Anda di halaman 1dari 7

Ideguru : Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol. 5, No.

2, November 2020

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA INSPIRATIF


MELALUI STRATEGI PEMODELAN

Endang Kartika Utami


SMP Negeri 2 Sewon Bantul
endangkartika27@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas IXE SMP N2
Sewon melalui strategi Pemodelan pada materi menulis teks cerita inspiratif. Untuk mengatasi masalah
tersebut penulis melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan strategi Pemodelan. Strategi
pemodelan yang digunakan untuk mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis serta
mempermudah siswa dalam menulis teks cerita inspiratif. Prosedur penelitiannya meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi hasil tindakan. Waktu pelaksanaannya dimulai dari
Januari sampai April 2019.Teknik pengumpulan data menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Sementara hasil tes menulis siswa dianalisis dengan sistem deskriptif komparatif antara data keadaan
awal dan hasil tindakan antarsiklus. Berdasarkan analisis data dan refleksi proses pembelajaran,
diperoleh hasil akhir yang signifikan hasil penelitian dengan penerapan strategi Pemodelan dapat
meningkatkan keterampilan menulis teks cerita inspiratif siswa sebesar siklus 1 rata-rata ketercapaian
sebesar 72,41% dan pada siklus 2 mencapai 89,66%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan,
penggunaan strategi Pemodelan dapat meningkatkan keterampilan menulis teks cerita inspiratif siswa.
Kata kunci: strategi Pemodelan, keterampilan menulis, teks cerita inspiratif

IMPROVING WRITING SKILL OF INSPIRATIVE STORY TEXT THROUGH


MODELLING STRATEGY

Abstract:The purpose of this research is to improve writing skill of students grade nine at SMPN 2
Sewon through modelling strategy to the naterial of writing inspirative story text. To solve the
problem, the writer does class action research(PTK )through modelling strategy. It is used to make
easy the teacher in doing the teaching of writing and to make the students in writing inspirative story
text.The procedurs of the research are planning, doing action, observation, and reflection the result
of avtion. The time in doing this research is started from January up to April 2019. Technique of
collection data uses qualitative and qualitative descriptive. While the result of studentswriting testis
analysedby comparative descriptive system between the first data and action result between cycle.
Based on the analysing data and reflection of learning process, it is gained the last result whichis
significant to the result of the research by implementing through modelling strategy, it can improve
writing skill of students inspirative story text the avarege of cycle I is 72,41% and cycle 2 is 89,66%.
Based on result, it can beconcluded, the using of modelling can improve writing skill of students
inspirative story text.
Keywords : Modelling Strategy, Writing skill, Inspirative story text

PENDAHULUAN latihan dan praktik menjadi salah satu faktor


Pengembangan kurikulum Bahasa kurang terampilnya siswa dalam menulis. Di
Indonesia diarahkan pada kompetensi dasar samping faktor metode pembelajaran,
yang harus dicapai siswayaitu kompetensi pengetahuan siswa dan pengalaman kehidupan
keterampilan menulis, Kemdikbud (2018:1-2) siswa dalam membuat tulisan.
Keterampilan menulis sangat penting bagi Berdasarkan hasil observasi di lapangan
setiap siswa. Hal ini merupakan modal dasar dan hasil tulisan siswa dalam menulis Teks
yang harus dimiliki dalam kegiatan menulis. Di Cerita Inspiratif pada siswa kelas IXE SMP
samping itu, seorang penulis harus menguasai Negeri 2 Sewon tahun pelajaran 2018/2019
banyak perbendaharaan kata untuk didapatkan hasil yang kurang memuaskan,
menyampaikan ide-ide, pengetahuan, serta yaitu nilai rata-rata kelas hanya mencapai 69%.
pengalaman yang dimiliki. Keterampilan Nilai rata-rata tersebut berada dalam kategori
menulis yang tidak diimbangi dengan banyak kurang dan belum memenuhi Kriteria

- 60 -
Ideguru : Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol. 5, No.2, November 2020

