18 Retika Widiantari PDF
18 Retika Widiantari PDF
OLEH :
RETIKA WIDIANTARI
1614401022
OLEH :
RETIKA WIDIANTARI
1614401022
RETIKA WIDIANTARI
1614401022
ABSTRAK
RETIKA WIDIANTARI
1614401022
ABSTRACT
6
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang
Kasus ini dapat terselesaikan. Laporan Studi Kasus ini disusun untuk memenuhi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang tahun 2019 dengan judul
Anoreksia di ruang rawat inap interne ambun suri lantai 3 Dr. Achmad
kepada-Nya junjungan Nabi Muhammad Saw, semoga atas izin Allah SWT
Penyusun Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat dukungan, dorongan,
motivasi, bimbingan, nasehat, dan semangat dari orang terdekat dan orang yang
itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada Yth. Ibuk Ns. Ida
pembimbing klinik Ruang Rawat Inap Interne ambun suri lantai 3 RSUD Dr.
7
Achmad Mochtar Bukittinggi Sumatera Barat yang telah banyak meluagkan
waktunya dengan penuh perhatian. Petunjuk dan bimbingan sehingga Karya Tulis
Padang.
2. Ibu Ns. Endra Amalia, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII
3. Bapak Dr. Khairul Said, Sp.M selaku direktur RSUD Dr. Achmad
kasus ini, beserta staf yang telah memberi izin dalam pengambilan data
5.
jerih payah, curahan kasih sayang, bantuan moral maupun material serta
8
keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis berharap
tanggapan dan kritikan serta saran yang bersifat membangun dari semua
bermanfaat bagi kita semua, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan
9
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN
KATA PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR TABEL……………………………………………………….. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
10
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1.5 Patofisiologi….................................................................... 20
2.1.7 Penatalaksanaan………………………............................ 22
2.1.8 Komplikasi..................................................................... 29
2.2.8 Komplikasi..................................................................... 41
11
2.3.1 Pengkajian…………………………………………….. 42
2.3.4 Implementasi………………………………………….. 60
2.3.5 Evaluasi……………………………………………...... 60
3.1 Pengkajian
d. Pemeriksaan Fisik............................................................. 63
e. Data Biologis..................................................................... 67
i. Data Spritual..................................................................... 69
k. Data Pengobatan............................................................... 71
l. Data Fokus......................................................................... 72
3.3 Intervensi.................................................................................. 77
3.4 Implementasi............................................................................ 85
3.5 Evaluasi.................................................................................... 85
12
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
13
DAFTAR GAMBAR
Halaman
14
DAFTAR TABEL
Halaman
15
BAB 1
PENDAHULUAN
Sindrom geriatri adalah serangkaian kondisi klinik pada orang berusia lanjut
menyebabkan angka morbiditas yang signifikan dan keadaan yang buruk pada
usia tua yang lemah. Sindrom ini biasanya melibatkan beberapa sistem organ.
presentasi yang berbeda, dan memerlukan intervensi dan strategi yang fokus
Pada tahun 2000 jumlah orang lanjut usia sebesar 7,28% dan pada tahun 2016
yaitu: usia > 60 tahun, multipatologi, tampilan klinis tidak khas, polifarmasi,
fungsi organ menurun, gangguan status fungsional, dan gangguan nutrisi. Hal
gangguan hepar dan ginjal, status fungsional di keluarga yang sudah menurun
fungsi menelan.
