Anda di halaman 1dari 19

PT. Unilever Indonesia Tbk.

VISI

“To become the first choice of consumer, costumer and community”

MISI

1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi
konsumen.
2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan
imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan
lingkungan hidup.

TUJUAN

Tujuan kami di Unilever, memenuhi kebutuhan sehari-hari setiap anggota masyarakat


di manapun mereka berada, mengantisipasi aspirasi konsumen dan pelanggan, serta
menanggapi secara kreatif dan kompetitif dengan produk-produk bermerek dan layanan yang
meningkatkan kualitas kehidupan.Akar kami yang kokoh dalam budaya dan pasar lokal di
dunia merupakan warisan yang tak ternilai dan menjadi dasar bagi pertumbuhan kami di
masa yang akan datang. Kami akan menyertakan kekayaan pengetahuan dan kemahiran
internasional kami dalam melayani konsumen lokal, sehingga menjadikan kami Perseroan
multinasional yang benar-benar multi-lokal.
Keberhasilan jangka panjang kami menuntut komitmen yang menyeluruh terhadap
standar kinerja dan produktivitas yang sangat tinggi, terhadap kerja sama yang efektif, dan
kesediaan untuk menyerap gagasan baru serta keinginan untuk belajar secara terus-
menerus.Kami percaya bahwa keberhasilan memerlukan perilaku  korporasi yang berstandar
tinggi terhadap karyawan, konsumen dan masyarakat, serta dunia tempat kita tinggal. Inilah
jalan yang ditempuh Unilever untuk mencapai pertumbuhan yang langgeng dan
menguntungkan bagi usaha serta  tercapainya nilai jangka panjang yang berharga bagi para
pemegang saham serta seluruh karyawan Unilever.

A. Analisis 9 komponen

No Aspek Arti Ada/Tidak

1. Konsumer Siapa pelanggan perusahaan ? ✔

2. Produk Apa produk baik berupa barang -


maupun jasa utama yang dihasilkan
perusahaan?
3. Pasar Dimana perusahaan berkompetisi ? ✔

4. Teknologi Apakah perusahaan menerapkan -


teknologi terbaru, tercanggih ? atau
teknologi apa yang digunakan ?
5. Perhatian akan Apakah perusahaan memiliki ✔
pertumbuhan dan komitmen untuk kelangsungan
profitabilitas hidup, pertumbuhan, dan keuangan
yang baik ?
6. Filosofi Apa dasar-dasar kepercayaan, nilai, ✔
aspirasi, dan prioritas etika ?
7. Konsep diri Apa kemampuan khusus atau ✔
keunggulan kompetitif yang
dimiliki perusahaan ?
8. Perhatian akan citra publik Apakah perusahaan responsive ✔
terhadap pemikiran sosial,
masyarakat, dan lingkungan ?
9. Perhatian akan karyawan Apakah karyawan dianggap dan -
diperlakukan sebagai aset yang
berharga bagi perusahaan ?
B. Sasaran Produk
Unilever saat ini memang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti peningkatan
omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Namun tidak menutup
kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik. Sepanjang kiprahnya di Indonesia,
Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisi teh celup Sari Wangi
dilakukan tahun 1990, Yoohan (dengan berbagai merek seperti Molto, Trisol, Whipol)
tahun 1998, kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003. Dalam melakukan akuisisi,
Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu injeksi dana kantor
pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa mendukung bisnis
utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya,
memproduksi dan memasarkan barang-barang konsumer. Strategi manajemen
keuangan Unilever dilakukan melalui pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia
ke berbagai negara seperti Singapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan
Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi buatan made in Cikarang bisa
ditemukan di ketiga negara ini. Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai 6%
dari omset penjualan.

C. Daya Saing
Tabel Analisa persaingan PT.Unilever Indonesia Tbk. Dengan pesaing utama
4P So klin Rinso Keterangan Action Plan
Product Unggul Kualitas yang Kualitas produk
lebih unggul. yang tetap di
pertahankan.
Price Unggul Harga yang lebih Low cost high
murah. quality.
Place Unggul Outlet rinso Maintance jaringan
dimana- mana. distribusi.
Promotion Unggul Iklan yang intens Efektifitas iklan
dari media cetak
dan elektronik.
 
