Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan rahmat dan karunia-
Nyalah sehingga Penyusunan makalah yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Daring
Bidang Studi Bahasa Indonesia Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kelas XII IPA 1 SMA
NEGERI 7 Medan” untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Microteaching
Makalah ini merupakan salah satu tugas akhir KKNI untuk Mengikuti Ulangan Akhir
Semester guna untuk mendapatkan nilai yang baik di mata kuliah Microteaching.
Pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Syamsul Arif, M.Pd., Ketua jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
sekaligusdosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian.
2. Ibu Trisnawati Hutagalung, M.Pd., Sekretaris jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
3. Ibu Fitriani Lubis, M.Pd., Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia
4. Teman-teman yang turut serta membantu dalam pembuatan Proposal Skripsi ini
5. Orangtua tercinta
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya serta masih banyak
kekurangan dalam hasil laporan laporan yang saya buat ini, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.Semoga makalah yang telah saya buat ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................i
i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah................................................................................................1
C. Pembatasan Masalah................................................................................................2
D. Perumusan Masalah.................................................................................................2
E. Tujuan Penelitian.....................................................................................................2
F. Manfaat Penelitian...................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4
A. Landasan Teori........................................................................................................4
B. Kerangka Berpikir...................................................................................................9
C. Hipotesis Penelitian.................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
LAMPIRAN.......................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut.
1. Apakah pembelajaran daring yang diterapkan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
sudah efektif di masa pandemi ini?
2. Media apa sajakah yang dipakai guru dalam menerapkan pembelajaran daring
terkhususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana cara guru mengembangkan media pembelajaran daring agar menarik dan
meningkatkan rasa keingintahuan siswa tersebut?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat masalah yang tercakup dalam penelitian ini sangat luas maka penulis
membatasinya sebagai berikut.
1. Objek penelitan ini adalah Guru Bahasa Indonesia dan Siswa/i Kelas XII IPA 1 SMA
NEGERI 7 Medan.
2. Materi pembelajaran mata kuliah Metodologi Penelitian yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah bagaimana proses seorang guru dalam kegiatan belajar-mengajar
(mata pelajaran Bahasa Indonesia) pada masa pandemi Covid-19 ini.
2. Subjek penelitian ini adalah Mahasiswi Reguler E 2018, Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, UNIMED.
D. Perumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian merupakan jawaban dari identifikasi masalah yang terkait
dengan penelitian yaitu:
2
1. Membahas mengenai pembelajaran daring yang diterapkan guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia sudah sejauh mana keefektivitasannya di masa pandemi ini.
2. Menjelaskan media-media pembelajaran yang dipakai guru dalam menerapkan
pembelajaran daring terkhususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Menjelaskan cara guru mengembangkan media pembelajaran daring agar menarik dan
meningkatkan rasa keingintahuan siswa tersebut.
F. Manfaat Penelitian
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Efektivitas Pembelajaran
Menurut Ravianto (dalam Masruri, 2014:11), efektivitas merupakan sebuah tolak ukur
seberapa baik suatu pekerjaan dilakukan.Artinya suatu pekerjaan dianggap efektif jika
diselesaikan sesuai dengan perencanaan, baik waktu, biaya, maupun mutunya. Pengertian
efektivitas sesuai dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 adalah merupakan pencapaian
hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan
keluaran dengan hasil. Sedangkan secara efektivitas menunjukkan pada taraf tercapainya
hasil, atau dalam bahasa sederhana hal tersebut dapat dijelaskan bahwa: efektifitas dari
pemerintah daerah adalah bila tujuan pemerintah daerah tersebut dapat dicapai sesuai dengan
kebutuhan yang direncanakan.
Mardiasmo (2004:134) sebagaimana dikutip Alisman (2014:50), menyatakan bahwa
efektivitas yaitu suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan atau dikehendaki melalui
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.Dimana ukuran berhasil
tidaknya suatu organisasi adalah bila telah mencapai tujuan, maka dapat dikatan organisasi
tersebut dikatakan telah berjalan efektif.
