OLEH:
( 2183111055 )
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktnya. Saya
juga berterima kasih kepada bapak dosen pengampu yang memberi kesempatan kepada
sayauntuk mengerjakan makalah ini. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas mata kuliah Penulisan Kreatif.
Saya menyadari masih terdapat banyak kekurangan pada penulisan makalah ini.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun
guna menyempurnakan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Atas perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.
i
DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………………………………………
BAB I (Pendahuluan)…………………………………………………………………….
BAB II (Pembahasan)…………………………………………………………………….
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
eksak (Soesono 1982 :2). Dari aspek bahasa, tentu saja tulisan ilmiah mensayaratkan bahasa yang baku,
ada satu model penulisan yang berada di tengah-tengahnya. Model tersebut di kenal dengan penulisan
ilmiah populer dan merupakan perpaduan penulisan populer dan ilmiah. Istilah ini mengacu pada tulisan
yang bersifat ilmiah, namun di sajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti (Soesono 1982:6
Creste 2005 : 171). Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan yang
di hasilkan di tujukan kalangan akode misi. Sebaliknya, artikel ilmiah populer di tujukan kepada para
pembaca umum, dan kita perlu membedakan antara kosakata ilmiah dan populer. Kata-kata populer
merupakan kata-kata yang akan di pakai dalam komunikasi sahari-hari, sedangkan kata-kata yang biasa di
pakai oleh kaum pelajar terutama dalam penulisan ilmiah, pertemuan-peretmuan resm, diskusi-diskusi
khusus disebut kata-kata ilmiah (Kepaf 2004 : 105-106).
5
istilah-istilah yang mudah dicerna dan populer dimasyarakat, namun logika serta sistematika pemikiran
harus tetap diperhatikan, agar pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan
(Wiyata,2008).
Hal tersebut berbeda dengan tata cara penulisan artikel ilmiah. Dalam penulisan artikel ilmiah
ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan sehingga memuat informasi-informasi dan fakta-fakta
empirik yang akurat, mutakhir dan komprehensif dengan metodologi yang jelas. Laporan penelitian saja
tidak cukup, karena sering kali hanya dibaca oleh pemberi dana dalam lingkungan terbatas. Artikel ilmiah
dipaparkan secara singkat, rinci, logis, sistematis, padat, dan komprehensif (namun tidak bertele-tele),
dengan menggunakan bahasa Indonesia (asing) yang sesuai dengan “aturan main” yang berlaku di dunia
akademik. sehingga pembahasan dan analisisnya dapat dipahami dengan jelas dan tepat. Dengan artikel
ilmiah hasil penelitian menjadi lebih enak dibaca, dicerna dan dipahami karena telah melalui proses
penyempurnaan penulisan dan penyuntingan ulang (Wiyata,2008).
Menulis artikel ilmiah memerlukan persiapan lebih matang, lebih cermat, lebih teliti, dan latihan
berkelanjutan. Menulis artikel ilmiah memerlukan juga kesungguhan, keberanian dan kepercayaan diri
yang tinggi. Yang tidak kalah pentingnya menulis artikel ilmiah harus dilakukan sebagai suatu kewajiban
yang menyenangkan dan mengasyikkan, bukan karena keterpaksaan (Wiyata,2008).
Sementara itu menurut Wardani (2006 : 1.6) ciri-ciri karya Ilmiah yaitu:
a. Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang
sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
b. Pengetahuan yang disajikan tersebaut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada
teori-teori yang telah diketahui kebenaranya.
6
c. Sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan.
d. Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping
istilah yang bersifat denotatif.
e. Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu
Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004 : 57) diurutkan sebagai berikut:
a. Bahan berupa fakta yang objektif
b. Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi tetap taat asas, disusun
secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
c. Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
d. Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.
