Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ESAI FLEBOTOMI

Nama : Natasha Safitri


No.Absen : 06
NIM : 1913353006
Kelas : T2D4 Sarjana Terapan TLM
Dosen : Wimba Widhagdo, S.ST, M.Sc.

Persiapan Flebotomi

Flebotomi adalah istilah medis untuk prosedur pengambilan darah dari pembuluh
darah vena menggunaka spuit atau tabung vacum dengan tujuan memperoleh sampel
darah dalam volume yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan sesuai dengan SOP
dan mengutamakan keselamatan (safety) baik pasien maupun petugas kesehatan.
Sebelum melakukan pengambilan darah vena, petugas kesehatan yang akan
melakukannya diwajibkan untuk menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) lengkap yag
terdiri dari Jas lab, Handscoon (sarung tangan), dan masker, untuk keselamatan
(Phlebtomy safety). Penggunaan masker juga berguna untuk melindungi baik pasien
ataupun petugas kesehatan agar tidak terkena paparan patogen udara. Patogen udara
dapat berupa virus, bakteri dan jamur yang dapat menyebar melalui pernapasan, batuk,
dan bersin.Contoh yang dapat menular lewat udara adalah Virus Influenza, Mycobacterium
tuberculosis, dan yang sedang terjadi sekarang yaitu Virus Corona Tempat atau meja yang
digunakan untuk pengambilan darah juga sebaiknya didesinfektan terlebih dahulu untuk
menghilangkan bakteri atau virus yang bisa mengontaminasi.
Posisi pasien saat pengambilan darah vena dapat duduk atau berbaring dengan
posisi lengan pasien harus lurus, jangan membengkokkan siku lalu dipilih lengan yang
banyak melakukan aktivitas, biasanya kebanyakan lengan kanan yang diambil darahnya
karena banyak melakukan aktivitas. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan dan
dipasang torniquet 7,5 - 10 cm di atas lipatan siku. Pembuluh darah vena yang dipilih
biasanya bagian vena mediana cubiti. kulit pada bagian yang akan diambil darahnya diusap
atau dibersihkan dengan alkohol 70% lalu tunggu hingga kering untuk mencegah terjadinya
hemolisis dan rasa terbakar. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi karena akan
terkontaminasi kembali.
Untuk pengambilan darah menggunakan vacumtainer, bagian kulit yang teraba
terdapat vena mediana cubiti yang telah dibersihkan dengan alkohol 70% tadi ditusuk
dengan jarum, lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut kemiringan antara jarum
dan kulit 15o – 30o, tekan tabung vakum sehingga darah terisap ke dalam tabung dan ketika
jarum berhasil masuk vena, akan terlihat darah masuk dalam semprit. Torniquet dilepas
dan pasien diminta lepaskan kepalan tangan. Dibiarkan darah mengalir ke dalam tabung
sampai selesai. Darah dengan antikoagulan yang berbeda dan volume yang lebih banyak,
digunakan tabung vakum yang lain. Jarum kemudian ditarik dan letakkan kapas pada
bekas tusukan untuk menekan bagian tersebut, setelah darah berhenti, diplester bagian
tersebut.
Untuk safety juga dalam pengambilan darah harus menggunakan spuit atau jarum
yang baru, spuit atau jarum tidak boleh dipakai berulang apalagi dengan pasien yang
berbeda. Setelah digunakan spuit dan jarum harus segera ditutup kembali agar orang lain
tidak tertusuk, karena kita tidak tahu pasien tersebut mengidap penyakit apa sehingga jika
tertusuk ke jarum yang telah terpakai, risiko terinfeksinya tinggi, kita dapat terpapar atau
tertular penyakit pasien tersebut. Beberapa infeksi yang dapat tertular melalui paparan
darah adalah Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV/AIDS. Sampel darah yang telah diambil juga
harus diberi label dengan benar agar hasil diagnosis sesuai dengan pasien yang diperiksa.
Pegambilan darah dapat dilakukan kapan saja tergantung jenis pemriksaannya,
misalnya jika pasien ingin diperiksa Gula Darah maka pengambilan dilakukan setelah pasien
melakukan puasa dalam waktu 8-10 jam, untuk pemeriksaan Trigliserida diharuskan puasa
12 jam sebelum pengambilan darah. Arti dari puasa itu sendiri pasien hanya diperbolehkan
minum air putih saja. Waktu terbaik pengambilan darah adalah antara pukul 07.00 - 09.00.
Tes darah atau kesehatan sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena waktunya tubuh
beraktivitas dan tubuh dalam keadaan yang baik setelah beristirahat pada malam hari.
