pada penyakit hepatitis maka kadar bilirubin
meningkat.
Metabolisme:
Bilirubin tidak terkonjugasi dalam sel hati akan dikonjugasi oleh asam
glukuromat membentuk bilirubin terkonjugasi (bilirubin direk), kemudian
dilepaskan ke saluran empedu dan saluran cerna, di dalam saluran cerna
bilirubin terkonjugasi dihidrolisis oleh bakteri usus β-glucuronidase, sebagian
menjadi urobilinogen yang keluar dalam tinja (sterkobilin) atau diserap kembali
oleh darah lalu dibawa ke hati (siklus enterohepatik). Urobilinogen dapat larut
dalam air, sehingga sebagian dikeluarkan melalui ginjal.
Pemeriksaan bilirubin untuk menilai fungsi eksresi hati di laboraorium
terdiri dari pemeriksaan bilirubin serum total, bilirubin serum direk, dan bilirubin
serum indirek, bilirubin urin dan produk turunannya seperti urobilinogen dan
urobilin di urin, serta sterkobilin dan sterkobilinogen di tinja. Apabila terdapat
gangguan fungsi eksresi bilirubin maka kadar bilirubin serum total meningkat.
Kadar bilirubin serum yang meningkat dapat menyebabkan ikterik.
Penyebab ikterus berdasarkan tempat dapat diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu prehepatik, hepatik dan pasca hepatik (kolestatik). Peningkatan bilirubin
prehepatik sering disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlebihan.
Bilirubin tidak terkonjugasi di darah tinggi sedangkan serum transaminasedan
alkalin fosfatase normal, di urin tidak ditemukan bilirubin. Peningkatan bilirubin
akibat kelainan hepatik berkaitan dengan penurunan kecepatan penyerapan
bilirubin oleh sel hati misalnya pada sindrom Gilbert, gangguan konjugasi bilirubin
karena kekurangan atau tidak ada enzim glukoronil transferase misalnya karena
obat-obatan atau sindrom Crigler-Najjar. Enzim hati akan meningkat sesuai
penyakit yang mendasarinya, ikterus biasanya berlangsung cepat. Peningkatan
bilirubin pasca hepatik akibat kegagalan sel hati mengeluarkan bilirubin
terkonjugasi ke dalam saluran empedu karena rusaknya sel hati atau terdapat
obstruksi saluran empedu di dalam hati atau di luar hati.
Daftar Pustaka