Anda di halaman 1dari 35

Kagu.

co
BAB I
Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : Kagu.co


Jenis perusahaan : Perusahaan barang yang bergerak di bidang furniture
Sejarah Perusahaan : Kagu.co adalah perusahaan di bidang furniture yang
terinspirasi dari salah satu perusahaan furniture luar negeri.
Kagu.co berdiri sejak tahun 2014, Kagu sendiri berasal dari
Bahasa jepang yang memiliki arti mebel, dengan filosofi
menjadi perusahaan yang maju seperti negara Jepang.
Dengan budaya Indonesia Kagu.co menerapkan metode
tradisional dalam menciptakan produknya dengan sentuhan
design modern.
Awalnya Kagu.co memiliki peminat yang sedikit karena
jarang diketahui oleh konsumen. Tetapi seiring berjalannya
waktu, trend furniture Kagu.co merupakan jawabannya. Design
yang ditawarkan sangat unik dan juga dilihat dari kualitasnya
yang sangat bagus dengan harga yang terjangkau.
Nama pendiri : Muhammad Wahfiuddin
Febrina Thogamas Putri
Lokasi : Jl. Kaliurang, Yogyakarta, Indonesia
Visi perusahaan : Menyediakan produk furniture dengan design yang modern,
berkualitas, dan nyaman dengan harga yang terjangkau.
“To provide household needs in a number one quality with
affordable price ”
Misi perusahaan : 1. Menciptakan produk furniture dengan design terbaik bagi
masyarakat.
2. Menggunakan bahan baku yang berkualitas di setiap
produknya.
3. Menggunkan tenaga kerja professional dengan skill terbaik.
4. Menghasilkan produk furniture dengan kualitas ekspor.
5. Menyediakan produk furniture dengan harga yang
terjangkau.
6. Memiliki keunggulan khas dengan keunikan tersendiri.
7. Menciptakan atmosfer yang baik dengan pola pikir global
karyawan untuk mencapai cita-cita perusahaan.
8. Melakukan kegiatan reboisasi setiap tahunnya guna
melestarikan lingkungan.
9. Bekerja dengan memperhatikan standar keamanan
karyawan

Tujuan perusahaan : Untuk menciptakan kehidupan yang nyaman setiap harinya.


Struktur Organisasi Perusahaan

Konsultan Hukum

Chief Executive Officer

Auditor
General Manajer
Departemen Departemen Departemen Departemen Departemen
Produksi Pergudangan Personalia Divisi
PemasaranDivisi KeuanganDivisi
Divisi
Guda Pembeli Pemaso Pene
Divisi
ng an k rimaa
Divisi Promosi
Penjualan
n

Divisi Divisi Divisi Divisi Divisi


Divisi Divisi
Pemoto Perakita Finishin Penguji Konvers Kasir
Akuntansi Keuangan
ngan n g an i

Divisi
Penggajian
Divisi Divisi Divisi Divisi Divisi
Perencanaan Penyediaan Pengembangan Pengintegrasian Pemeliharaan

A. Jobdesk Departemen

a. Departemen Produksi
Bertugas untuk memproduksi barang-barang dan harus mempunyai kemampuan
dalam membuat suatu barang sehingga barang yang dihasilkan bermutu dan berkualitas
dalam segi pembuatan barang tersebut.
a. Divisi Pemotongan
Bertugas memotong bahan baku kayu menjadi part-part sesuai dengan desain.
b. Divisi Perakitan
Bertugas merakit part-part yang telah di potong oleh divisi pemotongan sesuai dengan
desain yang telah dibuat sebelumnya.
c. Divisi Finishing
Bertugas dalam penyelesaian akhir mulai dari pengecatan, pemasangan merk dan juga
packaging menjadi barang yang siap dijual.
d. Divisi Pengujian
Bertugas dalam pengujian dan sertifikasi produk layak untuk didistribusikan dan
memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI) atau tidak.
e. Divisi Konversi
Bertugas dalam mengonversi dari bahan baku menjadi barang jadi.

b. Departemen Pergudangan
Bertugas untuk memastikan dan bertanggung jawab terhadap persediaan di dalam
gudang.
a. Divisi Gudang
Bertugas :
- Mengatur keluar masuknya alat tulis dan buku
- Mendata persediaan alat tulis dan buku
- Mengelola gudang
b. Divisi Pembelian
Bertugas dalam pembeliaan persediaan.
c. Divisi Pemasok
Bertugas memasok bahan baku yang berasal dari supplier ke dalam gudang.
d. Divisi Penerimaan
Bertugas menerima persediaan yang telah dibeli oleh divisi pembelian dari supplier ke
gudang.
c. Departemen Personalia
Bertugas :
1. Membuat anggaran tenaga kerja yang diperlukan;
2. Membuat job analysis, job description, dan job spesification;
3. Menentukan dan memberikan sumber-sumber tenaga kerja;
4. Mengurus dan mengembangkan proses pendidikan karyawan;
5. Mengurus seleksi tenaga kerja;
6. Mengurus soal-soal pemberhentian (pensiun);
7. Mengurus soal-soal kesejahteraan.

