Kata Kunci : Stunting, Pengetahuan Ibu, Status Sosial Ekonomi, Status Penyakit Infeksi
ABSTRACT
Stunting also known as “stunted growth” is the impaired growth in children under 5 years because of
chronic malnourishment especially during their first 1000 days. Bassed on data from the community
health center of Medan Deli, children 5 years with severe malnutrition significantly increased from
Januari-July 2018 which was 0,26% to 0,34% followed with stunting in toddlers was significantly
increased from 0,25% to 0,27%. Stunting is caused by several factors such aspoor mother’s nutritional
knowledge, health care facilities, socio-economic status, and status of the infectious desease. This
research was conducted in Community Health Center of Medan Deli in December 2018. The study aimed
at analyzing the factors associated with stunting among toddlers. This research is analytical research with
cross-sectional design, collected 44 people as the samples with a sampling technique using total
34
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
population sampling. Based on statistical test using chi-square,obtainedknowledge (p=0.000 < 0.05),
health care facilities (p= 0.323> 0.05), socio-economic status (p= 0.004 <0.05), and infectious disease
status (p= 0.000<0.05). This study showed that there was a relationship between knowledge, socio-
economic status and infectious disease status with the incidence of stunting in toddlers in Community
Health Center of Medan Deli in 2018. Furthermore there was no relationship between health care
facilities and stunting in toddlers in the Community Health Center of Medan Deli in 2018. Advice from
the researcher is expected that every mother who has a toddler with severe malnutrition and
undernutrition problem has to utilize health care facilities and hopefully they can anticipate the
occurrence of stunting by increasing knowledge about toddler's nutrition, and nutritional needs for
toddlers are fulfilled to create free toddlers from stunting throughout the Community Health Center of
Medan Deli.
Keywords : Stunting, mother’s knowledge, socio-economic status, infectious disease status
LATAR BELAKANG 28,4% yang berarti terjadi peningkatan sebesar
Masalah anak pendek (stunting) 4% dari keadaan tahun 2016 (24,4%). Prevelensi
merupakan salah satu permasalahan gizi yang status gizi, Balita Pendek TB/U di Provinsi
dihadapi di dunia, khususnya di negara-negara Sumatera Utara Tahun 20015-2017 diketahui
miskin dan berkembang (Unicef, 2013). bahwa prevelensi balita pendek sebesar 28,4%
Stunting atau disebut dengan “pendek” dari 12,5% sangat pendek dan 16% pendek.
merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak Prevelensi sangat pendek menunjukkan
balita akibat kekurangan gizi kronis terutama peningkatan dari 9,3% tahun 2016 dan 12,5%
dalam 1000 hari pertama kehidupan (PERSAGI, tahun 2017. Sedangkan prevelensi pendek
2018). meningkat dari 15,1% pada tahun 2016 menjadi
UNICEF pada tahun 2014 16% pada tahun 2017.
mengeluarkan hasil bahwa lebih dari 162 juta Hasil PSG tahun 2017 menunjukkan
anak dibawah 5 tahun di dunia mengalami bahwa terdapat 22 kabupaten/kota di Sumatera
stunting (pendek). Anak dengan keadaan Utara yang memiliki prevelensi balita pendek
wasting (kurus) sebanyak 51 juta anak, dan 17 diatas prevelensi provinsi yaitu Kabupaten Nias
juta anak dalam kondisi sangat kurus yang Barat (45,7%), Kabupaten Nias Utara (41,6%)
memerlukan penanganan khusus. Keadaan dan Kabupaten Nias (41,6%) (Dinkes Kota
tersebut, akan mengalami efek jangka panjang Medan, 2017).