16
Pada umumnya, penyakit-penyakit yang terjadi pada lanjut usia termasuk
infeksi dapat berakibat fatal. Pada infeksi saluran pernafasan misalnya, lansia
sering tidak mengalami demam atau hanya demam ringan disertai batuk-
batuk ringan bahkan hanya didapati nafsu makan berkurang atau tidak ada
sama sekali, rasa lelah disertai penampilan seperti orang binggung yang
dialami dalam beberapa hari ini, yang jelas berbeda dengan gejala-gejala
tidak khas tadi bukan saja perlu dikenal dan dipahami oleh dokter ataupun
petugas kesehatan lainnya tetapi perlu juga dikenal dan dipahami oleh
pengobatan.
tetapi pada lansia hal ini masih merupakan suatu masalah, karena berkaitan
dengan menurunnya fungsi organ tubuh dan daya tahan tubuh terhadap proses
penyakit infeksi pada lansia masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
17
Anoreksia adalah kelainan psikis yang diderita seseorang berupa kekurangan
Dorongan untuk makan umumnya didasarkan pada nafsu makan dan rasa
lapar. Dua hal tersebut adalah gejalah yang berhubungan tetapi memiliki arti
2009)
kronis. Prevalensi seumur hidup dari anoreksia pada wanita adalah sekitar
0,5% - 3,7% dan 1,1% - 4,2% (Power PS 2003). Dalam sebuah artiker
pada populasi di Asia. Dalam beberapa tahun ini juga terlihat adanya
18
peningkatan prevalensi penyimpangan perilaku makan diantara remaja wanita
dilakukan oleh putra (2008) pada siswi SMAN 70 Jakarta Selatan diketahui
anoreksia.
19
Menurut data yang didapaat diruang rawat interne Ambun Suri lantai 3
20
2.1 Tujuan Penulisan
21
5. Melaksanakan tindakan keperwatan pada klien sindrom geriatri
22
3.1 Manfaat Penulisan
23
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Sindrom geriatri adalah serangkaian kondisi klinis pada orang tua yang
angka morbiditas yang signifikan dan keadaan yang buruk pada usia tua
24
Inkontinesia urin didefinisikan sebagai keluarnya urinyang tidak
infeksi
masalah yang muncul sering tumpang tindih dengan gejala yang sudah
25
degeneratif yang banyak dijumpai pada pasien geriatri adalah
kardiovaskular.
a. Imobility (Imobilisasi)
sebagai faktor enstrinsik (faktor risiko yang ada pada pasien) dan
cara berjalan, penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang
26
sesuai, serta mengubah lingkungan agar lebih aman seperti
3013)
2.1.3 Etiologi
a. Immobility
b. Instability
27
Akibat yang ditimbulkan seperti peristiwa jatuh merupakan masalah
c. Intelektual impaired
nafsu makan
d. Incontinance
e. Isolation
28
pengalaman yang mengecewakan, kehilangan integritas pribadi,
f. Impotance
hubungan seksual.
g. Immuno-deficiensi
h. Infection
29
a1utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai
lanjut.
i. Inanitation
j. Impaction
k. Insomnia
Pada lansia dapat disebabkan oleh faktor yang terdiri dari nyeri
30
2.1.4 Manifestasi Klinis
kejadian yang baru saja terjadi. ingat kejadian yang baru saja terjadi.
31
membedakan sumber bunyi danterganggunya kemampuan membedakan
32
Penurunan massa ginjal sebanyak 25%, terutama dari korteks dengan
ovarium.
Pada sistem saraf perifer lanjut usia mengalami hilangnya neuron motor
karena berkurangnya serat otot. Efek penuaan paling kecil pada otot
33
meningkatnya jumlah miofibril per unit otot dan berkurangnya laju
menetap yang tidak naik, gangguan nyata fungsi atau aktivitas sehari-
hari, dan dapat berpikiran atau melakukan percobaan bunuh diri. Pada
lansia gejala depresi lebih banyak terjadi pada orang dengan penyakit
34
2.1.5 Patofisiologi
dan bromokriptin
35
sekedar multi-disiplin tetapi interdisiplin dengan koordinasi serasi antar
minum alkohol).
tinggal.
36
a. Pada gizi perlu diperhatikan :
2.1.7 Penatalaksanaan
sulit dihindari. Prinsip penggunaan obat yang benar dan tepat pada usia
37
1) Program rehabilitasi, antara lain:
(indweling).
lain.
inkontinensia.
b. Jatuh
38
pasien jatuh karena kondisi kronik, multifaktoralsehingga diperlukan
Retak.
