Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Riwayat Singkat Perusahaan

Massindo Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang bedding industry atau

industri pembuatan bed (tempat tidur) yang sudah berdiri sejak tahun 1983. Brand-brand di

bawah naungan Massindo Group sudah terbukti kualitasnya dan dipercaya oleh seluruh

masyarakat di Indonesia. Brand-brand tersebut antara lain yaitu My Side, Spring Air,

Therapedic, Comforta, Super Fit, dan Protect-A-Bed. Massindo group telah hadir di 21 kota di

seluruh Indonesia yaitu Medan, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya,

Bali, Mataram, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Manado, Kotamobagu, Makassar, Kendari,

Palu, Gorontalo, Palopo, Ternate, dan Ambon. Tak hanya hadir di Indonesia, Massindo Group

membuka gallery dan kantor cabang pertamanya di luar negeri, tepatnya di singapura. Produk-

produk Massindo Group telah di ekspor, diterima dengan baik dan dijual di German, china,

Malaysia dan Srilanka.

Massindo group adalah perusahaan yang berhasil mengembangkan dengan pesat dua

merek bedding terkemuka dari Amerika Serikat di Indonesia dan Singapore. Oleh sebab itu,

Spring Air International USA dan Therapedic International USA memberikan kepada Massindo

Group sebagai pemegang hak lisensi penuh untuk kawasan Asia Tenggara. Bukti nyata Ekstensi

Massindo group dalam memimpin pasar industri bedding adalah dengan memberikannya

penghargaan-penghargaan seperti The Best Bedding, The Best Bedding Design dan The Best

Bedding Comfort di ajang The Most Preferrend Brand 2011 dan 2012 dari Tabloid Bintang

Home. Di tahun yang sama pula 2012, Massindo group berhasil membawa pulang dua

penghargaan untuk kategori The Best Innovation In Marketing dan The Best Experiential
Marketing. Sementara di tahun 2013, massindo Group melalui brand Comforta kembali berhasil

membawa pulang empat penghargaan sekaligus dari Tabloid Bintang Home sebagai The Best

Bedding Design, The Best Bedding Comfort, The Best Healthy Mattress dan The Most Preffered

Brand dan masih banyak lagi penghargaan di tahun-tahun berikutnya. Massindo group juga

sukses mendapatkan penghargaan REBI (Rekor Bisnis) senbagai perusahaan Bedding pertama

yang memiliki Dealer aktif terbanyak yaitu lebih dari 1000 dealer.

B. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi

Menjadi 50 kali lebih besar di tahun 2020. Kata-kata ini bermakna bahwa kami akan

mengembangkan setiap produk dan kualitas kami baik dalam bekerja maupun dalam

berkarya menciptakan produk-produk bedding yang bersaing secara internasional.

2. Misi

a. Meningkatkan kualitas hidup keluarga di masyarakat dengan integritas, mutu terbaik dan

peningkatan yang berkesinambungan.

b. Meningkatkan reputasi perusahaan, yaitu dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan

dengan memberikan pelayanan yang terbaik.

C. Data-data Tentang perusahaan

1. Daerah Kerja
PT. MASSINDO TERANG PERKASA Makassar terletak di Jalan Kapassa Raya Komp

Pergudangan Prangloe Indah Blok L6 No1 Makassar.Kecamatan Biringkanaya.kira-kira 3 KM

dari Jl. Perintis Kemerdekaan.

2. Kegiatan Perusahaan

Kegiatan perusahaan ini secara garis besamya meliputi sebagai berikut:

a. Melakukan proses pengolahan bahan baku menjadi barang setengah jadi dan di olah

menjadi barang jadi

b. Melakukan proses pembelian bahan baku dengan cara mengestimasikan stock yang

urgent/barang yang memang harus di order dan barang yang belum bisa di order

c. Melakukan pemasaran berupa transaksi pembelian dan penjualan barang dagang, baik

secara tunai maupun kredit

d. Melakukan penyimpanan barang dagang selama belum dijual dan diserahkan kepada

Toko.

Melakukan supply supply ke cabang PT Massindo Group Yang ada diseluruh Indonesia

Bagian Timur seperti Palopo,Ambon,Kendari Gorontalo Dan Manado.