yang berdampak bagi dirinya, keluarga, dan Berdasarkan survei awal yang dilakukan
pemerintah, bahkan berisiko tinggi meninggal. peneliti pada tanggal 21 Agustus 2018 di
Di indonesia tren stunting pada balita Puskemas Medan Deli. Survei awal yang
tidak memperlihatkan perubahan yang dilakukan peneliti dengan ikut serta dalam
bermakna. Secara global, pada tahun 2011 lebih kegiatan posyandu yang dilakukan oleh
dari 25% jumlah anak yang berumur dibawah Puskesmas Medan Deli dan melakukan
lima tahun yaitu sekitar 165 juta anak wawancara kepada ibu yang memiliki riwyat
mengalami stunting, sedangkan untuk tingkat gizi buruk, kemudian peneliti melakukan
Asia, pada tahun 2005-2011 Indonesia observasi pada balita dengan mendata dan
menduduki peringkat kelima prevalensi stunting melakukan pengukuran tinggi badan balita.
tertinggi. Prevalensi balita stunting di Asia Setelah dilakukan pendataan terdapat 44 balita
Tenggara tergolong tinggi yaitu sebesar 29,1 % yang mengalami gizi buruk diantaranya 36 balita
di tahun 2007, sedangkan pada tahun 2013 di mengalami stunting.
Indonesia berdasarkan Direktur Bina Gizi Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kementerian Kesehatan RI sebesar 35,6% pihak Puskesmas Medan Deli, balita yang
(Riskesdas, 2013). mengalami gizi buruk, setiap bulannya ada yang
Berdasarkan hasil pemantauan status sudah pulih atau dikategorikan kedalam gizi
gizi (PSG) di Sumatera Utara diperoleh bahwa balita sudah membaik dan ada balita baru
prevelensi secara provinsi tahun 2017 adalah dengan riwayat gizi buruk, artinya setiap
35
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
bulannya jumlah balita gizi buruk bertambah Tabel 1: Distribusi frekuensi berdarsarkan
dengan data balita atau balita yang berbeda karakteristik responden
dimana sebagian sudah dikatakan membaik, No Karakteristik (n) (%)
sebagian masih dalam kategori status gizi buruk, 1 Jenis Kelamin Balita
dan balita baru dengan riwayat gizi buruk, data Laki-laki 20 45,5
yang diperoleh dari pihak Puskesmas Deli yaitu Perempuan 24 55,5
dari data bulan Januari-Juli terdapat 34 balita Total 44 100
gizi buruk menjadi 44 balita gizi buruk 2 Umur Balita
diantaranya terdapat balita stunting sebanyak 32 0-20 bulan 14 31,8
balita di buan Januari menjadi 36 balita di bulan 21-40 bulan 24 54,5
Juli 2018. 41-60 bulan 6 13,6
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk Total 44 100
membahas mengenai faktor-faktor yang 3 Pendidikan Ibu
berhubungan dengan kejadian stunting pada Tidak Sekolah 3 6,8
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli SD 11 25,0
Tahun 2018. SMP 9 20,5
SMA 21 47,7
METODE PENELITIAN Diploma/Sarjana 0 0
Penelitian ini merupakan penelitian jenis Total 44 100
deskriptif analitik. Rancangan penelitian ini Dari tabel diatas menunjukkan bahwa
adalah cross-sectional yaitu suatu penelitian untuk sebanyak 24 balita (55,5%) berjenis kelamin
mempelajari dinamika korelasi antara faktor- perempuan dan 20 balita (45,5%) berjenis
faktor resiko dengan efek, dengan cara kelamin laki-laki, mayoritas balita berusia 21-40
pendekatan, observasi atau pengumpulan data bulan sebanyak 24 balita (54,5%) dan minoritas
sekaligus pada suatu saat (point time approach). usia balita 41-60 bulan sebanyak 6 balita
Artinya subjek penelitian hanya diobservasi sekali (13,6%), mayoritas pendidikan ibu SMA
saja dan pengukuran dilakukan terhadap status sebanyak 21 orang (47,7%) dan minoritas
karakter atau variabel subjek pada saat berpendidikan Tidak Sekolah sebanyak 3 orang
pemeriksaan (Notoatmodjo, 2016). Observasi atau (6,8%).
