Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TELAAH JURNAL
A. Pembahasan
Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruang rawar rumah sakit dengan
staf dan perlengkapan khusus ditunjukan untuk mengelola pasien dengan penyakit,
trauma atau komplikasi yang mengancam jiwa. Peralatan standar di Intensive Care
Unit (ICU) meliputi ventilasi mekanik untuk membantu usaha bernafas melalui
Endotrakeal Tube (ETT) atau trakheostomi. Salah satu indikasi klinik pemasangan
dioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen (O2) dan
pembentukan karbon dioksida (CO2) dalam sel-sel tubuh. Hal ini mengakibatkan
kemajuan teknik diagnosis dan terapi intervensi telah berkembang dengan pesat,
namun gagal nafas masih menjadi penyebab angka kesakitan dan kematian yang
tergantung pada deteksi keadaan ini sejak dini, tetapi juga dari pemahaman akan
terjadinya gagal nafas adalah kewaspadaan terhadap keadaan dan situasi yang
selang kateter suction melalui hidung/ mulut/ Endotrakeal Tube (ETT) yang
mencegah infeksi paru. Secara umum pasien yang terpasang ETT memiliki respon
tubuh yang kurang baik untuk mengeluarkan benda asing, sehingga sangat
B. Hasil
adalah laki-laki yaitu sebanyak 12 orang (75%) dan perempuan 4 oramg (25%).
Menurut Kozier dan Erb tahun 2009, nilai saturasi oksigen yang normal untuk
setelah dilakukan tindakan suction mengalami penurunan kadar oksigen. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan ileh Maggiore,et all (2013) dimana 46,8%
menyatakan bahwa tibdakan suction dapat memberikan efek samping antara lain
oksigen secara signifikan pada saat dilakukan suction yaitu terdiagnosis dengan
akhir dari penyakit kronik pada sistem pernapasan. Pasien yang mengalami
masalah pada sistem pernapasan terutama iritasi kronis pada saluran pernapasan
lendir sehingga dapat meningkatkan jumlah mucus pada pasien yang mengalami
masalah sistem pernapasan oleh karena itu sangat diperlukan tindakan suction.
komplikasi yang mungkin muncul dari tindakan suction salah satunya adalah
samping penghisapan lendir ETT salah satunya adalah dapat terjadi penurunan
kadar saturasi oksigen lebih 5%. Sehingga pasien yang menderita penyakit pada
sistem pernapasan akan sangat rentan mengalami penurunan nilai kadar sturasi
(OTT), traceostomy tube (TT) pada saluran pernafasa bagian atas. Bertujuan untuk
C. Kesimpulan
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p<0,05 yang berarti ada penurunan
menunjukkan bahwa nilai p<0,05 yang berarti ada penurunan saturasi oksigen
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai “Asuhan keperawatan pada Ny.K
dengan gangguan sistem pernapasan: Gagal Nafas” Ny.K dibina oleh penulis dari
tanggal 4 Maret – 9 Maret 2019 di RSUP DR.M Djamil Padang melalui pendekatan
studi kasus ini akan dibahas kesenjangan yang ditemukan antara teori dengan
A. Tahap Pengkajian
bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional klien pada saat
ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respons klien saat ini
dan waktu sebelumnya (Potter dan Perry, 2009). Gagal nafas adalah kegagalan
(Brunner& Suddarth,2001).
(PO menurun). Namun, gejala tersebut tidak bisa dijadikan patokan adanya
adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu
pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang otak terus ke
saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit pada saraf seperti
pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas. Keempat
perdarahan dari hidung dan mulut dapat mnegarah pada obstruksi jalan nafas
iga dapat terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat
terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas. Pengobatannya adalah untuk
lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan
edema paru adalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal nafas.
oksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh, ini sama
menemukan tiga masalah keperawatan pada Ny.K yaitu bersihan jalan nafas
nafas. Masalah tersebut berdasarkan pada data langsung dari klien dan data
observasi perawat.
bunyi nafas, sputum dalam jumlah berlebihan, batuk tidak efektif, dan gelisah.
sputum, dan batuk tidak efektif sehingga dapat diangkat diagnosa bersihan
pernapasan. Hal ini sesuai dengan data didapatkan pada Ny.K yaitu
bantu pernapasan.
Diagnosa ketiga yaitu Gangguan ventilasi mekanik b.d gagal nafas
gangguan otot aksesoris, dan juga kekuatan. Data yang didapatkan dari Ny.J
C. Intervensi Keperawatan
yang perlu ditegakan diagnosa dengan tujuan yang akan dicapai serta kriteria
pernapasan cuping hidung, serta adanya penggunaan otot bantu dan perubahan
membersihkan mulut.
D. Implementasi Keperawatan
cairan .
E. Evaluasi
tersebut tercapai. Bila ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian
maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai.
Evaluasi yang diperoleh dari Ny.K yaitu Ny.K bersihan jalan nafs
tidak efektif yang skret sudah berkurang.warna secret kuning, untuk diagnosa
kedua Ny.K pola nafas tidakefektif pernafasan cuping hidung ada, masih
A. Kesimpulan
tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan tekanan oksigen arteri kurang dari 50
Etiologi gagal nafas dibagi menjadi 5 yaitu: pertama depresi Sistem saraf
Impuls yang timbul dalam pusat pernafasan menjalar melalui saraf yang
membentang dari batang otak terus ke saraf spinal ke reseptor pada otot-otot
pernafasan. Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot
sangatmempengaruhiventilasi.
trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal nafas. Keempat trauma
perdarahan dari hidung dan mulut dapat mnegarah pada obstruksi jalan nafas
mungkin meyebabkan gagal nafas. Flail chest dapat terjadi dan dapat
mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung yang bersifat asam.
Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah beberapa
menurun).
B. Saran
gagal nafas.