Anda di halaman 1dari 2

© MTZ/2013

HANDOUT 6 :
EKONOMI KOLONIAL (HINDIA BELANDA), 1800-1942

I. Pokok Bahasan
.
§1. Zaman VOC: Karakteristik VOC
§2. Kebijakan dan Sepak Terjang VOC
§3. Dampak dan Reaksi Indonesia
§4. Karakteristik Zaman Kolonial Hindia Belanda
§5. Pax Neerlandica: Kebijakan dan Sepak Terjang Bld
§6. Reaksi Indonesia
§7. Dampak dan Reaksi Indonesia

 Konsep-konsep Kunci
 Pertanyaan & Diskusi

II. Pembahasan
§1. Eknomi kolonial J.H. Boeke (1910); J. Van Gelderen (1927) dalam literatur Belanda disebut
Koloniale Staathuiskunde (Ilmu Ekonomi kolonial) = suatu sistem ekonomi kapitalis negara
(state-capitalism) yang spesifik, yang dikelola oleh negara kolonial di negeri jajahan untuk
kepentingan ”negeri induk” (moederland).
Ekonomi kolonial pada dasarnya adalah perwujudan nyta dari praktek-praktek ekonomi
penjajah sejalan dengan semangat kolonialisme itu sendiri.
Ciri utamanya adalah sebagai berikut:
― berwatak ekspansif, (nafsu meluaskan wilayah kekuasaan) 1
― berwatak diskriminatif (rasis, hierarkhis-feodalistis)
― berwatak menindas (oppressive) melalui tiga istrumen berikut:
(i) pasifikasi); (ii) hukum kolonial (exhorbitant recht), (iii) pemanfaat adat lokal
(feodalisme dan menjinakkan kaum raja-raja, bangsawan/ penguasa lokal tradisional.
― berwatak exploitative (pengurasan) pemerasan semua potensi SDM dan SDA negeri
jajahan untuk kepentingan penjajah, sebagian besar hasilnya diangkut ke negeri
penjajah.2
§2. Transisi dari Sistem Ekonomi VOC ke Ekonomi Kolonial
― VOC jatuh karena korupsi dan semua asetnya diambil alih pemerintah Hindia Belanda
― Kalau sebelumnya semua keuntungan perusahaan masuk ke kantong perusahaan dengan
komisi untuk [pejabat ]negara, kini semuanya harus disetor ke negara
― Armada kapal VOC berubah menjadi NHM (Nederlandsch Handelsmaatschappij) yang
kemudian setelah Indonesia merdeka menjadi PELNI.
― Gubernur Jenderal di Batavia berada di bawah ”Kementerian Negeri Jajahan”, dan
(Ministerie van Kolonien), kemudian diperhalus menjadi ”Kementerian Seberang Lautan”.
― Perubahan Struktur Ekonomi (pelaku ekonomi, komoditi dan rute eprdagangan)

§3. Kebijakan dan Praktek Ekonomi Kolonial

3.1. Kultur Stelsel

3.2. Era Liberalisme)

1
Ungkapan Minangkabau mengenai watak “ekspansif” ini dilukiskan dalam pepatah “ibarat Belanda mintak
tanah”: dari sejengkal ke sehasta; dari sehasta ke sedepa; dari sedepa ke sekepala, dan seterusnya; “Lalu penjahit
lalu kulindan” (kalau penjahit tangan dijahitkan, maka benang yang diikat dibelakangnya otomatis lewat pula).
2
Bagaimana pentingnya Hindia-Belanda (Indonesia) sebagai koloni Belanda tercermin dari ungkapan Belanda:
Indie verloren, rampsoed geboren (Kehilangan Hindia Belanda berarti bencana). Sejak 1870, 90% dari keuntungan
usaha di Indonesia dikirim ke Belanda. Kalkulasi yang lebih menjelaskan dapat dibaca dalam J.B.D. Derksn en Jan
Timbergen, ”Berekening over de economische betekenis van Nederlandsch-Indioe voor Nederland”, dalam Geld
and Geweten. Een bundel opstellen over anderehalve eeuw Nederlands bestuur in Indonesiche archipel. Deel II
(Den Haag: Martinus, 1980), hal. 255-240.

1
§4. Dampak Ekonomi Kolonial thd Perekonomian Bumiputra
― penetrasi ekonomi uang/ penyedia komiditi utk pasar Eropa
― pertumbuhan penduduk Jawa
― penyediaan infrastruktur
― kemisikinan/ ”kesejahteraan yang menurun” (minderwelvaart).
― dll ....

§5. Krisis Ekonomi 1930


― Sering juga disebut zaman ”maleise”, yaitu terjadinya kejatuhan pasar akibat
membanjirnya komoditi pertanian dari kebutuhan pasar dunia, sehingga menimbulkan
kemerosotan daya-beli pasar.
― Fakta-Fkata
― Dampak

§6. Recovery Menjelang Kejatuhan Belanda Tahun 1942


― perlindungan pasar lewat sistem kupon
― Peraturan baru berupa menorong ekspor
― Fakta-fakta

 Konsep-konsep Kunci
● hierarkhis-feodalistis





 Pertanyaan & Diskusi

Anda mungkin juga menyukai