Anda di halaman 1dari 8

PERJANJIAN KERJA

Antara
..........................
Dan
.............................
Tentang
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
Nomor: …/Int-10000/BAM1/PK/../2020

Pada hari ini …… tanggal ………… bulan ……….. tahun …………… (…………) di
Tanjung Enim, dibuat Perjanjian Kerja oleh dan antara :
I. Nama lengkap : ……………………..
Jabatan : …………………….
Alamat : ……………………..

Bertindak untuk dan atas nama PT Bukit Asam Medika, selanjutnya dalam Perjanjian
Kerja ini, disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

II. Nama lengkap :


NIK :
Alamat Rumah :
Jenis kelamin :
Tempat Tanggal Lahir :
NPWP :

Bertindak untuk dan atas nama dirinya sendiri, selanjutnya dalam Perjanjian Kerja ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama


disebut sebagai PARA PIHAK. PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal
sebagai berikut:

a) Bahwa PIHAK PERTAMA memerlukan tenaga kerja Dokter …….. untuk


menjamin layanan operasional PIHAK PERTAMA;
b) Bahwa PIHAK KEDUA telah mengajukan surat permohonan kerja tertanggal
…………………. kepada PIHAK PERTAMA untuk fungsi sebagaimana
dimaksud dalam huruf a di atas;
c) Bahwa PIHAK KEDUA dipandang layak dan cakap serta bersedia untuk bekerja
kepada PIHAK PERTAMA dengan suatu ikatan kerja dalam bentuk Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu (PKWT).

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


……………………………….
Hal 1 dari 8
………………………………
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka PARA PIHAK dengan itikad baik
sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dengan
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
Jangka Waktu Perjanjian

(1) Perjanjian Kerja ini berlaku untuk jangka waktu ……… tahun terhitung mulai
tanggal ………………… sampai dengan tanggal ……………..

(2) Apabila PIHAK PERTAMA akan memperpanjang atau bermaksud mengakhiri


Perjanjian Kerja ini maka PIHAK PERTAMA akan memberitahu PIHAK KEDUA
secara tertulis 7 (tujuh) hari kalender sebelum Perjanjian Kerja ini berakhir atau
diakhiri.

Pasal 2
Penempatan dan Pemindahan Kerja

(1) PIHAK PERTAMA menugaskan PIHAK KEDUA sebagai fungsi tenaga kerja
Dokter Gigi dan menempatkan yang bersangkutan pada lokasi operasional yang
dimiliki/dikelola oleh PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan
menerima dan sanggup untuk melaksanakan tugas sebagai fungsi tenaga kerja
Dokter Gigi PIHAK PERTAMA.
(2) PIHAK PERTAMA berhak menempatkan PIHAK KEDUA dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan lain yang oleh PIHAK PERTAMA dianggap lebih cocok
serta sesuai dengan keahlian yang dimiliki PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA
dengan ini menyatakan kesanggupan dan kesediaan untuk ditempatkan dan
ditugaskan dimana saja oleh PIHAK PERTAMA.
(3) Jika PIHAK KEDUA menolak pemindahan kerja tanpa alasan yang dapat
diterima oleh PIHAK PERTAMA, kepada yang bersangkutan akan dikenakan
sanksi berupa Surat Peringatan Tertulis sampai dengan Pemutusan Perjanjian
Kerja oleh PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang berlaku di PIHAK
PERTAMA.

Pasal 3
Upah dan Fasilitas

(1) PIHAK PERTAMA memberikan imbalan berupa upah kepada PIHAK KEDUA
atas jasa Pelayanan Kesehatan sebesar Rp. 4.500.000,- (Enam Juta Rupiah)
per bulan;
(2) PIHAK PERTAMA memberikan tunjangan profesi kepada PIHAK KEDUA atas
jasa Pelayanan Kesehatan sebesar Rp. 2.500.000,- (Dua Juta Rupiah) per
bulan;
(3) PIHAK PERTAMA memberikan tunjangan kehadiran sebesar Rp. 1.000.000,-
(Satu Juta Rupiah) per bulan;