Dari pendapat di atas, maka efektivitas dapat diartikan sebagai sebuah pencapaian yang
ingin dicapai oleh organisasi.Efektivitas berorientasi pada aspek tujuan suatu organisasi, jika
tujuan tersebut tercapai, maka dapat dikatakan efektif. Efektivitas pembelajaran menurut
Rohmawati (2015:17) adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa
maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung, respon siswa terhadap pembelajaran dan penguasaan konsep
siswa. Untuk mencapai suatu konsep pembelajaran yang efektif dan efisien perlu adanya
hubungan timbal balik antara siswa dan guru untuk mencapai suatu tujuan secara bersama,
selain itu juga harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana,
serta media pembelajaran yang dibutuhkan untuk membantu tercapainya seluruh aspek
perkembangan siswa.
4
Jadi, efektivitas pembelajaran dapat diartikan sebagai tolak ukur keberhasilan dari
sebuah proses pembelajaran antara siswa dengan siswa, atau siswa dengan guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
2. Pembelajaran Daring (dalam jaringan)
Kata daring berasal dari dua kata yaitu dalam dan jaringan. Menurut Isman (2016:587)
pembelajaran daring merupakan suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan jaringan
internet saat pelaksanaannya. Pembelajaran Daring Learning sendiri dapat di pahami sebagai
pendidikan formal yang diselenggarakan oleh sekolah yang peserta didiknya dan
instrukturnya (guru) berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi
interkatif sebagai media penghubung keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan
didalamnya (Sobron dkk, 2019:1). Pembelajaran daring atau yang lebih dikenal dengan nama
online learning merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan internet ataupun
jaringan. Di bawah ini ada beberapa pengertian pembelajaran daring menurut para ahli, antara
lain:
1. Harjanto T. dan Sumunar (2018) (dalam Jamaludin dkk, 2020:3) menyatakan bahwa
pembelajaran daring merupakan proses transformasi pendidikan konvensional ke dalam
bentuk digital sehingga memiliki tantangan dan peluang tersendiri.
2. Menurut Mulayasa (2013:100) (dalam Syarifudin, 2020:32) memberikan argumen
pembelajaran daring pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilakukan secara virtual
yang tersedia. Meskipun demikian, pembelajaran daring harus tetap memperhatikan
kompetensi yang akan diajarkan.
3. Syarifudin (2020:33) juga menjelaskan bahwa pembelajaran daring adalah bentuk
pembelajaran yang mampu menjadikan siswa mandiri tidak bergantung pada orang lain.
Berdasarkan beberapa paparan pengertian pembelajaran daring di atas, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap
muka dan melalui jaringan atau internet yang telah tersedia.
Pembelajaran daring dilakukan melalui berbagai aplikasi yang dapat menunjang proses
pembelajaran seperti google classroom, whatsapp group, zoom dan lain sebagainya.
Pembelajaran daring ini akan membentuk pembelajaran yang menajdikan siswa mandiri dan
tidak bergantung pada orang lain. Hal ini karena siswa akan fokus pada gawai untuk
menyelesaikan tugas ataupun mengikuti diskusi yang sedang berlangsung. Semua yang
didiskusikan dalam proses belajar mengajar melalui daring penting untuk menuntaskan
kompetensi yang akan dicapai. Oleh karena itu, melalui pelaksanaan pembelajaran daring ini
siswa diharapkan mampu mengkonstruk ilmu pengetahuan (Syarifudin, 2020:33).
5
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Istilah pembelajaran sering diidentikkan dengan pengajaran, seperti dinyatakan dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 20 (tentang standar proses) dinyatakan bahwa “Perencanaan proses
pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.” Kata atau sitilah pembelajaran masih
terbilang baru semenjak lahirnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 yang menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran memiliki pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun
konotasinya berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat
belajar, memahami dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai tiga aspek yakni: kognitif,
afektif dan psikomotor. Pengajaran memberi kesan sebagai pekerjaan guru saja, namun
pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan peserta didik (Rahyubi, 2014:7).