a. Divisi Perencanaan
Bertugas untuk merancang desain-desain macam-macam lemari, meja dan lain-lain.
Merencanakan proses pembuatan macam-macam lemari, meja dan lain-lain, serta
menentukan bahan material apa saja yang akan digunakan dalam memproduksi
barang, sehingga bisa memenuhui kepuasan pelanggan dan mencapai target yang
maksimal.
b. Divisi Penyediaan
Bertugas menyediakan karyawan atau sumber daya manusia dalam jumlah tertentu
dengan berbagai keahlian yang dibutuhkan sesuai kebutuhan perusahaan dalam
mencapai tujuan.
c. Divisi Pengembangan
Bertugas membantu meningkatkan keahlian serta keterampilan tenaga kerja melalui
tahap pendidikan serta pelatihan. Biasanya hal tersebut dilakukan pada saat terdapat
tenaga kerja yang baru, sebab kebanyakan dari mereka merupakan tenaga kerja yang
masih belum siap pakai.
d. Divisi Pengintegrasian
Bertugas penyesuaian antara perbedaan kepentingan perusahaan dengan pegawai
secara individu agar dapat bekerja sama secara harmonis dalam mencapai tujuan
perusahaan.
e. Divisi Pemeliharaan
Bertugas mempertahankan kondisi fisik para pegawai melalui program kesehatan dan
keamanan, serta sikap positif pegawai terhadap tugas yang diberikan serta melalui
proses komunikasi yang baik pada organisasi
f. Divisi Penggajian
Bertugas dalam proses penggajian semua Internal Perusahaan
d. Departemen Pemasaran
Bertugas untuk menerima atau mengurus pesanan atau order dari toko-toko
maupun konsumen.
a. Divisi Promosi
Bertugas mempromosikan berbagai furniture ke masyarakat melalui online maupun
offline.
b. Divisi Penjualan
Bertugas mengatur produk yang akan di jual oleh oleh perusahaan, selain bagian
penjualan juga mempromosikan barang-barang Meubel kepada toko-toko Furniture
dan mempunyai loyalitas tinggi supaya mencapai target yang maksimal dalam
penjualan barang, demi kemajuan perusahaan.

e. Departemen Keuangan
Bertugas untuk bertanggungjawab dengan masalah keuangan seperti hasil
pendapatan dari pengiriman barang maupun pengeluaran untuk gaji pegawai dan
pembelian bahan-bahan material yang dibutuhkan untuk memproduksi barang serta
membuat laporan keuangan setiap minggunya.
a. Divisi Akuntansi
Bertugas melakukan pencatatan seluruh transaksi yang telah terjadi di perusahaan.
b. Divisi Keuangan
Bertugas mengelola seluruh hal yang berkaitan keluar masuknya dana Perusahaan.
c. Divisi Kasir
Bertugas merekap semua bukti transaksi.
BAB II
Siklus penghasilan

1. Informasi umum terkait siklus penghasilan


Siklus penghasilan perusahaan terdiri dari beberapa prosedur yaitu prosedur penjualan
tunai produk, penjualan kredit produk dan penghasilan tunai. Dalam prosedur
penjualan tunai produk terdiri dari proses produksi, pengiriman barang atau saat
pelanggan mengambil produk dan penerimaan kas. Dalam prosedur penjualan kredit
produk terdiri dari proses produksi, pengiriman barang atau saat pelanggan
mengambil produk, penagihan piutang dan penerimaan kas. Sedangkan dalam
prosedur penghasilan tunai dari toko terdiri dari proses pelanggan mendatangi toko,
dilakukan kegiatan operasional dan menerima kas.

2. Prosedur-prosedur terkait dengan siklus pembelian

a. Penjualan tunai untuk produk

Proses dimulai dari departemen design dan grafis produksi dimana


departemen design dan grafis menentukan design produk furniture yang akan
diproduksi. Kemudian masuk ke departremen produksi yang akan melakukan proses
produksi dari bahan mentah kemudian barang setengah jadi yang akhirnya
menghasilkan produk furniture. Produk yang telah selesai di rakit oleh divisi perakitan
dan di finishing oleh divisi finishing. Dalam departemen produksi, produk tersebut di
uji oleh divisi perakitan apakah bentuk dan wujud furniture sudah sesuai dengan
design yang telah ditentukan. Kemudian masuk ke divisi finishing. Dimana nanti pada
finishing, furniture yang telah dirakit di cat furnish untuk menghasilkan furniture yang
berkualitas dan juga tahan terhadap berbagai macam cuaca maupun binatang-
binatang. Divisi finishing melakukan proses pemasangan merek dan juga logo SNI
bahwa produk tersebut sudah sesuai dengan standar. Setelah itu dikemas dan dikirim
ke departemen pergudangan. Kemudian produk disalurkan ke departemen pemasaran
untuk dibuatkan dan dilakukan promosi serta menjualnya. Produk yang terjual akan
dikirimkan ke pelanggan dan pelanggan melakukan pembayaran ke kasir dengan
memberikan konfirmasi terkait produk yang telah diterima. Kasir menerima
pembayaran dari pelanggan sehingga membuat nota penjualan sebanyak 2 rangkap
dimana 1 akan diberikan ke pelanggan, 1 akan diberikan ke bagian keuangan sebagai
bukti pemasukan perusahaan kemudian diarsipkan dan akan diberikan ke bagian
akuntansi sebagai bukti transaksi dalam membuat jurnal, buku besar dan laporan
keuangan. Setelah menghasilkan data jurnal, buku besar dan laporan keuangan bukti
transaksi berupa nota penjualan tersebut akan diarsipkan.