Ketuntasan Minimun (KKM) yang ditargetkan siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sewon tahun
sebesar 75. Persentase ketercapaian KKM pelajaran 2018/2019 dengan strategi
sebelum dilakukan tindakan sebesar 31% pemodelan. 2) Meningkatkan kemampuan
dalam satu kelas. Artinya, persentase siswa PBM guru pada pembelajaran menulis teks
yang telah memenuhi KKM sebanyak 9 siswa. cerita inspiratif.
Sedangkan persentase ketidakcapaian KKM
sebesar 69% artinya persentase siswa yang METODE PENELITIAN
tidak mencapai KKM sebesar 75 sebanyak 20 Jenis Penelitian
orang siswa. Rendahnya persentase Penelitian ini merupakan Penelitian
ketercapaian KKM pada pembelajaran menulis Tindakan Kelas.
teks cerita inspiratif pada siswa kelas IX SMP
Negeri 2 Sewon tahun pelajaran 2018/2019 Waktu dan Tempat Penelitian
disebabkan oleh: 1) Pendekatan pembelajaran Penelitian dilaksanakan 4 (empat) bulan.
yang monoton. 2) Kurangnya pengetahuan dan Mulai bulan Januari 2019 sampai dengan bulan
pemahaman siswa dalam menulis. 3). Struktur April 2019, yang bertempat di SMP N2 Sewon
teks tidak berurutan 4) Siswa merasa tidak beralamat Jl. Parangtritis Km.6 Sewon Bantul.
percaya diri dengan tulisannya.
Pendekatan pembelajaran yang Subjek Penelitian
dilaksanakan guru dalam memberikan materi Subjek penelitian adalah siswa kelas IXE
menulis selama ini hanya menggunakan SMP N2 Sewon, Bantul Tahun Pelajaran
metode ceramah dan belum bervariasi sehingga 2018/2019 yang berjumlah 29 siswa, terdiri 14
perlu adanya suatu strategi yang dapat siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
mengembangkan kemampuan menulis Teks
Cerita Inspiratif.Salah satu strategi yang dapat Prosedur Penelitian
diterapkan untuk meningkatkan keterampilan Setiap siklus dalam kegiatan Penelitian
menulis adalah strategi pemodelan.Strategi Tindakan Kelas yang dilaksanakan
pemodelan adalah strategi yang dikembangkan menggunakan model spiral dari Kemmis dan
berdasarkan prinsip bahwa seseorang dapat Taggart yang meliputi 4 tahap, yaitu
belajar melalui model yang bisa perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
ditiru.Pemodelan dapat diartikan sebagai upaya refleksi. Pada tahap perencanaan kegiatan yang
pemberian model (contoh) yang berhubungan dilakukan meliputi penyusunan: RPP,
dengan materi dan aktivitas pembelajaran yang instrumen observasi pengamatan proses belajar
dilakukan siswa (Nuryatin, 2010). dan mengajar instrumen penilaian, LKS, dll.
Menurut Sanjaya (2008:267) “asas Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan
modelling adalah suatu proses pembelajaran kegiatan pembelajaran. Aktivitas mengajar
dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh guru dan aktivitas belajar siswa diobservasi.
yang dapat ditiru oleh setiap siswa”. Hasil pengamatan digunakan sebagai refleksi
Oleh karena itu siswa sebaiknya diberi pada siklus berikutnya. Jika sudah ada
kesempatan membaca dan mengamati model peningkatan proses belajar dan hasil belajar dari
(teks model) selanjutnya membuat teks baru siklus I ke siklus II, maka siklus dihentikan.
untuk dinilaikan dan direspon guru, sehingga
diharapkan siswa dapat meningkatkan Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
keterampilan menulis dalam pembelajaran Tehnik pengumpulan data dalam
menulis teks cerita inspiratif. penelitian ini meliputi observasi, Tes, dan
Berdasarkan uraian di atas dapat dokumentasi yang masing- masing: 1) Membuat
dirumuskan masalah sebagai berikut. 1) instrument supervisi perencanaan dan proses
Apakah strategi pemodelan dapat pembelajaran di kelas (Lembar observasi
meningkatkan keterampilan menulis teks cerita penilaian Proses pembelajaran) untuk mengukur
inspiratif siswa kelas IX SMP N2 Sewon tahun kemampuan d a n k e b e r h a s i l a n g u r u
pelajaran 2018/2019? 2) Bagaimana stategi dalam menyusun RPP, melaksanakan KBM
pemodelan dapat meningkatkan proses belajar dengan penerapan strategi pemodelan 2) Tes
mengajar guru pada pembelajaran menulis teks untuk mengukur kemampuan siswa dalam
cerita inspiratif? Tujuan penelitian yang menulis, dan 3) Dokumentasi, hasil tes menulis
dilakukan ini adalah untuk: 1) Meningkatkan cerita inspiratif dan dokumentasi foto.
keterampilan menulis teks cerita inspiratif

