Hadist 1 :
"Jika pada suatu hari salah seorang dari kalian berpuasa, maka janganlah ia mengucapkan
kata-kata kotor, membuat kegaduhan dan jangan pula melakukan perbuatan orang-orang
bodoh. Dan apabila ada orang yang memakinya atau menyerangnya, maka hendaklah ia
mengatakan,
‘'Sesungguhnya aku sedang berpuasa."
Hadist 2 :
َ َّ َو َما َت َقر،ِ ((إِنَّ هَّللا َ َقا َل َمنْ َعا َدى لِي َولِ ًّيا َف َق ْد آ َذ ْن ُت ُه ِب ْال َحرْ ب:صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
َّب إِلَي َ ِ َقا َل َرسُو ُل هَّللا:َعنْ أَ ِبي ه َُري َْر َة َقا َل
ُ
َو َما َي َزا ُل َع ْبدِي َي َت َقرَّ بُ إِلَيَّ ِبال َّن َواف ِِل َح َّتى أ ِح َّب ُه،ِت َعلَ ْيهُ ْع ْبدِي ِب َشيْ ٍء أَ َحبَّ إِلَيَّ ِممَّا ا ْف َت َرض،
َ
Dari Abu Hurairah ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
[ HR. Al-Bukhari ]
Hadist 3 :
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu dia berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam bersabda:
ت الَتُ َر ُّد َد ْع َوةُ ْال َوالِ ِد َو َد ْع َوةُ الصَّائِ ِم َو َد ْع َوةُ ْال ُم َسافِ ِر ُ َثَال
ٍ ث َدع ََوا
[HR. Baihaqi dan Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah]
Hadist 4 :
وتغ ّل فيه، وتغلق فيه أبواب الجحيم، تفتح فيه أبواب السماء، فرض هللا عز وجل عليكم صيامه.أتاكم رمضان شهر مبارك
من حرم خيرها فقد حرم، هلل فيه ليلة خير من ألف شهر،مردة الشياطين
Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan barokah.
Allah telah mewajibkan kepada kalian puasa di bulan Ramadhan.
Pada bulan ini, dibukalah pintu-pintu langit, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan para setan
jahat pun dibelenggu.
Sungguh di bulan ini terdapat sebuah malam yang lebih baik dari pada seribu bulan.
Barang siapa yang terhalangi untuk meraih kebaikan di malam itu, maka dia telah
terhalangi dari kebaikan (yang sangat besar).
Hadist 5 :
Dari Buraidah bin al -Hushaib radhiallahu anhu beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda :
"Barang siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka sungguh amalannya telah gugur."
Hadist 6 :
ُصِ َيا ُم َي ْو ِم َع َر َف َة أَحْ َتسِ بُ َعلَى هَّللا ِ أَنْ ُي َك ِّف َر ال َّس َن َة الَّتِي َق ْبلَ ُه َوال َّس َن َة الَّتِي َبعْ دَ ه
’’Puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah), saya berharap kepada Allah, puasa ini akan melebur
dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya.’’
Hadist 7 :
َ ِ َقا َل َرسُو ُل هَّللا: َقا َل، عنْ أَ ِبي ه َُري َْر َة:
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
(••• َوأَ َقلُّ ُه ْم َمنْ َيجُو ُز َذل َِك، ِين َ )••• أَعْ َما ُر أ ُ َّمتِي َما َبي َْن ال ِّس ِّت.
َ ين إِلَى ال َّس ْبع
📝 "وحسنه األلباني في "صحيح الترمذي.
Artinya :
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda
"Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun. Sedikit dari mereka yang melampaui
umur tersebut."
Hadist 8 :
أفضل الصلوات
" أفضل الصلوات عند هللا صالة: قال رسول هللا
Hadist 9 :
قال صلى هللا عليه وسلم:
مدمن الخمر إن مات لقي هللا كعابد وثن
677 السلسلة الصحيحة
Hadist 10 :
قالﷺ
'
إن اإلبل خلقت من الشياطين
و إن وراء كل بعيــر شيطانـا
'
#حسنه األلباني/صحيح_الجامع
Hadist 1 :
صومواـ تصحوا
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di Ath Thibbun Nabawi sebagaimana
dikatakan oleh Al Hafidz Al Iraqi di Takhrijul Ihya, oleh Ath Thabrani di Al
Ausath , oleh Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhu’afa.
Hadist 2 :
“Orang yang berpuasa itu senantiasa dalam ibadah meskipun sedang tidur di atas
ranjangnya.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Tammam. Hadits ini juga dhaif, sebagaimana dikatakan
oleh Al Albani di Silsilah Adh Dhaifah.
