Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM FARMASETIKA

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMISOLIDA DAN LIKUID


JURUSAN FARMASI

JURNAL FORMULA TFS 1


“SABUN CAIR”

OLEH:

KELOMPOK : I (SATU)
KELAS :C
ASISTEN :RINALDI

Nilai
Nama NIM Tugas Nilai Diskusi
Dokumen
ISDAR ALEX GUNAWAN G 701 18 027 Produksi
MUH. ILHAM G 701 18 060 Kemasan
MUH. FAYQHAL IBNU MADANI G 701 18 068 Formulasi
MOH. FAUZAN G 701 18 123 Produksi
MUHAMMAD FAISAL G 701 18 125 Preformulasi

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
I. FORMULA ASLI
Sabun Mandi Cair

II. RANCANGAN FORMULA


Tiap 60 mLTrifairboys® mengandung
Oleum Citri 1 mL
Natrium Benzoat 0,3 mg
Sodium Lauryl Sulfate 1,5 mL
Virgin Coconut Oil 12 mL
Stearic Acid 12 mg
Propylen Glycol 24 mL
Pottasium Hydroxide 24 mL
Pewarna kuning 2 gtt
Aquadest ad 60 mL

III. MASTER FORMULA


Nama Produk : Trifairboys®
Nama Pabrik : PT. Volunter Pharm
Jumlah Produk :3
Tanggal Formula Asli : 27 Februari 2020
Tanggal Rencana produksi : 1 Maret 2020
No. Registrasi : NA18200100279
No. Batch : 0103001

Jumlah Jumlah
No. Komposisi Fungsi
perwadah perbatch
1. Oleum Citri Pengaroma 1 mL 3 mL
2. Natrium Benzoat Pengawet 0,3 mg 0,9 mg
3. Sodium Lauryl Sulfate Surfaktan 1,5 mL 4,5 mL
4. Virgin Coconut Oil Basis Sabun Cair 12 mL 36 mL
Penstabil dan
5. Stearic Acid 12 mg 36 mg
Pemviskositas
6. Propylen Glycol Humektan 24 mL 72 mL
Pottasium Hydroxide
7. Alkali 24 mL 72 mL
(KOH)
8. Aquadest Pelarut ad 60 mL ad 180 mL

IV. DASAR FORMULASI


IV.1.1 Alasan pembuatan sediaan
Sabun cair (liquid soap) adalah sabun yang memiliki bentuk cairan. Sabun cair memiliki
keunggulan dari sabun bentuk lain seperti mudah dibawa bepergian dan lebih higienis
karena sabun cair biasanya disimpan dalam tertutup rapat. Sabun cair bisa menjadi
produk sabun yang strategis untuk dipasarkan, karena masyarakat di era modern ini lebih
menyukai hal wadah yang yang praktis (Widyasanti. A. dkk., 2019).
Sabun cair adalah sediaan berbentuk cair yang ditujukan untuk membersihkan kulit,
dibuat dari bahan dasar sabun yang ditambahkan surfaktan, pengawet, penstabil busa,
pewangi dan pewarna yang diperbolehkan, dan dapat digunakan untuk mandi tanpa
menimbulkan iritasi pada kulit (Sari. R, 2017).

Adapun kandungan zat-zat untuk membuat sabun bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis
sabun. Pembuatan sabun merupakan reaksi sederhana antara asam lemak yang
terkandung dalam minyak dengan NaOH/KOH, reaksi ini dikenal dengan reaksi
saponifikasi (Rahmawati. dkk., 2017)

