Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL TERHDAP MOTIVASI BELAJAR

DAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH MICROTEACHING PADA MAHA SISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GRESIK

Abstrak,Proses dan hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.Berupa


bakat,minat,motivasi belajar,tujuan pembelajaran dan sebagainya.yang tak kala penting adalah
bagaimana guru mendisain proses belajar mengajar agar meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar,yang
diajarkan dengan mengunakan model pengembangan instruksional dan yang tidak mengunakannya?
Dan apakah ada perbedaaan motivasi belajar antara yang menerapkan model pengembangan
instruksional dan yang tidak menerapkan? Serta apakah ada yang pengaruh antara model
pembelajaran instruksional dengan motivasi belajar dan hasil belajar mata kuliah microteaching
mahasiswa pakultas perguruan dan ilmu pendidikan universitas gresik.

Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik angket dan tes hail belajar.Analisa data yang
digunakan adalah analisi varian (ANAVA) dua jalur, yaitu untuk menguji hipotesa 1,hipotesa 2
hipotesa dan hipotesa 3.Dari hasil penelitian diketahui adanya perbedaan hasil belajar dengan
mengunakan MPI dan non MPI,dan perbedaan motivasi belajar antara yang menerapkan MPI dan
yang non MPI,serta dapat pula pengaruh antara pengunaaan model yang pembelajaran instruksional
terhadap motivasi belajar dan hasil belajar.

Hasil penelitian ini , dapat direkomondasikan sebagai alternatif model pengembangan


pembelajaran ,sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan hasil
belajarnya.

PENDAHULUAN

Hasil belajar seseorang,tidak terlepas dari pengaruh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor
eksternal,yang menyangkut pengembangan program pembelajaran dan strategi penyampaian atau
proses pembelajaran.

Dalam aktivitas pengajaran terkandung aktivitas (1) merancang pembelajaran, (2) menyajikan
pembelajaran,(3) menggevaluasi pembelajaran. Ketignya akan terkait dalam satu proses dan saling
mempengaruhui terhadap hasil belajar. Upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran,diperlukan adannya peranjangan dan pengembangan materi pembelajaran, yang
merupakan fungsi yang sangat penting dalam teknologi pembelajaran .

Seels richey (dalam Amir,2000)mengatakan bahwa kawasan teknologi pembelajaran meliputi:


desain,pengembangan,,pemanfaaatan, penggelolaan,dan evaluasi.Pengembangan desain materi
pembelajaran microteaching ini adalah upaya untuk memenuhi salah satu fungsi ranah teknologi
pembelajaran, yaitu rana penggelolaan. Dick dan Carey(1990) menggungkapkan bahwa desain
materi bembelajaran sebaiknya menarik,isinya sesuai dengan tujuan khusus pembelajaran,urutanya
tepat, ada petunjuk pengunaan bahan ajar, ada soal latihan, jawabannya latihan,test,petunjuk bagi
siswa menuju kegiatan berikutnya.

Penggunaan model penggembangan instruksional (MPI) didasarkan atas pemikiran bahwa model
ini mengunakan pendekatan sistem,dengan langkah langkah yang lenggkap, sehingga dapat
diggunakan untuk merancang pembelajaran baik untuk pembelajaran klasikal maupun individual.

Faktor lain yan|g juga dapat mempenggaruhi hasil belajar adalah faktor internal dari dalam
siswa\mahasiswa itu sendiri.salah satu faktor internal itu adalah motivasi. Seorang siswa akan
belajar dengan baik dan tekun jika ada motivasi didalam dirinya. Oleh karena itu, motivasi tidak bisa
dipisahkan dari aktifitas belajar. Motifasi berpangkal dari kata motiv yang artinya adalah daya
pengerak yang ada didalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu demi tercapainya
suatu tujuan.

Pada intinya, motivasi merupakan kondisi pisikologis seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam
kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar .sehingga diharapkan tujuan pembeljaran dpat tercapai. Untuk
menimbulkan motifasi belajar dengan menerapkan keadaan metode yang berfariasi salah satunya
adalah dengang jalan membuat model pembelajaran. Salah satunya adalah yang mampu
menimbulkan motifasi belajar siswa.

