Vial Vitamin C Tugas
Vial Vitamin C Tugas
Tujuan Praktikum :
1. Dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan sediaan dosis ganda yaitu vial vitamin C
2. Dapat mengetahui dan memahami cara sterilisasi sediaan steril beserta evaluasinya
I. PRAFORMULASI
1. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
Vitamin C (Asam Askorbat)
Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut (defistensi vitamin C).
Khasiatnya yang terpenting adalah pada dosis terapeutis yang cukup tinggi berdaya antiviral kuat
dan antibakteri yang diperkirakan berdasarkan sifat antioksidanya (Drs. Tan Hoan Tjay : 2007 hal
855).
Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning oleh pengaruh cahaya, lambat
laun menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering stabil di udara, dalam
larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 190ºC
Kelarutan : Agak sukar larut dalam etarol ; tidak larut dalam kloroform eter dan
benten.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Depkes RI.
1995. hal 39).
Stabilitas : Vitamin C (Asam Askurbat) merupakan laktan tak jenuh (estersi bolak
balik) membentuk asam dehidroaskorbat. Laju oksidasinya tergantung
pada pH dan konsentrasi oksigen serta dikatalisis oleh ion logam, kususnya
tembaga dan besi. Asam dehidroaskorbat dapat mengalami hidrolisis lebih
lanjut membentuk produk degradasi yang bereaksi tidak bolak balik. Asam
dikitogulorat dan asam oksalat. Asam oskorbat juga gampang mengalami
degradasi di bawah kondisi analrob, membentuk furfural dan karbon
dioksida. Profil laju pH bagi keduanya baik degradasi aerob maupun an-
aerob akan mencapai maksimal pada sekitar pH. Stabilitas maksimum
terjadi dekat pH 3 dan pH 6 (Connors.A. Kenneth. 1993, 180-181).
b. Natrium bikarbonat
Natrium bikarbonat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
100,5% NaHCO3, dihitung terhadap zat yang telah di keringkan. Rumus molekul NaHCO 3.
BM = 84,01
Pemerian : Berupa serbuk hablur putih, stabil di udara kering, tetapi dalam
udara lembap secara perlahan-lahan terurai. Larutan segar dalam air
dingin, tanpa di kocok, bersifat basa terhadap lakmus. Kebasaan
bertambah bila larutan di biarkan, di goyang kuat atau di panaskan.
Kelarutan : Larut dalam air, tidak larut dalam etanol (Depkes RI. 1995.
Hal:601).
Fungi : Alkalizing agent dan therapeutic agent
Konsentrasi : Untuk isotonic injection/infusion 1,39%
pH : 8,3
Sodium bicarbonate bereaksi dengan asam, garam asam dan beberapa garam
alkaloid (Wade and Weller. 1994. Hl:436).
c. Natrium Metabisulfit
Natrium metabisulfit mengandung sejumlah Na2S2O5, setara dengan tidak
kurang dari 65,0% dan tidak lebih dari 67,4% SO2. Rumus molekul Na2S2O3. BM
190,10
Pemerian : Berupa hablur putih atau serbuk hablur putih kekuningan, berbau
belerang oksida (Depkes RI.1995. Hal:596).
Kelarutan : 1 bagian larut dalam 1,9 bagian air, 1 bagian larut dalam 1,2 bagian
air suhu 100ºC. PH= 3,5-5,0 untuk konsentrasi 5% b/v dalam larutan
suhu 20ºC (Wade and Weller. 1994. Hal:451).
Mudah larut dalam air dan dalam gliserin ; sukar larut dalam etano (Depkes RI.
1995.Hal:596).
Kegunaan : sebagai antioksidan
Konsentrasi : 0,01-1,0%
Natrium metabisulfit tidak dapat di gunakan bersama-sama dengan derivat alkohol,
kloramfenikol, dan fenil merkuri asetat (Wade and Weller. 1994.Hal: 451).
4. OTT
a) Asam Askorbat (vitamin C)
Asam askorbat tidak cocok bila digunakan bersama dengan garam - garam besi, bahan
pengoksidasi dan garam dari logam berat terutama tembaga (Reynolds. 1982. hal : 1653).
b) Natrium metabisulfit
Natrium bisulfit tidak dapat digunakan bersama-sama dengan derivate alcohol, kloram
fenikol dan fenil merkuri asetat (Wade and Weller. 1994. hal 451).
c) Natrium Bikarbonat
Sodium bicarborat bereaksi dengan asam, garam asam dan beberapa garam alkaloid (Wade
and Weller. 1994. hal : 436).
5. Cara Penggunaan
Injeksi vitamin C diberikan melalui intravena.
Injeksi intravena (I.V) merupakan injeksi ke dalam pembuluh darah menghasilkan efek
tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh
jaringan. Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai
pentakaran yang tepat dan dapat dipercaya atau efek yang sangat cepat dan kuat. Tidak untuk
obat yang tidak larut dalam air atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
II. FORMULASI
b. Adanya ion logam dalam vial mampu mengkatalisis reaksi peruraian vitamin C menjadi
bentuk yang tidak stabil.
