Anda di halaman 1dari 7

Mtz/2013

HANDOUT (4) :

EKONOMI INDONESIA ZAMAN KEJAYAAN ISLAM

I. Pokok Bahasan

§1. Pengantar:

§2. Perubahan Struktur Ekonomi dari Zaman Hindu ke Islam

§3. Malaka dan Perkembangan Ekonomi di Nusantara

§4. Jaringan Perdagangan Muslim di Asia

 Konsep-konsep Kunci

 Pertanyaan & Diskusi

II. Pembahasan

§1. Pengantar:

1. Kejatuhan Srwijaya akibat invasi Chola dari India (1025);

2. Ekspansi Singosari/ Mojopahit Jawa Timur serta dominasi pasukan Kublai Khan di

utara menguras enerji kerajaan untuk memelihara kelangsungan kekuasaannya.

3. Persaingan kekuasaan dan perebutan sumber kekayaaan mendorong invasi militer dan

teknologi, di samping kontrol thd rakyat dan barang-barang impor.

4. Kekuasaaan yang diperoleh melalui penguasaan sumber-daya dan pasar merupakan sumber

penting bagi negara-negara klasik Hindu-Budha sebelumnya.

5. Tetapi sejak abad ke-14, tatatan kerajaan lama itu kemudian runtuh dengan munculnya pusat-

pusat perdagangan baru yang cukup kuat bisa mengabaikan kerajaan-kerajaan yang lebih tua

itu.

§2. Transisi dari Zaman Hindu-Budha ke Zaman Islam

Kerajaan dan kota-kota tumbuh dengan cepat dlm jumlah yang jauh kebih besar daripada

zaman Hindu (lihat tabel). Watak kerajaan Islam itu lebih unggul pada zamannya

dibandingkan dengan pendahulunya.


Tabel 1: Perbandingan Kerajaaan Hindu-Budha dan Kerajaan Islam

Item Hindu Islam

o Worldview: inward looking outward looking

o Geografi pedalaman pantai

o Orientasi ideologi India/ Cina Mekah/ Arab

o Sistem Poiltik: kerajaan feodal/ Hindu-Budha kesultanan/ Islam

o Ekonomi agraris perdagangan

o Bahasa local Melayu

2.1. Beberapa Fakta

 Pasai muncul sbg pusat perdagangan Islam di kawsan barat (informasi Marcopolo

(1292), F. Odorigo kira-kira tahun 1323 dan Ibn Battutah (1345); Minangkabau di

pantai barat Jambi di pantai timur tampil sebagai pelabuhan lada;

 Singapura (Tumasik); pusat baru perniagaan saudagar-saudagar dari Jawa

(saudagar-saudagar Hindu) menjadi pusat kira-kira sejak sesudah 1286.

 Malaka; menurut berita Cina , tahun 1377 ada eskpedisi dari Majapahit yang

berhasil menanam pengaruh di daerah selat urat nadi perdagangan ini termsauk

Pasai. Raja Singapura melarikan diri dan memindahkan tempat kedudukannnya di

Malaka. Dlm sejarah Melayu tercatat Malaka mula-mula di bawah kekuasaan Siam,

kemudian mencari perlindungan ke Cina, dan kira-kira tahun 1450 sudah memegang

supremasi di daerah-daerah selat ini.

 Malaka pada abad ke-15 merupakan pusat penyebaran Islam dan sekaligus tempat

pertemuan antara saudagar-saudagar Muslimin dari Gujarat dan pedagang-

pedagang Hindu, terutama dari Jawa. Pertemuan ini menyebabkan terjadinya peng-

Islaman saudagar Jawa, yang kemudian menjadi penyebar agama Islam di

Indonesia bagian timur.

 Pesatnya perdagangan pantai yang dikuasai oleh orang Islam menyebabkan

Mojopahit yang agraris runtuh dan kemudian muncul Mataram Islam dan beberapa

kerajaa Islam di pantai utara Jawa (Demak, Jepata dan Lasem). Sejak itu kerakaan-

kerajaan baru (kesultanan muncul merata di kepulanan Indoensia.


§3. Malaka dan Perkembangan Ekonomi di Nusantara

 Malaka menggantikan peran Sriwijaya dalam peran niaga di Asia Tenggara.