Tabel analisa persaingan PT.Unilever Indonesia Tbk. Dengan produk pengganti
4P Daia Wow Keterangan Action Plan
Product Lebih wangi Lebih praktis Unilever punya Inovasi produk
produk yang yang bisa bersaing
lebih tinggi dengan produk
pesaing
Price Lebih murah Lebih murah Segmentasi pasar Focus ke harga
untuk produk tertentu
unilever harus
lebih jelas
Place Luas Luas Di tempat Meningkatan
penjualan produk kerja sama dengan
unilever ada ritel untuk
produk pengganti penempatan
produk yang dapat
langsung dilihat
konsumen
Promotion Unggul Pemain lama dan Intens iklan dalam
lebih terkenal hal branding tetap
terjaga.

D. Analisa Strategi Berdasarkan Analisa Swot


 Analisis Eksternal dan Internal
1. Internal Perusahaan
A. Kekuatan
a. Unilever gencar promosi di misi sosial, sehingga kedekatan dengan
konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan
dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah
pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu
perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing.
b. Strategi promosi produk unilever yang efektif dengan menampilkan
model-model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang
sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk
membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang
diterima di model dalam iklan tersebut.
c. PT Unilever Indonesia tbk sudah memiliki jaringan distribusi sendiri
sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat
terlayani.
d. PT.    Unilever   Indonesia,   Tbk   banyak    melakukan    CSR (Corpo
ratesocial  responsibility) pada lingkungarnya agar
dapat lebih dekat dengan konsumen.
e. Pemimpin pasar consumer  goods  di Indonesia.
f. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi,
terarnpil, dan termotivasi disegenap jajaran.
g. Perencanaan   baik  dan  kerja  sama  erat  dengan  para  pemasok, konsu
men, dan  distributor   untuk  menghantar  produk-
produk dari pabrik  ketempat  penjualan.
h. PT. Unilever  Indonesia,  Tbk mempunyai  moto "Operational excelle
nt  with  no  compromise  on  quality"  dalam menjalankan operasinya 
dengan  baik tanpa  mengabaikan  kualitas  produk.
i. Net  Profit  Margin  ratio  yang cukup  stabil.
j. Perputaran  barang  yang cepat.
k. Perputaran  Piutang  yang cepat.
l. Penjualan kuartal I 2013 tumbuh sebesar 14,7 % dengan margin
keuntungan sebesar 18,9 % dan laba per lembar saham sebesar Rp
188.
m. Menduduki peringkat ke tujuh perusahaan dengan nilai kapitalisasi
terbesar di bursa efek indonesia tahun 2013.
B.   Kelemahan
a. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industry.
b. Jumlah   karyawan  yang  banyak. Ini akan menyebakan banyaknya
beban gaji yang harus dikeluarkan  oleh perusahaan.
c. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk-produk tertentu.
d. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang
menyebabkan PT.Unilever  Indonesia, Tbk tidak bias secara cepat
memutuskan sesuatu.
e. Rendahnya  respon  pasar terhadap  produk-produk  tertentu.
f. Memiliki  jumlah  piutang  yang terus  meningkat.
g. Perputaran  Persediaan  terus  menurun.
h. Tingkat  likuiditasan  yang  menurun.
i. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.

2. Eksternal perusahaan
A. Peluang
a. Pasar yang luas dan potensial.
b. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat
terhadap   jenis produk  consumer goods.
c. Meningkatnya  kebutuhan  untuk  produk-produk yang sehat.
d. Kemampuan  masyarat  dalam  mengakses  data  meningkat.
e. Dikenal sebagai perusahaan yang  sudah mendunia
dan dikenal  baik oleh masyarakat.
B.     Hambatan
a. Adanya   kenaikan biaya   bahan baku dan bahan kemasan seperti
minyak  kelapa  sawit, gula  kelapa,  dan  bahan berbahan dasar    pet
roleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia
dan komoditas Iainnya.
b. Tidak  stabilnya  nilai tukar  rupiah terhadap  mata uang  asing.
c. Maraknya pemalsuan  dan penyelundupan produk.
d. Rendahnya infrastruktur  yang memadai  berupa jalan yang menyeb
abkan  tingginya  biaya  pemasaran  produk.
e. Adanya penghapusan  subsidi  BBM  bagi industri.
f. Adanya tren perubahan gaya hidup  masyarakat dari produk nasiona
l  menjadi  produk-produk Iuar negeri.
g. Adanya  kampanye
terhadap Unilever  oleh  greenpeace  akibat penggundulan   hutan  
yang  membahayakan  komunitas   orangutan.
h. Produk  pesaing  dengan harga lebih rendah.
i. Persaingan  bisnis yang ketat.
j. Ancaman produk Zionisme