- 61 -
Ideguru : Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol. 5, No.2, November 2020

Teknik Analisis Data dan Indikator Kategori Interval


Keberhasilan Baik Sekali 85 – 100
Teknik analisis data pada penelitian ini Baik 75– 84
meliputi: Cukup 65 - 74
1) Teknik analisis deskriptif kualitatif Kurang 55 – 64
digunakan untuk mendeskripsikan kesiapan, Sangat Kurang Kurang dari 55
kemampuan dan keberhasilan guru dalam Dalam penelitian ini dikatakan berhasil
melaksanakan pembelajaran dengan strategi apabila peningkatan keterampilan menulis teks
pemodelan, penilaian dilakukan oleh teman cerita inspiratif siswa telah mencapai batas
sejawat sebagai kolaborator dalam penelitian minimal 75% atau pada kriteria baik.
dengan nilai=
HASIL PENELITIAN
Kondisi Pra Siklus
Dengan kriteria penyajian aktivitas adalah : Kondisi hasil pembelajaran menulis teks
81% - 100% = sangat baik cerita inspiratif yang dicapai siswa secara
61% - 80% = baik klasikal kurang memuaskan . Hal ini
41% - 60% = cukup dikarenakan banyak siswa yang belum
21% - 40% = kurang mencapai nilai KKM yang ditentukan yaitu
0% - 20% = kurang sekali sebesar 75. Ada 9 siswa yang mencapai nilai
Sumber : Arikunto (2009) tuntas dalam pembelajara sedangkan 20 siswa
belum bisa mencapai nilai tuntas. Artinya nilai
2) Teknik analisis kuantitatif digunakan untuk rata-rata tersebut berada dalam kategori kurang
menghitung skor komulatif yang diperoleh dan belum memenuhi Kriteria Ketuntasan
siswa dalam menulis berdasarkan rubrik Minimun (KKM) sebesar 75.Persentase
penilaian berikut: ketercapaian KKM sebelum dilakukan
Aspek Skor tindakan sebesar 31% dalam satu kelas.
Kesesuaian judul dengan tema 0 –20 Sedangkan persentase ketidakcapaian KKM
Ketepatan struktur 0 – 20 sebesar 69%.
Pilihan kata (diksi) teks 0 – 20
Penggunaan ejaan 0 – 20 Hasil Penelitian Siklus 1
Kepaduan antarparagraf 0 – 20 Hasil tindakan yang dilakukan oleh
Jumlah 100 peneliti terdiri dari 2 (dua) siklus. Siklus 1
terdiri dari 2 pertemuan. Pada setiap pertemuan
Siswa yang memperoleh skor >75 terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan,
dikatakan tuntas dan yang kurang dari 75 belum pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
tuntas. Untuk mengukur ketuntasan belajar
digunakan rumus: Pertemuan ke-1, Siklus 1
1) Tahap perencanaan
Rencana tindakan yang dilaksanakan
Setelah diperoleh nilai hasil belajar siswa adalahpenyusunan beberapa instrumen
kemudian dihitung ketuntasan belajar secara penelitian seperti: pnyusunan RPP yaitu
klasikal. Indikator ketuntasan belajar secara pembelajaran bahasa Indonesia pada KD 4.12.3
klasikal apabila 75% siswa dari jumlah siswa materi Menulis teks cerita inspiratif. Lembar
secara keseluruhan dinyatakan tuntas belajar. Kerja Siswa (LKS), lembar observasi proses
Ketuntasan secara klasikal dihitung dengan mengajar guru dan belajar siswa, instrumen
menggunakan rumus: Pencapaian klasikal= penilaian ( rubrik penilaian menulis) ,teks
model, dan pembagian kelompok siswa dalam
belajar.
Setelah guru mendapat gambaran tentang 2) Tahap Pelaksanaan
nilai siswa, guru dapat mengelompokkan siswa Pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
dalam kategori baik sekali, baik, cukup, Melakukan apersepsi , menjelaskan skenario
kurang, dan sangat kurang Kategori dan dan metode pembelajaran yang akan
rentang nilai tersebut secara lebih jelas dapat dilaksanakan, guru membagi kelompok 4-5
dilihat pada kriteria penilaian berikut: siswa secara heterogen , menyajikan teks model
cerita inspiratif kepada siswa., masing-masing

