VISI
MISI
1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi
konsumen.
2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
5. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan
imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham.
6. Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan
lingkungan hidup.
TUJUAN
A. Analisis 9 komponen
C. Daya Saing
Tabel Analisa persaingan PT.Unilever Indonesia Tbk. Dengan pesaing utama
4P So klin Rinso Keterangan Action Plan
Product Unggul Kualitas yang Kualitas produk
lebih unggul. yang tetap di
pertahankan.
Price Unggul Harga yang lebih Low cost high
murah. quality.
Place Unggul Outlet rinso Maintance jaringan
dimana- mana. distribusi.
Promotion Unggul Iklan yang intens Efektifitas iklan
dari media cetak
dan elektronik.
Tabel analisa persaingan PT.Unilever Indonesia Tbk. Dengan produk pengganti
4P Daia Wow Keterangan Action Plan
Product Lebih wangi Lebih praktis Unilever punya Inovasi produk
produk yang yang bisa bersaing
lebih tinggi dengan produk
pesaing
Price Lebih murah Lebih murah Segmentasi pasar Focus ke harga
untuk produk tertentu
unilever harus
lebih jelas
Place Luas Luas Di tempat Meningkatan
penjualan produk kerja sama dengan
unilever ada ritel untuk
produk pengganti penempatan
produk yang dapat
langsung dilihat
konsumen
Promotion Unggul Pemain lama dan Intens iklan dalam
lebih terkenal hal branding tetap
terjaga.
2. Eksternal perusahaan
A. Peluang
a. Pasar yang luas dan potensial.
b. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat
terhadap jenis produk consumer goods.
c. Meningkatnya kebutuhan untuk produk-produk yang sehat.
d. Kemampuan masyarat dalam mengakses data meningkat.
e. Dikenal sebagai perusahaan yang sudah mendunia
dan dikenal baik oleh masyarakat.
B. Hambatan
a. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti
minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar pet
roleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia
dan komoditas Iainnya.
b. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
c. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk.
d. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyeb
abkan tingginya biaya pemasaran produk.
e. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.
f. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk nasiona
l menjadi produk-produk Iuar negeri.
g. Adanya kampanye
terhadap Unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan
yang membahayakan komunitas orangutan.
h. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.
i. Persaingan bisnis yang ketat.
j. Ancaman produk Zionisme
F. Strategic in Action
1. Strategi Integrasi Ke Depan
Unilever menciptakan brand masing-masing pada setiap produk, sehingga membagi
pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan wanita dengan
segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove
(kecantikan sejati karena cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain
serta menonjolkan keistimewaan formulanya yang hingga kini belum bisa dicontoh
oleh produsen sabun dimanapun. Unilever tidak saja menjawab kebutuhan pasarnya
tetapi juga memastikan kempetitornya untuk berfikir beberapa kali sebelum
menyemplungkan diri kekancah persaingan tersebut.
Unilever saat ini sedang fokus melakukan pertumbuhan organik seperti peningkatan
omset penjualan, laba perusahaan dan menekan struktur biaya. Dalam melakukan
akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuangan internal, tidak perlu injeksi
dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukan jika bisa
mendukung bisnis utama Unilever yang telah ada. Unilever tidak akan keluar dari
bisnis utamanya, memproduksi dan memasarkan barang-barang konsumer. Strategi
Unilever ini dilakukan melalui pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke
berbagai negara seperti Singapura, Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan
Rungkut, ice cream Wall’s dan teh Sari Wangi buatan made in Cikarang bisa
ditemukan di ketiga negara ini.
b. Sektor External
- Implementasi Sistem Manajemen Mutu
Operasional usaha kami berlandaskan pada sejumlah sistem manajemen
dengan persyaratan mutu yang ketat. Produk-produk, pabrik-pabrik
operasional dan sistem-sistem internal kami telah memperoleh sertifikasi ISO
9001 selama lebih dari sepuluh tahun, yang diverifikasi setiap tahun. Bahkan
kami telah menerapkan ISO 22000 Food Safety System untuk proses fabrikasi
Foods & Beverages kami, sedangkan sistem manajemen lingkungan kami
telah memenuhi ISO 14001 Environmental Management Standard.
Keamanan produk selalu merupakan prioritas utama kami, dan kami telah
membangun lembaga Safety and Envrionmental Assurance Center (SEAC)
guna memberikan penilaian sekaligus jaminan terhadap produk maupun proses
yang berlangsung. Produk-produk baru dan teknologi baru menjalani proses
keamanan secara mandiri dan ketat, dan keseluruhan proses inovasi produk
dihadapkan pada penilaian keamanan dan kesehatan yang intensif, termasuk
dari aspek penilaian kepatuhan terhadap ketentuan peraturan maupun
persyaratan legal. Serangkaian penilaian tersebut dilakukan kembali sebelum
peluncuran suatu produk. Kadangkala, suatu produk secara insidental
diluncurkan ke pasar tanpa melalui standar keamanan dan kualitas yang tinggi.