Yang benar, tidur adalah perkara mubah (boleh) dan bukan ritual ibadah. Maka,
sebagaimana perkara mubah yang lain, tidur dapat bernilai ibadah jika diniatkan
sebagai sarana penunjang ibadah. Misalnya, seseorang tidur karena khawatir tergoda
untuk berbuka sebelum waktunya, atau tidur untuk mengistirahatkan tubuh agar kuat
dalam beribadah.
Hadist 3 :
— اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل مني إنك أنت السميع: كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم إذا أفطر قال
العليم
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya , Adz Dzahabi dalam Al
Muhadzab , Ibnu Katsir dalam Irsyadul Faqih, Ibnul Mulaqqin dalam Badrul Munir.
—اللهم لك صمت و بك— امنت و على رزقك افطرت برحمتك— يا ارحم الراحمين
“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu
aku berbuka, aku memohon Rahmat-Mu wahai Dzat yang Maha Penyayang.”
Hadits ini tidak terdapat di kitab hadits manapun. Atau dengan kata lain, ini
adalah hadits palsu. Sebagaimana dikatakan oleh Al Mulla Ali Al Qaari dalam
kitab Mirqatul Mafatih Syarh Misykatul Mashabih: “Adapun doa yang tersebar di
masyarakat dengan tambahan ‘wabika aamantu’ sama sekali tidak ada asalnya,
walau secara makna memang benar.”
كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت األجر إن شاء هللا
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud (2357), Ad Daruquthni (2/401), dan
dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232 juga oleh Al
Albani di Shahih Sunan Abi Daud.
Hadist 4 :
من أفطر يوماـ منـ رمضانـ من غير رخصة لم يقضهـ وإن صام الدهر كله
“Orang yang sengaja tidak berpuasa pada suatu hari di bulan Ramadhan, padahal
ia bukan orang yang diberi keringanan, ia tidak akan dapat mengganti puasanya
meski berpuasa terus menerus.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari di Al’Ilal Al Kabir, oleh Abu Daud di
Sunannya, oleh Tirmidzi di Sunan-nya, Imam Ahmad di Al Mughni , Ad Daruquthni
di Sunan-nya, dan Al Baihaqi di Sunan-nya.
Hadits ini didhaifkan oleh Al Bukhari, Imam Ahmad, Ibnu Hazm di Al Muhalla, Al
Baihaqi, Ibnu Abdil Barr dalam At Tamhid, juga oleh Al Albani di Dhaif At
Tirmidzi, Dhaif Abi Daud, Dhaif Al Jami’ dan Silsilah Adh Dha’ifah Namun,
memang sebagian ulama ada yang menshahihkan hadits ini seperti Abu Hatim Ar
Razi di Al Ilaljuga ada yang menghasankan seperti Ibnu Hajar Al Asqalani
di Hidayatur Ruwah dan Al Haitsami di Majma’ Az Zawaid. Oleh karena itu, ulama
berbeda pendapat mengenai ada-tidaknya qadha bagi orang yang sengaja tidak
berpuasa.
Yang benar -wal ‘ilmu ‘indallah- adalah penjelasan Lajnah Daimah Lil Buhuts Wal
Ifta (Komisi Fatwa Saudi Arabia), yang menyatakan bahwa “Seseorang yang
sengaja tidak berpuasa tanpa udzur syar’i,ia harus bertaubat kepada Allah dan
mengganti puasa yang telah ditinggalkannya.” (Periksa: Fatawa Lajnah Daimah no.
16480, 9/191)
Hadits 5 :
ال تقولوا رمضان فإن رمضان اسم من أسماء هللا تعالى ولكن قولوا شهر رمضان
“Jangan menyebut dengan ‘Ramadhan’ karena ia adalah salah satu nama Allah,
namun sebutlah dengan ‘Bulan Ramadhan.'”
Ibnul Jauzi dalam Al Maudhuat mengatakan hadits ini palsu. Namun, yang benar
adalah sebagaimana yang dikatakan oleh As Suyuthi dalam An Nukat ‘alal
Maudhuat bahwa “Hadits ini dhaif, bukan palsu”. Hadits ini juga didhaifkan oleh
Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhu’afa, An Nawawi dalam Al Adzkar,oleh Ibnu
Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari dan Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah.
Hadits 6 :
أن شهر رمضان متعلق— بين— السماء واألرض ال— يرفع إال بزكاة الفطر
“Bulan Ramadhan bergantung di antara langit dan bumi. Tidak ada yang dapat
mengangkatnya kecuali zakat fithri.”
Hadits ini disebutkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib. Al Albani
mendhaifkan hadits ini dalam Dhaif At Targhib , dan Silsilah Ahadits Dhaifah.
Yang benar, jika dari hadits ini terdapat orang yang meyakini bahwa puasa
Ramadhan tidak diterima jika belum membayar zakat fithri, keyakinan ini salah,
karena haditsnya dhaif. Zakat fithri bukanlah syarat sah puasa Ramadhan, namun
jika seseorang meninggalkannya ia mendapat dosa tersendiri.