 Matrik Strategi berdasarkan Analisa Swots


A. Strategi SO
1. Meningkatkan pemasaran produk melalui berbagai media promosi untuk
menambah pangsa pasar.
2. Mengedukasi pasar tentang produk-produk sehat.
3. Meningkatkan CSR terhadap masyarakat sehingga unilever lebih dikenal
lagi.
4. Ekspansi   perusahaan   dalam   rangka   memicu   pertumbuhan kinerja.
5. Mengeluarkan   beberapa   produk   sejenis   dengan   segmentasi
pasar berbeda, bersaing langsung dengan produk sejenis.
6. Meningkatkan   promosi   dan   menjaga   supply   chain   dengan
memaksimalkan jaringan distribusi di berbagai daerah.
7. Akuisisi terhadap brand yang telah mempunyai image.
B. Strategi WO
1. Melakukan perampingan birokrasi sehingga organisasi lebih efektif.
2. Melakukan desentralisasi wewenang.
3. Menggenjot promosi barang-barang yang masih kurang dikenal masyarakat
sehingga perputaran persediaan semakin meningkat.
4. Menjaga kualitas produk.
5. Melakukan sertifikasi halal bagi produk yang diragukan kehalalannya.
6. Meningkatkan konsolidasi internal.
7. Outsourcing kepada perusahaan yang pabrikasi produk serta penilaian
prestasi karyawan secara objektif.
8. Inovasi produk dan memperjelas sertifikasi halal terutama pada produk
makanan untuk peningkatkan kepuasan konsumen.
9. Mengurangi jumlah utang.
C. Strategi ST
1. Memperkuat research terhadap produk sehingga inovasi perusahaan dapat
bersaing dengan perusahaan luar negeri.
2. Melakukan kampanye bahwa produk mereka ramah lingkungan.
3. Memperkuat identitas produk dengan keamanan yang baik sehingga sulit
dipalsukan.
4. Melakukan kontrak yang panjang terhadap para produsen sehingga gejolak
bahan baku bisa diatasi.
5. Melakukan diversifikasi produk sehingga dapat bersaing dengan produk
saingan yang lebih murah.
6. Strategi   agresif   dengan   memasarkan   produk   dengan  harga yang lebih
terjangkau.
7. Efisiensi   dengan  tetap   mengutamakan   kualitas  produk   dan lingkungan
.
8. Inovasi produk dengan kelas yang lebih tinggi untuk mengantisifikasi
sindrom konsumsi barang – barang luar negeri.
D. Strategi WT
1. Melakukan evaluasi terhadap produk – produk yang pangsa pasarnya
menurun sehingga tidak membebani perusahaan.
2. Mencari sumber daya alternatif sehingga beban perusahaan terutama
terhadap gejolak bahan bakar bisa dikurangi.
3. Meningkatkan pengawasan terhadap para distributor sehingga peluang
adanya piutang yang tidak terbayar semakin berkurang.
4. Mendesak pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur.
5. Fokus terhadap bisnis inti dan melepas bisnis yang tidak terkait dengan
bisnis inti.
6. Mengembangkan program pelatihan karyawan.
7. Menggunakan  alternatif  distribusi  terbaik  untuk  memasarkan
produk kepada konsumen dengan biaya seekonomis mungkin.
8. Mencari  kekuatan  bisnis  pesaing  agar  dapat  bersaing dengan baik.
9. Mengurangi tingkat HPP yang digunakan untuk meningkatkan jumlah
pendapatan.

E. Analisa Teori Persaingan Michael Porter Pada PT Unilever Indonesia


1. Ancaman dari Peserta Bisnis Baru
Procter & Gamble Indonesia (P&G) adalah pendatang baru di industri
Consumer Goods di tanah air. Produk-produk P&G antara lain memiliki empat merek:
Pantene, Rejoice Pro V, Head & Shoulders serta Ascends, yang dicanangkan buat
merebut pasar Asia. Di perawatan wajah, ada Oil of Olay (dulunya Oil of
Ulan). Di pembalut wanita, ada Whisper. Untuk perawatan bayi, ada Pampers.
Sabun mandi: Camay, Zest. Obat-obatan bebas diterobosnya dengan Vicks
Formula 44, Vicks Inhaler dan Vicks Vaporub. Pasar permen pun dijajakinya dengan
Vicks (rasa mint dan rasa jeruk).