b. Penjualan tunai untuk perusahaan

Kegiatan dimulai dari pelanggan datang ke toko. Kemudian pelanggan


memilih produk yang diinginkan dibantu dengan pramuniaga untuk menjelaskan
detail produk. Setelah pengunjung memilih produk kemudian pelanggan menuju
kasir. Kasir menyiapkan produk dan pelanggan melakukan pembayaran. Pelanggan
dapat membawa langsung produknya atau dapat menggunakan jasa pengiriman. Kasir
menerima pembayaran dan membuat nota penjualan sebanyak 3 rangkap dimana 1
diberikan kepada pelanggan, 1 diberikan kepada bagian keuangan untuk bukti adanya
pemasukan perusahaan dan 1 untuk bagian akuntansi sebagai bukti transaksi dalam
pembuatan jurnal, buku besar dan laporan keuangan. Setelah menghasilkan data
jurnal, buku besar dan laporan keuangan bukti transaksi berupa nota penjualan
tersebut akan diarsipkan.

c. Penjualan kredit untuk produk

Proses dimulai dari departemen produksi dimana departemen produksi


menentukan jenis dan kuantitas produk yang akan diproduksi. Kemudian akan
melakukan proses produksi yang akhirnya menghasilkan produk furniture. Produk
yang telah selesai masuk ke departemen finishing dan pengujian. Dalam departemen
pengujian dilakukan uji atau tes mengenai kelayakan sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) tersebut sehingga terdapat keputusan antara Ya (sesuai dengan SNI).
Kemudian masuk ke divisi Packaging. Dimana nanti pada kemasan produk tertera
logo perusahaan. Jika Tidak (menyarankan produksi ulang). Divisi packaging
melakukan proses pengemasan dan memasang logo perusahaan dan informasi lainnya.
Setelah selesai dikemas, produk didistribusikan ke divisi pergudangan. Kemudian
produk disalurkan ke departemen pemasaran untuk dibuatkan dan dilakukan promosi
serta menjualnya secara kredit. Divisi Pemasaran membuat pengajuan kredit yang
akan diberikan kepada divisi keuangan. Saat mendapat persetujuan, divisi pemasaran
akan membuat faktur penjualan sebanyak 4 rangkap dimana 1 nantinya akan
diberikan kepada pelanggan, 1 untuk kasir, 1 untuk keuangan dan 1 untuk akuntansi.
Produk masuk beserta dengan faktur penjualan ke pelanggan dan divisi akuntansi
sudah membuat jurnal serta memperbarui buku besar terkait penjualan kredit melalui
faktur penjualan yang dijadikan sebagai bukti transaksi. Setelah itu faktur penjualan
akan diarsipkan. Sedangkan pada divisi keuangan, faktur penjualan dijadikan sebagai
bukti bahwa akan ada pemasukan ke perusahaan akibat pembelian produk meskipun
kredit. Bukti tersebut akan diarspikan. Kasir melakukan penagihan piutang ke
pelanggan saat waktu sudah jatuh tempo atau sesuai tanggal yang disepakati
pelanggan pada faktur penjualan. Pelanggan melakukan pelunasan dan kasir
menerima pelunasan. Kasir membuat nota pelunasan sebanyak 3 rangkap dimana 1
diberikan untuk pelanggan, 1 diberikan ke divisi keuangan sebagai bukti bahwa
adanya pemasukan perusahaan akibat pelunasan piutang kemudian diarsip dan 1 lagi
diberikan ke divisi akuntansi. Pada divisi akuntansi akan dilakukan pembuatan jurnal,
buku besar dan laporan keuangan. Bukti pelunasan tersebut akan diarsipkan pada saat
laporan keuangan telah selesai.

3. Kebijakan umum siklus penghasilan

a. Biaya pengiriman produk ditanggung pelanggan


b. Tidak ada minimal belanja untuk pengiriman di dalam kota maupun luar kota
c. Pendaftaran untuk menjadi member kagu.co dengan minimal transaksi Rp500.000
d. Member kagu.co mendapat keistimewaan salah satunya diskon sebesar 5% setiap
transaksi
e. Diskon dan voucher tidak dapat digabungkan
f. Pelunasan melewati tanggal jatuh tempo otomatis akan di blacklist perusahaan dari
daftar pelanggan
g. Setiap pembelian di akhir tahun mendapatkan diskon 15%
h. Barang yang telah dibeli tidak bisa dikembalikan setelah terjadi transaksi
pembayaran
4. Kebijakan akuntansi

a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan adalah


basis akrual. Dimana segala transaksi, penerimaan atau pengeluaran kas akan
diakui sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi tersebut.

b. Kebijakan akuntansi terkait pengiriman barang adalah secara FOB shipping


point. Pengiriman baik ke luar kota atau di dalam kota semua biaya akan
ditanggung oleh pembeli.
c. Kebijakan akuntansi mengenai pengakuan dan pelaporan persediaan
menggunakan metode perpetual. Dimana setiap transaksi yang berhubungan
dengan bahan baku dan penjualan akan selalu memperhitungan Harga Pokok
Penjualan yang dapat membantu pengguna informasi untuk mengetahui laba
kotor sementara perusahaan.