- 62 -
Ideguru : Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol. 5, No.2, November 2020

menjawab pertanyaan yang diajukan guru modelnya serta menetapkan fokus observasi
sebagai pemahaman terhadap isi teks, siswa dan penilaian pada kegiatan menulis siswa.
menemukan struktur pembangun teks cerita 2) Tahap Pelaksanaan
inspiratif kemudian mendiskusikannya, siswa Pelaksanaan tindakan pada pertemuan ke-
menentukan topik dan bahan yang akan dibuat 2 dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan
dalam menulis teks cerita inspiratif, siswa sebagai upaya meningkatkan keterampilan
menulis draf cerita inspiratif berdasarkan menulis siswa. Dimulai dengan pendahuluan,
struktur cerita yang benar , dikumpulkan pada kegiatan inti beupa proses pembelajaran
guru untuk dinilai dan direvisi. dengan strategi pemodelan, yang dimulai
3) Tahap Observasi dengan penjelasan guru mengenai teks model
Tahap ini dilaksanakan saat kegiatan yang digunakan, kegiatan siswa dalam menulis
pembelajaran, berupa observasi terhadap guru teks cerita inspiratif, menilaikan hasil tulisan
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada guru dan refleksi,
dengan strategi pemodelan. Observasi juga 3) Tahap Observasi
dilakukan terhadap aktivitas siswa beajar. Hasil Pada tahap ini dilakukan pengamatan
observasinya sebagai berikut: terhadap:
a) Proses mengajar a) Proses belajar siswa dalam menulis teks
Guru dengan menggunakan instrumen cerita ispiratif, diperolah data siswa yang
observasi rencana pelaksanaan pembelajaran mencapai nilai KKM ada 21 dan yang
(RPP) diperoleh skor 63,63% tergolong belum mencapai KKM ada 8 siswa.
baik.sedangkan pada proses mengajar guru Sehingga pada pertemuan ke—2 ini
diperoleh skor 57,14% tergolong cukup, diperoleh hasil 72,41% tergolong baik,bila
sehingga masih ada sedikit kekurangan pada dibandingkan dengan pertemuan ke-1
tahap ini yaitu tentang pemberian contoh teks terdapat peningkatan 20,69%. Ini
model, pembagian kelompok dan penjelasan membuktikan ada peningkatan nilai siswa
materi menulis yang sesuai dengan struktur dari pertemuan ke-1 ke pertemuan ke-2.
teks cerita inspiratif secara benar. Namun pada siklus 1 pembelajaran belum
b) Hasil Belajar siswa bisa dikatakan berhasil secara optimal
Dari hasil penilaian menulis teks cerita karena rata-rata persentase secara klasikal
inspiratif pada siklus 1 pertemuan ke-1 masih di bawah 75% seperti dipaparkan
diperoleh data siswa yang mencapai KKM 75 dalam tabel berikut
hanya 15 siswa , dengan prosentase 51,72%. Tabel 2. Hasil Penilaian Menulis Siklus 1
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertemuan ke-2
1 pembelajaran belum bisa dikatakan berhasil No Kriteria Jumlah siswa
secara optimal karena rata-rata persentase 1. Tuntas 21
secara klasikal masih di bawah 75% seperti 2. Tidak Tuntas 8
dipaparkan dalam tabel berikut Prosentase ketuntasan 72,41%
Tabel 1. Hasil Penilaian Menulis Siklus 1
pertemuan ke-1 b) Proses mengajar guru dengan menggunakan
No Kriteria Jumlah siswa instrumen observasi rencana pelaksanaan
1. Tuntas 15 pembelajaran (RPP) diperoleh skor 77,27%
2. Tidak Tuntas 14 tergolong baik. Sedangkan pada proses
Prosentase ketuntasan 51,72% mengajar guru diperoleh skor 74,28%
4) Tahap Refleksi tergolong baik, namun masih ada sedikit
Kekurangan yang ditemukan pada siklus 1 kekurangan yaitu guru bersikap kurang
pertemuan ke-1 adalah hasil angka yang terbuka dan luwes dalam membantu
dicapai belum signifikan sehingga mengembangksn sikap positif siswa dalam
dipergunakan sebagai masukan untuk belajar.
perbaikan pertemuan berikutnya. 4) Tahap Refleksi
Guru dan kolaborator atau teman sejawad
Pertemuan ke-2, Siklus 1 berdiskusi untuk melihat keberhasilan dan
1) Tahap Peencanaan kegagalan yang ditemukan dalam proses
Pertemuan ke-2 merupakan perbaikan belajar mengajar. Hasil refleksi sebagai
sesuai refleksi ke-1 yaitu RPP, kegiatan masukan untuk merencanakan perbaikan
pembelajaran guru, teks model sebagai pembelajaran pada tahap berikutnya.

