Anda di halaman 1dari 9

1.

PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI

Minyak bumi terbentuk dari penguraian senyawa-senyawa organik dari jasad mikroorganisme jutaan
tahun yang lalu di dasar laut atau di darat. Sisa-sisa tumbuhan dan hewan tersebut tertimbun oleh
endapan pasir, lumpur, dan zat-zat lain selama jutaan tahun dan mendapat tekanan serta panas bumi
secara alami. Bersamaan dengan proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-senyawa
kompleks dalam jasad organik menjadi senyawa-senyawa hidrokarbon. Proses penguraian ini
berlangsung sangat lamban sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat
lama. Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui,
sehingga dibutuhkan kebijaksanaan dalam eksplorasi dan pemakaiannya.

Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud gas menjadi gas
alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran. Beberapa bagian
jasad renik mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama di dalam perut
bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik, warnanya pun berubah menjadi cokelat
tua. Bintink-bintik itu akan tersimpan di dalam lumpur dan mengeras karena terkena tekanan bumi.
Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur semakin dalam di dalam perut bumi. Tekanan
dan panas bumi secara alami akan mengenai batuan lumpur sehingga mengakibatkan batuan lumpur
menjadi panas dan bintin-bintik di dalam batuan mulai mengeluarkan minyak kental yang pekat.
Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi, minyak yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada
saat batuan lumpur mendidih, minyak yang dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan
saat suhunya sangat tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian besar berupa metana.

Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di berbagai tempat akan
bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-pori batu pasir atau batu kapur.
Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut bumi lebih besar dibandingkan dengan tekanan
di permukaan bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas. Apabila gerak ke atas minyak bumi ini
terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau batuan tidak berpori, minyak akan terperangkap dalam
batuan tersebut. Oleh karena itu, minyak bumi juga disebut petroleum. Petroleum berasal dari bahasa
Latin, petrus artinya batu dan oleum yang artinya minyak.

Daerah di dalam lapisan tanah yang kedap air tempat terkumpulnya minyak bumi disebut cekungan
atau antiklinal. Lapisan paling bawah dari cekungan ini berupa air tawar atau air asin, sedangkan
lapisan di atasnya berupa minyak bumi bercampur gas alam. Gas alam berada di lapisan atas minyak
bumi karena massa jenisnya lebih ringan daripada massa jenis minyak bumi. Apabila akumulasi
minyak bumi di suatu cekungan cukup banyak dan secara komersial menguntungkan, minyak bumi
tersebut diambil dengan cara pengeboran. Minyak bumi diambil dari sumur minyak yang ada di
pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi-lokasi sumur-sumur minyak diperoleh setelah melalui
proses studi geologi analisis sedimen karakter dan struktur sumber.

Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi:


1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi dari matahari dengan
fotosintesis.

2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar cekungan sedimen dan
membentuk batuan induk. Batuan induk adalah batuan yang mengandung karbon. Batuan ini bisa
batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari
ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen
akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan
menjadi rantai karbon yang tidak mungkin dimasak.

3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang berlangsung selama jutaan
tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Salah satu batuan yang menimbun batuan
induk adalah batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir, batu gamping,
atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Jika daerah ini
terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang
mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, maka
suhunya akan bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi
puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat 100 derajat Celsius. Ketika
suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan
batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.

Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon. Minyak yang
dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan,
ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting adalah berat jenis
dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak
bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air
cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai
mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.

2.KOMPOSISI PENYUSUNAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM

Minyak bumi dan gas alam adalah campuran kompleks hidrokarbon dan senyawa-senyawa organik
lain. Komponen hidrokarbon adalah komponen yang paling banyak terkandung di dalam minyaak
bumi dan gas alam. Gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana, etana, propana, dan
butana. Selain alkana juga terdapat berbagai gas lain seperti karbondioksida (CO2) dan hidrogen
sulfida (H2S), beberapa sumur gas juga mengandung helium.