1) Terapiestrogen
c. Sleep Dsiturbance
1) Perawatan Non-farmakologis
39
a) Hilangkan faktor yang dicurigai: mengobati penyakit yang
sehari-hari.
2) Pengobatan farmakologis
40
Selain itu, mobilisasi dini berupa turun dari tempat tidur, berpindah
secara bertahap.
konstipasi.
41
antikoagulan yaitu Low dose heparin (LDH) dan low molecular
e. Delirium
Sumber deliriumnya adalah reaksi putus zat alkohol atau sedatif atau
ketika agitasi yang berat tidak dapat dikontrol oleh obat neuroleptik.
Dosis yang biasa diberikan adalah 0,5 - 1,0 mg per oral (PO) atau
mampu menelan obat oral maka haloperidol dapat diberikan per oral
42
teratasi. Haloperidol intravena lebih sedikit menyebabkan gejala
f. Infeksi
43
2.1.8 Komplikasi
luka tekan (ulkus dekubitus). Pada sistem saraf pusat, dapat terjadi
2015).
peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT, hingga di fungsi akut
44
Banyak penelitian yang beranggapan bahwa masalah yang mendasari
b. Tipe bringe; individu ini dapat makan dimana saja, akan tetapi
kotoran.
45
2.2.2 Anatomi dan fisiologi
Gambar 2.2
46
lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
b. Lambung
ngan.
c. rektum
buang air besar (BAB). Orang dewasa dan anak yang lebih tua
bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih
47
muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang pen
2.2.3 Etiologi
1) Biologis
48
Studi tentang anorelsia menunjukan bahwa gangguan
2) Lingkungan
3) Psikologis
4) Sosiokultural
49
Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan
50
hilangnya variasi diurnal pada sekresi kortisol, dan kegagalan
inspeksi
2.2.5 Patofisologi
51
dikalang remaja sehingga pada umumnya memaksakan diri untuk
52
WOC
Imobilitas insolation immuno-deficiensi infection insomnia
sindrom geriatri
Gerotinin Perfeodsionisme
menurun
Anoreksia
Mk: Defisit
Nutrisi Diri
Mk: Gangguan
Mobilitas Fisik
Sumber : (Sigit dwi erdianto, 2009)
53
2.2.6 Pemeriksaan penunjang
2.2.7 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
mencakup
54
a) Pemantauan medis
dasarnya
Desipramin, Fluoksetin,Sertalin
55
menggunakan jangka lengkung (kaliper) Lemak dibawah
daalam tubuh.
2.2.8 Komplikasi
akrosianotis yaitu tangan dan kaki biru (M.D, Evelyn attia, M.D, B.
f. Ketidakseimbangan hormon
g. Osteoporosis
h. Kematian
56
2.3 Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
penanggung jawab
b. Alasan masuk
klien sakit perut karena tidak ada makan,berat badan menurun dan
c. Riwayat kesehatan
57
Ada kemungkinan ditemukan genetik dalam keluarga apakah
d. Pemeriksaan fisik
1) Sirkulasi
4) Makanan /cairan
5) Keamanan
6) Penyuluhan /pembelajaran
mengandung steroid
7) Pemeriksaan penunjang
tubuh
58
2.3.2 Kemungkinan Diagnosa Yang Muncul
makanan dibuktikan
59
2.3.3 Rencana Asuhan Kepererawatan
O gal
1 Kamis/20- Bersih jalan nafas tidak efektif Rentang gerak (ROM) menigkat Manajemen jalan nafas
hipersekresi jalan nafas dibuktikan keperawatan selama 1x24 jam maka Observasi
dengan (d.d) batuk tidak efektif atau ekspetasi meningkat • Monitor pola
60
7. Pola nafas membaik nafas
• Posisikan semi-
fowler
Berikan minum
hangat
dengan (b/d) malnutrisi dibuktikan keperawatan selama 1x24 jam maka Tindakan :
dengan (d/d) rentang gerak menurun ekspetasi meningkat dengan kriteria Observasi
hasil : • Identifikasi
• Identifikasi
toleransi fisik
61
melakukan
pergerakan
• Monitor frekuensi
jantung
dantekanan darah
sebelum memulai
mobilisasi
• Monitor kondisi
umum selama
melakukan
mobilisasi
Terapeutik
• Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan
62
alat bantu (mis.
