PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Chronic Kidney Disease, (CKD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga
terjadi uremia. Diperkirakan hingga tahun 2015 Data WHO dengan kenaikan dan tingkat persentase dari tahun
2009 sampai sekarang 2011 sebanyak 36 juta orang warga dunia meninggal dunia akibat penyakit Cronic
Kidney Disease (CKD). (Data survey, 2011)
Indonesia termasuk tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi. Menurut data dari Penetri (Persatuan
Nefrologi Indonesia) sampai 2 Januari 2011 di perkirakan ada 70 ribu penderita gagal ginjal di Indonesia yang
membutuhkan cangkok ginjal.
Di Provinnsi Sulawesi Utara sendiri kenaikannya mencapai 32% dari tahun 2009 lalu akibat banyaknya
jumlah wisatawan baik dalam maupun luar negeri yang dating berwisata, wisatawan-wasatawan tersebut banyak
mengidap penyakit penyakit Cronic Kidney Disease (CKD) itu yang menjadi salah satu faktor banyaknya
penderita gagal ginjal akut di Kota Pariwisata itu (Manado Kidney Care center, 2011).
Pelayanan asuhan keperawatan di tujukan untuk mempertahankan, meningkatkan kesehatan dan menolong
individu untuk mengatasi secara tepat masalah kesehatan sehari-hari, penyakit, kecelakaan, atau ketidak
mampuan bahkan kematian (Depkes 2004).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan Cronic Kidney Disease (CKD).
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu meningkatkan pengertian mengenai masalah yang berhubungan dengan Cronic
Kidney Disease (CKD).
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan Cronic Kidney Disease (CKD).
c. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien dengan Cronic Kidney Disease (CKD).
d. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien dengan Cronic Kidney Disease (CKD).
e. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan Cronic Kidney Disease (CKD).
f. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang dilakukan pada klien dengan Cronic Kidney
Disease (CKD).
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan penjabaran masalah-
masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang ada, baik di buku, jurnal maupun di
internet.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari empat bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut
:
BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan teoritis terdiri dari : pengertian, anatomi fisiologis, klasifikasi, etiologi, patofisiologi dan
pathway, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi dan pemeriksaan penunjang.
BAB III : Laporan kasus terdiri dari : pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Penutup terdiri dari : kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Cronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan ginjal yang progresif dan irreversibel di mana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
menyebabkan uremia (retensi urin dan sampah nitrogen lain dalam darah)
Cronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi
renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Gagal ginjal kronis terjadi dengan lambat selama berbulan-bulan atau
bertahun-tahun, dengan penurunan bertahap dengan fungsi ginjal dan peningkatan bertahap dalam gejala-gejala,
menyebabkan penyakit ginjal tahap akhir (PGTA). Gagal ginjal kronis biasanya akibat akhir dari kehilangan
fungsi ginjal lanjut secara bertahap. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus yang
dapat digolongkan ringan, sedang dan berat.
B. Etiologi
Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak nefron ginjal. Sebagian besar
merupakan penyakit parenkim ginjal difus dan bilateral.
1. Infeksi : pielonefritis kronik
2. Penyakit peradangan : glomerulonefritis
3. Penyakit vaskuler hipertensif : nefrosklerosis benigna
nefrosklerosis maligna
stenosis arteri renalis
4. Gangguan jaringan penyambung : SLE
Poli arteritis nodosa
Sklerosis sistemik progresif
5. Gangguan congenital dan herediter : Penyakit ginjal polikistik
Asidosis tubuler ginjal
6. Penyakit metabolic : DM,Gout
7. Nefropati obstruktif : Penyalahgunaan analgetik
8. Nefropati toksik : penyalahgunaan analgetik
Nefropati timbal
C. Patofisiologi
Ginjal mempunyai kemampuan nyata untuk mengkompensasi kehilangan nefron yang persisten yang
terjadi pada gagal ginjal kronik. Jika angka filtrasi glomerolus menurun menjadi 5-20 ml/menit/1,73 m2,
kapasitas ini mulai gagal. Hal ini menimbulkan berbagai masalah biokimia berhubungan dengan bahan utama
yang ditangani ginjal.
Ketidakseimbangan natrium dan cairan terjadi karena ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan urin.
