Anda di halaman 1dari 9

PEDOMAN

MANAJEMEN KEADAAN DARURAT

PT LANGGAM TUJUH ENAM


PEDOMAN – HSE
I. TUJUAN
1. Memberikan pedoman bagi pembentukan Organisasi Keadaan Darurat di Kantor PT
LANGGAM TUJUH ENAM dan lokasi kerja.
2. Memberikan pedoman dan langkah-langkah umum yang harus dilaksanakan oleh masing-
masing fungsi dalam operasi penanggulangan keadaan darurat dengan cepat, tepat dan
terpadu.
3. Untuk menyelamatkan sebagian atau seluruh harta/asset perusahaan serta tenaga kerja yang
berada di lingkungan/lokasi terjadinya keadaan darurat.

II. RUANG LINGKUP


Pedoman Penanggulangan Keadaan Darurat ini hanya diberlakukan pada saat keadaan darurat
di Kantor PT LANGGAM TUJUH ENAM
Penanggulangan Keadaan Darurat kecil tetap ditangani secara intern oleh bidang atau bagian
masing-masing.

III. PENGERTIAN DAN BATASAN


1. Keadaan Darurat adalah keadaan tidak diharapkan yang dapat mengancam atau
menghambat jalannya kegiatan PT LANGGAM TUJUH ENAM serta menimbulkan
kerugian baik terhadap manusia maupun harta benda. Dengan melihat aktifitas dan
kondisi PT LANGGAM TUJUH ENAM, jenis keadaan darurat yang dapat terjadi
adalah :
a. Kebakaran
b. Pencemaran
c. Gangguan keamanan baik dari dalam maupun luar PT LANGGAM TUJUH ENAM
d. Bencana Alam
2. Keadaan Darurat Kecil adalah keadaan darurat yang dapat ditanggulangi dengan
menggunakan peralatan/saran yang tersedia di tempat kejadian, baik tanpa ataupun
dengan bantuan Regu Organisasi Keadaan Darurat (OKD).
3. Keadaan Darurat Besar adalah keadaan darurat yang tidak dapat ditanggulangi dengan
menggunakan peralatan yang tersedia ditempat kejadian dan harus dibantu dengan
peralatan lain serta dilaksanakan oleg Regu Organisasi Keadaan Darurat (OKD).
4. PUSKODAL (Pusat Komando Pengendali) adalah tempat yang dijadikan pusat
pengendalian keadaan darurat dimana Penanggung Jawab dan Tim Penjunjang
berkumpul.
5. Tempat Berkumpul (Assembly Point) adalah tempat yang dianggap aman dan ditetapkan
untuk berkumpul bila ada evakuasi akibat peningkatan kondisi berbahaya keadaan
darurat.
6. Penanggung jawab adalah pimpinan tertinggi perusahaan/lokasi yang bertanggung jawab
terhadap semua pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat.
7. Fire Chief adalah pimpinan operasi penanggulangan keadaan darurat.
8. Fire Officer adalah pimpinan teknis dalam operasi penanggulangan kebakaran, juga dapat
bertindak sebagai Fire Chief sebelum Fire Chief defenitif tiba di lokasi.
9. Safety Officer adalah pimpinan teknis dalam operasi penyelamatan jiwa manusia dan
harta benda/asset perusahaan.
10. Regu Rescue adalah regu yang melaksanakan operasi penyelamatan harta benda/asset
perusahaan.
11. Regu Salvage adalah regu yang melaksanakan operasi penyelamatan harta benda/asset
perusahaan.
12. Regu Inti Penanggulangan Keadaan Darurat adalah regu yang terdiri dari pekerja dan
ditetapkan dalam Organisasi Keadaan Darurat yang bertugas melaksanakan
penanggulangan keadaan darurat.
13. Regu Bantuan Luar adalah regu bantuan yang berasal dari luar perusahaan yang
diperlukan karena fungsi dan kedudukannya dapat membantu menanggulangi keadaan
darurat, diantaranya : Kepolisian, Pemadam Kebakaran Kota, Pemda, PMI, Tim SAR,
Rumah Sakit dan Instansi Terkait.