Setiap perusahaan dagang dalam memasarkan produknya tidak terlepas adanya

pesaing.Persaingan terjadi karena adanya keinginan perusahaan untuk menguasai daerah

pemasaran. Untuk mengatasi hal tersebut PT. Massindo Terang Perkasa memberikan Bonus

SpringBED pada konsumen, Jika pengambilan kasur di atas 9 Maka secara otomatis Konsumen

atau pelanggan mendapatkan 1 bonus spring bed dan bantal serta aksesoris lainnya.

D. Stuktur Oganisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang

ada pada suatu organisasi atau perusahaaan menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai

tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara

yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsinya masing-masing.

Demi suksesnya perkerjaan tersebut, maka perusahaan membentuk struktur organisasi

pelaksanaan dengan susunan keanggotaan sesuai daftar personil inti perusahaan Massindo

Terang Perkasa dengan rincian serta struktur organisasi perusahaan sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI

BAGAN PT. MASSINDO TERANG PERKASA MAKASSAR

A. Manager area

B.Spv.afa
Sub Bag Umum Sub Bagian Sub
Keuangan Bagian
Dan Kepagawaian Program

D.Spv.prod E.HRD/ F.Spv.marketing


C.Ka.purcha
uksi personalia
sing

securyti
Ka.produksi Spv.sales
Ppic.stok sb,ka,produk project.sales
si marketing.spv.
Acc Stock foaming.kapr sales comforta
oduksi
qulting
Bill of Ka.pengiriman
Spv.sales marketing
material,wof
premium
g,wo,sfg
operatorI

Driver

Sumber: Struktur PT.MASSINDO TERANG PERKASA

Berdasarkan sruktur organisasi di atas maka PT. Massindo Terang Perkasa memeiliki urain-urain

tugas dan tanggung jawab masing-masing struktur organisasi tersebut adalah sebangai berikut:

A. Area Manager

1. Membuat dan menentukan keputusan atas rencana kerja perusahaan secara

menyeluruh.
2. Menentukan kebijakan perusahaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Menetapkan pembagian kerja kepada seluruh manajer, sesuai dengan tugas dan

tanggung jawab masing-masing.

4. Memimpin serta mengkoordinasi pelaksanaan program kerja perusahaan.

5. Mengawasi tindakan dan keputusan yang diambil oleh setiap manajer terhadap

masalah yang berhubungan dengan departemennya masing-masing.

B. Accounting Finnance (AFA)

Merupakan pimpinan tertinggi dalam pembuatan keputusan keuangan. Fungsi utamanya

adalah menyajikan analisis mengenai keuangan yang dibutuhkan untuk menunjang

pengambilan keputusan Direktur dan bertanggung jawab sebangai berikut :

1. Menyiapkan dana yang diperlukan bagi kegiatan perusahaan.

2. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan dalam bidang keuangan.

3. Menganalisa keuangan perusahaan.

4. Membuat laporan-laporan yang diterima dari bagian pembelian dan penjualan.

5. Membuat anggaran dalam neraca.

6. Menyusun laporan keuangan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

C. Spv Purchasing (Kepala Pembelian)

1. Mengontrol dan mengawasi kerja PPIC dan TIM divisi Purchasing

2. Menganalisa kebutuhan perusahaan

3. Proscek rencana rencana bayar supplier Jakarta dan Surabaya


4. Membuat tagihan RB yang bersangkutan dengan pembayaran lokal

5. Membuat tagihan ekspedisi tentang pengiriman barang dari Surabaya dan jakarta

D. Supervisor Produksi

1. Merencanakan Pekerjaan/Planning barang apa yang mau di buat dalam satu hari

2. Bertanggung jawab penuh atas gudang produksi dan gudang barang jadi

3. Menganalisa hasil hasil kerja dari operator dan mengecek barang yang memang lulus

tes untuk di pasarkan

4. Bekerja sama dengan operator untuk mencapai tujuan yang di inginkan dalam suatu

produksi

E. HRD/PERSONALIA

1. Bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutmen karyawan,mulai dari mencari

calon karyawan,wawancara hingga seleksi

2. Bertanggung jawab dalam absensi karyawan dan kedisiplinan kerja karyawan

3. Membuat kontrak kerja karyawan serta memperbaharui masa berlaku kontrak kerja

yang ada

4. Melakukan tindakan disipliner pada karyawan yang melanggar aturan dan kebijakan

perusahaan

5. Memberi motivasi bagi karyawan sehingga adanya perubahaan untuk karyawan

menjadi lebih baik

F. Supervisor Marketing

1. Mengkoordinir tim penjualan, agar dapat meningkatkan tingkat penjualan dan apakah

penjualan sesuai dengan target.