 Menurut berita Portugis Raja Malaka (dinsti melayu) sudah menganut Islam, meski pengaruh-

pengaruh Hindu Jawa tetap kuat. Menurut berita dari DE Barros orang-orang dari Jawa

memegang pemerintahan dan perdagangan (saudagar-saudagar dari pantai utara Jawa: Tuban,

Jepara, Sunda, Gresik, Palembang, dan sebagainya).

 Sesudah tahun 1400 Tuban, Gresik dan juga Jepara tampil sbg pusat pengumpulan rempah-

rempah dari Maluku dam dari sana dibawa ke seluruh daerah di kepualauan ini, terutama ke

Malaka, India-Belakang (Siam, Kamboja, Campa), di kepulauan ini mereka menguasai pelajaran

ke Timur dan kekepulauan Maluku.

 Japara (Jepara), kota beras, yang memberi suplay kepada malaka, Aceh, Jambi, Indragiri,

Palembang dan tempat-tempat lainnya.

2.1. Distribusi Barang Niaga

Dari Jawa diekspor terutama beras, garam dan bahan makanan lainnya (gereh, kacang dan lain-

lain). Di samping itu juga kapas, benang dan barang-barang tenun diekspor ke : 1) pelabuhan-

pelabuhan lada (Sumba, lampung, Jambi, Indrapura, Patani, dsb). 2) kota malaka, 3) kepulauan

Maluku (Banda, Ambon, Ternate).

Kota Malaka. Disamping beras juga lada dan rempah-rempah. Di tukar demngan barang-barang

dari orang-orang Tionghoa dan India. Barang-barang dari Tiongkok : porselin, sutra, mas, perak,

dan terutama uang kepeng. Barang-barang dari India; barang-barang tenun, batik Colamandala,

batu permata dan merjan.

 Proses Islamisasi sejalan dengan proses perdagangan berakibat kota-kota pantai dikuasai

perdagangan muslim. Tetapi pada umumnya mereka menggunakan orang-orang asing sebagai

perantara dalam mengadakan hubungan dagang internaisonal dengan suatu jabatan resmi

(disebut syahbandar).

 Pada abad ke-14 dan ke-15 perantara-perantara ini pada umumnya kaum muslimin (Kling,

Gujarat, dan sebagainya). Maka dengan perantaraan mereka inilah agama Islam masuk di

kalangan bangsawan-bangsawan daerah –daerah pantai Jawa (di antaranya kawin mawin).

 Kota-kota ini mempunyai armada dagang besar, sehingga dapat mengadakan hubungan dengan

seluruh tempat dikepulauan ini. Pelayarannya mengikut system angin musim.

1) musim kemarau: menuju ke selat Malaka, Sumatera, Pelambang, Borneo, Patani, Siam dan

sebagainya.

2) Musim penghujan: Bali, Bantam, Biemma, Solor, Timor, ; Salayar, Boutton, Boerah, Ambon,
Banda, Kepulauan Cen (Kei), Aru, Seram dan sebagainya.

3) Japara (Jepara) menyuplai beras utk Malaka, Aceh, Jambi, Indragiri, Palembang dan

tempat-tempat lainnya. Dengan demikian Isalmd an pwerdagangan membentuk

konfigurasi baru hubungan antarpulau.

Dinasti Kerajaan Malaka

1. Pramesywara (Sultan Iskandar Syah, 1390-1413/14)

2. Sultan Megat Iskandar Syah (1414-1423/24)

3. Sultan Muhammad Syah (1424-1444)

4. Paramesuara Dewa Syah (1445-1446)

5. Sulatan Muzaffar Syah (1446-1456).

6. Sultan Mansur Syah (1456-1477)

7. Sulatan Alaudin Riayt Syah (1477-1488)

8. Sultan Mahmud Syah (1488-1511) --- mangkat di Kampar 1529.

Catatan: Puncak kejayaan Malaka berlangsung semasa raja terakhir, Sultan Mansur

Syah (1456-1477) dan mengalami kejatuhan akibat sragan Portugis 1511. Dinasti

Melayu Malaka pindah ke Johor, tetapi kemudian (tahun 1641) ditundukkan VOC.

Sejak itu kemerosotan Islam di Nusantara terjadi bersamaan dengan hegemoni VOC.

§4. Jaringan Perdagangan Muslim di Asia

 Antara abad ke-14-17, orang Islam menguasai jaringan perdagangan nusantara dan

mereka juga menjadi eksportir komoditi utama.

 Setelah kejatuhan Malaka, kerajaan-kerajaan (kesultanan) Islam utama di nusantara

(lihat tabel) mulai berkembang dengan kecepatan luar biasa. Kota-kota niaga yang baru

bermunculan, sebagian merupakan kelanjutan dari yang lama.