7
2.4 Langkah-langkah dalam menulis artikel ilmiah
1. Menguji gagasan
Prinsip paling dasar dari melakukan kegiatan menulis adalah menentukan atau memasatikan topik
atau gagasan apa yang hendak di bahas. Jika, sudah di tentukan gagasannya, kita bisa melakukan
sejumlah pengujian.
a. Pola penggarapan artikel:
Ketika hendak menulis artikel, kita tidak hanya diperhadapkan pada satu kemungkinan. Soesono
(1982:16-17) memaparkan setidaknya lima pola yang bisa di gunakan untuk menyajikan artikel
tersebut. Pola pemecahannya antara lain:
8
Pertanyaan yang berisi tentang ketertarikan atau kekaguman agar bertujuan untuk membuat
pembaca merasa tertarik
c. Pelukisan
Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian, atau hal untuk membuat pembaca ingin
tahu / ikut membayangkan bersama penilisan apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel.
d. Anekdot
Pembukaan jenis ini menawan karena memberi selingan kepada non fiksi seolah-olah menjadi fiksi.
e. Pertanyaan
Pendahuluan ini memberikan rangsangan keingintahuan sehingga dianggap pendahuluan yang
bagus / baik.
f. Kutipan orang lain
Pendahuluan berupa kutipan seseorang dapat langsung menyentuh rasa si pembaca, sekaligus
membawanya ke pokok bahasan yang akan dikemukakan dalam artikel itu.
g. Amanat langsung
Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca agar akan terasa lebih akrab karena
seolah-olah tertuju kepada perorang-orangan.
4. Menutup artikel
Dalam sebuah artikel bagian yang menentukan adalah penutup. Bagian ini biasanya memuat
simpulan dari isi tulisan secara keseluruhan, bisa saja berupa saran, imbalan, ajakan dan sebagainya
(Tartono 2005:88).
9
Dapatkah pembaca mulai mengerti ide yang kita tuangkan? Jika tulisan kita cenderung serius, adakah
kata-kata yang tidak sepantasnya dikatakan?
Untuk isi / tubuh, apakah kalimat mendukung sudah benar-benar mendukung pembu-
kaan? Apakah masing-masing kalimat berhubungan dengan ide pokok ? dan lain lain. Untuk kesimpulan,
apakah mencangkup semua ide tulisan ? bagaimana sikap / tindakan kita terhadap kata-kata dalam
kesimpulan yang di buat ? Jika kita memberikan respon “tidak” untuk tiap pertanyaan, berarti kita perlu
mengecek / merevisi ulang artikel dengan mengganti dan menulis bagian yang salah.
10
1. Menulis populer adalah menulis untuk pembaca ‘awam’. Karena itu, berempatilah terhadap pembaca.
Mudahkan urusan mereka dalam memahami tulisan kita, jangan mempersulit atau bahkan menyiksa
pembaca.
2. Hindari istilah teknis dan jargon.
Istilah teknis adalah istilah yang hanya dikenal dalam disiplin ilmu tertentu. Contoh: “Tiga Primata
Endemik Indonesia Lahir di TSI Cisarua Bogor”
Jargon adalah istilah yang hanya berlaku di lingkungan tertentu (instansi pemerintah, militer, atau
LSM tertentu ). Contoh: Jakarta Memasuki Status Kejadian Luar Biasa Deman Berdarah”.
3. Hindari Akronim, Kata Asing, atau Serapan.
Akronim banyak diciptakan instansi pemerintah, militer, dan polisi.
Contoh: “Tersangka Kasus Korupsi Sisminbakum Ditjen AHU diperiksa” “Jumlah Kasus Curat dan
Curas Tahun Ini Meningkat”
4. Kata asing/serapan.
Contoh: Inflasi àharga-harga melambung. Rekstrukturisasi buruh besar-besaran, penjualan saham
perusahaan negara kepada swasta. Infrastruktur jembatan, jalan raya.
5. Pakailah Kalimat Sederhana
Dengan pola S-P-O. mengetahui dimana subyek, predikat dan obyek dalam kalimat itu. Jika tidak,
sederhanakan kalimat. Pecah kalimat panjang menjadi dua atau mungkin tiga.
Kalimat Jangan terlalu panjang, jangan beranak-cucu. Makin panjang kalimat, makin mudah
pembaca tersesat. Satu kalimat maksimal 13 kata. Pecahkan tulisan dalam paragraf singkat.
Maksimal lima baris dalam format Word.
6. Sajikan Secara Konkret dan Spesifik
Jangan memakai pernyataan umum yang tidak jelas artinya. Contoh pernyataan pejabat polisi: “Kasus
ini sedang kami kembangkan”. Apakah yang dimaksud adalah “tersangka sudah ditahan”, “saksi sudah
diperiksa“ atau “bukti sedang dicari dan diuji di laboratorium forensik”?