Produk-produk demikian mungkin mengalami cacat kualitas, kontaminasi
bahan mentah, ataupun pelabelan ingredient yang salah. Untuk memastikan
terpenuhinya kualitas dalam mata rantai pasokan, para pemasok hanya dapat
diluluskan setelah menjalani audit yang cermat tentang keandalan produk,
manajemen mutu dan kepatuhan terhadap berbagai kriteria atas dasar praktik
bisnis yang wajar dan berkelanjutan. Setiap pasokan bahan mentah harus
melalui serangkaian checkpoint untuk memastikan keamanan dan
kepatuhannya dengan ketentuan peraturan dan persyaratan hukum yang
berlaku.
c. Suara Konsumen
Perseroan menangani keluhan dan pertanyaan konsumen melalui sebuah
layanan konsumen khusus yang disebut “Suara Konsumen.” Melalui Suara
Konsumen, kami berupaya untuk mempererat hubungan antara Perseroan
dengan para konsumen dan pelanggan kami dengan memberikan respon atas
aspirasi dan ekspektasi mereka terhadap produk-produk unilever, sekaligus
untuk meningkatkan kepuasan mereka dalam mengonsumsi produk-produk
unilever.
Suara Konsumen melayani Saluran Peduli Konsumen yang beroperasi selama
lima hari dalam seminggu, pada jam-jam kerja. Rincian dari para penelpon
dijaga kerahasiaannya. Para konsumen didorong untuk memanfaatkan saluran
layanan telepon untuk memberikan saran dan menyatakan kepuasan sekaligus
keluhan dan pertanyaan. Hasilnya, selama tahun 2011, terdapat 48.726
penerimaan telepon berupa umpan-balik, dimana 90% berbentuk permintaan
penjelasan. Seluruh keluhan dan pertanyaan dapat dijawab dengan
memuaskan.
Umpan balik dilayani sesuai dengan prosedur tetap yang ketat. Agen
Consumer Advisory Service (CAS) atau Layanan Saran Konsumen menerima
umpan balik dan memberikan tanggapan secara cepat, dimana mungkin,
menggunakan databaseproduct knowledge. Bila Agen CAS tidak dapat
memberikan tanggapan, selanjutnya dirujuk ke departemen yang terkait.
Keluhan dikelompokkan dalam kategori normal, prioritas utama dan urgent,
selanjutnya tanggapan dikoordinasikan dengan divisi yang terkait melalui
perorangan yang ditunjuk.
Temuan dan wawasan yang diperoleh dari Suara Konsumen dikomunikasikan
melalui Perseroan dalam bentuk Laporan Bulanan dan Online untuk masing-
masing brand. Setiap bulan, daftar “Umpan Balik Sepuluh Tertinggi”
diserahkan kepada manajemen senior untuk ditelaah lebih lanjut.
Kinerja dari Suara Konsumen kemudian di evaluasi melalui Studi Kepuasan
Konsumen secara berkala dan melalui pengecekan spontan dengan
menggunakan “mystery caller” untuk memastikan bahwa prosedur penanganan
layanan telepon sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
d. Pengadaan Barang dan Jasa
Praktik-praktik pengadaan Unilever diatur oleh Prinsip Kemitraan Bisnis
Unilever dan Etika Sumber Pertanian Lestari. Prinsip Kemitraan Bisnis
Unilever dirancang untuk memastikan berlangsungnya kondisi kerja yang adil
dalam mata rantai pasokan, termasuk penghargaan terhadap hak-hak azasi
manusia, kebebasan berserikat, sistem penggajian dan waktu kerja yang sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan di Indonesia. Kami juga berupaya
untuk memastikan bahwa para pemasok kami memenuhi standar kesehatan,
keamanan dan perlindungan lingkungan. Sedangkan Etika Sumber Pertanian
Lestari bertujuan untuk mendorong para pemasok dan petani untuk
mengadopsi praktik-praktik perkebunan lestari.
Kebijakan Unilever dalam memperoleh sumber material memprioritaskan pada
sumber-sumber lokal dimana memungkinkan. Seluruh calon pemasok
menjalani proses audit atas dasar keandalan dan manajemen mutu mereka, dan
kinerja lingkungan, hak-hak azasi, serta semua isu sosial disaring melalui
sejumlah kriteria Prinsip Kemitraan Bisnis kami.