IV.1.2 Alasan Pemilihan Bahan Tambahan


1. Sodium Lauryl Sulfate (Maretta. A, 2015)
Sebagai surfaktan karena Sodium Lauryl Sulfate bertujuan untuk meningkatkan
kestabilan emulsi dengan menurunkan tegangan antarmuka, antara fasa minyak dan
fasa air.
2. Natrium Benzoat (FI IV, 1995; 584)
Sebagai pengawet karena tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil di udara dan
serbuk. Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut
dalam etanol 90%.
3. Virgin Coconut Oil (Widyasanti. A, 2017)
Penggunaan VCO sebagai bahan dasar pembuatan sabun karena VCO adalah minyak
yang paling kaya dengan kandungan asam lemak yang menguntungkan kulit
dibandingkan dengan minyak lainnya dan warna VCO yang bening putih jernih dan
mudah larut dalam air.
4. Pottasium Hydroxide (Sukeksi. L. dkk., 2018)
Penggunaan bahan alami seperti kalium dari tumbuhan sebagai alkali dapat
menggantikan bahan kimia sintetik yang digunakan pada pembuatan sabun sehingga
lebih aman bagi kulit.
5. Propilen Glikol (Santoso. J, 2018)
Sebagai humektan, cosolven, pelembab dan membantu meningkatkan penetrasi zat
aktif.
6. Oleum Citri (FI III, 1979)
Sebagai pengaroma karena pemerian dari oleum citri yaitu memiliki bau khas.
7. Stearic Acid (Hambali. dkk., 2005)
Dalam formulasi topikal, asam stearat digunakan sebagai zat pengemulsi dan
pelarutan.
8. Aquadest (FI III, 1979)
Digunakan sebagai pelarut, karena berguna sebagai pelarut utama pada sediaan sabun
cair.
V. INFORMASI BAHAN AKTIF & BAHAN TAMBAHAN
V.1 Sifat Fisika & Kimia Oleum Citri (FI III,1979)

Nama Resmi : OLEUM CITRI


Sinonim : Minyak Jeruk
RM / BM : -
Rumus Struktur : -
Kegunaan : Pengaroma
Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas; rasa
pedas dan agak pahit.
Kelarutan : Larut dalam 12 bagian volume etanol (90%) P, larutan agak
beropalesensi; dapat bercampur dengan etanol mutlak P.
Stabilitas : -
Inkompatibilitas : -
V.2 Sifat Fisika & Kimia Virgin Coconut Oil (FI III, 1979: 456)
Nama Resmi : OLEUM COCOS PURUM
Sinonim : Minyak Kelapa Murni
RM / BM : -/-
Rumus Struktur : -
Kegunaan : Basis sabun cair
Pemerian : Cairan jernih; kuning pucat; tidak berbau atau berbau
lemah; rasa khas. Memadat pada suhu 0° dan mempunyai
kekentalan rendah walaupun pada suhu mendekati suhu
beku
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam etanol
(95%) P, dalam kloroform P dan dalam eter P.
Stabilitas : Minyak kelapa lunak dapat dimakan, dan berasa lembut
serta tidak berbau, untuk kuning telur dalam kondisi
penyimpanan biasa. Minyak secara perlahan mengoksidasi
dan menjadi tengik, memperoleh bau yang tidak
menyenangkan dan rasa asam yang kuat. Simpan dalam
wadah yang ketat dan diisi dengan baik, terlindung dari
cahaya pada suhu yang tidak melebihi 25 ° C. Minyak
kelapa dapat terbakar pada temperatur tinggi, dan dapat
secara spontan terik dan terbakar jika disimpan dalam
kondisi panas dan basah.
Inkompatibilitas : Minyak kelapa bereaksi dengan zat pengoksidasi, asam dan
alkali. Polietilen mudah ditembus oleh minyak kelapa.
Telah ditunjukkan bahwa peningkatan gaya yang
diperlukan untuk mengeluarkan minyak kelapa dari jarum
suntik plastik adalah duc untuk menyerap minyak ke dalam
plunger karet; ini mengakibatkan pembengkakan plunger
karet dan peningkatan resistensi terhadap gerakan ke
bawah tabung jarum suntik.
V.3 Sifat fisika dan kimia Sodium Lauryl Sulfate (FI III, 1979: 713)
Nama Resmi : SODIUM LAURYL SULFAS
Sinonim : Natrium Lauril Sulfat
RM / BM : C12H25NaO4S/288,38
Rumus Struktur :