Pagar tempat
tidur
• Fasilitasi
melakukan
pergerakan
• Libatkan kelurga
untuk membantu
kliendalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi
• Jelaskan tujuan
dan prosedur
63
mobilisasi
• Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
• Ajarkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis. Duduk
ditempat tidur,
duduk disisi
tempat tidur)
64
menelanmakan dibuktikan dengan ekspetasi membaik dengan kriteria Observasi
meningkat Terapeutik
• Lakukan oral
hygien sebelum
makan
• Berikan suplemen
makanan
Edukasi
65
• Anjurkan posisi
duduk, jika
mamapu
diprogramkan
Kolaborasi
Tindakan :
Observasi
• Identifikasi
66
kemampuan
batuk
• Monitor adanya
retensi sputum
• Monitor tanda
dan gejalah
infeksi saluran
nafas
output cairan
Terapeutik
• Jelaskan dan
efektif
67
• Anjurkan tarik
nafas dalam
melalu hidung
selama 4 detik,
ditahan selama 2
detik, kemudian
• Anjurkan tarik
nafas dalam
sebanyak 3 kali
• Anjurkan batu
dengan kuat
langsung setelah
68
yang ke-3
4 Kamis Defisit perawatan diri berhubungan Setelah dilakukan intervensi Dukungan perawatan diri
/20/06/201 dengan (b/d) psikologis atau pisikotik keperawatan selama 1x24 jam maka Tindakan:
9 (d/d) minat melakukan perawatan diri ekspetasi mebaik dengan kriteria hasil Observasi
meningkat • Identifikasi
kebutuhan alat
69
bantu kebutuhan
diri
Terapeutik
• Sediakan
lingkungan yang
teraupetik
• Siapkan keperluan
pribadi
• Dampingi dalam
melakukan
perawatan diri
sampai mandiri
Edukasi
• Anjurkan
70
melakukan
perawatan diri
secara konsisten
sesuai kemampuan
BAB/BAK
Tindakan:
Observasi
• Identifikasi
kebiasaan
BAK/BAB esuai
usia
• Monitor integritas
71
kulit klien
Teraupetik
diperlukan untuk
memudahkan
eliminasi
• Jaga privasi
selama eliminasi
Edukasi
• Anjurkan
BAK/BAB secara
rutin
• Anjurkan kekamar
mandi/toilet
72
Dukungan perawatan diri :
berpakain
Tindakan :
Observasi
• Identifikasi usia
membantu
berpakain/berhias
Terapeutik
• Sediakan pakain
mudah dijangkau
• Jaga privasi
73
selama berpakain
Edukasi
Ajarkan klien
mengenakan pakain
74
2.3.4 Implementasi
Melakukan tindakan apa yang harus dilakukan saat itu pada klien
dan catat apa tindakan yang telah dilakukan pada klien, tindakan
2.2.5 Evaluasi
klien, perawata dan anggota tim kesehatan lainnya yang terdiri dari
S.O.A.P.
75
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Umur : 60 tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
No MR : 522358
Tgl Masuk :
14-062019
PENANGGUNG JAWAB
Umur : 72 tahun
Pekerjaan : Petani
76
II. ALASAN MASUK
3 pada tanggal 14-06-2019, melalui IGD dengan keluhan tidak ada nafsu
makan, nyeri perut di uluh hati, tenggorokan sakit, badan klien lemas dan
klien teras lemah, aktivitas klien dibantu keluarga, klien tidak ada
mandi-mandi dan gosok gigi dari sebelum masuk rumah sakit samapai
dirawat dirumah sakit saat ini dan keluarga klien mengatakan klien
susah tidur.
dengan penyakit yang sama seperti yang di derita klien saat ini.