Kegiatan untuk membantu mahasiswa dalam memahami materi mata kuliah,dan untuk
memudahkan penyampain bahan ajar kepada mahasiswa secara lengkap dan sistematis, serta ingin
mengetahui pengaruh desain materi pembelajaran berdasakan model pengembangan
instruknasional (MPI) terhadap motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa,mendorong peneliti
ingin menelitiin maslah tersebut. Ada beberapa alasan utama peneliti memlih maslah ini:

1)Peneliti terlibat langsung membina mata kuliah Microteaching,difakultas keguruan dan ilmu
pendidikan universitas gresik. Sehingga memungkinkan untuk terlibat langsung dalam intraksi
dengan mahasisa.

2)Sejauh ini, masalah desain materi pembeljaran,hususnya diuniversitas gresik belum banyak
diteletiti, sementara peneliti menyakini bahwa berbaik nya kualiatas pembelajaran dapat diawali
dari pengemangan desain pembelajaran

3)Literatur yang berkaitan dengan penelitian in, mendukung peneliti dalam mengkaji landasan
landasan teor.

4)Hasil penelitian akan memberikan manfaat nyata bagi peneliti sendiri,atau pihak lain saperofesi
dslsm usaha meningkatkan kualitas pembelajaran dalam arti yang luas.

KERANGKA TEORITIS

Microteaching diartikan sebagai cara latihan keterampilan mengajar dalam lingkup kecil/terbatas.
MC Laughlin&maoulton mengemukakan’’microteaching has been porforment part of teaching
process,so that the traince can master each component one by one in a simplifed teaching
situation’’.

Mc.Knight(1979) mengemukakan’’Microteaching has been described asscaled down teaching


encounter desingnedto developernya new skill and refine old one’’.dari pengertian diatas, dapat
dipahami bahwa microteaching adalah sebuah model pengajaran yang dikecilkan atau disebut
dengan ‘’real teaching’’. Jumblah pesertanya berkisar antara 10 orang, ruang kelasnya
terbatas,waktu pelaksanaanya berkisar antara 10 sampai 15 menit, terpokus pada keterampilan
menggajar tertentu dan pokok bahasanya disederhanakan.

Tujuan diselenggarakan pembelajaran micro menurut T gilarso, dibagi 2 yaitu untuk melatih
kemampuan dan keterampilan keguguran (tujuan umum).

Punggsi micro adalah sebagai sarana latihan dalam memperaktekan keterampilan menggajar,dan
juga sebagai salah satu sarat bagi mahasiswa yang akan menggikuti peraktek di lapangan atau(PPL).
Sasaran ahir yang akan di capai dalam micro adalah terbinanya calon guru memiliki pengetahuan
tentang proses pembelajaran, serta memiliki sikap dan prilaku baik seorang guru.

LANGKAH LANGKAH PROSEDUR PEMBELAJARAN MICRO

Ada 5 langkah yang dapat ditempuh dalam pembelajaran micro yaitu

1.Penggenalan (Pemahaman konsep pembelajaran micro)

2.Penyajian model dan diskusi

3.Perancanaan/persiapan persiapan menggajar

4.Peraktek menggajar

5.Diskusi feed back/umpan balik .

MODEL PENGGEMBANGGAN INSTRUKSIONAL

Beberapa depenisi menggenai desain pembelajaran adalah antara lain reigeluth (1983:7) dalam Boy
soedarmadji, 2002) menyatakan bahwa desain pembelajaran lebih memperhatikan . hal ini
menggarakan kita, bahwa sebagai seorang propesional, maka kita mempunyai tugas untuk memilih
dan menentukan mitode apa yang dapat dipergunakan, dan mempermudah penyampaiaan bahan
ajar,agar dapat diterima dengan muda oleh siswa