Kegunaan : Surfaktan
Pemerian : Serbuk atau hablur; warna putih atau kuning pucat; bau
lemah dank has.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan berkabut; larut
sebagian dalam etanol (95%) P.
Stabilitas : Sodium lauryl sulfate stabil di bawah kondisi penyimpanan
normal. Namun, dalam solusi, dalam kondisi ekstrem, mis.
pH 2,5 atau di bawahnya, ia membatalkan hidrolisis
menjadi lauril alkohol dan natrium bisulfat. Material curah
harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan jauh
dari zat pengoksidasi kuat dalam placc yang dingin dan
kering.
Inkompatibilitas : Sodium lauryl sulfate bereaksi dengan surfaktan kationik,
menyebabkan hilangnya aktivitas yang terlarut dalam
konsentrasi yang terlalu rendah untuk menyebabkan
hujan. Tidak seperti sabun, sabun ini kompatibel dengan
asam dilutc dan ion kalsium dan magnesium. Sodium
lauryl sulfate tidak sesuai dengan garam ion logam
polivalen, seperti aluminium, timah, timah atau seng, dan
praksipasi dengan garam kalium. Solusi sodium lauryl
sulfate (pH 9.5-10.0). busur agak korosif terhadap
bungkusan ringan, tembaga, kuningan, perunggu, dan
aluminium.
V.4 Sifat Fisika & Kimia Propilen Glikol (FI III, 1979 dan HPE, 2009)
Nama resmi : PROPYLENGLYCOLUM
Sinonim : Propilenglikol
RM/BM : C3H8O2/76,10
Rumus struktrur :

Kegunaan : Humektan
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; tidak
berbau; rasa agak manis; higroskopik.
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P
dan dengan kloroform P; larut dalam 6 bagian
eter P; tidak dapat campur dengan eter minyak
tanah P dan dengan minyak lemak
Stabilitas : Pada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam
wadah yang tertutup dengan baik, tetapi pada
suhu tinggi, di tempat terbuka, cenderung
teroksidasi, memberikan risiko pada produk
seperti propionaldehida, asam laktat, asam
piruvat, dan asam akrilat. Propilen glikol stabil
secara kimiawi jika dicampur dengan cthanol
(95%), gliserin, atau air.
Inkompatibilitas : Propilen glikol tidak cocok dengan pereaksi
pengoksidasi seperti kalium permanganat
V.5 Sifat fisika dan kimia Pottasium Hydroxide ( FI III, 1979: 689)
Nama Resmi : KALII HYDROXYDUM
Sinonim : Kalium Hidroksida
RM / BM : KOH/56,1
Rumus Struktur :

Kegunaan : Sebagai Alkali


Pemerian : Massa berbentuk batang, pelet atau bongkahan, putih,
sangat mudah meleleh basah.
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air, dalam 3 bagian etanol (95%) P,
sangat mudah larut dalam etanol mutlak P mendidih.
Stabilitas : Potasium hidroksida harus disimpan dalam kedap udara,
wadah nonmikalik dalam wadah dingin dan kering.
Inkompatibilitas : Potasium hidroksida adalah basa kuat dan tidak sesuai
dengan senyawa apa pun yang mengalami hidrolisis atau
oksidasi. Seharusnya tidak disimpan dalam wadah kaca
atau aluminium, dan akan bereaksi dengan asam, csters,
dan cthers, terutama dalam larutan aqucous.
V.6 Sifat fisika dan kimia Stearic Acid (FI III, 1979: 57)

Nama Resmi : ACIDUM STEARICUM


Sinonim : Asam Stearat
RM / BM : C18H36O2 / 284,5

Rumus Struktur :

Kegunaan : Sebagai Penstabil dan pemviskositas


Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur;
putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol
(95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian
eter P.
Stabilitas : Asam stearat adalah bahan yang stabil; antioksidan juga
dapat ditambahkan ke dalamnya. Bahan curah harus
disimpan dalam wadah tertutup dengan baik di tempat
yang sejuk dan kering.
Inkompatibilitas : Asam stearat tidak sesuai dengan kebanyakan logam
hidroksida dan mungkin tidak sesuai dengan basa, zat
pereduksi, dan zat pengoksidasi.
V.7 Sifat Fisika & Kimia Aquadest (FI. Edisi IV, 1995)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Sinonim : Air SULING
RM/BM : H2O/18,02
Rumus struktrur : O

H H
Kegunaan : Zat pelarut
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan : -
Stabilitas : -
Inkompatibilitas : -
V.8 Sifat Fisika & Kimia Natrium Benzoat (FI. Edisi IV, 1995 dan HPE, 2009)
Nama resmi : NATRII BENZOAS
Sinonim : Garam natrium asam benzoat; soda benzoat;
natrii benzoas; natrium benzoicum.
RM/BM : C7H14NaO2/144,11
Rumus struktrur :