Menurut Susanto (2013:19) menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Sedangkan Aprida & Muhammad
Darwis (2017:337) mengemukakan pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar. Pembelajaran juga
diartikan sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam
melakukan proses belajar. Sedangkan bahasa adalah satu alat komunikasi, melalui bahasa,
manusia dapat saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang
lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual.Oleh karena itu belajar bahasa pada
hakikatnya adalah belajar komunikasi.Pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan pembelajaran dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis, ini sesuai
pendapat Resmini dkk. (2006:49) yang mengemukakan bahwa, pembelajaran bahasa
Indonesia dapat diartikan sebagai sebuah pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam komunikasi dengan bahasa baik lisan maupun tulisan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006 pembelajaran
bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk benar, baik
6
secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia. Kemampuan berkomunikasi didukung dengan empat keterampilan
berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Berdasarkan paparan di atas pembelajaran bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai
proses belajar mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menguasai keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
7
Selain dari kemandirian belajar, keberhasilan dari pembelajaran online ditentukan
dari sejauh mana siswa memahami teknologi yang dipakai untuk pembelajaran online.
Sebelum melakukan pembelajaran online, siswa harus terlebih dahulu menguasai atau
memahami mengenai teknologi yang akan dipakai sebagai alat untuk pembelajaran
online.
3. Kemampuan Berkomunikasi Intrapersonal
Siswa yang ingin berhasil dalam pembelajaran online harus memiliki kemampua
interpersonal dan kemamuan komunikasi yang baik.Kemampuan interpersonal
diperlukan untuk tetap menjalin interaksi atau hubungan dengan siswa yang lainnya.
Walaupun pembelajaran online dilakukan secara mandiri, tetapi tetap saja manusia
sebagai makhluk sosial yang memerlukan orang lain. Oleh karena itu kemampuan
interpersonal dan kemampuan komunikasi harus tetap dilatih untuk digunakan dalam
kehidupan bermasyarakat.
4. Berkolaborasi
Memahami dan menggunakan pembelajaran interaksi dan
kolaborasi.Pembelajaran dilakukan secara mandiri oleh siswa, maka siswa harus
pandai berinteraksi dengan siswa lainnya ataupun dengan guru di dalam forum yang
telah disediakan.Interaksi tersebut sangat diperlukan, terutama ketika siswa
mengalami kesulitan mengenai satu materi pelajaran.Selain itu siswa dengan
pembelajaran online perlu tetap menjalani interaksi untuk melatih jiwa sosial yang
ada.
5. Keterampilan untuk Belajar Mandiri
Salah satu dari karakteristik pebelajar online adalah memiliki kemampuan belajar
secara mandiri.Belajar secara mandiri sangat diperlukan dalam pembelajaran online.
Karena dalam proses belajar, siswa akan mencari, menemukan dan menyimpulkan
dari apa yang dipelajarinya secara mandiri. Pada belajar mandiri, faktor motivasi
menjadi sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
8
Ketika menjadi fasilitator, sudah pasti tugas-tugas dari guru pun berubah.Guru yang
pada awalnya menjadi sumber belajar utama, pada pembelajaran online sumber belajar dapat
dari mana saja. Lalu apa saja tugas guru sebagai fasilitator? Sebenarnya tugas guru dalam
pembelajara online tidak berbeda jauh dengan guru pada proses pembelajaran konvensional.
Guru sebagai fasilitator menjembantani dan memfasitasi kegiatan belajar siswa. Dimana guru
bertugas untuk mempersiapkan segala hal yang dapat merangsang siswa untuk dapat belajar
secara mandiri.
Menurut Hardianto, terdapat 8 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pembelajaran
online, yaitu sebagai berikut:
a. Menguasai dan update.
b. Lebih menguasai ilmu pengetahuan pokok dan pendamping.
c. Kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi.
d. Mampu memotivasi siswa.
e. Kemampuan dalam desain pembelajaran online.
f. Kemampuan mengelola sistem pembelajaran online.
g. Ketepatan dalam pemilihan bahan ajar online learning.
h. Kemampuan dalam mengontrol proses pembelajaran.
B. Kerangka Berpikir
9
dan buku sumber. Proses pendidikan itu terdiri dari beberapa unsur yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Unsur tersebut antara lain tenaga pendidik,peserta didik,
materi pelajaran,sarana dan prasarana belajar, dan lain-lain.Setiap manusia yang sedang
melakukan kegiatan belajar tentu tidak mungkin dapat lepas dari sarana dan prasarana atau
alat penunjang kelancaran kegiatan belajar.