pengukuran penelitian ini dilakukan dimana
variabel independen dengan variabel dependen Tabel 2: Distribusi frekuensi berdasarkan
diteliti secara bersamaan untuk mengetahui faktor- pengetahuan responden, fasilitas pelayanan
faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting kesehatan, status sosial ekonomi, dan status
pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Medan penyakit infeksi
Deli Tahun 2018. Populasi pada penelitian ini
No Variabel n (%)
adalah 44 ibu yang memilki balita gizi buruk di
1 Pengetahuan Ibu
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli tahun
Baik 8 18,2
2018. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh
Cukup 7 15,9
populasi sebanyak 44 ibu (total sampling) yang
Kurang 29 65,9
memiliki balita gizi buruk di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan Dli tahun 2018. Penelitian ini Total 44 100
menggunakan uji chi-squaret (p value <α =0,05) 2 Fasilitas Pelayanan
untuk melihat hubungan antara variabel bebas Kesehatan
dengan variabel terikat. Jika nilai p value > 0,05 Baik 40 90,9
maka H0 diterima , Ha ditolak. Jika nilai p value Cukup 4 9,1
< 0,05 maka H0 ditolak, Ha diterima. Kurang 0 0
Total 44 100
HASIL DAN PEMBAHASAN 3 Status Sosial Ekonomi
Data Univariat Tinggi 0 0
Sedang 7 15,9
36
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
Rendah 37 84,1 responden yang berpengetahuan baik mengalami
Total 44 100 stunting 1 dan yang normal 24, sedangkan
4 Status Penyakit Infeksi berpengetahuan tidak baik terdapat 5 stunting.
Ya 36 81,8 Berdasarkan hasil perhitungan statistik chi
Tidak 8 18,2 square diperoleh nilai p value (0,000) < α =
Total 44 100 (0,05) sehingga ada hubungan yang bermakna
5 Riwayat Stunting antara pengetahuan orang tua terhadap kejadian
Tidak Stunting 8 18,2 stunting pada 4-5 tahun di TK Malaekat
Stunting 36 81,8 Pelindung Manado.
Total 44 100
Tabel 4 Hubungan Fasilitas Pelayanan
Data Bivariat Kesehatan Dengan Kejadian Stunting
Tabel 3 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan
Kejadian Stunting Fsilitas Kejadian Stunting
Pengetahuan Kejadian Stunting Pelayana Stunting Tdk Total P
Ibu Stunting Tdk Total P Stunting val
Stunting Kesehata
valu ue
e n % n % N %
n % n % N % Baik 32 80,0 8 20,0 40 10
Baik 0 0 8 100 8 100 0 0,3
Cukup 2 100 0 0 7 100Cukup 4 100 0 0 4 10 23
7 0
Kurang 9 100 0 0 29 100Kurang 0 0 0 0 0 0
Dari tabel diatas diketahui bahwa dari
Dari tabel diatas menunjukkan atas dapat 40 responden yang mengatakan fasilitas
diketahui bahwa dari 8 responden yang memiliki pelayanan kesehatan baik, mayoritas stunting
pengetahuan baik, mayoritas tidak stunting sebanyak 32 orang (80,0%) dan minoritas tidak
sebanyak 8 orang (100%), dari 7 responden stunting sebanyak 8 orang (20,0%) dan dari 4
yang memiliki pengetahuan cukup, mayoritas responden yang mengatakan fasilitas pelayanan
stunting sebanyak 7 orang (100%), dan dari 29 kesehatan cukup, mayoritas stunting sebanyak 4
responden yang memiliki pengetahuan kurang, orang (100%).
mayoritas stunting sebanyak 29 orang (100%). Berdasarkan hasil analisa bivariat
Berdasarkan hasil analisa bivariat dengan dengan menggunakan uji statistik chi square
menggunakan uji statistik chi square diperoleh p diperoleh p = 0.323 (p value > 0.05) artinya Ho
= 0.000 (p value< 0.05) artinya Ho ditolak dan diterima dan Ha ditolak, ini menunjukan bahwa
Ha diterima, ini menunjukan bahwa ada tidak ada hubungan antara fasilitas pelayanan
hubungan antara pengetahuan ibu dengan kesehatan dengan kejadian stunting pada balita
kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli.