Hiperkalemia terjadi akibat penurunan sekresi kalium. Asidosis metabolik terjadi karena kerusakan reabsorbsi
bikarbonat dan produksi ammonia. Demineralisasi tulang dan gangguan pertumbuhan terjadi akibat sekresi
hormon paratiroid, peningkatan fosfat plasma (penurunan kalsium serum, asidosis) menyebabkan pelepasan
kalsium dan fosfor ke dalam aliran darah dan gangguan penyerapan kalsium usus. Anemia terjadi karena
gangguan produksi sel darah merah, penurunan rentang hidup sel darah merah, peningkatan kecenderungan
perdarahan (akibat kerusakan fungsi trombosit). Perubahan pertumbuhan berhubungan dengan perubahan nutrisi
dan berbagai proses biokimia
D. Manifestasi Klinis
Meskipun gejala yang dialami anak bervariasi berdasarkan proses penyakit yang berbeda – beda, penyakit
paling umum yang berhubungan dengan GGK adalah sebagai berikut :
1. Ketidakseimbangan cairan
a. Kelebihan cairan : edema, oliguri, hipertensi, gagal jantung kongestif
b. Penipisan volume vaskuler : poliuria, penurunan asupan cairan, dehidrasi
2. Ketidakseimbangan elektrolit
a. Hiperkalemia : gangguan irama jantung, disfungsi miokardial
b. Hipernatremia : haus, stupor, takikardia, membran kering, peningkatan refleks tendon profunda, penurunan
tingkat kesadaran
c. Hipokalemia dan hiperfosfatemia : iritabilitas, depresi, kram otot, parastesia, psikosis, tetani
d. Hipokalemia : penurunan reflek tendon profunda, hipotonia, perubahan EKG
3. Ensefalopati dan neuropati uremik
a. Gatal gatal
b. Kram dan kelemahan otot
c. Bicara tidak jelas
d. Parastesia telapak tangan dan telapak kaki
e. Konsentrasi buruk
f. Mengantuk
g. Tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial
h. Koma
i. Kejang
4. Asidosis : takipnea
5. Anemia dan disfungsi sel darah
a. Pucat
b. Kelemahan
c. Perdarahan ( stomatitis, feses berdarah )
6. Disfungsi pertumbuhan
a. Pertumbuhan tulang yang abnormal
b. Perkembangan seksual yang terhambat
c. Malnutrisi dan pelisutan otot
d. Selera makan buruk
e. Nyeri tulang
f. Ketidakteraturan menstruasi.
E. Pathway
F. Komplikasi
1. Hiperkalemia akibat penurunana ekskresi, asidosis metabolic, katabolisme dan masukan diet berlebih.
2. Perikarditis, efusi pericardial, dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah uremik dan dialysis yang
tidak adekuat
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system rennin-angiotensin-aldosteron
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah, perdarahan gastrointestinal
akibat iritasi toksin dna kehilangan drah selama hemodialisa
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum yang rendah dan
metabolisme vitamin D abnormal.
Penatalaksanaan
1. Dialisis
2. Obat-obatan : anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemide
3. Diit rendah uremi.
(Smeltzer. C, Suzanne, 2002)
Pemeriksaan penunjang
1.Laboratorium
a. Pemeriksaan penurunan fungsi ginjal
-ureum kreatinin
-asam urat serum
b. Identifikasi etiologi gagal ginjal
-analisis urin rutin
-mikrobiologi urin
-kimia darah
-elektrolit
-imunodiagnosis
c. Identifikasi perjalanan penyakit
-progresifitas penurunan fungsi ginjal
- ureum kreatinin, klearens kreatinin test
H. Diagnosa yang sering muncul
a. Kelebihan volume cairan
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan
c. Perubahan pola eliminasi urin
d. Penurunan curah jantung
e. Pola nafas tidak efektif
f. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit
g. Resiko tinggi infeksi
h. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan
i. Resiko tinggi penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif
j. Resiko tinggi perubahan proses keluarga
BAB III
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
III. Pengkajian
1. Persepsi dan pemeliharan kesehatan
Menurut penuturan keluarga, Pasien memandang kesehatan sanggat penting untuk dijaga. Jika klien merasakan
sakit, demam, atau sekedar flu biasanya klien memeriksakan diri ke Puskesmas atau ke pelayanan kesehatan
terdekat
2. Pola nutrisi
Program di RS: Tinggi protein
Intake makanan: klien makan 3x sehari.
Intake Cairan: Klien minum 4 gelas/hari, air putih dan teh.