2. Membantu tim sales dan memberikan pelatihan dalam mencari, melayani dan

memaintain konsumen.

3. Membantu mengatasi permasalahan tim sales dan ikut melakukan atau mendampingi

presentasi tim sares jika diperrukan.

4. Membuat strategi-strategi penjuatan dan mensosialisasikan kepada tim sales.

5. Memberikan laporan penjualan tim sales baik itu mingguan,bulanan atau tahunan.

6. Memonitoring aktivitas tim sales.

7. Memonitoring penjualan dan pembayaran customer dari tim sales.

8. Menentukan pemberian diskon produk kepada tim sales dengan persetujuan dari

Manajer Pemasaran atau Direktur Pemasaran terlebih dahulu.

9. Mensosialisasikan dan memberitahu informasi mengenai penjualanyang baru kepada

tim sales.

E. Data Karyawan Pada PT. Massindo Terang Perkasa

Segala aktivitas-aktivitas perusahaan yang di lakukan untuk pencapaian tujuannya sangatlah

di tentukan oleh karyawan dan manajemen perusahaan yang ditetapkan. Kedua aspek tersebut

merupakan hal sangat penting dalam pertumbuhan suatu perusahaan. Manajemen menjadi suatu

sistem dalam operasional perusahaan, sehingga sangatlah diperlukan untuk menjalankan

perusahaan serta perkembangan dunia usahanya. Manajemen personalia sebagai bagian dari

sistem yang khusus mengelolah orang-orang atau karyawan adalah hal yang penting. Sebab akan

berhubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan dan produktivitas perusahaan. Manajemen

yang baik akan berdampak langsung pada gairah para karyawan, seperti pemberian gaji dan

kompensasi yang memuaskan. Masalah gaji karyawan perusahaan


PT. MASSINDO TERANG PERKASA sangatlah diperhatikan oleh pihak pimpinan

perusahaan guna meningkatkan produktivitas kerja karyawan meningkat. Begitupula sebaliknya,

dengan gaji yang rendah akan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan menurun. Oleh

karena itulah perlunya pimpinan perusahaan memperihatikan gaji didalam perusahaan.PT

MASSINDO TERANG PERKASA Makassar berdiri sejak tahun 2008, semenjak itu pula telah

merekrut karyawan sebagai sumber daya dalam perusahaan bersangkutan.

Kantor PT. MASSINDO TERANG PERKASA kini telah memiliki jumlah pegawai

sebanyak 107 orang dengan rincian sebagai berikut :

1. Usia Karyawan

Karyawan yang bekerja pada PT. MASSINDO TERANG PERKASA Makassar pada saat ini

rata-rata berusia antara 21-56 tahun keatas.

Adapun tabel usia pada karyawan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Usia Karyawan PT. MASSINDO TERANG PERKASA MAKASSAR

No. Usia Rata-rata Karyawan Jumlah Karyawan Persentase (%)

1. 21-30 Tahun 30 Orang 27.77 %

2. 30-40 Tahun 72 Orang 66.66 %

3. >40 Tahun 5 Orang 6,11 %

Jumlah Karyawan 107 Orang 100 %

Sumber: Analisis Data Karyawan Pt.Massindo Terang Perkasa

Pada usia 21-30 tahun jumlah karyawan sebanyak 30 orang atau 27,77%. Sedangkan pada usia

30-40 tahun jumlah karyawan 72 orang atau 66.66% dan jumlah usia karyawan > 40 tahun
sebanyak 5 orang atau 6,11 %. Berdasarkan hasil analisis diatas maka jumlah usia karyawan

yang bekerja pada PT. MASSINDO TERANG PERKASA Makassar yang paling banyak adalah

pada usia 30-40 tahun atau 66.66 %.