Puskesmas Medan Deli. Penelitian ini tidak sejalan dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian Farrah Okky, Nina, Mury
penelitian wellem Elseus Pormes, Sefti Rompas, (2013) di Puskesmas Kedung Banteng
dan Amatus Yudi Ismanto dan Dasuki (2014) di menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
TK Malaekat Pelindung Manado, menyatakan signifikan antara fasilitas pelayanan kesehatan
terdapat hubungan yang signifikan artinya ada dengan kejadian stunting (P value = 0,013)
hubungan antara pengetahuan dengan stunting dengan sampel sebanyak 50 responden.
dengan p value 0,000. Pada penelitiannya Berdasarkan hasil uji chi-square antara fasilitas
terhadap orang tua anak di TK Malaekat pelayanan kesehatan dengan kejadian stunting
Pelindung Manado. Sampel pada penelitian ini dapat diketahui nilai p = 0,013 dimana p < 0,05
sebanyak 30 responden dengan jumlah artinya ada hubungan fasilitas pelayanan
37
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
kesehatan dengan kejadian stunting di wilayah Tabel 6 Hubungan status penyakit infeksi
pedesaan dan perkotaan. dengan kejadian stunting pada balita
38
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan Anderson, Kevin dkk. Hubungan Status Gizi
kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Dengan Kualitas Hidup Dengan
Puskesmas Medan Deli, Tidak Ada hubungan HIV/AIDS Di Semarang. Diakses dari:
antara fasilitas pelayanan kesehatan dengan http://ejournal-
kejadia stunting pada balita di Wilayah Kerja s1.undip.ac.id/index.php.medico
Puskesmas Medan Deli, Ada Hubungan antara Anindita, Putri. 2013. Hubungan Tingkat
status sosial ekonomi dengan kejadian stunting Pendidikan Ibu, Pendapatan
pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Keluarga, Kecukupan protein dan zinc
Deli, Ada hubungan antara status penyakit dengan stunting (Pendek) pada Balita
infeksi dengan kejadian stunting pada balita di Usia 6-35 bulan di
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli KecamatanTembelang Kota
Semarang. Diakses dari:
SARAN http://ejournals1.undip.ac.id/index.php
Sebagai bahan masukkan dan /jkm.
meningkatkan kinerja yang lebih baik melalui Aridiyah,et al. 2015. Faktor-Faktor Yang
mutu sumber daya manusia yang berkualitas, Mempengaruhi Stunting Pada Anak
untuk menghasilkan keluaran yang baik Balita di Wilayah Pedesaan dan
contohnya dengan memantau keadaan balita Perkotaan. Diakses dari: http://e-
yang terkena gizi buruk atau gizi kurang secara journal-pustaka-kesehatan.
intensif, meningkatkan kemauan masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2015.
dalam pemanfaatan fasilitas pelayanan Profil Dinas Kesehatan Suamtera
kesehatan berupa penyuluhan kesehatan yang Utara tahun 2015. Medan :
lebih sering. Sehingga dapat meningkatkan Dinkesprovsu
kualitas pelayanan di Wilayah kerja Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2017.
Medan Deli, meningkatkan pengetahuan ibu Laporan Riset Kesehatan
tentang sadar gizi melalui pemanfaatan Dasar(RISKESDAS) Provinsi
teknologi informasi baik melalui media cetak, Sumatera Utara Tahun 2007. Medan:
maupun media elektronik. Pemanfaatan Dinkesprovsu
teknologi informasi mengenai gizi dapat Depkes, RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
diperoleh melalui jejaring internet. Selain itu, Jakarta: Badan Penelitian dan
memantau keadaan gizi dan perkembangan Pengembangan Kesehatan Kementrian
balita, mengikuti setiap adanya kegiatan Kesehatan RI.
posyandu, penyuluhan serta kegiatan lainnya Ellya, Eva.2013.Gizi Dalam Kesehatan
yang ada di Puskesmas Medan Deli. Diharapkan Reproduksi, Jakarta: TIM.
skripsi ini dapat dijadikan sebagai bahan Elleseus, Wellem dkk. 2014. Hubungan
referensi untuk penelitian lanjutan, dengan Pengetahuan Orang Tua Tentang Gizi
variabel yang berbeda dan penelitan yang lebih Dengan Stunting Pada Anak Usia 4-5
mendalam lagi terhadap faktor-faktor yang Tahun Di TK Malaekat Pelindung
berhubungan dengan kejadian stunting di Manado. Diakses dari :
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Deli http.//journal.fakultas-kedokteran-
univeritas-samratulangi-manado/ac.id
DAFTAR PUSTAKA Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar
Achmadi,U.F. 2013. Kesehatan Masyarakat (Riskesdas) 2013. Badan Penelitian
Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Dan Pengembangan
RahaGrafindo. Kesehatan,Jakarta: Kementrian
Almastsier, Sunita. 2013. Prinsip Ilmu Dasar Kesehatan RI.