5. Jurnal Standar

a. Penjualan tunai produk

Kas xxx

Pendapatan xxx

Harga Pokok Penjualan xxx

Persediaan barang jadi xxx

b. Diskon penjualan tunai

Diskon penjualan xxx

Kas xxx

c. Penjualan kredit produk

Piutang xxx

Kas xxx

Harga Pokok Penjualan xxx

Persediaan barang jadi xxx


d. Diskon penjualan kredit

Diskon penjualan xxx

Piutang xxx

e. Pelunasan piutang

Kas xxx

Piutang xxx
6. Formulir Internal

a. Nota penjualan berisi tanggal penjualan produk, produk apa saja yang terjual kepada
pelanggan, jumlah yang terjual, identitas pelanggan secara singkat dan identitas kasir yang
melakukan transaksi penjualan tersebut.

Kagu.co
Jalan Kaliurang, Yogyakarta, Indonesia
Telp : (0274) 555333

NOTA PENJUALAN

No. Nota : ............................................... Kode Pelanggan : ............................................


Tanggal : ............................................... Nama Pelanggan : ............................................

Kode
Nama Barang Kuantitas Harga Diskon Jumlah
Barang

Sub Jumlah

PPN

Total

Hormat Kami,

Penerima Kasir

(Nama Pelanggan) (Nama Kasir)

PERHATIAN
- Harap periksa produk dan kembalian sebelum
meninggalkan kasir
- Barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan lagi
Stempel
b. Faktur Penjualan kredit berisi tanggal penjualan produk, produk apa saja yang terjual
kepada pelanggan, jumlah yang terjual, identitas pelanggan secara singkat, identitas kasir
yang melakukan transaksi penjualan tersebut, syarat kredit dan tanggal jatuh tempo.

Kagu.co

Jalan Kaliurang, Yogyakarta, Indonesia


Telp : (0274) 555333

FAKTUR PENJUALAN

No. Nota : ............................................... Kode Pelanggan : ............................................


Tanggal : ............................................... Nama Pelanggan : ............................................
Termin : ............................................... Telepon : ............................................
Tanggal jatuh tempo : ...............................................

Nama Barang Kuantitas Harga Diskon Jumlah

Sub Jumlah

PPN

Total

Hormat Kami,

Penerima Kasir

(Nama Pelanggan) (Nama Kasir)

PERHATIAN
- Harap periksa produk dan kembalian sebelum
meninggalkan kasir
Stempel
- Barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan
lagi
c. Surat Keputusan terkait kelayakan produk dan tanggal kadaluarsa berisi pernyataan apakah
produk yang telah diuji pada departemen pengujian dan sertifikasi produk layak untuk
didistribusikan memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI) atau tidak

Kagu.co
Jalan Kaliurang, Yogyakarta, Indonesia
Telp : (0274) 555333

. Prosedur terkait dengan siklusSURAT KEPUTUSAN


penghasilan
a. penjualan tunai untuk produk (dari gudang/supplier) No. xxx/SK-KG/xx/xxxx
Perihal : Uji Kelayakan Produk
. kebijakan
Yth. Manajer Bagian Divisi umum siklus penghasilan
Produksi
Di tempata. darimana aja
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan oleh Departemen Pengujian dan Sertifikasi Produk pada
. kebijakan akuntansi (Average/FIFO/NRV)
tanggal ................................. memutuskan bahwa produk dengan kode ................. LAYAK/TIDAK LAYAK karena sudah/tidak
. Jurnal
memenuhi standarstandar
mutu dan(perpetual)
pedoman yang telah ditetapkan oleh perusahaan berdasar Standart Nasional Indonesia (SNI)
. Formulir internalberlaku sejak tanggal ditetapkan, bila nanti terjadi kesalahan dalam surat ini maka akan segera
Surat Keputusan ini
diperbaiki.
a. notaSurat
Demikian penjualan
Keputusan (tgl
ini penjualan, produk,
dibuat dan dapat ttd) sebagaimana
dipergunakan (dokumenmestinya.
notanya mau kaya
gimana/form) Ditetapkan di
Yogyakarta, .....................................
b. faktur penjualan kredit (produk apa aja yang terjual) (faktur mau kaya gimana<
ada terminnya, ttd/stempel)
(........................................)
. General Flowchart Manager Departemen Pengujian dan Sertifikasi Produk

Stempel
. Flowchart
BAB III
Siklus Pembelian

1. Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku


Dalam prosedur permintaan pembelian bahan baku, divisi gudang mengajukan
permintaan pembelian kepada divisi pembelian dalam bentuk formulir surat permintaan
bahan baku kepada divisi pembelian.

Kagu.co
Jalan Kaliurang, Yogyakarta, Indonesia
Telp : (0274) 555333

SURAT PERMINTAAN BAHAN BAKU

Tanggal : ............................................... Nama Pemesan : ............................................