Selain itu, kadar analit yang dicek pada pagi hari mampu memberikan hasil jauh berbeda
dengan sore hari.
Terdapat banyak faktor fisiologis yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium.
Faktor-faktor tersebut jika dikelompokkan ada dua kelompok, yaitu faktor internal pasien
dan eksternal pasien.
Faktor Eksternal adalah kebiasaan merokok pasien.
Merokok dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada kadar zat tertentu
yang diperiksa. Perubahan cepat yang dapat teradi merokok 1 – 5 batang dalam waktu 1 jam
adalah peningkatan kadar asam lemak, epinefrin, gliserol bebas, aldosteron dan kortisol.
Perubahan lambat terjadi pada hitung lekosit, lipoprotein, aktifitas beberapa enzim,
hormon, vitamin, petanda tumor dan logam berat.
Sedangkan faktor internal pasien antara lain diet, obat-obatan, aktifitas fisik, alkohol,
kondisi demam, usia, ras, jenis kelamin, kehamilan.
Diet Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil beberapa jenis pemeriksaan
laboratorium baik langsung maupun tidak langsung, misalnya pemeriksaan glukosa darah
dan trigliserida. Pemeriksaan ini dipengaruhi secara langsung oleh makanan dan minuman.
Karena pengaruhnya yang sangat besar, maka pada pemeriksaan glukosa darah, pasien
perlu dipuasakan 10 – 12 jam dan untuk pemeriksaan trigliserida, pasien puasa sekurang-
kurangnya 12 jam sebelum pengambilan darah.
Obat-obatan yang dikonsumsi sebelum pengambilan darah dapat mempengaruhi
hasil laboratorium misalnya : Diuretik, cafein menyebabkan hampir seluruh pemeriksaan
substrat dan enzim dalam darah akan meningkat karena terjadi hemokonsentrasi, terutama
pemeriksaan hemoglobin, hitung jenis lekosit, hematokrit, elektrolit. Tiazid mempengaruhi
hasil tes glukosa, ureum. Kontrasepsi oral dapat mempengaruhi hasil tes hormon, LED, dan
Morfin dapat mempengaruhi hasil tes enzim hati (AST, ALT).
Konsumsi alkohol juga dapat memengaruhi hasil pemeriksaan. Perubahan cepat
dapat terjadi dalam waktu 2 – 4 jam setelah konsumsi alkohol dan akibat yang terjadi adalah
peningkatan kadar glukosa, laktat, asam urat dan terjadinya asidosis metabolik. Perubahan
lambat berupa peningkatan aktifitas trigliserida, kortisol, dan MCV.
Aktifitas fisik dapat menyebabkan shift volume antara kompartemen di dalam
pembuluh darah dan interstitial, kehilangan cairan karena berkeringat, dan perubahan
kadar hormon. Akibatnya akan terjadi perbedaan besar antara kadar glukosa darah di arteri
dan vena, serta terjadi perubahan konsentrasi gas darah, asam urat, kreatinin, creatin
kinase, GOT, LDH, KED, hemoglobin, dan hitung sel darah.
Pada waktu demam menyebabkan Peningkatan glukosa darah pada tahap
permulaan, dengan akibat terjadi peningkatan kadar insulin yang akan menyebabkan
penurunan glukosa darah pada tahap lebih lanjut.
Pada masa sesudah menstruasi akan terjadi penurunan kadar besi, protein dan
fosfat dalam darah disamping perubahan kadar hormon seks. Demikian juga, pada saat
ovulasi terjadi peningkatan aldosteron dan renin serta penurunan kadar kolesterol darah.
Umur berpengaruh terhadap kadar dan aktifitas zat dalam darah. Hitung eritrosit
dan kadar hemoglobin jauh lebih tinggi pada neonatus daripada dewasa. Fosfatase alkali,
kolesterol total dan kolesterol-LDL akan berubah dengan pola tertentu sesuai dengan
pertambahan umur.
Berbagai kadar dan aktifitas zat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Kadar besi serum
dan hemoglobin berbeda pada wanita dan pria dewasa. Perbedaan ini lebih disebabkan
karena massa otot pria relatif lebih besar daripada wanita. Sebaliknya, kadar hormon seks
wanita, prolaktin, dan kolesterol-HDL akan dijumpai lebih tinggi pada wanita.
Bila pemeriksaan dilakukan pada wanita hamil, pada saat interpretasi hasil perlu
mempertimbangkan masa kehamilan wanita tersebut. Pada kehamilan akan terjadi
hemodilusi (pengenceran darah) yang dimulai pada minggu ke-10 kehamilan sampai
minggu ke-35 kehamilan. Selama kehamilan akan terjadi perubahan kadar hormon kelenjar
tiroid, elektrolit, besi, ferritin, protein total, albumin, lemak, aktifitas fosfatase alkali, faktor
koagulasi dan kecepatan endap darah.

