Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN SKRINNING PELAYANAN PASIEN PREVENTIF, PALIATIF, KURATIF

DAN REHABILITATIF

A. Definisi
Menyesuaikan kebutuhan pasien dengan misi dan sumber daya rumah
sakit tergantung pada keterangan yang didapat tentang kebutuhan pasien dan
kondisinya lewat skrining pada kontak pertama. Skrining (screening) merupakan
pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang
yang mempunyai keadaan patologis yang tidak diagnosis atau mempunyai resiko
tinggi (Kamus Dorland ed. 25 : 974).
Skrining terbagi dua yaitu skrining didalam rumah sakit yakni pada unit
emergency yang dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau
pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik,
laboratorium klinik atau diagnostic imaging sebelumnya. Kebutuhan pasien akan
pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif di prioritaskan berdasarkan
kondisi pada waktu proses admisi sebagai pasien rawat inap. Skrining didalam
Rumah Sakit juga dapat dilakukan pada pasien rawat jalan dibagian admisi
pasien, melalui evaluasi visual atau pengamatan, pertanyaan hasil laboratorium
klinik atau diagnostic imaging sebelumnya. Skrining diluar rumah sakit
dilaksanakan jika pasien dari luar Rumah Sakit harus mendapatkan pelayanan
di unit rawat intensif ( ICU ).

B. Tujuan
Skrining dapat dikatakan sebagai suatu upaya mengidentifikasi penyakit
atau kelainan pasien sehingga didapat keterangan tentang kondisi dan
kebutuhan pasien saat kontak pertama. Keterangan hasil skrining digunakan
untuk mengambil keputusan untuk menerima pasien rawat inap atau pasien
rawat jalan dan merujuk ke pelayanan lainnya dengan menyesuaikan kebutuhan
pasiendengan misi dan sumberdaya rumah sakit.
Keterangan hasil skrining pasien rawat inap akan digunakan untuk
menentukan kebutuhan pasien akan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan
rehabilitatif sesuai dengan sumber daya rumah sakit. Sehingga skrining bisa
dikatakan sebagai usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang
secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur
tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang
terlihat sehat, atau benar-benar sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan
untuk mendapatkan pelayanan yang tepat guna.

C. Ruang Lingkup
Skrining didalam Rumah Sakit
Skrining didalam rumah sakit merupakan suatu proses deteksi dini atau
usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan. Skrining dapat
dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau pengamatan,
pertanyaan, pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologik,
laboratorium klinik atau diagnostik imajing pasien. Kebutuhan pasien akan
pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif di prioritaskan berdasarkan
kondisi pada waktu proses admisi sebagai pasien rawat inap. Hal tersebut
terdapat pada proses assesmen awal pasien yang dilakukan petugas, adapun
penjelasan dari pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitasi sbb :
a) Pelayanan Preventif
Adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya
sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa
latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah
untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi
diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya
gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat.
Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha
yang dilakukan, yaitu:
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, dll)
b. Pemberian Vitamin A, Yodium
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
d. Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).
e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
b) Pelayanan Paliatif
Pelayanan paliatif adalah pelayanan interdisipliner yang berfokus pada
pasien penyakit serius atau mengancam jiwa. Tujuan pelayanan paliatif adalah
mengurangi beban penyakit, meringankan penderitaan, dan mempertahankan
kualitas hidup dari saat setelah diagnosis. Tujuan ini dicapai melalui intervensi
yang mempertahankan kesejahteraan fisik, psikologis, sosial dan spiritual,
meningkatkan komunikasi dan koordinasi pelayanan, memastikan pelayanan
yang layak secara budaya dan konsisten dengan nilai-nilai dan preferensi pasien,
memberi bantuan konkrit jika diperlukan dan meningkatkan kemungkinan
bahwa pasien meninggal dengan penderitaan minimal.
c) Pelayanan Kuratif
Kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga,
kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Usaha-usaha yang
dilakukan, yaitu :
a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis
penderita TB
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin
dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
f. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.
d) Pelayanan Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang
dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita
penyakit yang sama. Usaha yang dilakukan, yaitu:
a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang,
kelainan bawaan
b. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan
nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).
Dalam pelaksanaannya skrining didalam rumah sakit dilaksanakan melalui
tahapan berikut :
1. Pemeriksaan saat pasien datanG
Semua pasien yang datang ke IGD harus diprioritaskan pada saat
kedatangan, oleh tenaga terlatih dan perawat berpengalaman. Penilaian awal
umumnya harus tidak mengambil lebih dari 2 - 5 menit. Penilaian awal
tersebut dilaksanakan melalui kriteria triase yang menggunakan skala triase
Australia, selanjutnya petugas melaksankan penilaian lanjutan.
2. Skrining dilakukan melalui :
a. Kriteria triase (SPO Triase pasien)
b. Evaluasi visual atau pengamatan, (keadaan umum pasien)
c. Pertanyaan (anamnesa pasien)
d. Pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik,
e. Psikologik,
f. Hasil laboratorium klinik atau diagnostik imajing pasien.
g. Ketersediaan kamar rawatan
h. Identifikasi kebutuhan pasien berkenaan dengan pelayanan preventif,
paliatif, kuratif, dan rehabilitatif
3. Dokumentasi dilakukan melalui status Rekam Medis IGD yang
mencakup :
a. Identitas pasien
b. Anamnesis pasien
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan penunjang
e. Diagnosis pasien
4. Dokumentasi dilakukan melalui status Rekam Medis di admisi yang
mencakup:
a. Identitas pasien
b. Anamnesis pasien
c. Pemeriksaan penunjang
e) Skrining di luar Rumah Sakit
Skrining diluar rumah sakit merupakan suatu proses deteksi dini atau
usaha untuk mengidentifikasi keadaan pasien yang dilakukan sebelum pasien
masuk ke Pelayanan Intensive Care Unit (ICU). Skrining dapat dilaksanakan
dengan komunikasi melalui telepon. Dalam pelaksanaannya skrining
dilaksanakan melalui tahapan berikut :
1. Identifikasi pasien
Pelaksanaan identifikasi pasien dilakukan melalui telepon, petugas
menanyakan identitas pasien saat dihubungi oleh pihak luar, petugas juga
menilai apakah sesuai dengan misi dan sumber daya rumah sakit saat itu
2. Penilaian berkelanjutan
Pada fase ini petugas menanyakan secara terperinci keadaan pasien, tanda
vital, tindakan dan terapi apa saja yang telah di berikan kepada pasien.
3. Konsultasi kepada DPJP ICU
Setelah mengetahui kondisi pasien yang akan dirawat maka petugas melakukan
komunikasi dengan Dokter Penganggung Jawab Pelayanan terkait agar
kontinuitas pelayanan berlangsung dengan baik.
4. Dokumentasi skrining pasien dari luar melalui formulir yang disediakan
yang berisikan hal – hal sbb :
a. Identitas pasien
- Nama
- Jenis Kelamin
- Umur
- Alamat
- Status pembayaran
b. Diagnosa
c. Keadaan Umum
d. Kesadaran
e. Tanda – tanda vital
f. Terapi dan Tindakan yang telah dilakukan
DOKUMENTASI

Semua hasil skrining dicatat dalam Rekam Medis pasien rawat


inap

Anda mungkin juga menyukai