Penyelesaian:
Na EDTA 0,1 %
Na metabisulfit 0,5 %
NaHCO3 1,39%
Aqua p.i ad 5 ml
Perhitungan Bahan
No Bahan Jumlah Perhitungan Penimbangan
1 Asam Askorbat 10 % 10 g 300 mg
¿ x 30 ml=3 g
100ml
Pengenceran NaEDTA
Bobot zat 50 mg 50 mg ~ 10 ml
Aquadest ad 10 ml 30 mg ~ X
30 mg
x 10 ml
NaEDTA = 50 mg = 6 ml
Perhitungan Isotonis
Ptb Asam Askorbat : 0,105 (b1)
0,576
Skema Kerja
Ditimbang Na EDTA = 50 mg
Diambil larutan sebanyak 5,3 ml ke dalam vial yang ditutup alumunium foil
Wadah disaring melalui penyaring bakteri steril, diisikan ke dalam wadah. Wadah disaring
melalui penyaring bakteri steril, diisikan ke dalam wadah akhir yang steril, kemudian ditutup
kedap dengan teknik aseptis.
III. PELAKSANAAN
1. Penyiapan Alat
No Alat Jumlah Ukuran Sterilisasi Waktu
2 Gelas Ukur 2
3 Corong Kaca 1
4 Erlenmeyer 2
5 Beker glass 2
6 Batang pengaduk 2
7 Plat tetes 1
Dipijar
* Alat aluminium
3 Aluminium cap 3
1 -
3 Kertas saring 1 -
4 Membran filter 1
b) Alat karet
1.Karet direndam dalam Hcl selama 2 hari
2.Direndam lagi dalam larutan teepol 1% dan Na 2CO3 1 % selama 1 hari
3.Didihkan 15 menit (diulangi sampai bersih dengan larutan baru)
4.Karet dalam rendaman di autoklaf pada suhu 115ºC selama 15 menit di lakukan 1 atau 2
kali sampai larutan jernih.
5.Dibilas dengan spritus dilutus dan aquadest sama banyak sampai bersih.
6.Alat dibungkus rangkap dua lalu disterilisasi dengan autoklaf suhu 121ºC selama 15
menit.
c)Alat alumunium
1. Alat alumunium didihkan dalam larutan detergent / teepol selama 10 menit (bila perlu
direndam dalam larutan Na2CO3 5% selama 5 menit)
2. Alat dibilas dengan aquadestilata panas mengalir
3. Alat didihkan dalam air kran selama 15 menit
4. Dibilas dengan air kran sebanyak 3 kali
5. Alat didihkan dalam aquadestilata selama 15 menit
6. Dibilas dengan aquadest sebanyak 3 kali
7. Dikeringkan terbalik dalam oven pada suhu 100°C sampai kering
8. Alat dibungkus dengan rangkap 2 dan disterilkan dengan oven pada suhu 180°C selam
30 menit.
3. Sterilisasi alat
a. Waktu sterilisasi alat dengan autoklaf suhu 121 ºC selama 15 menit.
1) Waktu pemanasan : 12.50 – 13.09
2) Waktu pengusiran udara : 13.09 – 13.15
3) Waktu menaik : 13.15 – 13.26
4) Waktu kesetimbangan : 13.26 – 13.34
5) Waktu pembunuhan : 13.34 – 13.49
6) Waktu jaminan sterlilitas : 13.49 – 13.57
7) Waktu pendinginan : 13.57 – 14.03
Diamati bahan (partikel) melayang yang berkilau bila terkena cahaya (Latar belakang gelap
untuk larutan jernih, latar belakang putih untuk larutan berwarna)
b) Uji pH
Injeksi vitamin C diuji pH nya sebelum dimasukkan ke dalam vial
Diambil larutan secukupnya dengan pipet tetes steril dan diletakkan pada plat tetes.
Dicatat volume
d) Uji kebocoran.
Digunakan metilen blue 0,0025 % b/v dalam larutan phenol 0,0025% b/v
Vial harus terendam dalam larutan
1) Uji Kejernihan
Vial ke Keterangan
1 Jernih
2 Jernih
3 Jernih
2) Uji pH
pH sebelum disterilisasi =4
3) Uji Kebocoran
= 5,2 ml
(memenuhi syarat
LAPORAN PRAKTIKUM
FORMULASI TEKNOLOGI DAN SEDIAAN STERIL
VIAL VITAMIN C
Disusun Oleh :
• Dyah Aprilia (10411110)
• Enggar Prasetyaningrum (10411110)
• Fadilla Kurniasari (1041111048)
• Fitriyah (1041111055)
• Gita Nata Parawanesthi (1041111059)