Manajemen Strategi Perusahaan :


 Dalam menghadapi para pendatang baru, unilever terus memperbarui
dan memperkenalkan produk-produk baru dengan tetap mempertahankan kemasan,
bahan baku, dan kualitas yang baik.
 Selalu mengikuti perkembangan trend di masyarakat, dan memenuhi
kebutuhan mereka.
Maka dapat diketahui bahwa dalam hal ancaman pendatang baru, masih
cenderung kecil bagi PT. Unilever sebagai satu ancaman yang serius di dunia
bisnis yang dikelolanya. Hal ini mungkin disebabkan karena kekuatan pendatang
baru biasanya dipengaruhi besar
kecilnya hambatan masuk ke dalam industri. Hambatan masuk kedalam
industri itu contohnya antara lain : besarnya biaya investasi yang dibutuhkan,
perijinan, akses terhadap bahan mentah, akses terhadap saluran distribusi, ekuitas
merek yang dikenal masih kecil.
Bisa juga karena waktu dan biaya yang diperlukan untuk memasuki
dunia industri tersebut cenderung tinggi, membutuhkan pengetahuan spesialis
mengenai produk-produk makanan yang diproduksi, dan proteksi terhadap
teknologi yang kurang baik. Biasanya semakin tinggi hambatan masuk , semakin
rendah ancaman yg masuk dari pendatang baru.
2. Kekuatan Tawar Menawar Supplier
PT. Unilever selama ini tidak mempunyai kendala terhadap minimnya
pasokan atau hal yang berhubungan dengan pemasok disebabkan pemasok tidak
cenderung menaikkan harga ataupun menurunkan kualitas produk yang dijual.
walaupun perusahaan didominasi oleh hanya satu pemasok, tetapi PT. Unilever
mampu memfragmentasikan para pembeli sehingga bisa saja mampu
mempengaruhi harga, kualitas serta syarat-syarat penjualan yang ketat. Melihat
kepada betapa mudahnya perusahaan menguasai harga kepada pemasok
mempengaruhi pula kepada kekuatan dan kontrol yang diperlukan, switching
cost dari satu pemasok ke pemasok lain dan sebagainya.
Semakin sedikit pemasok yang ada, semakin besar harapan kepada pemasok,
semakin penting produk yang dipasok dan semakin kuat tawar menawar
terhadap pemasok tersebut. Ketika para pemasok terkonsentrasi atau
terorganisasi, ketika hanya ada sedikit pengganti, ketika produk yang dipasok
merupakan masukan penting, dan ketika biaya peralihan pemasok tinggi, dan ketika
pemasok dapat berintegrasi untuk turun kelas, disitulah pemasok sudah mencapai
titik kekuatannya sehingga menjadi ancaman daya tawar pemasok yang sangat
besar. Pertahanan terbaik adalah dengan mencoba membangun hubungan yang
sama-sama menguntungkan dengan pemasok atau menggunakan berbagai sumber
pasokan yang baru.
Salah satu pemasok dari produk unilever yaitu produk kecap bango
adalah di daerah pedesaan Jawa, unilever mengajak kelompok tani kedelai hitam
menjadi pemasok kecap bango. Selain itu, pembudidayaan dan pengolahan ikan air
tawar untuk dijadikan bahan baku penyedap rasa royco. Bahan baku diperoleh dari
jenis ikan yang sangat umum di Indonesia, namun pengolahannya perlu
penanganan khusus agar hasilnya sesuai dengan yang ditetapkan.

Manajemen Strategi Perusahaan :