77
GENOGRAM
Keterangan
:Laki-laki :Klien
:Perempuan : Meninggal
-------- :Serumah
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 E = 4 M = 6 V= 5
Suhu : 36,2
Nadi : 86 x/i
78
Pernafasan : 28 x/i
1. Kepala
- Rambut
rontok
- Mata
- Telinga
Telinga klien tampak simetris kiri kana, telinga klien tampak bersih
tidak serumen, pendengaran klien normal dan tidak ada nyeri tekan
pada telinga
- Hidung
Hidung klien tampak simetris kiri kanan, penciuman klien normal dan
Mulut klien tampak kotor, mukosa bibir kering dan gigi klien juga
tampak kotor dan ada karies, gigi klien juga tidak utuh lagi dan lidah
klien berjamur
2. Leher
Leher klien tampak simetris dan tidak ada pembesaran kelenjer tiroid
79
3. Thorak
a. Paru-paru
tekan, traktif premitus teraba dan sama antara kiri dan kanan
b. Jantung
c. Abdomen
abdomen
4. Punggung
Tidak ada jejas pada punggung klien dan tidak ada nyeri tekan pada
punggung klien
5. Ekstremitas
80
Atas : tampak terpasang infus tangan sebelah kanan dengan cairan
infus Nacl 0,9 500 cc /20 tts per jam dan tidak ada nyeri tekan
Bawah : Tidak ada lesih, tidak ada udema dan tidak ada nyeri tekan
6. Genetalia
7. Integumen
Warna kulit klien sawo matang tidak ada jejas dan tidak ada panu
81
V. DATA BIOLOGIS
Tabel 3.1
Data Biologis
1. Nutrisi
Makan
• Menu Nasi+Lauk + Sayur Bubur
• Porsi 1 Porsi ⅟₂ Porsi
• Makanan kesukaan Martabak Mesir Tidak ada
• Pantangan Tidak ada Tidak ada
2. Minum
• Jumlah 8 – 10 Gelas 2000 Gelas
• Minuman Tidak ada Tidak ada
kesukaan
Tidak ada Tidak ada
• Pantangan
3. Eliminasi
BAB
• Frekuensi
1 kali sehari 1 kali sehari
• Warna Khas Khas
• Bau Khas Khas
• Konsistensi Lembek Lembek
• Kesulitan Tidak ada Tidak ada
BAK
• Frekuensi 6 - 7 kali sehari 4 - 5 kali sehari
• Warna Kuning Kuning
• Bau Pesing Pesing
• Konsistensi Cair Cair
• Kesulitan Tidak ada Tidak ada
5. Personal hygiene
• Mandi 2 kali sehari Tidak ada
• Cuci rambut 1 kali 2 hari Tidak ada
3 kali sehari Tidak ada
• Gosok gigi
1 kali seminggu Tidak ada
• Potong kuku
82
VI. RIWAYAT ALERGI
Keluarga klien mengatakan klien tidak ada riwayat alergi apapun baik
VII.DATA PSYKOLOGIS
2. Perilaku verbal
3. Emosi
tanpa emosi
4. Persepsi penyakit
Klien pasrah dengan prnyakit yang di deritanya saat ini dan klien
5. Konsep diri
6. Adaptasi
83
7. Mekanisme pertahanan diri
1. Pola komunikasi
Klien beragama islam sebelum sakit klien selalu sholat 5 waktu sehari
semalam dan semenjak klien sakit di rawat di rumah sakit klien tidak
84
X. DATA PENUNJANG
Tabel 3.1
Hematologi
W 12.0-14.0
W 37.0- 43.0
serum)
85
XI. DATA PENGOBATAN
Tabel 3.1
Data Obat
lambung
tubuh 500mg
para obstruktif
makan
86
XII. DATA FOKUS
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
petugas gizi
87
ANALISA DATA
1 DS : Bersihan Hipersekresi
• Keluarga Klien
dahaknya
• Keluarga Klien
DO :
dan berkeringat
oksigen
batuk
mampuan
88
• keluarga klien menelan
makan
• keluarga klien
• keluarga klien
DO :
3 DS : Defisit Gangguan
89