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


……………………………….
Hal 2 dari 8
………………………………
(4) PIHAK PERTAMA memberikan pembayaran BPJS Ketenagakerjaan kepada
PIHAK KEDUA dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
(5) Upah yang akan diterima oleh PIHAK KEDUA setiap bulan akan di potong oleh
PIHAK PERTAMA untuk iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
yang besarnya serta pelaksanannya mengacu pada ketentuan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku;
(6) PIHAK PERTAMA apabila dibutuhkan, dapat memerintahkan PIHAK KEDUA
untuk melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja yang ditentukan PIHAK
PERTAMA. Dalam hal demikian maka PIHAK KEDUA akan diberikan imbalan
lembur yang besarannya diberikan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(7) Apabila PIHAK KEDUA melaksanakan perjalanan dinas atas perintah PIHAK
PERTAMA, maka biaya perjalanan dinas yang dibayarkan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan besaran biaya perjalanan
dinas setingkat kategori Jenjang Jabatan PIHAK PERTAMA.
(8) PIHAK PERTAMA memberikan imbalan hari raya keagamaan kepada PIHAK
KEDUA sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(9) Pajak penghasilan PPh Pasal 21 atas upah, ditanggung oleh PIHAK KEDUA
sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku;
(10) PIHAK PERTAMA membayar upah sebagaimana disebut pada ayat (1) Pasal
ini serta membayar bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3)
Pasal ini setiap tanggal 25 (dua lima) bulan yang bersangkutan, melalui
transfer ke rekening PIHAK KEDUA sebagai berikut:
Bank ….. No. Rekening : …………………… atas nama …………………..

Pasal 4
Hak dan Kewajiban

(1) PIHAK PERTAMA berhak antara lain:


(a) Menugaskan PIHAK KEDUA untuk bekerja sesuai ketentuan Perjanjian ini
dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang ketenagakerjaan.
(b) Memberikan sanksi kepada PIHAK KEDUA secara berjenjang dari teguran
lisan, peringatan tertulis I,II dan III, skorsing hingga Pemutusan Perjanjian
Kerja sepihak dengan disertai penerbitan Surat Peringatan ke-III dalam hal
PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pekerjaan dan/atau ketentuan Perjanjian
ini;
(c) Melakukan evaluasi kinerja bulanan, semesteran hingga tahunan terhadap
PIHAK KEDUA serta melakukan pengawasan kinerja PIHAK KEDUA;
(d) Meminta dan menugaskan PIHAK KEDUA untuk tunduk dan patuh terhadap
seluruh ketentuan yang berlaku di PIHAK PERTAMA.
(e) Memutuskan Perjanjian secara sepihak, apabila (i) PIHAK PERTAMA
menemukan bukti yang cukup bahwa PIHAK KEDUA telah melanggar
ketentuan kerja yang ditetapkan oleh PIHAK KEDUA atau (ii) Berdasarkan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
……………………………….
Hal 3 dari 8
………………………………
hasil penilaian kinerja PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dinyatakan tidak
memiliki kompetensi dan prestasi kerja yang baik.

(2) Kewajiban PIHAK PERTAMA yaitu:


(a) Membayarkan upah dan fasilitas kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan
ketentuan Pasal 3 Perjanjian ini;
(b) Melaksanakan kewajiban-kewajiban pemberi kerja lainnya sebagaimana
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(c) Menyampaikan kepada PIHAK KEDUA ketentuan peraturan kerja yang
berlaku di PIHAK PERTAMA.

(3) PIHAK KEDUA berhak:


(a) Mendapatkan upah dan fasilitas dari PIHAK PERTAMA sesuai dengan
ketentuan Pasal 3 Perjanjian ini;
(b) Mendapatkan cuti dan/atau izin tidak masuk kerja sebagaimana ketentuan
Pasal 5 Perjanjian ini.
(c) Mendapatkan hak-hak pekerja lainnya sebagaimana diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(d) Mendapatkan informasi yang cukup dari PIHAK PERTAMA terkait ketentuan
peraturan kerja yang berlaku di PIHAK PERTAMA.

(4) Kewajiban PIHAK KEDUA antara lain:


(a) Melaksanakan pekerjaan dengan baik dan sungguh-sungguh sesuai
ketentuan Perjanjian ini;
(b) Mematuhi segala ketentuan peraturan kerja yang ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA;
(c) Membela dan melindungi PIHAK PERTAMA termasuk pejabat maupun
pegawai lainnya dari ancaman gangguan dari pihak manapun;
(d) Menjaga, merawat dan melindungi barang atau benda lain milik PIHAK
PERTAMA;
(e) Menerima hasil keputusan PIHAK PERTAMA tanpa tuntutan dan gugatan
apapun dalam hal berdasarkan evaluasi dan penilaian PIHAK PERTAMA
dinyatakan PIHAK KEDUA tidak memiliki kompetensi dan prestasi kerja
yang baik.