 Melalui program manajemen kualitas pemsok (Supplier Quality
Management Programme -SQPM) unilever mendorong para pemasok untuk
menerapkan standar tertinggi dalam berbisnis. SQPM mencakup seluruh
pemasok unilever termasuk pemasok lemasan, bahan baku hingga bahan parfum.
Maksud program ini tidak hanya pada peningkatan hubungan bisnis, tapi juga
mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih baik.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Pangsa pasar Produk-produk unilever telah mencakup hampir seluru lapisan
masyarakat, yang muda maupun yang tua dan produk-produk unilever sudah
dipercaya oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Produk-produk Unilever yang paling banyak disukai konsumen antara lain Sari Wangi
(kategori the celup), Blue Band (kategori margarine) Buavita (kategori minuman
sari buah) siap minum, Pond’s (kategori pelembab wajah), Lifebuoy (kategori
sabum mandi padat), Vaseline (kategori hand & body lotion), Rexona (kategori
deodorant), Clear (kategori shampoo), Pedsodent (kategori pasta gigi), Sunlight
(kategfori sabum cuci piring) dan Molto (kategori pewangi dan pelembab pakaian).
Semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya
akan membuat posisi pembeli semakin kuat. Pembeli atau pelanggan telah dianggap
menjadi salah satu faktor yang penting dalam menjaga kelangsungan hidup
perusahaan danjuga dengan mendapatkan pembeli atau pelanggan dalam jumlah
yang besar, yang dapat diartikan bahwa perusahaan memenangkan persaingan
dalam suatu industry dengan perusahaan lainnya. PT. Unilever memiliki
beberapa pembeli seperti PT. Hero Supermarket Tbk, Carrefour, Ranch Market,
dan lain-lain. Memang diakui bahwa kekuatan tawar pembeli disini cenderung stabil
dikarenakan jumlah pembeli masih dapat dikendalikan dan mengingat betapa
pentingnya setiap individu berperan dalam bisnis perusahaan. Tanpa adanya
kesetiaan dari pelanggan maka akan sulit bagi perusahaan untuk bertahan dalam
dunia industri.
Maka dari itu penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas
produk serta pelayanan perusahaan agar kepuasan konsumen tetap terjaga
sehingga pembeli tidak beralih kepada pesain lainnya yang kini mulai datang
maupun mulai berkembang. Pembeli kapanpun bisa saja mejadi lebih terorganisasi
atau terkonsentrasi yakni dimana daya tawar pembeli menjadi tumbuh dimana
ketika produk yang dihasilkan PT. Unilever tidak dideferensiasikan, biaya peralihan
pembeli rendah, atau ketika mereka dapat terintegrasi untuk naik kelas.
Untuk melindungi diri mereka sendiri, perusahaan dapat memilih pembeli
yang mempunyai kekuatan paling rendah untuk bernegosiasi atau beralih
pemasok. Pertahanan terbaik adalah dengan memberikan penawaran unggul yang
tidak dapat ditolak pembeli yang kuat dengan memperhatikan laba terlebih dahulu

Manajemen strategi perusahaan :


 Secara proaktif mendengarkan kebutuhan konsumen
 Menanggapi dengan serius setiap persoalan pelanggan, pembeli, dan masyarakat.
 Selalu aktif mencari masukan, usulan, dan komentar para stakeholder,
terutama dari masyarakat agar dapat menciptakan kontribusi perusahaan lebih
efektif, efisien, dan tepat sasaran.
4. Ancaman dari Produk Pengganti
Kita bertanya-tanya seberapa banyak produk substitusi di pasar?
Ketersedian produk substitusi yang banyak akan membatasi keleluasaan pemain
dalam industri untuk menentukan harga jual produk. Begitu pula yang terjadi
kepada PT. Unilever Indonesia yang mampu memproduksi makanan, kembang gula
dan biskuit disamping produk substitusinya antara lain susu, teh, dan es krim.
PT. Unilever Indonesia sangat memperhatikan produk substitusi yang
dapat mengancam produk yang telah ada di pasaran. Pasalnya produk yang
kualitasnya sebanding dengan kualitas produl yang sudah ada dan juga produk
yang harganya sebanding bahkan lebih rendah dari harga produk yang telah ada
akan menjadi ancaman bagi perusahaan. Ini mempengaruhi konsumen untuk
menemukan cara lain untuk mendapatkan produk yang sama persis. Bilamana
substitusi terhadap produk perusahaan sangat mudah untuk dilakukan, maka kekuatan
perusahaan akan menjadi sangat kecil.
PT. Unilever Indonesia melihat bahwa semakin menarik alternatif
harga yang ditawarkan oleh
masing-masing produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba dari suatu
industri. Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah
produk yang mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau kualitas yang
lebih baik daripada produk industri atau dihasilkan oleh industry berlaba lebih tinggi
dari PT. Unilever Indonesia dan hal ini yang sedang diusahakan oleh perusahaan
tersebut Sehingga perusahaan harus memikirkan langkah-langkah yang strategis
untuk menjaga kesetiaan pelanggan terhadap produk. Namun kehadiran produk dan
jasa subtitusi memberikan dampak terhadap penentuan harga produk karena
banyaknya pesaing dan barang subtitusi.
Produk-produk pengganti terhadap produk PT Unilever Indonesia yaitu
produk-produk yang masih terbuat dari bahan-bahan alami. Seperti shampo
nature, perawatan kulit dari buah-buahan atau bahan alami lainnya yang dibuat
sendiri, minuman-minuman jamu seperti tolak angin, kuku bima.