Kode
Nama Barang Kuantitas Harga Diskon Jumlah
Barang

Sub Jumlah

PPN

Total

Hormat Kami,

Penerima divisi pembelian Divisi Gudang

(Nama Manager) (Nama Manager)


2. Prosedur Pemilihan Pemasok/Suplier dan Penentuan Harga
Pada hal ini divisi pembelian mengirimkan surat penawaran kepada pemasok untuk
mendapatkan informasi harga, kualitas barang serta syarat yang harus dipenuhi. Proses ini
bisa digunakan kebeberapa pemasok agar dapat mengetahui harga yang murah dengan
kualitas terbaik.
3. Prosedur Pemesanan Pembelian
Dalam proses ini, divisi pembelian mengirimkan surat pesanan mengenai barang dan
kuantitas barang yang akan dipesan kepada pemasok yang telah dipilih dan telah menjalin
kerjasama.
4. Prosedur Penerimaan Barang
Dalam prosedur ini, divisi penerimaan barang melakukan pemeriksaan mengenai jenis,
kuantitas dan mutu barang yang datang.
5. Prosedur Pencatatan Hutang
Dalam prosedur ini, divisi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan hutang atau mengarsipkan sumber
sebagai pencatatan hutang.
6. Prosedur Pembayaran
Saat prosedur pembayaran, divisi keuangan bertugas untuk melakukan pembayaran
pesanan atau membayar utang pembelian.
7. Flowchart
BAB IV
Siklus Penggajian

1. Prosedur-prosedur terkait dengan siklus penggajian

Siklus ini dimulai dari karyawan melakukan presensi disetiap berangkat kerja
dan pulang kerja dengan menggunakan tap card yang tersedia. Data presensi telah
masuk ke bagian Divisi penggajian. Divisi tersebut melakukan rekap bukti presensi
karyawan untuk menentukan besaran gaji yang akan diterima sebanyak 2 rangkap.
Rangkap 1 akan diarsip sendiri oleh divisi penggajian dan rangkap lainnya diberikan
ke bagian keuangan. Pada divisi keuangan, membuat slip gaji sesuai dengan rekap dan
presensi yang sudah diterima dari divisi penggajian. Pada keuangan menghasilkan slip
gaji sebanyak 3 rangkap dimana rangkap pertama diberikan kepada CEO, rangkap
kedua diberikan pada bagian divisi akuntanssi dan rangkap ketiga diberikan kepada
karyawan. Divisi akuntansi yang menerima slip gaji maka akan membuat laporan
yang akan sebanyak 2 rangkap untuk diarsip dan sisanya diberikan kepada CEO yang
akan diarsipkan juga. Setelah atasan menerima slip gaji yang diberikan oleh bagian
keuangan maka CEO melakukan validasi, apabila sudah di validasi maka CEO
memberikan tanda tangan dan stempel. Slip gaji yang sudah di stempel dibuat
sebanyak 3 rangkap. Rangkap pertama akan diberikan kepada bagian keuangan untuk
pencairan dana, rangkap 2 diberikan kepada divisi penggajian dan rangkap 3
diarsipkan. Pada bagian keuangan yang telah menerima slip gaji yang telah disetujui
pimpinan, melakukan pemrosesan pencairan dana gaji untuk setiap karyawan. Gaji
karyawan yang telah cair akan diberikan kepada divisi gaji bersamaan dengan slip gaji
untuk setiap karyawan. Pada divisi gaji memtransfer uang tunai yang sudah diberikan
oleh divisi keuangan kedalam rekening karyawan yang telah terdaftar.

2. Kebijakan penggajian

a. Adanya Hubungan Kerja (Existence of Employment Relationship)


Hubungan kerja merupakan hubungan antara pengusaha dengan karyawan,
yang didasarkan pada perjanjian kerja. Di dalamnya ada 3 unsur wajib, yaitu adanya
pekerjaan, adanya instruksi untuk melakukan pekerjaan, serta ada imbalan/gaji/upah
atas pekerjaan yang dilakukan karyawan. Tanpa kedua unsur lain (pekerjaan dan
instruksi), maka uang yang diterima seseorang tidak bisa dianggap upah.

b. Tanpa Diskriminasi (No Discrimination)