Sedangkan hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana dan
sikloalkana, senyawa lain yang terkandung didalam minyak bumi diantaranya adalah Sulfur,
Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi
dan Tembaga. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur lainnya dan dari
daerah ke daerah lainnya.
Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi. Berdasarkan  hasil
analisa, diperoleh data sebagai berikut :

 Karbon : 83,0-87,0 %
 Hidrogen : 10,0-14,0 %
 Nitrogen : 0,1-2,0 %
 Oksigen : 0,05-1,5 %
 Sulfur : 0,05-6,0 %

Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:


1. Alkana (parafin)      CnH2n + 2 , alkana  ini  memiliki  rantai  lurus  dan  bercabang,
fraksi  ini  merupakan  yang terbesar di dalam minyak mentah.
2. Sikloalkana (napten)       CnH2n , Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima) yaitu siklopentana
ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.

3. Aromatik   CnH2n -6
Aromatik  hanya  terdapat  dalam  jumlah  kecil,  tetapi  sangat  diperlukan  dalam bensin karena :
- Memiliki harga anti knock yang tinggi 
- Stabilitas penyimpanan yang baik 
- Dan kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels)
Proporsi  dari  ketiga  tipe  hidrokarbon  sangat  tergantung  pada  sumber  dari minyak bumi. Pada
umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-kadang (disebut sebagai
crude napthenic) mengandung sikloalkana sebagai komponen  yang  terbesar,  sedangkan  aromatik
selalu  merupakan  komponen  yang paling sedikit.

Zat-Zat Pengotor yang sering terdapat dalam minyak bumi:

1. Senyawaan Sulfur
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula.
Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam
gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena
terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline)
dan air.
2. Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan
naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama
berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan
sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan
phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam
alifatik.
3. Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %.
Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun
terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen
terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat
molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang
mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.
4. Konstituen Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic
cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline,
menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi.
3.PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI

Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan
membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung  dalam kapal tanker atau
dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.Minyak mentah (cude oil)
berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat
digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih
dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1
sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada
di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi
bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan
titik didih yang mirip.Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai
berikut:
4.FRAKSI-FRAKSI MINYAK BUMI

Setiap jenis senyawa hidrokarbon memiliki titik didih yang berbeda. Semakin panjang rantai
hidrokarbon maka titik didihnya juga semakin besar. Perbedaan titik didih tersebut
menghasilkan beberapa fraksi-fraksi minyak bumi yang memiliki kegunaan berbeda-beda.
Berikut adalah penjelasan beberapa fraksi minyak bumi beserta titik didihnya.

1. Aspal

Titik didih: 525 °C

Aspal adalah residu minyak bumi dan didapatkan saat minyak bumi pertama kali masuk ke
dalam menara distilasi dan dipanaskan pada suhu lebih dari 500 °C. Fraksi minyak bumi
yang memiliki titik didih dibawah 500 °C akan menguap ke atas menara distilasi dan
dipanaskan kembali. Sedangkan yang memiliki titik didih diatas 500 °C akan terkumpul
menjadi residu yang selanjutnya dijadikan aspal. Aspal digunakan sebagai penghalus jalan.

3. Oli

Titik didih: 350-500 oC

Oli atau pelumas adalah hasil distilasi minyak bumi setelah aspal. Minyak bumi akan
dipanaskan dengan suhu antara 350 oC dan 500 oC sehingga senyawa hidrokarbon yang
memiliki titik didih dibawah 350 oC akan menguap dan yang memiliki titik didih diatasnya
akan membentuk oli. Oli digunakan sebagai pelumas/pelicin komponen mesin kendaraan.

4. Solar

Titik didih: 270-350 oC

Solar adalah hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 200 oC dan 350 oC. Titik didihnya
memang di antara suhu tersebut sehingga ketika dipanaskan pada suhu tersebut, rantai
hidrokarbon yang memiliki 8 sampai 21 atom karbon (solar) tidak akan menguap. Solar
digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.

5. Kerosin dan Avtur

Titik didih: 180-250 oC


Kerosin dan avtur adalah hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 170 oC dan 250 oC.
Kerosin (minyak tanah) digunakan sebagai bahan bakar kompor minyak tanah. Sedangkan
avtur digunakan sebagai bahan bakar pesawat terbang.