Balance cairan :
- Input cairan :
Makan+minum :1500 cc
Air metabolisme :275 cc (5cc/kg bb/hari) + 1775 cc
-output cairan :
Urine : 300 cc/ hari/24jam
Fases : 100 cc + : 400 cc
-IWL = 15xBB = 15x63kg = 39,37 cc/jam/
24 jam 24 jam
Balance cairan :
Input – output-IWL : 1775 cc – 400 cc - 39,37
:+1335,63 cc
4. Pola eliminasi:
Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien biasa BAB 1x/hari pagi hari. Dan Saat
sakit klien belum pernah BAB, terpasang cateter dengan urin keluar 300 cc per 12 jam.
5. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3
Makan / minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah / berjalan √
Ambulasi / ROM √
Keterangan:
0 : mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain 3: tergantung total
6. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien mulai tidur malam sekitar jam 22.00
kemudian subuh jam 04.30 bangun untuk melaksanakan solat subuh. Saat ini klien hanya
terbaring ditempat tidur, klien mengatakan badannya lemah.
7. Pola perceptual
Klien mengatakan nafasnya sesak, batuk tetapi tidak berdahak, badan terasa lemah, klien mengatakan sesak
nafas jika O2 dilepas, klien hanya mampu berbaring ditempat tidur, semua kegiatan dilakukan di tempat tidur,
termasuk toileting. Mata sedikit kurang jelas, lapang pandang normal, pupil reaktif terhadap cahaya,
Pendengaran tidak ada masalah, Klien masih bisa merasakan rasa asin, manis, pahit, asem. Pengecapan klien
masih normal, nyeri dirasakan ketika ditusuk jarum pemasangan ases. Nyeri dirasakan selama 5 menit setelah
dilakukan pemasangan asses, nyeri terasa pada tangan kanan dan pangkal paha.
8. Pola persepsi diri
Klien mengatakan dirinya sangat ingin cepat sembuh, kembali kerumah dengan keadaan sehat, dan ingin
kembali melakukan aktifitas seperti biasa seperti sebelum masuk rumah sakit. Klien berorientasi dan
berhubungan baik dengan keluarga, petugas kesehatan dan pengunjung. Klien tidak menunjukkan adanya
menarik diri atau minder.
9. Pola seksulitas dan reproduksi
Klien sudah menikah dan mempunyai 3 anak dan saat ini istri klien sudah menopouse.
10. Pola peran dan hubungan
Saat ini klien tinggal bersama istri, klien mengatakan selama ini tidak ada masalah dalam keluarga baik
kepada istri maupun mertuanya. Klien juga mengatakan selama ini berhubungan baik dengan semua anggota
keluarga dan tetangga. Saat klien dirawatpun keluarga terutama istri dan anaknya senantiasa mendampingi
beliau.
11. Pola managemen koping stress
Dari penuturan keluarga pasien dalam memanagement stress keluarga membiasakan berekreasi bersama atau
hanya sekedar menonton TV.
12. Sistem nilai dan keyakinan
Klien dan keluarga beragama islam. Klien melakukan berbagai ikhtiar untuk keadaan nya sekarang.
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Keluhan yang dirasakan saat ini:
Kesadarannya compos mentis, GCS 14. Klien merasakan badannyalemes
TD pre HD : 159/ 83mmHg
TD post HD: 150/79mmHg
RR: 26x/menit
HR: 78x/menit
S:36°C
BB pre HD : 63 kg
a. Kepala
Bentuk kepala simetris, warna rambut hitam dan sebagian beruban, lebat, kebersihan kepala baik, rambut klien
panjang lurus, tidak ada benjolan dan kelainan pada kepala, penyebaran rambut merata
b. Telinga
Telinga simetris, tidak terdapat serumen
c. Mata
Terdapat ikterik pada sklera, tidak strabismus, pupil Isokor, skrera anikterik mata anemis dan tidak ada udema
palpebra.
d. Hidung
Simetris kiri dan kanan, terpasang kanul oksigen 3 lpm
e. Mulut
Bibir lembab, gigi terdapat karies, mulut dan lidah bersih
f. Leher
Posisi leher baik, terdapat kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
g. Thorax
Pergerakan dinding dada simetris, suara nafas vesikuler, perkusi: sonor.
h. Abdomen
perkusi: suara timpani, peristaltik usus 12x/menit.
i. Ekstremitas
Tidak ada luka dan dapat melakukan pergerakan dengan baik, terdapat udem pada ekstremitas bawah, capillary
refil 4 detik.