Pasal 5
Tata Cara Cuti dan Ijin Tidak Masuk Kerja

(1) PIHAK KEDUA berhak untuk mendapatkan cuti 12 (dua belas) hari kerja apabila
PIHAK KEDUA telah bekerja dua belas bulan secara terus menerus.
(2) Dalam hal akan melaksanakan haknya sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini
maka PIHAK KEDUA wajib mengajukan permohonan cuti sekurang-kurangnya 7
(tujuh) hari kalender sebelumnya kepada PIHAK PERTAMA, dengan mengisi
form permohonan cuti sebagaimana ketentuan peraturan kerja PIHAK
PERTAMA.
(3) Sisa cuti tahunan sebelumnya tidak dapat diakumulasikan untuk tahun berjalan
dan apabila tidak diambil sisa cuti tahunan sebelumnya, maka sisa cuti
sebelumnya dinilai hilang (hangus).

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


……………………………….
Hal 4 dari 8
………………………………
(4) PIHAK KEDUA dianggap sah menjalankan cuti tahunan apabila adanya
persetujuan dari atasan langsung yang dibuktikan dengan tanda tangan pada
form cuti.
(5) PIHAK KEDUA dapat diberikan Ijin tidak masuk kerja dengan alasan
kemalangan apabila :
(a) PIHAK KEDUA sakit diberikan izin tidak masuk kerja untuk jangka waktu
sebagaimana surat keterangan Dokter.
(b) Suami/Istri meninggal dunia diberikan izin tidak masuk kerja selama 3 (tiga)
hari;
(c) Anak kandung meninggal dunia diberikan izin tidak masuk kerja selama 2
(dua) hari;
(d) Orang tua/mertua kandung meninggal dunia diberikan izin tidak masuk kerja
selama 2 (dua) hari;
(e) Saudara kandung/keluarga semeda meninggal dunia diberikan izin tidak
masuk kerja selama 1 (satu) hari.
(6) PIHAK KEDUA dapat pula diberikan Ijin tidak masuk kerja dengan alasan
pernikahan dengan ketentuan:
(a) PIHAK KEDUA menikah diberikan maksimal 3 (tiga) hari.
(b) Pernikahan anak kandung diberikan maksimal 2 (dua) hari.
(7) Permohonan ijin tidak masuk kerja sebagaimana dimaksud ayat (5) Pasal ini
diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah terjadinya keadaan
kemalangan sebagaimana dimaksud kepada PIHAK PERTAMA sedangkan
permohonan ijin tidak masuk kerja sebagaimana dimaksud ayat (6) Pasal ini di
ajukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelumnya kepada PIHAK
PERTAMA.
(8) Apabila PIHAK KEDUA tidak masuk kerja tanpa seijin PIHAK PERTAMA,
kepada PIHAK KEDUA akan diberikan peringatan tertulis dan imbalan
bulanannya akan dipotong dengan perhitungan Jumlah Hari Tidak Masuk Kerja /
Jumlah Hari Kerja per Bulan x Total Imbalan sebagaimana ayat (1) Pasal 3
Perjanjian ini.

Pasal 6
Waktu Kerja

(1) Waktu kerja PIHAK KEDUA pengaturannya ditentukan oleh PIHAK PERTAMA
disesuaikan dengan situasi dan kondisi pekerjaan PIHAK KEDUA. Dengan tetap
berpedoman pada ketentuan peraturan perundangan-undangan dan ketentuan
internal PIHAK PERTAMA yang berlaku;

(2) Dalam kondisi tertentu PIHAK PERTAMA berhak meminta PIHAK KEDUA
untuk bekerja melebihi waktu kerja (lembur) sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab jabatannya, dengan jadwal waktu kerja ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA
sesuai kebutuhan PIHAK PERTAMA.