2. Pendidikan Karyawan

Jenjang pendidikan karyawan yang bekerja di PT MASSINDO TERANG PERKASA Makassar

adalah mulai dari SMA, Diptoma3 (D3) hingga strata 1 (S1). Adapun tabel pendidikan karyawan

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 Jeniang Pendidikan Karyawan pada PT. MASSINDO TERANG PERKASA

MAKASSAR

No. Pendidikan Karyawan Jumlah Persentase (%)

1. SMA 88 Orang 81.48 %

2. Diploma 3 (D3) 5 Orang 5,63 %

3. Strata 1 (S1) 14 Orang 13,88 %

Jumlah Karyawan 107 Orang 100 %

Jenjang pendidikan SMA pada PT. MASSINDO TERANG PERKASA Makassar sebanyak

88 orang atau 81.48%, sedangkan jenjang pendidikan Diploma 3 (D3) pada PT. MASSINDO

TERANG PERKASA Makassar sebanyak 5 orang atau 5,63 % dan jenjang pendidikan strata 1

(S1) pada PT MASSINDO TERANG PERKASA Makassar sebanyak 15 orang atau 13,88 %.

Berdasarkan hasil analisis diatas maka jumlah jenjang pendidikan yang bekerja pada PT.

MASSINDO TERANG PERKASA Makassar yang paling banyak adalah SMA sebanyak 88

orang atau 81,4


3. Jabatan karyawan PT. MASSINDO TERANG PERKASA Makassar

Jenjang jabatan karyawan yang bekerja di PT. MASSINDO TERANG PERKASA Makassar

adalah seperti pada tabel pendidikan karyawan berikut ini:

Tabel l.3 Jabatan karyawan PT. MASSINDO TERANG PERKASA Makassar

No. Jabatan Jumlah

1. Manager 1

2. Spv Operation & Spv Afa,Purchasing 3

3. Spv Marketing 3

4. Sales Marketing 15

5. Spv Customer Service & Cs 2

6. Ka.Pengiriman Barang Jadi 1

7. Finance Accounting 5

8. Admin 16

9. Operator 31

10. 4 11

11. 1 14

12. 107 Orang

13. Security

Jumlah
DAFTAR PERTANYAAN

1. Pada tahun berapakah PT. Masindo Terang Perkasa didirikan?

2. Bagaimana sejarah singkat berdirinya perusahaan tersebut?

3. Siapa nama pimpinan pada PT. Masindo Terang Perkasa?

4. Apa visi dan misi didirikannya PT. Masindo Terang Perkasa?

5. Bagaimana bentuk struktur organisasi atau perusahaan pada PT. Masindo Terang Perkasa?

6. Bagaimana sistem pengendalian intern persediaan bahan baku pada PT. Masindo Terang

Perkasa?

7. Apa saja kendala yang di hadapi oleh perusahaan?

8. Bagaimanakah perusahaan menghadapi para pesaing global agar usahanya dapat bersaing

secara kompetitif?

9. Mengapa perusahaan perlu memperhatikan sistem pengendalian intern khususnya dalam hal

persediaan bahan baku?

10. apakah dalam menyelesaikan masalah sistem pengendalian intern perusahaan harus mampu

dalam hal keuangan?


L

N
KATA TAMBAHAN.

Arens, Alvin A. James K. Loebecke. 2000. Auditing An Integrated Approach, alih bahasa Amir
Abadi Jusuf, Eighth, Jilid 1, Prentice-Hall International, Inc, New York.

Arens, Alvin A, Randal J. Elder, dan Mark S.Beasley. 2005. Auditing and Assurance Services.
New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Assauri, Sofyan. Manajemen Produksi & Operasi, 1995, Edisi Cetakan Kedua, LPFE. Jakarta.

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi sektor publik: suatu pengantar. Jakarta: Erlangga.

Handoko, H T. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi


Pertama. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.

Hery. 2009. Akuntansi Keuangan Menegah I. Edisi Kesatu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007. Standar Informasi Akuntan Publik, Salemba Empat Jakarta.

Mulyadi, 2007. Sistem Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi, 2008. Sistem Akuntansi, Edisi 3, Jakarta. Salemba Empat.

Sukanto Reksohadiprodjo, 2000. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Setyaningrum, Rina. (2009). Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Persediaan


pada KPRI UNS. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Wrihatnolo, Randy R. dan Riant Nugroho. 2006. Manajemen pembangunan Indonesia (sebuah
pengantar dan panduan). Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.

Arens, Alvin A, Randal J. Elder, dan Mark S.Beasley. 2005. Auditing and Assurance Services.
New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Sunarto. 2003. Cetakan Kesatu. Auditing. Yogyakarta: Penerbit Panduan.


Mulyadi 1997

Loebecke 2003

Amir (1993

La Midjan. 1999. System Informasi Akuntansi I, Edisi Keenam, Bandung: Lembaga Informatika
Akuntansi.

Mulyadi, 2002. Auditing, edisi keenam. Jakarta: Salemba Empat.