Pelayanan pemeriksaan formulir laboratorium pada pasien rawat jalan :


Pasien datang dengan formulir pemeriksaan laboratorium yang telah diisi lengkap. Jika
tidak membawa formulir permintaan laboratorium, maka di laboratorium dibuatkan
formulir permintaan. Jika pasien umum maka diminta ke kasir untuk melakukan
pembayaran. Formulir diregistrasi dan diberi no lab oleh petugas administrasi. Spesimen
pasien diambil di laboratorium oleh petugas sampling. Petugas laboratorium memberi
label pada spesimen yang telah diambil. Di laboratorium pasien diberitau kapan hasil
selesai. Setelah hasil pemeriksaan selesai, diinput ke komputer dan dicetak hasilnya. Hasil
pemeriksaan laboratorium diverifikasi oleh dokter penanggungjawab pelayanan
laboratorium. Hasil diberikan kepada pasien dalam amplop tertutup.

Pelayanan pemeriksaan laboratorium pada pasien rawat inap :


Dokter memberi instruksi pemeriksaan laboratorium, dibuat formulir pemeriksaan
laboratorium yang ditandatangani oleh dokter yang meminta. Formulir laboratorium harus
diisi lengkap: nama, umur, jenis kelamin, jenis pemeriksaan, ruang rawat, dan keterangan
klinis. Formulir pemeriksaan dan tanda bukti pembayaran / jaminan dibawa ke
laboratorium untuk arsip laboratorium. Formulir diregistrasi dan diberi nomor lab oleh
petugas administrasi. Analis mengambil spesimen pasien sesuai instruksi jenis permintaan
pemeriksaan dan kemudian membawa spesimen ke Laboratorium. Petugas sampling
meregistrasi dan memberi label pada spesimen yang telah diambil. Spesimen langsung ke
laboratorium dengan menyertakan formulir permintaan pemeriksaan yang sudah diisi
lengkap data pasien. Setelah menerima spesimen, analis segera melakukan pemeriksaan.
Setelah hasil pemeriksaan selesai, diinput ke komputer dan dicetak hasilnya. Petugas
laboratorium menginformasikan kepada perawat bahwa pemeriksaan laboratorium sudah
selesai dan boleh diambil dengan menandatangani buku pengambilan hasil laboratorium.
Sampel spesimen bisa ditolak oleh laboratorium untuk tidak dilakukan pemeriksaan
karena beberapa hal yaitu : wadah sampel tidak berlabel, sampel megalami hemolisis atau
lipemik atau ikterik, penggunaan tabung yang salah tidak sesuai dengan parameter yang
akan diperiksa, jenis sampel yang diambil salah tidak sesuai dengan formulir permintaan,
volume sampel tidak adekuat atau tidak sesuai sehingga tidak mencukupi untuk
dilakukannya pemeriksaan, dan stabilitas sampel yang tidak baik ( selisih lama waktu mulai
dari pengambilan sampel dan penerimaan sampel ) terlalu lama.

Anda mungkin juga menyukai