sampai dirawat dirumah sakit
perawatan diri
• Keluarga klien
mengatakan klien
DO :
kebersihan
90
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
efektif
secar mandiri
91
3.3 INTERVENSI (RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN)
O gal
1 Kamis/20- Bersih jalan nafas tidak efektif Setelah di lakukan intervensi Latihan batuk efektif
06-2019 berhubungan dengan (b/d) keperawatan selama 1x24 jam maka Tindakan :
dengan (d.d) batuk tidak efektif Dengan kriteria hasil: • Identifikasi kemampuan
klien susah batuk dan sush 5. Gelisah menurun infeksi saluran nafas
untuk mengeluarkan dahak 6. Frekuensi nafas membaik • Monitor input dan output
92
• klien lemah dan letih Terapeutik
Tindakan :
93
Observasi
• Monitor sputum
Terapeutik
nafas
• Posisikan semi-fowler
94
• Keluarga klien mengatakan meningkat • Monitor berat badan
hati diprogramkan
DO: Kolaborasi
95
3 Defisit perawatan diri berhubungan Setelah dilakukan intervensi Dukungan perawatan diri :
dengan (b/d) psikologis atau pisikotik keperawatan selama 1x24 jam maka BAB/BAK
(d/d) minat melakukan perawatan diri ekspetasi mebaik dengan kriteria hasil: Tindakan:
klien tidak ada mandi dan 4. Melakukan perawatan diri • Buka pakain yang diperlukan
96
perawatan diri • Anjurkan kekamar
DO: Observasi
kebersihan kuku)
Terapeutik
97
nyaman
sesuai kebutuhan
kebutuhan
• Pertahankan kebiasaan
kebersihan diri
tingkat kemandirian
Edukasi
kesehatan
98
memandikan klien
Tindakan :
Observasi
dalam membantu
berpakain/berhias
Terapeutik
Edukasi
99
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DX
2019 Tindakan : mengajarkan cara batuk • Keluarga klien mengatakan klien sesak dan
100
• Menganjurkan tarik nafas • Klien tampak sesak
• Menganjurkan batu dengan kuat • Klien tampak lebih nyaman dengan posisi
Observasi P:
101
• Memonitor sputum • Melakukan manajemen jalan nafas
• Mempertahankan kepatenan
jalan nafas
• Memposisikan semi-fowler
• Mengidentifikasi status nutrisi selang makan dari awal masuk rumah sakit
Terapeutik
102
• Melakukan oral hygien sebelum • Keluarga klien mengatakan berat bada klien
makan 40 kg
• Memberikan suplemen O:
untuk jumlah kalori dan jenis nutrien Masalah belum tertasi dan pemenuhan nutrisi
P:
Intervensi di lanjutkan
103
• Melakukan pemantauan nutrisi
104
teraupetik mandiri
105
• Monitor kebersihan tubuh (mis. • Dukungan perawatan diri : berpakain
Terapeutik
nyaman
sesuai kebutuhan
kebutuhan
• Pertahankan kebiasaan
kebersihan diri
106
kemandirian
Edukasi
kesehatan
memandikan klien
Tindakan:
Observasi
• Mengidentifikasi kebiasaan
Teraupetik
107
• Membuka pakain yang
eliminasi
eliminasi
Edukasi
• Menganjurkan BAK/BAB
secara rutin
• Menganjurkan kekamar
mandi/toilet
Tindakan :
Observasi
108
budaya dalam membantu
berpakain/berhias
Terapeutik
berpakain
Edukasi
109
NO TGL NO JAM IMPLEMENTASI JAM EVALUASI
DX
1 21-06- D.0001 Latihan batuk efektif • Keluarga klien mengatakan klien sesak dan
110
• Menjelaskanelaskan dan tujuan • Klien tampak susah mengeluarkan sputum