Salah satu cara menyajikan tulisan spesifik adalah dengan meniadakan kata sifat. Tinggi.
Seberapa tinggi: dua meter, setinggi menara Monas? Kaya Seberapa kaya: punya sedan Jaguar lima biji.
Luas. Seberapa luas: 10 meter persegi, seukuran lapangan sepakbola?
11
Contoh: "Bali pada tahun 2004 memiliki lahan sawah produktif 142.971 hektare, menyusut
sekitar 1.306 hektar dari tahun sebelumnya (2003) yang total arealnya 144.277 hektare. Tahun 2000 areal
sawah Bali seluruh seluas 153.228 hektare.”
Sederhanakan: “Lima tahun terakhir Bali kehilangan lahan sawah sekitar 10.000 hektare.”
8. Permudah dengan Analogi
Konsep dan angka yang abstrak dan ruwet bisa disederhanakan dalam analogi yang mudah dicerna
pembaca.
Contoh: Pekarangan seluas tiga hektare = seluas tiga kali lapangan sepakbola. Kabupaten seluas 17.800
km2 = sekitar separo Provinsi Jawa Tengah”.
Dari segi sistematika penulisan dan isinya, artikel ilmiah umumnya dapat dikelompokkan menjadi
dua :
1. Artikel Hasil Penelitian. Artikel hasil penelitian adalah artikel ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil
pemikiran atas suatu obyek kajian yang berupa temuan penelitian. Artikel penelitian bukan merupakan
bentuk ringkasan pengkreditan dari laporan penelitian, tetapimerupakan hasil kerja penulisan baru yang
dipersiapkan dan dilakukan sedemikian rupa, sehingga tetap menampilkan secara lengkap semua aspek
penelitian.
1. Judul. Judul artikel penelitian diharapkan dapat dengan cepat memberikan gambaran mengenai
penelitian yang telah dilakukan. Perubahan (variable) penelitian dan hubungn antar perubah serta
informasi lain yang dianggap penting harus terlibat dalam judul artikel, namun harus dijaga agar judul
artikel tidak terlalu panjang.
2. Nama Penulis. Pedoman penulisan nama penulis dan alamat penulis untuk artikel konseptual juga
berlaku pada artikel hasil penelitian
3. Abstrak dan kata kunci. Abstrak hasil penelitian secara ringkas memuat uraian tentang masalah dan
tujuan penelitian. Topik yang dibahas diutamakan pada hasil penelitian. Abstrak sebaiknya disertai
dengan tiga sampai lima kata kunci yaitu istilah yang menggambarkan masalah.
4. Pendahuluan. Bagian pendahulan terutama berisi paparan tentang permasalahan penelitian, wawasan
dan rencana penulis dalam kaitannya dengan upaya pemecahan masalah, tujuan, penelitian dan
12
rangkuman kajian teoritis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penyajian bagian pendahuluan
dilakukan secara naratif dan tidak perlu pemisahan (secara spesifik) dari sub bagian lain.
5. Kajian Pustaka
7. Hasil Penelitian. Bagian hasil penelitian memuat hasil akhir analisis data, artinya hasil pengujian
hipotesis dan penggunaan teknik statistic tidak termasuk dalam bagian ini. Penyajian hasil penelitian
umumnya dibantu dengan table dan grafik.
8. Pembahasan. Bagian pembahasan merupakan bagian terpenting dari artikel hasil penelitian. Penulis
dalam bagian pembahasan akan menjawab pertayaan-pertanyaan yang telah dikemukakan dalam tujuan
penelitian dan menguji jawaban di dalam hipotesis.
9. Kesimpulan dan Saran. Bagian kesimpulan menyajikan ringkasan dari pembahasan hasil penelitian,
namun tetap menyelaraskan dengan tujuan dan hipotesis penelitian.
10. Daftar Pustaka. Bagian pustaka yang dimasukkan ke dalam daftar pustaka hanya sumber pustaka yang
benar-benar dirujuk di dalam tubuh artikel hasil penelitian.
1. Judul artikel hasil penelitian diharapkan dapat dengan cepat memberikan gambaran mengenai
penelitian yang telah dilakukan. Menusli judul artikel tidak boleh terlalu panjang.