Manajemen strategi perusahaan :


 Unilever harus meyakinkan konsumen bahwa bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat produk aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan
konsumen dan selalu memproduksi dan terus meningkatkan dalam aspek
pemasaran agar produk-produk unilever selalu tersedia di segala penjuru daerah.

5. Ancaman dari Para Pesaing


Pesaing utama unilever adalah Prector & Gamble dan Kraft Foods memiliki
penjualan di kira-kira 140-150 negara yang berbeda pada tahun 2003 dan
Nestle, termasuk saingan utama unilever, memiliki penetrasi pasar di hampir
setiap negara di dunia. Pesaing-pesainglainnya :PT Wings, PT Kao, PT Mandom,
PT Johnson & Jhonson.

Manajemen strategi perusahaan :


 Unilever harus mampu memperluas operasinya ke 50 atau lebih negara-
negara baru dan memusatkan kampanye iklan pada preteransi konsumen, bisa
secara signifikan meningkatkan pangsa pasar dalam ekonomi global.
 Unilever mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend dan
kebutuhan konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan mereka.

F. Strategic in Action
1. Strategi Integrasi Ke Depan
Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk, sehingga membagi
pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan wanita dengan
segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove
(kecantikan sejati karena cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain
serta menonjolkan keistimewaan formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh
oleh produsen sabun dimanapun. Unilever tidak saja menjawab kebutuhan pasarnya
tetapi juga memastikan kempetitornya untuk berfikir beberapa kali sebelum
menyemplungkan diri kekancah persaingan tersebut.

2. Strategi Pengembangan Pasar

Unilever saat ini sedang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti peningkatan
omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Dalam melakukan
akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu injeksi
dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa
mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan keluar dari
bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan barang-barang konsumer. Strategi
Unilever ini dilakukan melalui pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke
berbagai negara seperti Singapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan
Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi buatan made in Cikarang bisa
ditemukan di ketiga negara ini.

3. Strategi Diversifikasi Konsentrik

PT. Unilever Indonesia Tbk menghadirkan produk perawatan rambut Tresemme,


yang menyasar segmen pasar medium end atau menengah ke atas, perempuan di
rentang usia 21-29 tahun, smart shopper, dan pencari style fashion. Karena
menyadari bahwa kebutuhan perempuan indonesia untuk memiliki rambut yang
sehat dan indah semakin tinggi dan disini PT. Unilever memberikan sesuatu yang
berbeda dari produk-produk perawatan rambut lain.

G.       Program Pelaksanaan, Pengendalian, dan Evaluasi


a. Sektor Internal
Unilever memiliki kerangka kerja pengendalian yang didokumentasikan,
ditelaah dan diperbaharui secara berkala oleh Direksi. Kerangka kerja tersebut
meliputi manajemen risiko, prosedur pengendalian internal dan pengendalian
pengungkapan informasi. Yang dirancang guna memberikan jaminan yang
memadai, namun tidak mutlak, bahwa aset-aset Perseroan terjaga, risiko bisnis
telah dinyatakan dan seluruh informasi yang perlu diungkapkan sudah
dilaporkan ke Direksi. Pengendalian ini mencakup risiko finansial,
operasional, sosial, strategis dan lingkungan, serta ketentuan perundang-
undangan.
Kerangka kerja pengendalian didukung melalui CoBP, yang menetapkan
standar profesionalisme dan integritas untuk operasional Unilever di seluruh
dunia, kepatuhan terhadap Sarbanes-Oxley Act, khususnya section 404 tentang
proses Operational Control Assessment untuk keperluan pelaporan entitas
induk, yang mensyaratkan manajemen senior di setiap unit untuk melakukan
penilaian terhadap efektivitas pengendalian finansial