Pasal 7
Larangan dan Sanksi

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


……………………………….
Hal 5 dari 8
………………………………
(1) PIHAK PERTAMA dapat memberikan surat peringatan kepada PIHAK
KEDUA sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali apabila PIHAK KEDUA melakukan
tindakan/perbuatan yang dapat merugikan PIHAK PERTAMA dan atau teman
sekerja, antara lain tetapi tidak terbatas pada :
a. Menolak untuk mentaati perintah atau penugasan yang layak diberikan
kepadanya oleh atau atas nama PIHAK PERTAMA, sedangkan perintah
itu sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui;
b. Dengan sengaja atau karena lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan
sedemikian rupa sehingga PIHAK KEDUA tidak dapat menjalankan
pekerjaannya;
c. Tidak melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan yang sudah
disepakati;
d. Melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kerja
ini.
(2) Setelah surat peringatan ketiga (terakhir) PIHAK KEDUA masih tetap
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, maka
PIHAK PERTAMA dapat memutuskan Perjanjian Kerja ini secara sepihak
tanpa tuntutan apapun dari PIHAK KEDUA, dalam hal demikian maka
ketentuan Pasal 1 ayat (2) Perjanjian ini yang mewajibkan adanya
pemberitahuan terlebih dahulu sebelum pengakhiran, menjadi tidak berlaku.
(3) PIHAK PERTAMA dapat memutuskan Perjanjian Kerja ini tanpa melalui surat
peringatan terlebih dahulu dan tanpa tuntutan apapun dari PIHAK KEDUA,
apabila PIHAK KEDUA melakukan tindakan/perbuatan yang meliputi tetapi
tidak terbatas pada :
a. Pada saat Perjanjian Kerja diadakan PIHAK KEDUA memberikan
keterangan palsu atau dipalsukan;
b. Mabuk, madat memakai obat bius atau narkotika untuk kepentingan
pribadi;
c. Mencuri, menggelapkan, menipu atau melakukan kejahatan lainnya;
d. Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam atasan dan atau
teman sekerja;
e. Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan atau
kesusilaan;
f. Dengan sengaja atau karena kecerobohannya merusak atau memberikan
peluang dalam keadaan bahaya atas barang/inventaris milik PIHAK
PERTAMA;
g. Dengan sengaja walaupun sudah diperingatkan membiarkan dirinya atau
teman sekerjanya dalam keadaan bahaya;
h. Melakukan tindakan/perbuatan yang dapat merugikan PIHAK PERTAMA
sesuai perundang-undangan yang berlaku;
i. Membocorkan/membongkar rahasia PIHAK PERTAMA yang seharusnya
dirahasiakan.

Pasal 8
Berakhirnya Perjanjian

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


……………………………….
Hal 6 dari 8
………………………………
(1) Perjanjian ini berakhir dalam hal:
a. PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebagaimana ketentuan Pasal 9
Perjanjian ini;
b. PIHAK PERTAMA memutuskan Perjanjian secara sepihak yang disebabkan
PIHAK KEDUA tidak memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh PIHAK
PERTAMA atau PIHAK KEDUA melanggar peraturan yang berlaku dalam
lingkungan Perusahaan;
c. PARA PIHAK sepakat mengakhir Perjanjian ini;
d. Adanya ketentuan peraturan perundang-undangan yang menyebabkan
ketentuan Perjanjian ini tidak dapat atau terlarang apabila dilaksanakan; atau
e. Berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini dan
PIHAK PERTAMA tidak memperpanjang Jangka waktu Perjanjian.

(2) PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan berlakunya Pasal 1266 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata sepanjang yang mensyaratkan perlunya suatu
putusan pengadilan untuk mengakhiri perjanjian.

Pasal 9
Pengunduran Diri

(1) PIHAK KEDUA berhak mengundurkan diri walaupun masih dalam ikatan
Perjanjian Kerja dengan PIHAK PERTAMA;
(2) PIHAK KEDUA wajib mengajukan permohonan pengunduran diri dalam batas
waktu 30 (tiga puluh) hari sebelumnya;
(3) Surat permohonan pengunduran diri wajib diajukan secara tertulis dan diketahui
oleh atasan langsung dari PIHAK KEDUA.

Pasal 10
Penyelesaian Perselisihan

(1) Perjanjian Kerja ini diatur dengan mengacu pada Hukum yang berlaku di
Indonesia.
(2) Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK mengenai pelaksanaan
Perjanjian Kerja ini akan diselesaikan secara musyawarah.
(3) Dalam hal musyawarah sebagaimana ayat (2) Pasal ini tidak mencapai
mufakat maka PARA PIHAK sepakat melakukan penyelesaian melalui
Pengadilan Hubungan Industrial.
(4) Selama proses penyelesaian perselisihan berlangsung PARA PIHAK tidak
dapat menggunakan alasan untuk menunda pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan jadwal Perjanjian Kerja ini.

Pasal 11
Addendum Perjanjian

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


……………………………….
Hal 7 dari 8
………………………………
PARA PIHAK sepakat untuk hal-hal yang belum diatur atau terdapat perubahan
syarat-syarat kerja dalam Perjanjian Kerja ini akan ditetapkan kemudian secara
mufakat dan dituangkan dalam suatu perjanjian tambahan (addendum) yang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja ini.

Perjanjian Kerja ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 3 (tiga), yang
semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama, 2 (dua) diantaranya bermaterai
cukup untuk masing-masing Pihak, dan 1 (satu) untuk dicatatkan ke Kantor Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


……………………………….
Direktur

…………………….. …………………………….

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


……………………………….
Hal 8 dari 8
………………………………

Anda mungkin juga menyukai