Bustami, Bastian, Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya: Kajian Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Warren, S. Carl; James, M. Reeve, Philip, E. Fess. 2005. Pengantar Akuntansi Edisi 21. Jakarta:
Salemba Empat.

Stice, Earl K; Stice, James D; Skousen, K Fred. 2004. Akuntansi Intermediate. Edisi Kelima
belas. Jakarta: Salemba Empat.

Kusuma, Hendra. 2004. Manajemen Produksi Perencanaan dan Pengendalian Produksi.


Yogyakarta: Andi.

Reeve, warren. 2006. The Institut Internal Auditors. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
(LPEE) universitas trisakti: Jakarta.
McLeod, R. jr. 2001. Sistem informasi manajemen, studi sistem informasi berbasis komputer.
Terjemahan Hendra Teguh SE, Ak. PT. prenhallindo, Jakarta.
Jogiyanto, H.M. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Mulyadi. Sistem
Akuntansi, Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta. 2008.
Mulyadi, 2008 Sistem Akuntansi, Edisi 3, Jakarta , Salemba Empat.
Bastian, Indra. 2006. Akuntansi sektor publik: suatu pengantar. Jakarta: Erlangga.
Handoko, H T. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.
Mulyadi, 2007. Sistem Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat.

Wrihatnolo, Randy R. dan Riant Nugroho. 2006. Manajemen pembangunan Indonesia (sebuah
pengantar dan panduan). Jakarta: PT. Alex Media Komputindo.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007. Standar Informasi Akuntan Publik, Salemba Empat Jakarta.

Arens, Alvin A. James K. Loebecke. 2000. Auditing An Integrated Approach, alih bahasa Amir
Abadi Jusuf, Eighth, Jilid 1, Prentice-Hall International, Inc, New York.

S.P. Hariningsih. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Semarang. Penerbit: Ardana Media

Alvin A. Arens James K. Loebbeceke (1994) dalam Ruzanna Amanina (2011)

Mulyadi (1997;153)

Arens dan Loebecke (2003

Arens yang disadur oleh Amir (1993;306)


SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT.
MASINDO TERANG PERKASA.
Sistem Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Pada PT. Masindo Terang Perkasa.

BAB II 7
A. Pengertian system 7

B. Pengertian Pengendalian 7

C. Pengertian Pengendalian Intern 8

D. Pengertian Sistem Pengendalian Intern 11

E. Pentingnya Pengendalian Intern 12

F. Tujuan Pengendalian Intern 13

G. Unsur-unsur pengendalian Intern 19

H. Keterbatasan Pengendalian Intern 24

I. Pengujian Atas Pengendalian Intern (Test of Control) 25

J. Persediaan 26

K. Biaya persediaan 28

L. Jenis persediaan 29

M. Sistem Pengendalian Persediaan 32

N. Sistem Persediaan 34

O. Metode Penilaian Persediaan 35

P. Bahan Baku 39

Q. Sifat dan Kriteria Persediaan Bahan Baku 40

R. Tujuan Pengendalian Internal atas Persediaan Bahan Baku 40

S. Perolehan dan Penggunaan Persediaan Bahan Baku 41


Pengertian system, Pengertian Pengendalian, Pengertian Pengendalian Intern, Pengertian Sistem

Pengendalian Intern, Pentingnya Pengendalian Intern, Tujuan Pengendalian Intern, Unsur-unsur

pengendalian Intern, Keterbatasan Pengendalian Intern, Pengujian Atas Pengendalian Intern

(Test of Control), Persediaan, Biaya persediaan, Jenis persediaan, Sistem Pengendalian

Persediaan, Sistem Persediaan, Metode Penilaian Persediaan, Bahan Baku, Sifat dan Kriteria

Persediaan Bahan Baku, Tujuan Pengendalian Internal atas Persediaan Bahan Baku, dan

Perolehan dan Penggunaan Persediaan Bahan Baku.

A. Sistem dan Prosedur Pengelolaan Persediaan

Prosedur pengelolaan persediaan dalam operasi perusahaan terdiri atas rangakaian

kegiatan yang dimulai dari produksi atau pembelian penerimaan dan penyimpanan barang serta

pemakaian atau pengeluaran barang untuk dijual. Dalam menjamin adanya pengawasan dan

perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi yang berkaitan dengan persediaan maka

perlu adanya prosedur pengelolaan persediaan yang memadai dalam perusahaan. Sistem dan

prosedur pengelolaan persediaan secara komputer pada perinsipnya tidak jauh berbeda dengan

sistem manual. Secara umum prosedur pengelolaan persediaan dapat

dibagi atas:

a. Prosedur Pembelian

b. Prosedur Penerimaan dan Penyimpanan Barang

c. Prosedur Pengeluaran barang.