b. Sektor External
- Implementasi Sistem Manajemen Mutu
Operasional usaha kami berlandaskan pada sejumlah sistem manajemen
dengan persyaratan mutu yang ketat. Produk-produk, pabrik-pabrik
operasional dan sistem-sistem internal kami telah memperoleh sertifikasi ISO
9001 selama lebih dari sepuluh tahun, yang diverifikasi setiap tahun. Bahkan
kami telah menerapkan ISO 22000 Food Safety System untuk proses fabrikasi
Foods & Beverages kami, sedangkan sistem manajemen lingkungan kami
telah memenuhi ISO 14001 Environmental Management Standard. 
Keamanan produk selalu merupakan prioritas utama kami, dan kami telah
membangun lembaga Safety and Envrionmental Assurance Center (SEAC)
guna memberikan penilaian sekaligus jaminan terhadap produk maupun proses
yang berlangsung. Produk-produk baru dan teknologi baru menjalani proses
keamanan secara mandiri dan ketat, dan keseluruhan proses inovasi produk
dihadapkan pada penilaian keamanan dan kesehatan yang intensif, termasuk
dari aspek penilaian kepatuhan terhadap ketentuan peraturan maupun
persyaratan legal. Serangkaian penilaian tersebut dilakukan kembali sebelum
peluncuran suatu produk. Kadangkala, suatu produk secara insidental
diluncurkan ke pasar tanpa melalui standar keamanan dan kualitas yang tinggi.
Produk-produk demikian mungkin mengalami cacat kualitas, kontaminasi
bahan mentah, ataupun pelabelan ingredient yang salah. Untuk memastikan
terpenuhinya kualitas dalam mata rantai pasokan, para pemasok hanya dapat
diluluskan setelah menjalani audit yang cermat tentang keandalan produk,
manajemen mutu dan kepatuhan terhadap berbagai kriteria atas dasar praktik
bisnis yang wajar dan berkelanjutan. Setiap pasokan bahan mentah harus
melalui serangkaian checkpoint untuk memastikan keamanan dan
kepatuhannya dengan ketentuan peraturan dan persyaratan hukum yang
berlaku. 
c. Suara Konsumen
Perseroan menangani keluhan dan pertanyaan konsumen melalui sebuah
layanan konsumen khusus yang disebut “Suara Konsumen.” Melalui Suara
Konsumen, kami berupaya untuk mempererat hubungan antara Perseroan
dengan para konsumen dan pelanggan kami dengan memberikan respon atas
aspirasi dan ekspektasi mereka terhadap produk-produk unilever, sekaligus
untuk meningkatkan kepuasan mereka dalam mengonsumsi produk-produk
unilever. 
Suara Konsumen melayani Saluran Peduli Konsumen yang beroperasi selama
lima hari dalam seminggu, pada jam-jam kerja. Rincian dari para penelpon
dijaga kerahasiaannya. Para konsumen didorong untuk memanfaatkan saluran
layanan telepon untuk memberikan saran dan menyatakan kepuasan sekaligus
keluhan dan pertanyaan. Hasilnya, selama tahun 2011, terdapat 48.726
penerimaan telepon berupa umpan-balik, dimana 90% berbentuk permintaan
penjelasan. Seluruh keluhan dan pertanyaan dapat dijawab dengan
memuaskan. 
Umpan balik dilayani sesuai dengan prosedur tetap yang ketat. Agen
Consumer Advisory Service (CAS) atau Layanan Saran Konsumen menerima
umpan balik dan memberikan tanggapan secara cepat, dimana mungkin,
menggunakan databaseproduct knowledge. Bila Agen CAS tidak dapat
memberikan tanggapan, selanjutnya dirujuk ke departemen yang terkait.
Keluhan dikelompokkan dalam kategori normal, prioritas utama dan urgent,
selanjutnya tanggapan dikoordinasikan dengan divisi yang terkait melalui
perorangan yang ditunjuk. 
Temuan dan wawasan yang diperoleh dari Suara Konsumen dikomunikasikan
melalui Perseroan dalam bentuk Laporan Bulanan dan Online untuk masing-
masing brand. Setiap bulan, daftar “Umpan Balik Sepuluh Tertinggi”
diserahkan kepada manajemen senior untuk ditelaah lebih lanjut. 
Kinerja dari Suara Konsumen kemudian di evaluasi melalui Studi Kepuasan
Konsumen secara berkala dan melalui pengecekan spontan dengan
menggunakan “mystery caller” untuk memastikan bahwa prosedur penanganan
layanan telepon sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
d. Pengadaan Barang dan Jasa
Praktik-praktik pengadaan Unilever diatur oleh Prinsip Kemitraan Bisnis
Unilever dan Etika Sumber Pertanian Lestari. Prinsip Kemitraan Bisnis
Unilever dirancang untuk memastikan berlangsungnya kondisi kerja yang adil
dalam mata rantai pasokan, termasuk penghargaan terhadap hak-hak azasi
manusia, kebebasan berserikat, sistem penggajian dan waktu kerja yang sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan di Indonesia.  Kami juga berupaya
untuk memastikan bahwa para pemasok kami memenuhi standar kesehatan,
keamanan dan perlindungan lingkungan. Sedangkan Etika Sumber Pertanian
Lestari bertujuan untuk mendorong para pemasok dan petani untuk
mengadopsi praktik-praktik perkebunan lestari. 
Kebijakan Unilever dalam memperoleh sumber material memprioritaskan pada
sumber-sumber lokal dimana memungkinkan. Seluruh calon pemasok
menjalani proses audit atas dasar keandalan dan manajemen mutu mereka, dan
kinerja lingkungan, hak-hak azasi, serta semua isu sosial disaring melalui
sejumlah kriteria Prinsip Kemitraan Bisnis kami.