Table 1.: Major Ehnic Groups and Prekolonial Empires of Indonesia

No. Kelompok Etnik Kerajaan Hindu/ Budha Kerajaan/ Kesultanan Islam


l. Aceh Samudra-Pasei (1279 - )

Kesult. Aceh (1500-1903)


2. Gayo Alas & Batak Sisingamangaraja (1907).
3. Minangkabau Pagaruyung (1341-1514) Gerakan Paderi (1803-

Mentawai *). 1845)


4. Melayu: Malaka, Malaka (1400-1511).

Sumatra Timur dan Johor (1511-1642);

Riau Deli Serdang ( );

Siak Indrapura ( )
5. Melayu Jambi & Criwijaya (680-1377) Jambi (1540-1845)

Palembang Kesult. Palembang (1571-

1825)
6. Bangka-Beiitung &

Enggano *)
7. Dayak Banjarmasin (1600-1905);

Sambas ?
8. Sunda, Jawa Barat Mulawarman, Kutai Cirebon (1570-1815)

(500M) Banten ( 1586-1808)

Tarumanegara (±450);

(Purnawarman); Badui

(±1000)M, Pajajaran

(1350-1587).
9. Jawa Tengah Sanjayawamca atau Pajang (1568-1586)

MaTaram Lama (732-929) Mataram Islam (1586

Cailendrawamca (778- 1755) Yogyakarta (1757-

832) 1945)

Surakarta ( 1755-1946)
10. Jawa Timur dan Dinaya (750); Kadiri Demak (1521-1568)

Madura *) (928-1222) Giri ( 1500-1680)

Singsari ( 1222-1292) Madura (1624-1774)

Mojopahit (1294-1478) (Pangeran Cakraningrat)


Sukuh (1450-1528)

Blambang and Madura

(1677-1777)
11. Bali & Lombok Gelgel( 1350-1625)
Bone (1500-1699)
Barat Klungkung, Mangwi
Makasar (1905)
12. Makasar & Bugis (1625-1914)

13. Toraja

14. Gorontalo

15. Flores, Timor

16. Minahasa, Sangihe


Ternate (1468-1683)
Talaut
Tidore (1521-1667)
17. Tenate, Maluku

Utara

18. Ambon, South

Maluku

19. Irian Jaya (Papua

Niew Gunea)
Total 18 Ethnic Groups 18 Kerajaan Hindu-Budha 25. Islamic Sultanates

*) Small Tribal Groups di 7 daerah in 10 regions

in the island of

Mentawai , Enggano

Catatan Tambahan

Sejak abad ke-14, tatatan lama itu kemudian runtuh dengan munculnya pusat-pusat perdagangan baru

yang cukup kuat untuk mengabaikan kerajaan-kerajaan yang lebih tua itu.

Semua kota-kota Islam (Malaka, Banten, Sunda Kelapa atau Jakarta, Siak, Palembang,

Makassar, Ternate) umumnya menghadap ke laut atau sungai-sungai besar yang mudah

dilayari. Di kota itu tersedia pelbagai komoditas eskspor dan penataan pelabuhan yang

baik dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai lingua franca.


Kerajaan Islam yang utama ialah Aceh, Banten dan Makssar, di samping itu ada Demak dan

Mataram Islam di Jawa.

Sejarawan Rickleffs menyebut sejarah Islam sejak abad ke- 13-17 sebagai “unit sejarah”

yang koheren dan merupakan fondasi Indonesia modern karena beberapa alasan berikut:

 Kesatuan kulural dan agama (Islam) yang selalu mengiringi Islamisasi di Indonesia

sejak 1300 sampai sekarang, termasuk ideologi deminannya.

 Tema-tema atau isu-isu yang saling mempengaruhi antara Islam dan Barat sejak

 Rekonstruksi Sejarah (historiografi) berdasarkan sumber primer sejak 1300 mulai

menggunakan sumber-sumber primer dari bahasa lokal (Jawa Kuno, Melayu Kuno dan

Modern dan sumber Eropa) yang juga tetap digunakan sejak dulu hingga sekarang.

 Pedagang Islam sudah ada di Indonesia sejak fase awal (Kalifah ke-3, Usman).

Jadi jauh sebelum konversi agama orang Indonesia ke Islam (lihat Lamp.)

Anda mungkin juga menyukai