Setiap Pekerja/Buruh berhak memperoleh upah yang sama untuk pekerjaan
yang sama nilainya.Penetapan upah hendaknya adil, berdasarkan standar yang
objektif. Penetapan upah tidak boleh didasarkan pada identitas personal penerima
upah, misalnya berdasarkan warna kulit, jenis kelamin, dan lain-lain. Pasal
selanjutnya, yaitu Pasal 12, menyebutkan dua poin yang dapat digunakan sebagai
standar penetapan upah, yaitu satuan waktu dan satuan hasil.
c. Cuti Tetap Digaji (Leave with Pay)
Dalam prinsip dasar gaji atau upah, ada 3 kondisi di mana karyawan bisa tidak
bekerja dengan tetap mendapatkan gaji. Kondisi-kondisi itu lebih rinci diatur dalam
PP No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan, Pasal 24 ayat 2 s.d. 5.
d. Jangka Waktu Pembayaran Sesuai dengan Kesepakatan  
Atau yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan prinsip “payment period in
accordance with agreement”, dimana karyawan pada saat penandatanganan kontrak
kerja yang telah disepakati.
e. Jumlah Gaji Pokok Minimal 75% dari Gaji Tetap.
Terdiri atas gaji pokok + tunjangan tetap (tunjangan yang selalu didapatkan
karyawan setiap periode penggajian, dengan jumlah tetap). Hal ini berdasarkan PP
78/2015 Pasal 5. Selain itu juga perlu memastikan jumlah “gaji tetap” karyawan tidak
boleh di bawah upah minimum yang diberlakukan pemerintah.
f. Pembayaran Dilakukan dalam Mata Uang yang Sah, yaitu Rupiah.
Pasal 21 ayat 1 PP No. 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan menyatakan
dengan jelas tentang hal ini: ”Pembayaran Upah harus dilakukan dengan mata uang
rupiah Negara Republik Indonesia.”
g. Pengurangan untuk Pihak Ketiga Harus Dilakukan Berdasarkan Surat Kuasa.
Sebagian gaji karyawan dapat secara langsung disetorkan perusahaan ke pihak
ketiga (pihak selain perusahaan dan karyawan) untuk kebutuhan dan kondisi-kondisi
tertentu. Akan tetapi, perusahaan harus lebih dulu mendapatkan surat kuasa untuk
melakukan hal tersebut dari karyawan yang bersangkutan. 
h. Total Pemotongan Upah Maksimum adalah 50%
Perusahaan juga bisa memotong gaji karyawan karena beberapa sebab.
Namun, pemerintah membatasi persentase maksimal potongannya sampai 50% saja,
sehingga karyawan harus menerima sedikitnya setengah gajinya tiap periode
penggajian. Kecuali jika karyawan mendapat sanksi atas kesalahan atau kelalaian
dalam masa kerjanya.
i. Jam kerja Lembur
Bagi tenaga kerja langsung maksimal 40 jam, untuk jam kerja bagian produksi
sedangkan bagi tenaga kerja tidak langsung maksimal 20 jam untuk jam kerja bagian
non produksi. Apabila jam kerja melebihi batas waktu maka karyawan berhak
mengajukan surat kelebihan jam kerja dan telah disetujui oleh manager departemen
personalia.

3. Kebijakan Akuntansi
Kagu.co melakukan penggajian dengan sistem komputerisasi (tap card). Metode
pencatatan akuntansi penggajian dari kagu.co juga telah memenuhi standar akuntansi
keuangan yang berlaku secara umum (PSAK NO. 24) mengenai imbalan hasil kerja.
Hal ini dibuktikan dengan melihat tujuan dari PSAK no 24 yang mengatur akuntansi
dan pengungkapan imbalan kerja , yang dimana perusahaan mengakui liabilitas jika
tenaga kerja telah memberikan kinerjanya atau prestasinya kepada perusahaan dan
berhak memperoleh imbalan kerja di masa mendatang, dan mengakui beban jika
perusahaan telah menikmati manfaat ekonomis dari kinerja karyawan dan berhak
memperoleh imbalan di masa yang akan datang.
Pada bagian akuntansi kagu.co akan menerima laporan atas slip gaji karyawan
perusahaan dari bagian keuangan. Slip gaji tersebut akan dicatat oleh bagian akuntansi
dan dicantumkan dalam laporan laba rugi yang diakui sebagai biaya atau beban gaji
bagi perusahaan. Pencatatan tersebut akan menghasilkan jurnal sebagai berikut,

Beban Gaji xxx


Kas xxx

Kagu.co melakukan pembayaran gaji melalui 2 cara, yaitu:


1. Pembayaran gaji dengan sistem transfer melalui rekening masing-masing
karyawan. Perusahaan yang sebelumnya telah bekerja sama dengan beberapa
pihak bank akan melakukan pemotongan atau pengurangan saldo kas perusahaan
di bank secara berkala tiap bulannya untuk kepentingan pembayaran gaji
pembayaran gaji kepada masing-masing karyawan. Pembayaran gaji melalui
sistem transfer ini hanya berlaku untuk pegawai atau karyawan tetap perusahaan
kagu.co
Berikut adalah jurnal yang akan dicatat oleh bagian akuntansi perusahaan:

Beban Gaji xxx


Kas perusahaan di bank xxx

Setelah adanya transaksi tersebut, maka bank pun akan mencatat pengeluaran
perusahaan di bank untuk kepentingan pembayaran gaji karyawan perusahaan
dengan jurnal sebagai berikut:

Kas di bank xxx


Beban gaji xxx

2. Pembayaran gaji yang dilakukan secara langsung kepada karyawan melalui divisi
gaji perusahaan. Setiap karyawan perusahaan kagu.co akan menerima bukti
setoran berupa slip gaji yang telah dikeluarkan oleh bagian keuangan. Slip gaji
digunakan sebagai alat bayar dalam melakukan pengambilan gaji di bendahara
perusahaan. Sistem pembayaran ini hanya berlaku untuk karyawan harian lepas
yang bekerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan saja. Sistem pembayaran ini
akan dicatat oleh bagian akuntansi dengan jurnal sebagai berikut:

Beban gaji xxx


Kas xxx
SLIP GAJI

Nomor :
Tanggal :
Nama Pegawai :
Bagian :
Kasir :