Hadits 7 :
“Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan
umatku.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Adz Dzahabi di Tartibul Maudhu’at , Ibnu Asakir
di Mu’jam Asy Syuyukh.
Hadits ini didhaifkan oleh di Asy Syaukani di Nailul Authar, dan Al Albani
di Silsilah Adh Dhaifah. Bahkan hadits ini dikatakan hadits palsu oleh banyak ulama
seperti Adz Dzahabi di Tartibul Maudhu’at, Ash Shaghani dalam Al Maudhu’at,
Ibnul Qayyim dalam Al Manaarul Munif, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Tabyinul
Ujab.
Hadits 8 :
من فطر صائما على طعام وشراب من حالل صلت عليه المالئكة— في ساعات شهر رمضان وصلى عليه جبرائيل
ليلة القدر
غير أنه ال ينقص من— أجر الصائم شيئا، من فطر صائما كان له مثل— أجره
“Siapa saja yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang
berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun
mengurangi pahalanya.” (HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)
Hadits 9 :
جهاد— القلب: وما الجهاد األكبر ؟ قال: قالوا. —رجعنا من الجهاد— األصغر إلى الجهاد األكبر
“Kita telah kembali dari jihad yang kecil menuju jihad yang besar.” Para sahabat
bertanya: “Apakah jihad yang besar itu?” Beliau bersabda: “Jihadnya hati
melawan hawa nafsu.”
Hadits ini adalah hadits palsu. Sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul Islam
di Majmu Fatawa, juga oleh Al Mulla Ali Al Qari dalam Al Asrar Al Marfu’ah. Al
Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah mengatakan hadits ini Munkar.
Hadits ini sering dibawakan para khatib dan dikaitkan dengan Ramadhan, yaitu
untuk mengatakan bahwa jihad melawan hawa nafsu di bulan Ramadhan lebih
utama dari jihad berperang di jalan Allah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata,
“Hadits ini tidak ada asalnya. Tidak ada seorang pun ulama hadits yang berangapan
seperti ini, baik dari perkataan maupun perbuatan Nabi. Selain itu jihad melawan
orang kafir adalah amal yang paling mulia. Bahkan jihad yang tidak wajib pun
merupakan amalan sunnah yang paling dianjurkan.”. Artinya, makna dari hadits
palsu ini pun tidak benar karena jihad berperang di jalan Allah adalah amalan yang
paling mulia. Selain itu, orang yang terjun berperang di jalan Allah tentunya telah
berhasil mengalahkan hawa nafsunya untuk meninggalkan dunia dan orang-orang
yang ia sayangi.
Hadits 10 :
—— نعم تقبل هللا منا ومنك: قال، — تقبل هللا منا ومنك: لقيت رسول هللا— صلى هللا عليه وسلم يوم عيد— فقلت: قال وائلة
Hadits ini didhaifkan oleh Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhuafa (7/524), oleh Ibnu
Qaisirani dalam Dzakiratul Huffadz (4/1950), oleh Al Albani dalam Silsilah Adh
Dhaifah (5666).
— تقبل هللا منا ومنك: —كان أصحاب رسول هللا صلى هللا عليه وسلم إذا التقوا يوم العيد— يقول بعضهم لبعض
Artinya:
“Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya ketika saling
berjumpa di hari Ied mereka mengucapkan: Taqabbalallahu Minna Wa Minka
(Semoga Allah menerima amal ibadah saya dan amal ibadah Anda)”
Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al Mughni, dishahihkan oleh Al
Albani dalam Tamamul Minnah. Oleh karena itu, boleh mengamalkan ucapan ini,
asalkan tidak diyakini sebagai hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.
واليمين— الفاجرة، — والنظر بالشهوة، — والنميمة، — والغيبة، الكذب: وتنقض الوضوء، خمس تفطر الصائم
“Lima hal yang membatalkan puasa dan membatalkan wudhu: berbohong, ghibah,
namimah, melihat lawan jenis dengan syahwat, dan bersumpah palsu.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Al Jauraqani di Al Abathil, oleh Ibnul Jauzi di Al
Maudhu’at.
Hadits ini adalah hadits palsu, sebagaimana dijelaskan Ibnul Jauzi di Al Maudhu’at,
Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah.
Yang benar, lima hal tersebut bukanlah pembatal puasa, namun pembatal pahala
puasa. Sebagaimana hadits:
— فليس هلل حاجة أن يدع— طعامه— وشرابه، من لم يدع— قول الزور والعمل به والجهل
Demikian, semoga Allah memberi kita taufiq untuk senantiasa berpegang teguh
pada ajaran Islam yang sahih. Mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmat dan
ampunannya kepada kita di bulan mulia ini. Semoga amal-ibadah di bulan suci ini
kita berbuah pahala di sisi Rabbuna Jalla Sya’nuhu.