6. Nafta

Titik didih: 80-170 oC

Nafta (bensin berat) adalah hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 70-140 oC. Nafta
digunakan sebagai bahan baku industri petrokimia seperti plastik, karet sintetis, deterjen,
obat, cat, serat sintetis, kosmetik, dan zat aditif bensin.

7. Bensin

Titik didih: 70-140 oC

Bensin adalah hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 35-75 oC. Bensin terdiri atas
isomer-isomer heptana dan oktana. Bensin digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor.

8. Petroleum Eter

Titik didih: 30-90 oC

Petroleum eter adalah hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 30 sampai 90 derajat
celcius. Ciri khas petroleum eter adalah mudah terbakar dan harganya yang murah. Namun
petroleum eter tidak terlalu membahayakan. Petroleum eter digunakan sebagai bahan
pelarut nonpolar dan sebagai pengganti pentana.

9. Gas

Baca juga: Proses Pembentukan Minyak Bumi (Materi Lengkap)

Titik didih: (-160)-30 oC

Gas adalah hasil distilasi minyak bumi dengan suhu distilasi yang paling rendah antara –
160 sampai –40 derajat celcius. Ini dikarenakan gas sangat mudah menguap. Gas adalah
wujud gas dari LPG yang berwujud cair. Gas digunakan sebagai bahan bakar kompor gas.
5.INDUSTRI PETRO KIMIA

Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk-produk yang dihasilkan dari minyak


dan gas bumi. Indusrtri petrokimia adalah industri yang berkembang berdasarkan suatu
pola yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang tersedia, dengan
kebutuhan masarakat akan bahan kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.
Di Indonesia, perusahaan petrokimia lokal terbesar adalah Pertamina. Industri
petrokimia Pertamina yang berbahan baku minyak dan gas bumi antara lain Kilang Metanol
di Pulau Bunyu Kalimantan Timur, Kilang Purified Terephthalic Acid (PTA) dan Kilang
Polypropylene (Polytam) di Plaju, Sumatra Selatan, Kilang Paraxylene dan Benzene di
Cilacap, Jawa Tengah. Industri petrokimia dibagi menjadi dua bagian besaryaitu :
a.                   Industri petrokimia hulu
mengolah produk dasar (produk primer) menjadi produk setengah jadi (produk antara).
Contoh : Methanol, Etilena, Propilena, Butadina, Benzena, Toluena, Xylena, Fuel
Coproducts, Pyrolisis Gasolina, Pirolisis Fuel Oil.

b.                  industri  petrokimia hilir


mengolah produk setengah jadi menjadi produk yang siap pakai. Contohnya seperti plastik,
pelarut (seperti solvent), zat peledak, karet sintetis, nilon dll.

Untuk memperoleh produk petrokimia dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu:


1. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan  dasar petrokimia
2. mengubah bahan dasar menjadi produk setengah jadi
3. mengubah produk setengah jadi menjadi produk akhir

6.SENYAWA HIDROKARBON DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Penggunaan Hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari.