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah
Tanggal 24 Maret 2012
Parameter Nilai normal
HB 8,5 mg/dl 12-16 NORMAL
UREA 197 mg/dl 10-50 HIGH
CREATININ 8,46 mg/dl 0,5-1,2 HIGH
K 4,8 mmol/dl 3,4-5,4 NORMAL
NA 149 mmol/dl 135-155 NORMAL
Cl 97 mmol/dl 95-108 NORMAL
URIC ACID 7,8 mg/dl 3,4-7 HIGH
IV. ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DO : Pola nafas tidak Depresi pusat
- klien tampak bernafas mengunakan efektif pernafasan
- Terpasang nasal kanul 3L/mnt
- Kesadarannya compos mentis, GCS 14.
Klien merasakan badannya lemes
TD pre HD : 159/ 83mmHg
TD post HD: 150/79mmHg
RR: 26x/menit
HR: 78x/menit
S:36°C
DS :
- Klien mengatakan nafas terasa sesak.
- klien mengatakan sesak nafas jika O2
dilepas.
- klien mengatakan batuk tetapi tidak ada
dahak
DS : Kelebihan Mekanisme
- Klien mengatakan BB terakhir adalah volume cairan pengaturan melemah
63 kg
DO :
- Ke dua kaki terlihat edema
- BAK kurang lebih 300 cc
- Capillary raffyl kurang lebih 4 detik
- Balance cairan +1335,63 cc
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasar analisa data dapat di simpulkan dianosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah :
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme pengaturan melemah
3. Gangguan pefusi jaringan renal berhubungan dengan penurunan suplai oksigen di ginjal
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dari kebutuhan oksigen
VI. PERENCANAAN KEPERAWATAN
N HARI/TANGGA DX. NOC NIC
O L KEPERAWATA
N
1 Sabtu, 23 maret Pola Nafas tidak Setelah dilakukan · Posisikan pasien
2013 efektif tindakan untuk
berhubungan keperawatan memaksimalkan
dengan depresi selama 3x24 ventilasi
pusat pernafasan jam pasien · Pasang mayo bila
menunjukkan perlu
keefektifan pola · Lakukan fisioterapi
nafas, dibuktikan dada jika perlu
dengan kriteria · Keluarkan sekret
hasil: dengan batuk atau
vMendemonstrasika suction
n batuk efektif dan · Auskultasi suara
suara nafas yang nafas, catat adanya
bersih, tidak ada suara tambahan
sianosis dan · Berikan
dyspneu (mampu bronkodilator
mengeluarkan
sputum, mampu
bernafas dg · Berikan pelembab
mudah, tidakada udara Kassa basah
pursed lips) NaCl Lembab
vMenunjukkan jalan · Atur intake untuk
nafas yang paten cairan
(klien tidak mengoptimalkan
merasa tercekik, keseimbangan.
irama nafas, · Monitor respirasi dan
frekuensi status O2
pernafasan dalamv Bersihkan mulut,
rentang normal, hidung dan secret
tidak ada suara trakea
nafas abnormal) v Pertahankan jalan nafas
vTanda Tanda vital yang paten
dalam rentang v Observasi adanya tanda
normal (tekanan tanda hipoventilasi
darah, nadi, v Monitor adanya
pernafasan) kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
v Monitor vital sign
v Informasikan pada
pasien dan keluarga
tentang tehnik
relaksasi untuk
memperbaiki pola
nafas.