C. Hipotesis Penelitian
Seorang guru harus mampu memberikan dorongan kepada semua anak didiknya untuk
dapat belajar dengan giat walaupun tidak pembelajaran tatap muka. Guru juga harus berperan
sebagai motivator yang baik akan senantiasa memberi tugas yang sesuai dengan kemampuan
siswa dan mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada setiap individu peserta
didiknya. Guru harus mampu memberikan rangsangan, dorongan serta reinforcement untuk
mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta
(kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA NEGERI 7
Medan yakni Ibu Rotua Br Panjaitan , S.Pd. yang telah melaksanakan pembelajaran daring,
dan dikelompokkan berdasarkan respon subjek penelitian.
B. Objek Penelitian
Objeknya adalah efektivitas pembelajaran daring untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
11
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui metode simak,
libat, rekam, dan catat.Peneliti memberikan kebebasan bagi guru untuk menjawab setiap
pertanyaan yang telah disusun dalam instrumen penelitian.
INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen Pertanyaan Wawancara
Nama :
Jabatan :
Tempat wawancara :
Tanggal :
12
(1) mereduksi data
(2) display data
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Handarini, Oktafia Ika. & Siti Sri Wulandari. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya
Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran (JPAP), 8(3), 496-503.
Hasanah, dkk.(2020). Analisis Aktivitas Belajar Daring Mahasiswa Pada Pandemi COVID-
19.Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 8(3).
Isman, Mhd. 2016.Pembelajaran Media dalam Jaringan (Moda Jaringan).The Progressive and
Fun Education Seminar, 586.
Jamaludin, Dindin dkk. 2020. Pembelajaran Daring Masa Pandemik Covid-19 Pada Calon
Guru: Hambatan, Solusi Dan Proyeksi. Karya Tulis Ilmiah LP2M UIN Sunan Gunung
Djati Bandung.
Sadikin, Ali. & Afreni Hamidah.(2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19
(Online Learning in the Middle of the Covid-19 Pandemic). Jurnal Ilmiah Pendidikan
Biologi, 6(2), 214-224.
Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.
13
LAMPIRAN
INSTRUMEN PENELITIAN
HASIL WAWANCARA
14
memahami materi yang diberikan oleh
guru.
2. Menurut ibu dari sekian banyak aplikasi yang Aplikasi yang paling sering sayagunakan
membantu pembelajaran online. Aplikasi yang untuk setiap pembelajaran yangdiambil
mana paling sering ibu gunakan dalam yaitu menggunakan WhatsApp, google
pembelajaran daring pada siswa kelas meet, dan google classroom. Tapi
XII IPA 1 SMA NEGERI 7 Medan? keseringan saya memberikan video
pembelajaran melalui WAG.
3. Apa media pembelajaran yang paling diminati Setelah saya selidiki beberapa waktuini,
dan membuat tertarik siswa dalam belajar media pembelajaran yang sangat diminati
Bahasa Indonesia terkhususnya saat belajar siswa untuk belajar daring ini yaitu melalui
daring ini? media whatsapp grup dan google meet,
terlebih ke whatsapp grup. Mereka sangat
senang jika saya memberikan video
pembelajaran melalui whatsapp grup, agar
tidak tatap muka melalui aplikasi google
meet dan juga agar tidak banyak habis
paket data. Begitu jawab mereka.
4. Metode pembelajaran apa yang ibu pakai Metode yang saya pakai yaitu discovery
selama pembelajaran daring ini? learning, karena bahan pelajaran yang akan
saya sampaikan itu tidak tersampaikan
dalam bentuk final akan tetapi saya
mendorong siswa untuk mengidentifikasi
apa yang ingin dilanjutkan dengan mencari
informasi sendiri kemudian
mengorganisasi apa yang mereka ketahui
dan mereka pahami dalam suatu bentuk
akhir atau kesimpulan. Menurut saya ini
merupakan cara yang efektif dalam
melibatkan siswa untuk belajar daring ini.
5. Apa kendala-kendala yang ibu rasakan saat Seperti yang saya katakana diawal, kendala
sedang proses belajar mengajar di kelas online? dimana peserta didik masi kurang paham
15
bagaimana menggunakan aplikasi tersebut,
dan kendala yang lebih banyak ditemui
adalah koneksi internet yang lambat pada
daerah peserta didik, pada saat ditengah
proses pembelajaran ada peserta didik yang
kurang paham atau kurang jelas saya bisa
mengulangi penjelasannya agar peserta
didik tersebut memahami materiyang
diberikan oleh saya.
16