1. Bidang Pangan
Digunakan dalam industri khususnya industru petroleum dan aspal cair. Hidrokarbon
memperoleh energi dari matahari saat tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari
selama proses fotosintesis untuk menghasilkan glukosa. Contoh senyawa yang digunakan
dalam bidang
pangan :
a. Glukosa, sumber energi bagi manusia dan hewan
b. Tetraterpena, senyawa beta karoten pada wortel
c. Monoterpena, merupakan senyawa dalam minyak jeruk.
d. Karbohidrat, merupakan glukosa dan senyawa yang penuh dengan energi.
2. Bidang Sandang dan Papan
Senyawa-senyawa turunan hi-drokarbon yang berperan di bidang pakaian, antara lain
kapas, wol (merupakan suatu protein), sutra (protein), nilon (polimer), dan serat sintetis.
Bidang papan, senyawa turunan hidrokarbon yang berperan, antara lain selulosa, kayu,
lignin, dan polimer. Contoh senyawa yang digunakan dalam bidang sandang :
a. Poliviniklorida (PVC), terbentuk dari viniklorida yang mempunyai ikatan C rangkap 2.
Banyak digunakan untuk pembuatan pipa dan karet.
b. Polipropilen/polipropena, yang terbentuk dari propena. Untuk serat, tali plastik, bahan
perahu, dan botol plastik.
c. Polistirena. Kegunaanya untuk pembungkus, insulator listrik, sol sepatu, dan berbagai
peralatan lainya.
d. Polisoprena, merupakan karet alam. Berguna antara lain sebagai ban kendaraan, sepatu,
dan sarung tangan.
e. Etuna, sebagai sintetis serat buatan.
f. nilon, merupakan senyawa polimer yang banyak digunakan untuk serat pakaian.
g. Dakron, merupakan seratt pliester untuk pengganti kapas dalam keperluan rumah
tangga. contoh kasur dan bantal.
3. Bidang Perdagangan
Minyak bumi merupakan senyawa hidrokarbon yang menjadi komoditi perdagangan yang
sangat penting bagi dunia karena minyak bumi merupakan salah satu sumber energi yang
paling utama saat ini. Negara-negara di dunia penghasil minyak bumi membentuk
organisasi antarnegara penghasil minyak bumi yang diberi nama OPEC (Organization of
Petrolleum Exporting Country). Hasil penyulingan minyak bumi banyak menghasilkan
senyawa-senyawa hidrokarbon yang sangat penting bagi kehidupan manusia, seperti
bensin, petroleum eter (minyak tanah), gas elpiji, minyak pelumas, lilin, dan aspal. Contoh
senyawa yang digunakan dalam bidang perdagangan :
a. Etena, digunakan sebagai obat bius.
b. Pentena heksana dan heptana digunakan untuk pelarut sintetis.
c. Propana, untuk sintetis propanal.
d. Metana, untuk zat bakar dan sintesis senyawa metil klorida dan metanol.
e. Teflon sebagai pelapis anti lengket pada alat alat masak.
f. Butena untuk pembuatan karet sintetis.
g. Polistirena untuk membuat kancing sisir pembungkus alat listrik.
h. Propena, untuk sintesis gliserol, isopropil, dan plastik polipropilena.
i. SBR digunakan untuk karet sintetis.
j. Glisserol, untuk bahan kosmetik, pelembab, dan industri makanan.
4. Bidang seni dan estetika
Di bidang seni, senyawa hidrokarbon yang sering dipakai, antara lain lilin (wax) untuk
melapisi suatu karya pahat agar tampak lebih mengkilat. Bahkan ada seniman yang
membuat patung dari lilin dengan cara memadatkan lilin dalam ukuran besar kemudian
dipahat atau diukir sesuai keinginan sang seniman. Selain itu juga ada seni pewarnaan, baik
pada kain maupun benda-benda lain menggunakan senyawa-senyawa kimia. Bahan-bahan
yang dilapisi dengan lilin akan tampak lebih menarik dan di samping itu juga akan terhindar
dari air karena air tidak dapat bereaksi dengan lilin karena perbedaan kepolaran. Contoh
senyawa yang digunakan dalam bidang seni dan estetika :
a. Polivinil asetat, banyak digunakan sebagai perekat dan cat lateks.
b. Poliestilena merupakan polimer dari etana yang mempunyai ikatan C rangkap, melalui
reaksi polierisasi. Kegunaan Poliestilena merupakan sebagai kantong plastik, ember, panci,
pembungkus makanan, dan lain-lain.
c. Antrasena, digunanakan untuk zat warna.

7.DAMPAK NEGATIF DARI HIDROKARBON

Dampak negatif Hidrokarbon


biasanya bahan bahan pencemar pada HC merupakan senyawa-senyawa yang bersifat
karsinogenik dan mutagenik, seperti etilen, formaldehid, benzena, metil nitrit dan
hidrokarbon poliaromatik (PAH). 

Anda mungkin juga menyukai