v Ajarkan bagaimana
batuk efektif
v Monitor pola nafas
VII. IMPLEMENTASI
N DX. TANGG JA IMPLEMENTASI EVALUASI
O KEPERAWATAN AL M
1 Kelebihan Volume 27 maret · Mempertahankan S:
Cairanberhubungan 2013 cintake dan output - Klien mengatakan
dengan mekanisme yang akurat BB terakhir adalah
pengaturan melema - Input : 1775cc 63 kg
h - Output : 400cc O:
· Memonitor vital - Kedua kaki terlihat
sign dan keadaan edema
umum - BAK kurang lebih
- Kesadarannya 300cc
compos mentis, - Capillary
GCS 14. Klien raffylkurang lebih 4
merasakan badanny detik
alemes - Balance
- TD pre HD : 159/ cairan +1335,63 cc
83mmHg A:
- TD post HD: - Masalah teratasi
150/79mmHg sebagian
- RR: 26x/menit P:
- HR: 78x/menit - Lanjutkan intervensi
- S:36°C
- BB pre HD : 63 kg
· Memonitor indikasi
retensi / kelebihan
cairan yang ditandai
dengan adanya
edema pada
ekstremitas
· Mengkaji lokasi
dan luas edema
· Monitor masukan
makanan / cairan
- Makan+minum
:1500 cc
- Air metabolisme :
275 cc (5cc/kg
bb/hari)
· Memonitor berat
badan : BB pre
HD : 63 kg
· Memberikan posisi
kaki agak tinggi
Pola Nafas tidak 23 maret · Memposisikan S:
efektifberhubungan 2013 pasien untuk - Klien mengatakan
dengan depresi pusat memaksimalkan lemes
pernafasan ventilasi yaituOposisi
:
semifowler dan - Kesadarannya
memberikan O² 3 compos mentis, GCS
lpm 14.
· Auskultasi suara Klien
nafas, catat adanya merasakan badannya
suara tambahan lemes
· Mengatur intake TD pre HD : 159/
cairan 83mmHg
mengoptimalkan TD post HD:
keseimbangan. 150/79mmHg
- Makan+minum RR: 26x/menit
:1500 cc HR: 78x/menit
- Air metabolisme : S:36°C
275 cc (5cc/kg - Urea 197 mg/dl
bb/hari) - Creatinin8,46 mg/dl
- Kedua kaki edema
A
- Masalah teratasi
sebagian
P
- Lanjutkan intervensi
Perfusi jaringan 23 maret v Memonitor HMT, S:
renal tidak 2013 Ureum, albumin, - klien mengatakan
efektif berhubungan total protein, serum mengatakan
dengan gangguan osmolalitas dan badannya lemas.
transport O2 urin. Hasil - klien mengatakan
laboraturium sesak nafas jika O2
tanggal 22 maret dilepas.
2013 : O:
- Urea 197 mg/dl - klien hanya tiduran
- Creatinin 8,46 - klien tampak
mg/dl terbaring lemah
v Pertahankan intake - Terpasang nasal
dan output secara kanul 3L/mnt
akurat - konjungtiva anemis
- Intake = 1775 cc - aktivitas dibantu
- Output= 400 cc keluarga
v Memonitor TTV - Kesadarannya
- TD pre HD : 159/ compos mentis, GCS
83mmHg 14.
TD post HD: Klien
150/79mmHg merasakan badannya
- RR: 26x/menit lemes
- HR: 78x/menit TD pre HD : 159/
- S:36°C 83mmHg
Pasien TD post HD:
Hemodialisis: 150/79mmHg
v Mengobservasi RR: 26x/menit
terhadap dehidrasi, HR: 78x/menit
kram otot dan S:36°C
aktivitas kejang A:
v Memonitor TD - Masalah teratasi
- TD pre HD : 159/ sebagian
83mmHg P:
TD post HD: - Lanjutkan intervensi
150/79mmHg
v Timbang BB sebelum
dan sesudah
prosedur
- BB pre HD : 63 kg
Pasien Peritoneal
Dialisis:
v Mengkajitemperatur,
TD, denyut perifer,
RR dan BB
- TD pre HD : 159/
83mmHg
TD post HD:
150/79mmHg
- RR: 26x/menit
- HR: 78x/menit
- S:36°C
Intoleransi aktivitas 23 maret v Mengobservasiadanya DS :
Berhubungandengan 2013 pembatasan klien - Klien mengatakan
ketidakseimbangan dalam melakukan lemes
antara suplai dari aktivitas DO :
kebutuhan oksigen - Klien mengatakan - Kesadarannya
klien merasa sesak compos mentis, GCS
pada saat 14.
beristirahat Klien
v Memantau respon merasakan badannya
oksigen pasien lemes
terhadap aktifitas TD pre HD : 159/
dan perawatan diri 83mmHg
- Pada saat berbaring TD post HD:
RR: 26x/menit 150/79mmHg
HR: 78x/menit RR: 26x/menit
v Membantu klien HR: 78x/menit
untuk S:36°C
mengidentifikasi - Urea 197 mg/dl
aktivitas yang - Creatinin8,46 mg/dl
mampu dilakukan - Kedua kaki edema
- Klien mengatakan
klien tidak mampu
beraktifitas klien
mengatakan jika
beraktivitas nafas
klien terasa sesak