Kegunaan : Zat pengawet


Pemerian : Butiran atau serbuk hablur; putih; tidak berbau
atau hampir tidak berbau.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian
etanol (95%) P.
Stabilitas : Larutan berair dapat disterilkan dengan autoklaf
atau filtrasi.
Inkompatibilitas : Tidak cocok dengan senyawa kuaterner, gelatin,
garam besi, garam kalsium, dan garam logam
berat, termasuk perak, timah, dan merkuri.
Aktivitas pengawet dapat dikurangi dengan
interaksi dengan kaolin2 atau surfaktan nonionik.
VI. RANCANGAN PENGEMASAN& SPESIFIKASI SEDIAAN
VI.1.1 Alasan pemilihan Wadah (kemasan primer)
Berdasarkan data yang diperoleh, yaitu 25 orang (83,3%) konsumen beranggapan
bahwa bentuk oval lebih nyaman digenggam daripada bentuk bulat maupun persegi
panjang (Uzwatania. dkk., 2018).

VI.2. Rancangan Label, Leaflet dan Kemasan Sekunder

VII. Dasar pemilihan Metode sterilisasi Produk


-
VIII. Perhitungan
Oleum Citri 1 mL x 3 = 3 mL

0,5
Natrium Benzoat 0,5 % = x 60 mL x 3=0,9mg
100
m
ρ=
v
0,3
1,5 g/ cm3 =
V
0,3 g
V= = 0,2 cm3 = 0,2 Ml
1,5 g /cm3
2,5
Sodium Lauryl Sulfate 2,5 %= x 60 mL=1,5 mL x 3=4,5 mL
100

20
Virgin Coconut Oil 20 % = x 60 mL=12 mL x 3=36 mL
100
20
Stearic Acid 20% = x 60 mL=12 mg x 3=36 mg
100
m
ρ=
v
12
941000 g/ cm3 =
V

12 g
V= = 1,2 cm3 = 1,2 mL x 3 = 3,6 mL
941000 g /cm3

40
Propylen Glycol 40% = x 60 mL=24 mL x 3=72mL
100

40
Pottasium Hydroxide 40% = x 60 mL=24 mL x 3=72mL
100
Etanol 95% 3,6 mL
Pewarna kuning 2 gtt
Aquadest ad 60 mL
IX. Skema kerja

Alat dan Bahan


-Dileburkan

Asam stearat
-Dimasukkan dalam lumpang
-Dimasukkan aquadest secukupnya
-Digerus cepat

Sodium Lauryl Sulfate

-Ditambahkan

-Digerus

Virgin Coconut Oil

-Ditambahkan

-Digerus

Asam stearat

-Ditambahkan

-Digerus
Pottasium Hydroxide
(KOH)

-Dimasukkan dalam gelas kimia


-Dilarutkan dalam aquadest secukupnya
-Ditambahkan
-Digerus

Natrium Benzoat

-Ditambahkan

-Digerus

Proylen Glycol

-Ditambahkan

Oleum Citri -Diencerkan

Aquadest
X. Parameter kritis
Derajat keasaman atau pH merupakan parameter kimiawi untuk mengetahui sabun cair yang
dihasilkan bersifat asam atau basa. pH merupakan parameter penting pada produk kosmetika,
karena nilai pH dapat mempengaruhi daya absorpsi kulit. Umumnya pH sabun mandi cair berkisar
antara 8 – 11. Sabun yang memiliki nilai pH yang sangat tinggi atau sangat rendah dapat daya
absorbansi kulit sehingga menyebabkan iritasi pada kulit sehingga kulit menjadi iritasi seperti
luka, gatal atau mengelupas. Nilai pH yang terlalu tinggi atau rendah juga dapat menyebabkan
kulit kering (Widyasanti. A. dkk., 2017).

Angka Lempeng Total (ALT) atau biasa juga disebut total mikroba merupakan salah satu
parameter yang menentukan baik tidaknya persyaratan penghitungan-jumlah mikroba - jaminan
produk dari sebelum produk sampai ke tangan konsumen (Widyasanti. A. dkk., 2017)

Bobot jenis merupakan perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25°C terhadap bobot air
dengan volume dan suhu yang sama. Nilai bobot jenis dapat disebabkan oleh jenis dan
konsentrasi bahan baku dalam Jarutan. Setiap bahan baku yang ditambahkan dalam formulasi
sabun sangat menentukan bobot jenis produk sabun yang dihasilkan. Semakin tinggi bobot bahan
baku yang ditambahkan, maka bobot jenis sabun yang dihasilkan akan semakin tinggi
(Widyasanti. A. dkk., 2017).