- 63 -
Ideguru : Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol. 5, No.2, November 2020

Hasil Penelitian Siklus II 4) Tahap Refleksi


Siklus II terdiri dari 2 pertemuan. Pada Guru dan kolaborator atau teman sejawad
setiap pertemuan terdiri dari 4 tahap, yaitu berdiskusi untuk melihat keberhasilan dan
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan kegagalan yang ditemukan dalam proses
refleksi. belajar mengajar. Hasil refleksi sebagai
masukan untuk merencanakan perbaikan
Pertemuan ke-1 Siklus II pembelajaran pada tahap berikutnya.
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan Pertemuan ke-2 Siklus II
adalah perbaikan RPP,skenario pembelajaran, 1) Tahap Perencanaan
menyiapkan teks model yang lebih Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan
baik,lengkap berdasar struktur teks,LKS, adalah perbaikan RPP,skenario pembelajaran,
instrumen penilaian dll sesuai masukan saat menyiapkan teks model yang lebih
refleksi pada siklus I. baik,lengkap berdasar struktur teks,LKS,
2) Tahap Pelaksanaan instrumen penilaian dll sesuai masukan saat
Pelaksanaan tindakan pada siklus II refleksi pada siklus II pertemuan ke-1.
pertemuan ke-1 dilaksanakan sesuai dengan 2) Tahap Pelaksanaan
rencana tindakan sebagai upaya meningkatkan Pelaksanaan tindakan pada siklus II
keterampilan menulis siswa. Dimulai dengan pertemuan ke-2 dilaksanakan sesuai rencana
pendahuluan, kegiatan inti beupa proses tindakan sebagai upaya meningkatkan
pembelajaran dengan strategi pemodelan, yang keterampilan menulis siswa. Dimulai dengan
dimulai dengan penjelasan guru mengenai teks pendahuluan, kegiatan inti beupa proses
model yang digunakan, kegiatan siswa dalam pembelajaran dengan strategi pemodelan, yang
menulis teks cerita inspiratif, menilaikan hasil dimulai dengan penjelasan guru mengenai teks
tulisan pada guru dan refleksi. model yang digunakan, kegiatan siswa dalam
3) Tahap Observasi menulis teks cerita inspiratif, menilaikan hasil
Tahap observasi ini dilaksanakan saat tulisan pada guru dan refleksi.
kegiatan pembelajaran,berupa observasi 3) Tahap Observasi
terhadap kegiatan saat guru mengajar dan Tahap observasi ini dilaksanakan saat
observasi terhadap aktivitas siswa belajar kegiatan pembelajaran,berupa observasi
menulis. Hasinya sebagai berikut: terhadap kegiatan saat guru mengajar dan
a) Proses belajar siswa dalam menulis teks observasi terhadap aktivitas siswa belajar
cerita ispiratif, diperolah data siswa yang menulis. Hasinya sebagai berikut:
mencapai nilai KKM ada 23 dan yang belum a) Proses belajar siswa dalam menulis teks
mencapai KKM ada 6 siswa. Sehingga pada cerita ispiratif, diperolah data siswa yang
pertemuan ke-1 siklus II ini diperoleh hasil mencapai nilai KKM ada 26 dan yang belum
79,31% tergolong baik. Seperti dipaparkan mencapai KKM ada 3 siswa. Sehingga pada
dalam tabel berikut pertemuan ke-2 siklus II ini diperoleh hasil
Tabel 3. Hasil Penilaian Menulis Siklus II 79,31% tergolong baik. Seperti dipaparkan
pertemuan ke-1 dalam tabel berikut
No Kriteria Jumlah siswa Tabel 4. Hasil Penilaian Menulis Siklus II
1. Tuntas 23 pertemuan ke-2
2. Tidak Tuntas 6 No Kriteria Jumlah siswa
Prosentase ketuntasan 79,31% 1. Tuntas 26
2. Tidak Tuntas 3
b) Proses mengajar guru dengan menggunakan Prosentase ketuntasan 89,66%
instrumen observasi rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) diperoleh skor 79,54% b) Proses mengajar guru menggunakan
tergolong baik.sedangkan pada proses instrumen observasi rencana pelaksanaan
mengajar guru diperoleh skor rata-rata 68,47% pembelajaran (RPP) diperoleh skor 88,63%
tergolong baik, namun masih ada kekurangan tergolong sangat baik. sedangkan pada proses
yaitu guru bersikap kurang terbuka dan luwes mengajar diperoleh skor rata-rata 91,43%
dalam membantu siswa belajar, kurang tergolong sangat baik. Hal ini menunjukkan
memperhatikan kesulitan siswa dalam menulis. peningkatan pembelajaran yang dilakukan guru