Rohani (2004:69) mendefinisikan penggertian desain penggajaran sebagai suatu pemikiran atau
persiapan untuk melaksanakan tugas menggajar / aktifitas penggajaran dengan menerapkan prinsip
prinsip penggajaran melalui langkah langkah penggajaran, perancanaan,pelaksanaan dan penilaan
dalam rangkah pencapaiaan tujuan pengajaran yang telah di tentukan

MOTIFASI BELAJAR

Menurut devies(1970) motivasi adalah kekuatan yang tersebut didalam diri kita untuk berkelakuan
dan bertindak dengan cara yang khas

HASIL BELAJAR

Dalam membicarakan pengertian hasil atau prestasi belajar, tidak terlepas dari pengertian
belajar,karena hasil belajar merupakan hasil perubahan yang dialami dalam pristiwa belajar.menurut
WJS Purwadarminta,dalam kamus bahasa indonesia menyatakan bahwa belajar adalah berusaha,
berlatih dan sebagaiaannya, untuk mendapatkan kepandayaan.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seorang pembelajar dari proses belajar yang
ditempuh disuatu sekolah atau lembaga pendidikan.

POPULASI DAN SAMPEL


Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VII, FKIP universitas
gresik,angkatan 2006 tahun akademi 2009 /2010 kelas A,B dengan jumblah 155 mahasiswa,adapun
pampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 mahasiswa di ambil secara randomsampling dengan
cara undian itu.

TEKNIK PENGGUNGGUMPULAN DATA

Data menggenai gaya belajar didapat dari hasil angket motifasi belajar, dan hasil belajar didapat
dari hasil tesp ujian tertulis maupun ujian praktek micro

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAAN

1.Pembahasan tentang perbedaan hasil belajar yang diajarkan dengan MPI dan non MPI mata kuliah
micro pada mahasiswa FKIP universitas gresik.

2.Hasil penelitiaan tentang penggunaan model penggembanggan instruksional (MPI) dan yamg non
MPI,membedakan motivasi belajar mahasiswa FKIP unigres, nilai motivasi belajar mata kuliah micro
tanpa menggunkan MPI

3.Hasil penelitian tentang terdapat penggaruh penggunaan MPI terhadap motivasi belajar
mahasiswa dan hasil belajar mahasiswa mata kuliah micro

KESIMPULAN

1.Ada perbedaan hasil belajar,yang diajarkan model penggembangan instruksional terhadap


motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa FKIP universitas gresik

2.Terdapat perbedaan motivasi belajar antara yang di ajarkan dengan menggunakan model
penggembangan instruksional dengan yang non MPI dengan microteaching pada mahasiswa FKIP
Universitas Gresik.

3.Ada pengaruh antara model penggembangan instruksional (MPI) terdapat motivasi belajar dan
hasil belajar matakuliah microteaching mahasiswa FKIP Universitas Gresik.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas,dapat penulis ajukan saran saran sebagai berikut:

1.Model pengembanggan instruksional (MPI) di rekomendasikan sebagai alternatif model


pengembanggan bahan bahan pembelajaran.

2.Proses pembelajaran hendaknya lebih menggupayakan cara cara yang terbaik untuk menimbulkan
motivasi siswa dalam belajar.

3.Para guru dan semua yang terlibat dalam pembelajaran, hendaknya lebih terampil dalam
mendesain pembelajaran.

4.Sebagai tindak lanjut,kiranya perlu diadakan kajian atau penelitian lebih lanjut,dan dengan sasaran
yang lebih luas.
DAPTAR PUSTAKA

Anto dajan,1986.pengantar mitode stastik II,Jakarta,LP3ES.

ARIEF S.Sudirman,DKK,1997.

INS,1997,Strategi pembelajaran,Malang, IKIP Malang nasution,1992,berbagai pendekatan dalam


proses belajar dan mengajar jakarta,bina aksara

Rianto,Y,1996,Pendidikan suatu tinjauaan dasar,bandung SIC. Wrohani,Ahmad 2004,pengelolaan


penggajaran,Jakarta Rineka Cipta

Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,internet.

Yusufhadi Miarso,dkk,1984,teknologi komunikasi pendidikan,jakarta,pustekom DIKBUD dan CV


RAJA WALI

Anda mungkin juga menyukai