detik, ditahan selama 2 detik, • Klien tampak lebih nyaman dengan posisi
111
• Memonitor pola nafas
• Memonitor sputum
Terapeutik
• Mempertahankan kepatenan
jalan nafas
• Memposisikan semi-fowler
• Memonitor asupan makanan selang makan dari awal masuk rumah sakit
112
Terapeutik • Kliien mengatakan sudah kenyang
• Memberikan suplemen 40 kg
makanan O:
Kolaborasi A:
Mengkolaborasikan dengan ahli gisi Masalah belum tertasi dan pemenuhan nutrisi
yang di butuhkan P:
113
Intervensi di lanjutkan
aktivitas perawatan diri sesuai • Klien mengatakan klien lebih nyaman setelah
usia dimandikan
alat bantu kebutuhan diri • klien mengatakan mulut klien lebih segar
114
• Menyediakan lingkungan yang • kelurga klien mengatakan klien masih belum
• Mendampingi dalam O:
sesuai kemampuan
Observasi P:
115
dibutuhkan • Dukungan perawatan diri
nyaman
sesuai kebutuhan
kebutuhan
• Pertahankan kebiasaan
kebersihan diri
116
• Berikan bantuan sesuai tingkat
kemandirian
Edukasi
kesehatan
memandikan klien
Tindakan:
Observasi
• Mengidentifikasi kebiasaan
117
Teraupetik
eliminasi
eliminasi
Edukasi
• Menganjurkan BAK/BAB
secara rutin
• Menganjurkan kekamar
mandi/toilet
Tindakan :
Observasi
118
• Mengidentifikasi usia dan
budaya
• dalam membantu
berpakain/berhias
Terapeutik
berpakain
Edukasi
pakain
119
NO TGL NO JAM IMPLEMENTASI JAM EVALUASI
DX
1 22-06- D.0001 Latihan batuk efektif • Kelurga klien mengatakan klien sudah
120
dalam melalu hidung selama 4 O:
• Memonitor sputum P:
121
• Mempertahankan kepatenan • Melakukan pemantauan respirasi
jalan nafas
• Memposisikan semi-fowler
• Memberikan suplemen 40 kg
122
makanan O:
Kolaborasi A:
Mengkolaborasikan dengan ahli gisi Masalah sebagian sudah tertasi dan pemenuhan
yang di butuhkan P:
Intervensi di lanjutkan
123
2019 Tindakan: • klien mengatakan klien masih lemah
aktivitas perawatan diri sesuai • Klien mengatakan klien lebih nyaman setelah
usia dimandikan
alat bantu kebutuhan diri • Keluarga klien mengatakan klien sudah bisa
• Mendampingi dalam O:
124
sampai mandiri • klien tampak lehi baik
Observasi P:
Terapeutik
125
• Sediakan peralatan mandi
nyaman
sesuai kebutuhan
kebutuhan
• Pertahankan kebiasaan
kebersihan diri
kemandirian
Edukasi
126
kesehatan
memandikan klien
berpakain
Edukasi
127
BAB IV
PEMBAHASAN
dari tanggal 20 sampai 22 Juni 2019. Beberapa hal yang perlu dibahas,
sesuai dengan teori – teori yang ada untuk melihat lebih jelasnya sejauh
4.1 Pengkajian
1. Identitas klien
sehingga didapat data akurat dari keluarga dan klien, catatan medis serta
2. Riwayat kesehatan
128
nyeri ulu hati atau rasa tidak enak, sakit perut bagian atas, kembung,
Tidak dapat kesenjangan pada dilihat dari teori dan tinjauan khasus
Teori atau tinjaun khasus tidak ada terdapat penyakit keturunan dalam
1. Pemeriksaan fisik
2. Data psikologis
kondisinya tapi klien berserah diri kepada Allah SWT karena dia
yakin dia akan sembuh yang penting berusaha dan ber do`a.