PEMBAYARAN JUMLAH

GAJI POKOK
LEMBUR
PAJAK
TUNJANGAN

PENDAPATAN
POTONGAN
GAJI BERSIH
Flowchart
BAB V
Siklus Konversi

1. Informasi Umum
Siklus Konversi adalah sekelompok kegiatan berulang pada aktivitas bisnis dan
operasi pemrosesan data yang berhubungan dengan pengkonversian sumber daya input,
seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead menjadi barang jadi atau jasa untuk dijual.
Siklus konversi berisi transaksi yang benar-benar ada ketika input diubah menjadi barang
atau pelayanan dapat dijual. Proses yang digunakan dalam siklus konversi adalah bahan,
tenaga kerja, dan ongkos eksploitasi.
2. Prosedur
Tergantung dari produk yang diproduksi, perusahaan akan menggunakan salah satu
dari berbagai metode produksi berikut ini :
a. Pemrosesan berkelanjutan
Membuat produk yang sama melalui rangkain berkelanjutan berbagai prosedur standar.
Dibawah pendekatan ini perusahaan mencoba menyimpan persediaan barang jadi pada
tingkat yang dibutuhkan untuk memenuhi pekerjaan permintaan penjualan.
b. Pemrosesan batch
Menghasilkan berbagai kelompok yang berbeda. Tiap barang dalam batch hampir sama, yaitu
membutuhkan bahan baku serta operasi yang sama. Metode ini digunakan untuk
memproduksi berbagai produk seperti perlengkapan rumah tangga dan computer. Mekanisme
pemicu untuk proses ini adalah kebutuhan untuk mempertahankan tingkat persediaan barang
jadi sesuai dengan prediksi kebutuhan penjualan.
c. Pemrosesan berdasarkan pesanan
Melibatkan pembuatan berbagai produk yang berbeda sesuai dengan spesifikasi pelanggan.
Proses ini diawali oleh pesanan penjualan.
3. Kebiajakan Umum
a. Mengecek bahan baku apakah sesuai dengan dipesan pada saat dikirim
b. Mencatat persediaan bahan baku digudang
c. Mencatat banyaknya persediaan yang ditransfer ke departemen produksi
d. Mencatat biaya yang terjadi saat konversi
e. Mencatat barang cacat
f. Mencatat persediaan barang jadi

4. Kebijakan Akuntansi
Dalam siklus konversi, kebijakan akuntansi dicapai melalui penggunaan perintah
kerja, lembar biaya, lember perpindahan, lembar pekerjaan, permintaan bahan baku, dan ,
persediaan barang jadi. Dengan memberikan nomor terlebih dahulu ke dokumen sumber
daya, perusahaan dapat menelusuri kesalahan dalam produksi dan pencatatan untuk
mendeteksi batch produksi yang hilang dan untuk melakukan audit secara berkala.
5. Jurnal
a. Pembelian bahan baku

Persediaan barang xxx


Kas xxx

b. Biaya tenaga kerja

Beban gaji xxx


Utang gaji xxx

c. Biaya overhead

Pengendali overhead xxx


Persediaan bahan xxx

Barang dalam proses xxx


Biaya overhead dibebankan xxx

6. Dokumen
a. Prakiraan penjualan (sales forecast).
b. Jadwal produksi (production schedule).
c. Daftar kebutuhan bahan baku (bill of material-BOM).
d. Lembar proses kerja (route sheet).
e. Perintah kerja, atau perintah produksi (work order/production order.
f. Lembar perpindahan (move ticket),
g. Permintaan bahan baku (material requistion).
. Flowchart
Bab V : Siklus General Ledger
1. Informasi Umum Terkait dengan Siklus General Ledger dan Pelaporan Keuangan
Terdapat dua prosedur terkait dengan siklus General Ledger dan pelaporan keuangan
yaitu :
a. Prosedur jurnal umum
Prosedur yang menggambarkan proses pembuatan jurnal umum. Dimulai
dengan mengidentifikasi transaksi yang telah terjadi dilihat dari bukti dari transaksi
tersebut kemudian membuat jurnal sesuai dengan jenis transaksi. Karena
menggunakan basis akrual, transaksi dicatat sesuai dengan tanggal transaksi itu
terjadi. Jurnal yang harus dibuat terdiri dari :
 Jurnal penerimaan kas : digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan
kas secara tunai
 Jurnal pengeluaran kas : digunakan untuk mencatat transaksi yang
membutuhkan pengeluaran kas secara tunai
 Jurnal pembelian : digunakan untuk mencatat transaksi pembelian bahan
baku atau perlengkapan secara tunai.
 Jurnal penjualan : digunakan untuk mencatat transaksi penjualan produk
secara tunai.

Jurnal - jurnal lain yang harus dibuat oleh perusahaan antara lain :
 Jurnal penyesuaian : digunakan untuk menyesuaikan stock opname
diakhir periode.
 Jurnal penutup : digunakan untuk menutup saldo pada buku besar pada
akun-akun nominal seperti pendapatan dan beban.

b. Prosedur pembuatan laporan keuangan


Prosedur yang menggambarkan proses pembuatan laporan keuangan yang
terdiri dari neraca saldo dan penyusunan laporan keuangan.

2. Prosedur-prosedur Terkait dengan Siklus General Ledger dan Pelaporan Keuangan


Setiap bukti transaksi yang dilakukan perusahaan dan telah diarsipkan oleh
divisi akuntansi akan di jurnal. Setelah dilakukan perjurnalan, data akan diinput ke
buku besar. Setelah itu membuat neraca saldo yang kemudian diteruskan dengan
penyusunan laporan keuangan. Setelah laporan keuangan selesai diberikan kepada
pimpinan terlebih dahulu untuk meminta persetujuan dan tandatangan apabila laporan
keuangan sudah sesuai dengan standar perusahaan. Jika ditolak, maka laporan
keuangan akan disusun kembali dari awal. Jika diditerima pimpinan akan memberikan
tandatangan diatas materai sebagi pertanyaan resmi dari perusahaan. Setelah itu
laporan keuangan diarsipkan.