XI. Peralatan
1. Lumpang dan alu (1)
2. Bunsen (1)
3. Corong (1)
4. Korek api (1)
5. Gelas kimia 500 ml, 250 ml dan 50 ml (1)
6. Gelas ukur 10 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml (1)
7. Wadah (3)
8. Cawan porselin
XII. Syarat dan spesifikasi sediaan

No. Syarat / spesifikasi Alasan Pustaka


XIII. 1. Ph pH dapat mempengaruhi daya (Widyasanti. A.
absorpsi kulit. Umumnya pH dkk., 2017).
sabun mandi cair berkisar
antara 8 – 11. Sabun yang
memiliki nilai pH yang sangat
tinggi atau sangat rendah dapat
daya absorbansi kulit sehingga
menyebabkan iritasi pada kulit
sehingga kulit menjadi iritasi
seperti luka, gatal atau
mengelupas.
2. Bobot Jenis Uji bobot jenis dilakukan untuk Yamlean P. V. Y
mengetahui bobot jenis dari dan Bodhi. W,
sabun cair. Bobot jenis dari 2017).
suatu sediaan sabun cair adalah
1,01- 1,1 g/ml.
3. Alkali Bebas Uji alkali bebas dilakukan untuk Yamlean P. V. Y
mengetahui ada tidaknya alkali dan Bodhi. W,
bebas pada sabun cair. Menurut 2017).
SNI, alkali bebas dalam suatu
sediaan sabun cair maksimal
0,1%.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia., (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. Kementrian
Kesehatan Repoblik Indonesia. Jakarta

Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia., (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Kementrian
Kesehatan Repoblik Indonesia. Jakarta

Hambali, H., C., (2009). Membuat Sabun Transparant untuk Gift dan Kecantikan. Penebar plus.
Jakarta

Rowe., R., J., (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients. Pharmaceutical press. London

Maretta., A., Helmy., Q., (2015). Degradasi Surfaktan Sodium Lauryl Sulfat dengan proses
Fotokatalis Menggunakan Nano Partikel. Institut Teknologi Bandung. Bandung

Rahmawati., Dkk., (2017). Pengoptimalan Air Leri Dalam Pembuatan Sabun Pembersih Wajah
Alami Yang Ekonomis. Universitas Negeri Semarang. Semarang
Sari.,R., Ferdinan.,A., (2017). Pengujian Aktifitas Antibakteri Sabun Cair dari Ekstrak Kulit Daun
Lidah Buaya. Universitas Tanjungpura. Pontianak
Santoso.,J.,Dkk., (2018). Optimasi Formula Krim Ekstrak Poliherbal Sebagai Antibakteri dengan
Kombinasi Gliserin, Sorbitol dan Propilenglikol Sebagai Humektan. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta

Sukeksi.,L., Dkk., (2018). Pembuatan Sabun Cair Alkali Kalium Abu Batang PIsang (Musa
Paradisiaca). Universitas Sumatera Utara. Medan.

Uzwatania., Dkk., (2018). Analisis Preferensi dan Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Sabun
Mandi Alami Halal. Universitas Djuanda Bogor. Bogor

Widyasanti., A., Dkk., (2017). Pembuatan Sabun Berbasis Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan
Penambahan MInyak Melati (Jasminum Sambac) Sebagai Essential Oil. Universitas
Padjadjaran. Bandung

Widyasanti., A., Dkk., (2019). Pembuatan Sabun Cair Dengan Menggunakan Bahan Baku
Minyak Jarak (Castor Oil) Dengan Variasi Konsentrasi Infused Oil The Putih (Camelia Sinensis).
Universitas Padjadjaran. Bandung

Yamlean.,P.,V.,Y., Bodhi.,W., (2017). Formulasi dan Uji Antibakteri Sediaan Sabun Cair Ekstrak
Daun Kemangi (Ocymum Basilicum L) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Unsrat.
Manado

Anda mungkin juga menyukai