B. Keterbatasan Struktur Pengendalian Intern


Setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan sehingga hanya memberikan keyakinan

memadai, bukan mutlak, kepada manajemen dan dewan komisaris tentang pencapaian tujuan

entitas. Berikut adalah keterbatasan bawaan yang melekat pada setiap struktur pengendalian

intern:

1. Kesalahan dalam pertimbangan.

Seringkali manajemen dan personil lain dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan

bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya

informasi, keterbatasan waktu atau tekanan lain.

2. Gangguan.

Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personel secara

keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena lalai tidak adanya perhatian,

atau kelelahan.perubahanyang bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam

sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.

3. Kolusi.

Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut kolusi.

ini dapat mengakibatkan bobolnya pengendalianintern yang dibangun untuk melindungi

kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidkberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan

oleh struktur pengendalian intern yang dirancang.

4. Pengabaian oleh manajemen.

Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan

yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang

berlebihan atau kepatuhan semu.

5. Biaya lawan manfaat.


Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan SPI tidak boleh melebihi manfaat yang

diharapkan dari pengendalian intern tersebut.

Secara lengkap Arens dan Loebecke (2003;271) mengemukakan tujuan pengendalian

internal sebagai berikut:

“management typically has the following three concern, or board objectives, in

designing an control system:

T.

Sedangkan menurut mulyadi (2008;163) “mendefinisikan system pengendalian intern

menjadi

Dalam penelitian ini pengendalian intern yang akan diteliti sebatas pada system

persediaan barang dagang pada PT>>>>>>>>>>>>>>>>>

Agar Perusahaan mempunyai daya saing yang tinggi maka perusahaan harus dapat

berproduksi secara lancar, efektif dan efisien. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran

proses produksi tersebut adalah tersedianya bahan baku dalam jumlah, harga dan mutu tertentu

serta terjamin kontinuitasnya.

Pelaksanakan kegiatan pengadaan bahan baku perusahaan perlu mempertahankan jumlah yang

optimum dari persediaan untuk dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran proses produksi

perusahaan. Artinya, perusahaan tidak boleh melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah

yang terlalu besar atau terlalu kecil karena menimbulkan ketidak efisienan.

Proses produksi dapat berjalan dengan lancar jika perusahaan mengadakan atau menyediakan

persediaan bahan baku dan persediaan tersebut harus dalam jumlah yang tepat sesuai dengan
kebutuhan perusahaan untuk produksi. Penyelenggaraan persediaan bahan baku yang

dikendalikan dengan baik dan tepat sangat penting artinya bagi suatu perusahaan karena dapat

menjamin dan menunjang kegiatan proses produksinya agar dapat berjalan lancar dan efisien,

sehingga memperoleh keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

Pengadaan perencanaan dan pengendalian terhadap persediaan bahan baku merupakan suatu

keharusan bagi setiap perusahaan yang bertujuan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan

baik bersifat penyelewengan maupun pemborosan. Perlunya perencanaan dan pengendalian

persediaan bahan baku diharapkan dapat menekan biaya produksi seminimal mungkin yang

berarti perlu biaya persediaan bahan baku yang rendah akan dapat menunjang produk agar

perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan mampu lebih berkompetitif dipasaran yang pada

akhirnya akan menimbulkan tingkat profit yang tinggi sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukan oleh perusahaan.

Pemikiran yang rasional diperlukan dalam menentukan jumlah persediaan guna menunjang

kegiatan perusahaan, maksudnya untuk menghindari terjadinya kelebihan atau kekurangan

persediaan yang diperlukan oleh persediaan tersebut. Persediaan bahan baku yang terlalu besar

dibandingkan dengan kebutuhan dalam proses produksi akan menimbulkan resiko bagi

perusahaan yaitu banyaknya modal yang penempatannya kurang efektif untuk persediaan bahan

baku, sehingga akan membutuhkan biaya penyimpanan dan biaya pemeliharaan yang tinggi dan

resiko kemungkinan terjadinya kehilangan, kerusakan kualitas bahan baku tersebut karna

disimpan terlalu lama atau kemungkinan terjadinya kebakaran yang resiko tersebut dapat

diminimalisasikan dengan sistem pengendalian.