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Kemenkes RI. 2013. Standar Antorpometri
Utama. Penilaian Status Gizi Anak,Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
39
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
Kusumawati, Erna dkk. 2015. Model http://journal.unnes.ac.id/unju/index.p
Pengendalian Faktor Risiko Stunting hp/kesmas.
Pada Anak Usia dibawah Tiga Tahun. Rachim, Anisa dkk. 2013. Hubunga Konsumsi
Diakses dari : http://jurnal-kesehatan- Ikan Terhadap Kejadian Stunting
masyarakat-nasional-vol-9 Pada Anak Usia2-5Tahun. Diakses
Mardalena, Ida. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Gizi dari: http/ejournal-
Dalam Keperawatan. Yogyakarta: s1.undip.ac.id/index.php/medico
Pustaka Baru Pres. Rochmah, Miftakhul. 2013. Faktor-Faktor
Mitra. 2015. Permasalahan Anak Pendek yang berhubungan dengan stunting
(Stunting) dan Intervensi Untuk pada balita usia 24-59 bulan di wilayah
Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu kerja puskesmasa wonosari I. Diakses
Kajian Kepustakaan). Diakses dari:
dari:http://Jurnal- http://journal.univ.aisyiyah.yogyakarta.a
kesehatankomunitasvol2.lppm.Stikes. c.id/kesmas
Hangtua. Pekanbaru.co.id Setiawan, Hendra dkk. 2014. Keperawatan
Nasar, Sri. 2018. Penuntun Diet Anak. Jakarta: Anak dan Tumbuh Kembang
Badaan Penerbit Fakultas Kedokteran (Pengkajian dan Pengukuran).
Universitas Indonesia. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian. Bandung
Notoatmodjo, Soekidjo.2016. Metodologi :Alfabeta
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Sulistyoningsih. H. 2013. Gizi Untuk Kesehatan
RinekaCipta. Ibudan Anak. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Oisa, Edwin. 2017. Hubungan Sikap dan Supariasa, Nyoman. 2016. Penilaian Status
Pengetahuan Ibu Terhadap Tejadian Gizi. Jakarta: EGC.
Stunting Pada Anak Baru Masuk Unicef Indonesia. 2013. Ringkasan Kajian: Gizi
Sekolah Dasar Di Kecamatan Ibu dan Anak. Jakarta: Unicef Indonesia.
Nanggalo. Diakses dari World Health Organization. World Health
:http://jurnal.fk.unand.ac.id Statistics 2012: Risk Factors. Geneva:
Okky, Farrah dkk. 2013. Faktor yang WHO Library Cataloguing in Publication Data;
mempengaruhi kejadian stunting pada 2012. Diakses dari:
anak balita diwilayah perdesaan dan http://www.apps.who.int
perkotaan. Diakses dari: http://e-
journal.universitas.jember.ac.id/kesma
s
PERSAGI. 2018.Stop Stunting Dengan
Konseling. Jakarta: Penebar Plus.
Putri, Hestunigtyas. 2013. Hubungan Kejadian
Stunting dengan Pengetahuan,
Pendapatan, dan konsumsi zat besi
pada anak Pra sekolah di Kelurahan
Kalibaru Depok. Diakses dari:
http://journal.ui.ac.id/index.php/kesmas
Maryanti, Dwi dkk. 2013. Buku Ajar Neonatus,
Bayi, dan Balita. Jakarta: Tranas Info
Media.
Rahayu,Atikah dkk. 2016. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
Pendek Pada Anak Usia 66-24 Bulan.
Diakses dari:
40