H. Terobosan yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia


a. Produk yang didambakan konsumen
Baik ketika para peneliti kami tengah mencari kegunaan potensial dari area
ilmu pengetahuan yang muncul seperti microbiomics, atau koki dan
pengembang produk kami sedang mempelajari cara untuk membuat rasa sup
lebih lezat, mereka selalu bertanya pada diri mereka sendiri mengenai manfaat
apa yang akan diperoleh para konsumen. Ahli R & D kami secara
berkesinambungan mengembangkan inovasi vitality dalam nutrisi, kesehatan
dan perawatan pribadi. Tujuan mereka adalah membantu menciptakan produk
yang memungkinkan orang-orang di seluruh dunia merasa nyaman,
berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.
b. Menemukan keseimbangan
Baik ketika para peneliti kami tengah mencari kegunaan potensial dari area
ilmu pengetahuan yang muncul seperti microbiomics, atau koki dan
pengembang produk kami sedang mempelajari cara untuk membuat rasa sup
lebih lezat, mereka selalu bertanya pada diri mereka sendiri mengenai manfaat
apa yang akan diperoleh para konsumen. Ahli R & D kami secara
berkesinambungan mengembangkan inovasi vitality dalam nutrisi, kesehatan
dan perawatan pribadi. Tujuan mereka adalah membantu menciptakan produk
yang memungkinkan orang-orang di seluruh dunia merasa nyaman,
berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.
c. Kepedulian konsumen
Konsumen abad 21 juga merupakan warga negara dengan kepedulian sosial
dan lingkungan hidup yang meningkat. Tetapi mereka tidak mau menukarkan
efisiensi produk untuk manfaat sosial dan lingkungan hidup mereka. Mereka
mengharapkan kami untuk dapat menyediakan solusi yang dapat memenuhi
kebutuhan keduanya. Hal ini memerlukan keahlian penelitian dan teknologi
yang lebih mendalam. Kami bekerja dengan program pengukuran lingkungan
hidup untuk memonitor secara berkala dan meningkatkan kualitas emisi dari
gas rumah kaca (misalnya: CO2), sampah, penggunaan air di negara-negara
yang bermasalah dengan air dan secara berkelanjutan menggali materi yang
bermanfaat untuk inovasi kami di penjuru dunia.
d. Meningkatkan kinerja
Inovasi tidak pernah berhenti. Di masa globalisasi ini, tantangan dan
kesempatan semakin meningkat. R & D yang sebelumnya merupakan kegiatan
lokal, kini mempunyai jaringan global yang lebih dekat dengan pusat R & D
untuk membangun dan menggunakan keahlian kami dengan cara yang lebih
efektif dan efisien. Keahlian R & D kami diterapkan untuk kategori makanan,
rumah tangga dan perawatan pribadi, lagi-lagi untuk memaksimalkan
pemanfaatan investasi dalam R & D. Selain kemampuan internal R & D, kami
juga membangun keahlian dengan rekan eksternal untuk menghadirkan
terobosan baru, solusi yang lebih baik untuk consumer dan pertumbuhan yang
lebih cepat bagi Unilever.

Anda mungkin juga menyukai