HANDOUT (4) :
I. Pokok Bahasan
§1. Pengantar:
Konsep-konsep Kunci
II. Pembahasan
§1. Pengantar:
2. Ekspansi Singosari/ Mojopahit Jawa Timur serta dominasi pasukan Kublai Khan di
3. Persaingan kekuasaan dan perebutan sumber kekayaaan mendorong invasi militer dan
4. Kekuasaaan yang diperoleh melalui penguasaan sumber-daya dan pasar merupakan sumber
5. Tetapi sejak abad ke-14, tatatan kerajaan lama itu kemudian runtuh dengan munculnya pusat-
pusat perdagangan baru yang cukup kuat bisa mengabaikan kerajaan-kerajaan yang lebih tua
itu.
Kerajaan dan kota-kota tumbuh dengan cepat dlm jumlah yang jauh kebih besar daripada
zaman Hindu (lihat tabel). Watak kerajaan Islam itu lebih unggul pada zamannya
Pasai muncul sbg pusat perdagangan Islam di kawsan barat (informasi Marcopolo
(1292), F. Odorigo kira-kira tahun 1323 dan Ibn Battutah (1345); Minangkabau di
Malaka; menurut berita Cina , tahun 1377 ada eskpedisi dari Majapahit yang
berhasil menanam pengaruh di daerah selat urat nadi perdagangan ini termsauk
Malaka. Dlm sejarah Melayu tercatat Malaka mula-mula di bawah kekuasaan Siam,
kemudian mencari perlindungan ke Cina, dan kira-kira tahun 1450 sudah memegang
Malaka pada abad ke-15 merupakan pusat penyebaran Islam dan sekaligus tempat
pedagang Hindu, terutama dari Jawa. Pertemuan ini menyebabkan terjadinya peng-
Mojopahit yang agraris runtuh dan kemudian muncul Mataram Islam dan beberapa
kerajaa Islam di pantai utara Jawa (Demak, Jepata dan Lasem). Sejak itu kerakaan-
§3. Malaka dan Perkembangan Ekonomi di Nusantara
Menurut berita Portugis Raja Malaka (dinsti melayu) sudah menganut Islam, meski pengaruh-
pengaruh Hindu Jawa tetap kuat. Menurut berita dari DE Barros orang-orang dari Jawa
memegang pemerintahan dan perdagangan (saudagar-saudagar dari pantai utara Jawa: Tuban,
Sesudah tahun 1400 Tuban, Gresik dan juga Jepara tampil sbg pusat pengumpulan rempah-
rempah dari Maluku dam dari sana dibawa ke seluruh daerah di kepualauan ini, terutama ke
Malaka, India-Belakang (Siam, Kamboja, Campa), di kepulauan ini mereka menguasai pelajaran
Japara (Jepara), kota beras, yang memberi suplay kepada malaka, Aceh, Jambi, Indragiri,
Dari Jawa diekspor terutama beras, garam dan bahan makanan lainnya (gereh, kacang dan lain-
lain). Di samping itu juga kapas, benang dan barang-barang tenun diekspor ke : 1) pelabuhan-
pelabuhan lada (Sumba, lampung, Jambi, Indrapura, Patani, dsb). 2) kota malaka, 3) kepulauan
Kota Malaka. Disamping beras juga lada dan rempah-rempah. Di tukar demngan barang-barang
dari orang-orang Tionghoa dan India. Barang-barang dari Tiongkok : porselin, sutra, mas, perak,
dan terutama uang kepeng. Barang-barang dari India; barang-barang tenun, batik Colamandala,
Proses Islamisasi sejalan dengan proses perdagangan berakibat kota-kota pantai dikuasai
perdagangan muslim. Tetapi pada umumnya mereka menggunakan orang-orang asing sebagai
perantara dalam mengadakan hubungan dagang internaisonal dengan suatu jabatan resmi
(disebut syahbandar).