3. Kebijakan Manajemen Terkait dengan Siklus General Ledger dan Pelaporan Keuangan
Transaksi-transaksi yang tergolong ke dalam jurnal :
a. Jurnal pembelian : jurnal ini digunakan untuk mencatat pembelian bahan baku atau
perlengkapan secara tunai, namun dalam perusahaan kagu.co hanya melakukan
pembelian secara tunai sehingga jurnal ini tidak diperlukan oleh perusahaan.
b. Jurnal penjualan : jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan
persediaan secara kredit.
c. Jurnal penerimaan kas : jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi pemasukan
kas secara tunai.
d. Jurnal pengeluaran kas : jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
kebutuhan perusahaan secara tunai.
e. Jurnal umum : jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak dapat
digolongkan ke jurnal-jurnal sebelumnya seperti investasi.
4. Daftar Kode Akun
Kode Akun Nama Akun Kode Akun Nama Akun
1 Kelompok Aset 2.1.2 Utang wesel
1.1 Aset Lancar 2.1.3 Beban yang masih harus
dibayar
1.1.1 Kas 2.1.4 Pendapatan diterima dimuka
1.1.1.1 Kas Kecil 2.1.5 Utang lancar lainnya
1.1.1.2 Kas di Bank
1.1.1.3 Setara Kas 2.2 Liabilitas Jangka Panjang
1.1.2 Piutang 2.2.1 Utang obligasi
1.1.2.1 Piutang dagang 2.2.2 Bank Loan
1.1.2.2 Piutang wesel
1.1.2.3 Cadangan Piutang Tak 3 Kelompok Ekuitas
Tertagih
1.1.2.4 Piutang lain-lain 3.1 Ekuitas pemilik
1.1.3 Persediaan
1.1.3.1 Persediaan bahan baku 3.2 Saham
1.1.3.2 Persediaan barang dalam 3.2.1 Saham biasa
proses
1.1.3.3 Persediaan barang jadi 3.2.2 Saham premium biasa
1.1.4 Perlengkapan 3.2.3 Saham Preferen
1.1.4.1 Perlengkapan kantor 3.2.4 Saham premium preferen
1.1.4.2 Perlengkapan pabrik 3.2.5 Saham Treasury
1.1.4.3 Perlengkapan klinik 3.2.6 Saham premium Treasury
1.1.5 Asuransi dibayar dimuka
3.3 Dividen
1.2 Aset Tetap
1.2.1 Tanah 3.4 Retained Earning
1.2.2 Bangunan
1.2.2.1 Bangunan kantor 4 Pendapatan
1.2.2.1.1 Akumulasi depresiasi – 4.1 Pendapatan usaha
bangunan kantor
1.2.2.2 Bangunan pabrik 4.1.1 Pendapatan penjualan
1.2.2.2.1 Akumulasi depresiasi – 4.1.2 Pendapatan klinik (jasa)
bangunan pabrik
1.2.2.3 Bangunan klinik
1.2.2.3.1 Akumulasi depresiasi – 4.2 Pendapatan lain-lain
bangunan klinik
1.2.3 Peralatan
1.2.3.1 Peralatan kantor 4.3 Retur dan potongan
penjualan
1.2.3.1.1 Akumulasi depresiasi –
peralatan kantor
1.2.3.2 Peralatan pabrik 4.4 Diskon penjualan
1.2.3.2.1 Akumulasi depresiasi –
peralatan pabrik
1.2.3.3 Peralatan klinik 5 Harga Pokok Penjualan
1.2.3.3.1 Akumulasi depresiasi –
peralatan klinik
1.2.4 Kendaraan 6 Kelompok Beban
1.2.4.1 Kendaraan kantor 6.1 Beban operasional
1.2.4.1.1 Akumulasi depresiasi – 6.1.1 Beban gaji
kendaraan kantor
1.2.4.2 Kendaraan pabrik 6.1.2 Beban iklan
1.2.4.2.1 Akumulasi depresiasi – 6.1.3 Beban air, listrik dan telepon
kendaraan pabrik kantor
6.1.4 Beban perlengkapan kantor
1.3 Aset Lain 6.1.5 Beban depresiasi – bangunan
kantor
1.3.1 Aset tidak berwujud 6.1.6 Beban depresiasi – bangunan
pabrik
1.3.1.1 Goodwill 6.1.7 Beban depresiasi – bangunan
klinik
1.3.1.2 Paten 6.1.8 Beban depresiasi – peralatan
kantor
1.3.1.3 Lisensi 6.1.9 Beban depresiasi – peralatan
pabrik
1.3.1.4 Merek dagang 6.1.10 Beban depresiasi – peralatan
klinik
6.1.11 Beban depresiasi – kendaraan
kantor
1.3.2 Aset lain-lain 6.1.12 Beban depresiasi – kendaraan
pabrik
6.1.13 Beban asuransi
2 Kelompok Liabilitas
2.1 Liabilitas Lancar 6.2 Beban non operasional
2.1.1 Utang dagang 6.2.1 Beban bunga
6.2.2 Beban administrasi bank

6.3 Beban lain-lain

5. Flowchart

Anda mungkin juga menyukai