Klien juga didukung dan dibantu oleh keluarga dan orang – orang
terdekatnya
3. Pemeriksaan penunjang
klien)
129
4.2 Diagnosa keperawatan
mandiri
Penulis mengangkat diagnosa pertama yaitu Bersihan jalan nafas tidak efektif
mengatakan klien sesak nafas, data objektif : klien tampak sesak dengan
frekuensi nafas 28x/i, pada saat batuk klien tidak mampu untuk mengeluarkan
klien tidak nafsu makan, klien tidak bisa menelan makanan, data objektif :
130
Diagnosa ketiga yaitu Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan
prioritas masalah yang ditemukan tidak semua tindakan pada teori dapat
ditegakan pada tinjaun khasus karena rencana tindakan pada tinjaun khasus
Untuk diagnosa pertama yaitu jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penulis yaitu, ajarkan klien cara batuk efektif, tarik nafas dalam kaji
frekuensi nafas klien, pantau TTV klien dan kolaborasi pemberian obat
yaitu, kaji status nutrisi klien, kaji adanya mual muntah anjurkan klien
klien makan
131
Diagnosa ketiga yaitu, defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan
secara mandiri, perencanaa penulis yaitu, kaji kebersihan klien, pantau TTV
Implemntasi Keperawatan
yang penulis lalukan tindakan nyata dari perencanaan yaitu, kaji frekuensi
nafas klien, ajarkan klien cara betuk efektif, anjurkan klien untuk tarik
nafas dalam, lakukan pemasangan oksigen pada klien dan pemberian obat
132
mandi/mengenakan pakain/ketoilet secara mandiri, yang penulis lakukan
4.4 Evaluasi
dapat yaitu klien lebih merasa nyaman dan segar setelah dimandikan dan
hipersekresi jalan anafas dibuktikan dengan batuk tidak efektif, hasil yang
penulis dapatkan yaitu klien semakin sesak dan penumpukan sekret, klien
yaitu, klien masih belum bisa menelan dan klien masih terpasang NGT dan
dapatkan yaitu, keluarga klien dan klien mengatakan hati klien senang sudah
133
mandi dan badan klien menjadi bersih dan harum. Dilakukan selama 3 hari
evaluasi
pada pengkajian hari ketiga (terakhir) kondisi klien semakin melemah atau
dilanjutkan.
134
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Anoreksia adalah suatu gangguan makan yang paling banyak terjadi pada
anak gadis remaja dan wanita muda yang disebabkan oleh berbagai faktor
dan terapi biologis, tanda gejalah yang sering timbul pada penyakit ini
evaluasi diri, sibuk menghitung kalori makanan dan nutrisi, lebih memilih
kematian.
efektif
135
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan (b/d) ketidakmampuan
lemah
5.2 Saran
Anoreksia
Anoreksia
136
5.2.1 Institusi Rumah Sakit
5.2.3 Penulis
menggunakan teknik komunikasi terapeutik yang lebih baik lagi pada saat
pengkajian, tindakan dan evaluasi agar terjalin kerja sama yang baik guna
melakukan asuhan keperawatan yang lebih baik lagi pada setiap klien.
Kerja sama yang baik hendaknya tetap dipertahankan dan untuk mengatasi
137
DAFTAR PUSTAKA
EGC
Darmojo, B. 2009. Buku Ajar Geriatriimu Kesehatan Usia Lanjut Edisi ke4
65
Med.Unila,1(3):117-125
Jurnal anoreksia
138
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1
Sigit dwi erdianto, 2009, hubungan antara faktor lingkungan dan faktor individu
Siti, Maryam Rdkk. 2008 mengenal usia lanjut penanganannya. Jakarta: Salemba
Medika
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptuminus-gdl-s1-2008-suyantog2a-
139
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PENULIS
Nama : Retika Widiantari
Tempat / TanggalLahir : Silantai, 30 September 1997
Agama : Islam
AnakKe : 1 (satu)
JumlahSaudara : 2 (dua) Orang
Alamat : Jorong kinkin, nagari Silantai, kec.
Sumpur kudus, kab. Sijunjung
Ayah : Reflis
140
141
142
143
144
145
146