2. Nama Penulis, Pedoman penulisan nama penulis dan alamat penulis untuk artikel konseptual juga
berlaku untuk artikel hasil penelitian.
3. Abstark dan Kata kunci, Abstark hasil penelitian secara ringkas memuat uraian tentang masalah dan
tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan, dan hasil penelitian. Absratk sebaiknya deisertai
dengan tiga sampai lima kata kunci yaitu istilah yang menggambarkan masalah yang diteliti.
5. Idem
13
II. Artikel Konseptual
Artikel konseptual adalah artikel yang ditulis berdasarkan hasil pemikiran atas suatu obyek kajian
berupa gagasan atau telaah dan analisis kritis. Bahan yang ditulis untuk artikel hasil penelitian lebih
ditekankan pada isi (temuan penelitian, pembahasan temuan, dan kesimpulan yang disajikan secara
singkat dan tepat). Kajian pustakan ditempatkan pada bagian pendahuluan yang berfungsi sebagai
paparan latar belakang masalah dan diakhir dengan rumusan tujuan penelitian.
Penulis dalam menulis artikel konseptual terlebih dahulu mengkaji sumber pustaka yang relevan
dengan permasalahan, baik yang sejalan atau yang bertentangan dengan pemikiran penulis. Pemikiran
penulis atau pendapat penulis tentang hasil yang dibahas dalam artikel konseptual merupakan bagian yang
paling penting.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
Artikel ilmiah berisi tentang suatu masalah yang penyampaiannya disertakan bukti dan
argumentasi yang mendukung, kemudian diakhiri dengan ringkasan dan kesimpulan. Artikel disajikan
dengan bahasa yang relative sederhana, sehingga dapat dimengerti oleh semua lapisan masyarakat.
Pembuatan artikel ilmiah harus memperhatikan langkah-langkah pembuatan artikel ilmiah yang benar.
Tidak hanya sekedar menyampaikan pendapat tetapi harus mencapai aturan-
aturannya.
· Jenis-jenis artikel berdasarkan cara penulisannya ada 2 yaitu:
1. Artikel ilmiah.
2. Artikel popular.
· Sedangkan jenis-jenis artikel berdasarkan sistematika penulisan dan isinya terbagi atas 2 yaitu:
1. Artikel Hasil Penelitian.
2. Artikel Konseptual.
· Adapun 4 dimensi dari artikel ilmiah itu sendiri terbagi atas :
1. Dimensi hasil pemikiran atas suatu obyek kajian yang dapat berupa temuan penelitian atau gagasan
analitis kritis.
2. Dimensi bahsa tulis sebagai alat mempresentasikan hasil pemikiran penulis dalam bentuk satuan-satuan
makna dan penanda hubungan satuan – satuan makna secara eksplisit.
3. Dimensi sistematika yang dijadikan unsure pembeda antara bentuk karya tulis artikel dengan bentuk
karya tulis lain.
4. Dimensi kaidah penulisan yang hars ditaati, baik yang bersifat universal (umum).
3.2 Saran
Adapun kiranya agar makalah ini dapat dijadikan suatu referensi bagi pembaca terutama
mahasiswa pertanian sendiri. agar lebih memahami apa itu sebenarnya Artikel Ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Eneste, Pamusuk. 2005. Buku Pintar Penyuntingan Naskah Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
15
Jamaludin, Jajang. 2006. Menulis
Populer. http://www.smeru.or.id/report/training/ menjembatani_penelitian_dan_kebijakan/untuk_organis
asi_advokasi/file/83.
Keraf, Gorys. 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Soeseno, Slamet. 1982. Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: Gramedia.
Wiyata, A. Latief. 2008. Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah-Pendahuluan, Pendekatan, dan
Metodologi.http://www.unissula.ac.id/perpus/images/stories/Jurnal/latief%20wiyata%20(pendahuluan).
[1]Satria81.wordpress.com/2013/makalah.artikel.ilmiah
[2] Sepatoekaret.wordpress.com/2011/10/26/makalah
[3] Putridnurainiw.blogspot.com/2003
[4] M. Zubad Nurul yaqin Bahasa Indonesia Keilmuan hal 82-83
16