- 64 -
Ideguru : Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol. 5, No.2, November 2020

menggunakan strategi pemodelan dalam hasil yang signifikan pada siklus I dan II . Skor
pembelajaran menulis teks cerita inspiratif. yang diperoleh meningkat dari siklus I sebesar
4) Tahap Refleksi 70,04% menjadi 84,09% ke siklus II .seperti
Hasil refleksi antara lain : masih ada siswa tertera pada tabel berikut
yang kurang paham dalam membuat draf Tabel 5. Peningkatan Skor Kemampuan
menulis teks cerita inspiratif untuk Menyiapkan RPP oleh Guru
dikembangkan dalam bentuk tulisan yang utuh Jumlah Skor Observasi Skor Rata-rata
dan sesuai struktur teks. Hal ini merupakan hal Guru
yang sering terjadi dalam pembelajaran menulis. Siklus I Pertemuan 1 63,63
Siswa kesulitan dalam menuangkan ide dan 70,45
Pertemuan 2 77,27
gagasannya. Sehingga diperlukan sebuah model Siklus II Pertemuan 1 79,54
teks untuk memancing daya kreatif siswa dalam 84.08
Pertemuan 2 88,63
menulis. Dengan demikian guru harus dapat Data pada tabel di atas dapat ditarik
menciptakan situasi pembelajaran yang kesimpulan bahwa penyusunan RPP guru
menyenangkan dan memahamkan siswa meningkat bila digambarkan dalam grafik,
terhadap materi yang menjadi tujuan prosentase RPP guru dapat dilihat pada grafik
pembelajaran. Strategi Pemodelan yang di bawah ini :
digunakan sangat membantu guru dan siswa
100%
dalam meningkatkan hasil yang signifikan pada
pembelajarn menulis teks cerita inspiratif. 80%
60%
PEMBAHASAN 40%
Penerapan strategi Pemodelan ini 20%
bertujuan untuk memperbaiki kondisi
0%
pembelajaran menulis yang selama ini masih
Siklus 1 Siklus 2
monoton. Guru masih mendominasi dalam
pembelajaran. Pembelajaran menulis yang Hasil observasi PBM guru di kelas pada
dilakukan hanya sebatas menyuruh siswa untuk saat pembelajaran menulis teks cerita inspiratif
mengarang atau menuliskan begitu saja apa dengan strategi pemodelan juga menunjukkan
yang dialami. Sehingga keberanian siswa untuk peningkatan pada siklus I dan siklus II. Skor
mengungkapkan pengalamannya masih sangat yang diperoleh dari siklus I sebesar 65,71
rendah, siswa kebingungan dalam menjadi 81,42 ke siklus II. Seperti tertera pada
menyampaikan ide, gagasannya dalam bentuk tabel berikut:
tulisan. Dengan strategi Pemodelan ini Tabel 6. Peningkatan Skor Kemampuan
menimbulkan sikap positif siswa antara lain : a) Menyiapkan RPP oleh Guru
siswa lebih berani dan percauya diri dalam Jumlah Skor Observasi Skor Rata-
menuangkan ide,gagasannya dalam bentuk Guru rata
tulisan, b) siswa lebih mampu meningkatkan Siklus I Pertemuan 1 57,14
keterampilan menulisnya,c) pemahaman 65,71
Pertemuan 2 74,28
terhadap struktur teks lebih meningkat, d) Siklus II Pertemuan 1 68,57
pengetahuan terhadap tata bahasa dan ejaan 81,42
Pertemuan 2 91,43
dalam menulis lebih jelas. Data pada tabel di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa pada observasi pelaksanaan
Hasil Proses Belajar Mengajar Guru PBM guru meningkat bila digambarkan dalam
Keberhasilan penggunaan metode ini grafik, prosentase dapat dilihat di bawah ini :
ditunjukkan dengan meningkatnya proses
100%
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan guru di dalam kelas., seperti 80%
pembuatan RPP, penyususnan instrumen 60%
penilaian,pembuatan LKS, kemampuan dalam 40%
mengelola siswa di kelas dll. serta hasil yang
diperoleh berdasarkan dengan persentase yang 20%
dicapai guru model terkait dengan peningkatan 0%
perencanaan pembelajaran materi keterampilan Siklus 1 Siklus 2
menulis teks cerita inspiratif menunjukkan