Pada abad ke-14 dan ke-15 perantara-perantara ini pada umumnya kaum muslimin (Kling,
Gujarat, dan sebagainya). Maka dengan perantaraan mereka inilah agama Islam masuk di
kalangan bangsawan-bangsawan daerah –daerah pantai Jawa (di antaranya kawin mawin).
Kota-kota ini mempunyai armada dagang besar, sehingga dapat mengadakan hubungan dengan
1) musim kemarau: menuju ke selat Malaka, Sumatera, Pelambang, Borneo, Patani, Siam dan
sebagainya.
2) Musim penghujan: Bali, Bantam, Biemma, Solor, Timor, ; Salayar, Boutton, Boerah, Ambon,
Banda, Kepulauan Cen (Kei), Aru, Seram dan sebagainya.
3) Japara (Jepara) menyuplai beras utk Malaka, Aceh, Jambi, Indragiri, Palembang dan
Catatan: Puncak kejayaan Malaka berlangsung semasa raja terakhir, Sultan Mansur
Syah (1456-1477) dan mengalami kejatuhan akibat sragan Portugis 1511. Dinasti
Melayu Malaka pindah ke Johor, tetapi kemudian (tahun 1641) ditundukkan VOC.
Sejak itu kemerosotan Islam di Nusantara terjadi bersamaan dengan hegemoni VOC.
Antara abad ke-14-17, orang Islam menguasai jaringan perdagangan nusantara dan
(lihat tabel) mulai berkembang dengan kecepatan luar biasa. Kota-kota niaga yang baru
Siak Indrapura ( )
5. Melayu Jambi & Criwijaya (680-1377) Jambi (1540-1845)
1825)
6. Bangka-Beiitung &
Enggano *)
7. Dayak Banjarmasin (1600-1905);
Sambas ?
8. Sunda, Jawa Barat Mulawarman, Kutai Cirebon (1570-1815)
Tarumanegara (±450);
(Purnawarman); Badui
(±1000)M, Pajajaran
(1350-1587).
9. Jawa Tengah Sanjayawamca atau Pajang (1568-1586)
832) 1945)
Surakarta ( 1755-1946)
10. Jawa Timur dan Dinaya (750); Kadiri Demak (1521-1568)
(1677-1777)
11. Bali & Lombok Gelgel( 1350-1625)
Bone (1500-1699)
Barat Klungkung, Mangwi
Makasar (1905)
12. Makasar & Bugis (1625-1914)
13. Toraja
14. Gorontalo
Utara
Maluku
Niew Gunea)
Total 18 Ethnic Groups 18 Kerajaan Hindu-Budha 25. Islamic Sultanates
in the island of
Mentawai , Enggano
Catatan Tambahan
Sejak abad ke-14, tatatan lama itu kemudian runtuh dengan munculnya pusat-pusat perdagangan baru
yang cukup kuat untuk mengabaikan kerajaan-kerajaan yang lebih tua itu.
Semua kota-kota Islam (Malaka, Banten, Sunda Kelapa atau Jakarta, Siak, Palembang,
Makassar, Ternate) umumnya menghadap ke laut atau sungai-sungai besar yang mudah
dilayari. Di kota itu tersedia pelbagai komoditas eskspor dan penataan pelabuhan yang
Sejarawan Rickleffs menyebut sejarah Islam sejak abad ke- 13-17 sebagai “unit sejarah”
yang koheren dan merupakan fondasi Indonesia modern karena beberapa alasan berikut:
Kesatuan kulural dan agama (Islam) yang selalu mengiringi Islamisasi di Indonesia
Tema-tema atau isu-isu yang saling mempengaruhi antara Islam dan Barat sejak
menggunakan sumber-sumber primer dari bahasa lokal (Jawa Kuno, Melayu Kuno dan
Modern dan sumber Eropa) yang juga tetap digunakan sejak dulu hingga sekarang.
Pedagang Islam sudah ada di Indonesia sejak fase awal (Kalifah ke-3, Usman).
Jadi jauh sebelum konversi agama orang Indonesia ke Islam (lihat Lamp.)