Sebaliknya apabila persediaan bahan baku terlalu kecil dibandingkan dengan kebutuhan dalam

proses produksi, maka proses produksi tidak akan berjalan lancar dan hal ini akan
mengakibatkan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen akan produk yang

dihasilkan. Dengan kekurangan bahan baku dapat juga mengakibatkan adanya kapasitas mesin

dan tenaga kerja yang menganggur, sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

Manajemen persediaan akan berjalan dengan baik apabila perencanaan terhadap pengadaan

persediaan telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pihak manajemen perusahaan. Kelebihan dan

kekurangan persediaan adalah suatu permasalahan klasik yang sudah jarang ditemui dalam suatu

perusahaan. Hal itu disebabkan karena pihak manajemen perusahaan juga menaruh perhatian

terhadap manajemen pembelian persediaan. Pengendalian yang baik terhadap pembelian

persediaan atau yang biasa disebut pengadaan kembali persediaan, akan sangat memungkinkan

suatu perusahaan dapat lebih mengendalikan posisi persediaannya. Beberapa perusahaan retail

besar saat ini bahkan sudah menjadikan pembelian barang bahan baku menjadi suatu komponen

yang terpenting.

yang salah satunya adalah dalam bentuk perusahaan produksi.

Pertumbuhan dan perkembangan pada suatu perusahaan dewasa ini yang semakin

pesat baik pada sektor industri, keuangan, jasa maupun perdagangan ternyata mengakibatkan

timbulnya masalah-masalah bagi perusahaan dalam mengelolanya untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dengan timbulnya masalah tersebut manajemen tidak bisa mengawasi

dan menangani secara langsung seluruh aktivitas kegiatannya. Dengan keadaan yang

demikian, maka perusahaan harus mempunyai pengorganisasian yang baik. Sehingga

perusahaan menuntut para manajemen untuk dapat mengelola aktivitas perusahaan

sedemikian rupa yang pada akhirnya tercipta pengendalian yang memadai dalam

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pengendalian yang memadai dapat

mengurangi terjadinya kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja dalam
melaksanakan kegiatan perusahaan, serta kemungkinan terjadinya kesalahan akan dapat

diketahui dan diperbaiki sedini mungkin. Organisasi membutuhkan mekanisme tertentu untuk

menjamin agar aktivitas-aktivitas tersebut terpadu dan terkoordinasi, penting pula agar rencana

yang disusun itu dipadukan dengan strategi, jika tidak perusahaan bisa tidak terarah, cara

utama bagaimana aspek-aspek implementasi ini dapat dilakukan ialah dengan menyusun

rencana kebijakan dan proses administratif, atau dengan kata lain pengendalian intern.

Pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,

manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang

pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : 1) Keandalan pelaporan keuangan 2) Kepatuhan

terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 3) Efektifitas dan efisiensi operasi (Mulyadi,

2008:180).
Pertumbuhan dan perkembangan pada suatu perusahaan dewasa ini yang semakin

pesat baik pada sektor industri, keuangan, jasa maupun perdagangan ternyata mengakibatkan

timbulnya masalah-masalah bagi perusahaan dalam mengelolanya untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dengan timbulnya masalah tersebut manajemen tidak bisa mengawasi

dan menangani secara langsung seluruh aktivitas kegiatannya. Dengan keadaan yang

demikian, maka perusahaan harus mempunyai pengorganisasian yang baik. Sehingga

perusahaan menuntut para manajemen untuk dapat mengelola aktivitas perusahaan

sedemikian rupa yang pada akhirnya tercipta pengendalian yang memadai dalam

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pengendalian yang memadai dapat

mengurangi terjadinya kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja dalam

melaksanakan kegiatan perusahaan, serta kemungkinan terjadinya kesalahan akan dapat

diketahui dan diperbaiki sedini mungkin. Organisasi membutuhkan mekanisme tertentu untuk

menjamin agar aktivitas-aktivitas tersebut terpadu dan terkoordinasi, penting pula agar rencana

yang disusun itu dipadukan dengan strategi, jika tidak perusahaan bisa tidak terarah, cara

utama bagaimana aspek-aspek implementasi ini dapat dilakukan ialah dengan menyusun

rencana kebijakan dan proses administratif, atau dengan kata lain pengendalian intern.

Pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,

manajemen, dan personel lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang

pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : 1) Keandalan pelaporan keuangan 2) Kepatuhan

terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 3) Efektifitas dan efisiensi operasi (Mulyadi,

2008:180).

Dalam penelitian ini pengendalian intern yang akan diteliti sebatas pada system

persediaan barang dagang pada PT>>>>>>>>>>>>>>>>>


Agar Perusahaan mempunyai daya saing yang tinggi maka perusahaan harus dapat

berproduksi secara lancar, efektif dan efisien. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran

proses produksi tersebut adalah tersedianya bahan baku dalam jumlah, harga dan mutu tertentu

serta terjamin kontinuitasnya.

Pelaksanakan kegiatan pengadaan bahan baku perusahaan perlu mempertahankan jumlah yang

optimum dari persediaan untuk dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran proses produksi

perusahaan. Artinya, perusahaan tidak boleh melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah

yang terlalu besar atau terlalu kecil karena menimbulkan ketidak efisienan.

Proses produksi dapat berjalan dengan lancar jika perusahaan mengadakan atau menyediakan

persediaan bahan baku dan persediaan tersebut harus dalam jumlah yang tepat sesuai dengan

kebutuhan perusahaan untuk produksi. Penyelenggaraan persediaan bahan baku yang

dikendalikan dengan baik dan tepat sangat penting artinya bagi suatu perusahaan karena dapat

menjamin dan menunjang kegiatan proses produksinya agar dapat berjalan lancar dan efisien,

sehingga memperoleh keuntungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

Pengadaan perencanaan dan pengendalian terhadap persediaan bahan baku merupakan suatu

keharusan bagi setiap perusahaan yang bertujuan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan

baik bersifat penyelewengan maupun pemborosan. Perlunya perencanaan dan pengendalian

persediaan bahan baku diharapkan dapat menekan biaya produksi seminimal mungkin yang

berarti perlu biaya persediaan bahan baku yang rendah akan dapat menunjang produk agar

perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan mampu lebih berkompetitif dipasaran yang pada

akhirnya akan menimbulkan tingkat profit yang tinggi sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukan oleh perusahaan.

Pemikiran yang rasional diperlukan dalam menentukan jumlah persediaan guna menunjang
kegiatan perusahaan, maksudnya untuk menghindari terjadinya kelebihan atau kekurangan

persediaan yang diperlukan oleh persediaan tersebut. Persediaan bahan baku yang terlalu besar

dibandingkan dengan kebutuhan dalam proses produksi akan menimbulkan resiko bagi

perusahaan yaitu banyaknya modal yang penempatannya kurang efektif untuk persediaan bahan

baku, sehingga akan membutuhkan biaya penyimpanan dan biaya pemeliharaan yang tinggi dan

resiko kemungkinan terjadinya kehilangan, kerusakan kualitas bahan baku tersebut karna

disimpan terlalu lama atau kemungkinan terjadinya kebakaran yang resiko tersebut dapat

diminimalisasikan dengan sistem pengendalian.

Sebaliknya apabila persediaan bahan baku terlalu kecil dibandingkan dengan kebutuhan dalam

proses produksi, maka proses produksi tidak akan berjalan lancar dan hal ini akan

mengakibatkan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen akan produk yang

dihasilkan. Dengan kekurangan bahan baku dapat juga mengakibatkan adanya kapasitas mesin

dan tenaga kerja yang menganggur, sehingga mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

Manajemen persediaan akan berjalan dengan baik apabila perencanaan terhadap pengadaan

persediaan telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pihak manajemen perusahaan. Kelebihan dan

kekurangan persediaan adalah suatu permasalahan klasik yang sudah jarang ditemui dalam suatu

perusahaan. Hal itu disebabkan karena pihak manajemen perusahaan juga menaruh perhatian

terhadap manajemen pembelian persediaan. Pengendalian yang baik terhadap pembelian

persediaan atau yang biasa disebut pengadaan kembali persediaan, akan sangat memungkinkan

suatu perusahaan dapat lebih mengendalikan posisi persediaannya. Beberapa perusahaan retail

besar saat ini bahkan sudah menjadikan pembelian barang bahan baku menjadi suatu komponen

yang terpenting.
Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku pada PT. Masindo Terang Perkasa

Anda mungkin juga menyukai