- 65 -
Ideguru : Jurnal Karya Ilmiah Guru Vol. 5, No.2, November 2020

Hasil Belajar Siswa DAFTAR PUSTAKA


Penerapan Strategi Pemodelan pada Amirulloh, Hary. 2003. Alat Evaluasi
pembelajaran menulis teks cerita inspiratif Keterampilan: Jurnal Nasional Pendidikan
dapat meningkatkan kemampuan menulis Jasmani dan Ilmu Keolahragaan. Jakarta:
siswa. Prosentase hasil belajar menunjukkan Depdiknas.
peningkatan seperti yang ditunjukkan pada Abas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa
tabel berikut: Indonesia Yang Efektif disekolah dasar.
Jakarta
Tabel 7. Hasil Penulisan Menulis
Bandura, Albert. 1977. Social Learning
Pra Siklus Siklus
No Kriteria
Siklus I II Theory. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-
1 Tuntas 9 21 26 Hall Inc.
2 Tidak Tuntas 20 8 3 Dja’far, Zainuddin. 1995. Didaktik Metodik:
% Ketuntasan 31 72,41 89,66 Garoeda Buana Indah
Gie, The liang. 2002, Terampil mengarang.
Data pada tabel di atas dapat ditarik kesimpulan Yogyakarta: Balai pustaka
bahwa penerapan strategi pemodelan dalam
https://www.scribd.com/document/371267474
pembelajaran menulis meningkat bila
/Teks-Cerita-Inspiratif
digambarkan dalam grafik, prosentase
ketercapaian ketuntasan belajar siswa dalam http://www.definisimenurutparaahli.com/peng
satu kelas dapat dilihat di bawah ini : ertian-inspiratif/
Kusumaningsih, Dewi, dkk. 2013.Terampil
30 Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi
25 Nuryatin, Agus.2010. 7 langkah Pembelajaran
Menulis Cerpen. Rembang: Yayasan
20
Adhigama
15
Nuryatin, Agus. 2010. Mengabadikan
10 Pengalaman dalam Cerpen. Rembang:
5 Yayasan Adhigama.
0 Sanjaya, W. 2008. Pembelajaran dalam
Pra Siklus Siklus I Siklus II Implementasi Kurikulum Berbasis
Tuntas Tidak Tuntas Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
SIMPULAN Senduk dan Nurhadi. 2003. Pendekatan
Berdasarkan hasil penelitian dan kontekstual (Contextual Teaching and
pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat Learning/CTL) dan Penerapannya dalam
ditarik kesimpulan sebagai berikut: KBK.Malang: Universitas
1. Penerapan strategi Pemodelan mampu Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran
meningkatkan keterampilan menulis teks Inovatif. Jakarta. Yuma Pustaka
cerita inspiratif siswa kelas IXE SMP N2 Susanto, Eko Budi. 2013. Penelitian Tindakan
Sewon ,Kecamatan Sewon, Kabupaten Kelas. Yogyakarta: Liberty
Bantul, tahun pelajaran 2018 /2019 sebesar
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Menulis Sebagai
siklus 1 rata-rata persentase ketercapaian
Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
sebesar 72,41% dan pada siklus II mencapai
Angkasa.
89,66%.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Trianto, 2007. Model Pembelajaran Terpadu
penerapan strategi Pemodelan dalam dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Jakarta
yang dilakukan guru dalam mengajarkan Yanto Ari (2005). Kesiapan Kerja Siswa
materi menulis teks cerita inspiratif dapat Program Keahlian Listrik (Studi Kasus di
meningkatkan pembelajaran secara klasikal. SMK N 2 Pengasih dan SMK Ma’arif 1
Wates Kulon progo Yogyakarta Tahun
Ajaran 2004/2005). Skripsi: FT UNY.

- 66 -

Anda mungkin juga menyukai