IV. PENANGANAN KEADAAN DARURAT


IV.1. Struktur dan Ketentuan Organisasi
1. Suatu kondisi keadaan darurat harus segera ditanggulangi dengan cepat, tepat dan
aman. Kepanikan kesimpang-siuran pelaksanaan operasi penanggulangan dapat
mengakibatkan kegagalan serta memperbesar kerugian yang ditimbulkan. Untuk
menghindarkan hal tersebut, dibuat Organisasi Penanggulangan Keadaan Darurat
yang memuat tugas dan tanggung jawab setiap pekerja yang terlibat di dalamnya.
2. Jumlah orang yang hadir/berada ditempat kejadian dibatasi sesuai dengan fungsi,
tugas dan tanggung jawabnya.
3. Organisasi Penanggulangan Keadaan Darurat dibuat berdasarkan jabatan bagian
masing-masing. Apabila pejabat bersangkutan berhalangan, maka penggantinya
secara otomatis menjalankan fungsi dari pejabat yang digantikannya.
4. Pada dasarnya fungsionaris yang terlibat di dalam Organisasi Penanggulangan
Keadaan Darurat ini ditunjuk dan disahkan oleh Pimpinan tertinggi dan wajib
melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab dalam Organisasi Keadaan Darurat.
5. Petugas yang terlibat dalam Organisasi Penanggulangan Keadaan Darurat yang tidak
dapat menjalankan tugasnya dengan alas an apapun juga atau keluar daerah tugasnya,
harus memberitahukan kepada atasannya dan bertanggung jawab untuk mencari
pengganti yang selalu siap menjalankan tugasnya.
6. Petugas yang tergabung dalam Organisasi Penanggulangan Keadaan Darurat atau
penggantinya harus memahami dengan pasti identitas bahaya serta tanggung jawab,
tugas dan kewajibannya dalam organisasi keadaan darurat.
7. Apabila terjadi keadaan darurat maka petugas yang terlibat dalam Organisasi
Penanggulangan Keadaan Darurat harus ketempat yang ditunjuk sesuai ketentuan
dalam Pedoman Penanggulangan Keadaan Darurat.
8. Bagian terkait segera memberitahukan kepada Departemen HSE setiap ada perubahan
pekerja atau nomor telepon yang erat kaitannya dengan Organisasi Keadaan Darurat.
9. Petugas yang tergabung dalam Organisasi Penanggulangan Keadaan Darurat wajib
mengikuti latihan-latihan yang diadakan dan dijadwalkan.
10. Bila diperlukan tambahan pekerja untuk menanggulangi keadaan darurat, maka akan
diberitahukan melalui bagian masing-masing oleh Fire Chief.

IV.2. Ketentuan Umum Lokasi/Area


Limbah B3 yang dihasilkan oleh kegiatan operasional PT LANGGAM TUJUH ENAM
antara lain majun atau wadah yang terkontaminasi dengan bahan B3, cartridge, tonner
dan pita printer, accu bekas dan yang tercantum dalam PP No. 85 Tahun 1999.
Limbah non B3 yang dihasilkan oleh kegiatan operasional PT LANGGAM TUJUH
ENAM antara lain limbah domestic (kantor dan rumah tangga), kertas, daun, sisa
makanan.
1. Mempunyai sistem peringatan dini, contohnya : Lonceng, Alarm, EWS dan Sirene.
2. Mempunyai jalur evakuasi yang terbebas dari halangan.
3. Mempunyai tempat berkumpul (Assembly Point)
4. Mempunyai PUSKODAL dengan ketentuan antara lain :
a. Lokasi ditetapkan oleh Penanggung Jawab
b. PUSKODAL harus dilengkapi dengan :
- Sarana telekomunikasi : telepon, fax, handy talky
- Lay Out, data sarfas
- Daftar Telepon Penting

V. PELAKSANAAN
V.1.Tindakan Umum
1. Semua pekerja diminta agar dapat melakukan tugasnya dengan cara-cara praktis dan
aman, juga harus mematuhi serta melaksanakan prosedur atau peraturan keselamatan
kerja yang berlaku.
2. Setiap pekerja yang melihat keadaan berbahaya, dengan segera berusaha
menanggulangi keadaan tersebut. Bila tidak dapat ditanggulangi segera
melaporkannya kepada pejabat terkait/HSE setempat dengan menyebutkan identitas
pelapor, tempat serta macam bahaya yang terjadi.
3. Tiap-tiap bagian harus mengambil langkah-langkah pencegahan keadaan darurat
sesuai dengan fungsi dan wewenangnya guna menghindari kerusakan/kerugian yang
lebih bersar.
4. Jika keadaan darurat terjadi didalam jam kerja, maka semua pekerja yang tidak
terlibat dalam penanggulangan keadaan darurat tetap berada di tempat kerja masing-
masing, kecuali diperintahkan Fire Chief harus evakuasi karena tempat kerjanya
dalam keadaan bahaya.
5. Pekerja yang tidak terlibat didalam Organisasi Penanggulangan Keadaan Darurat,
tidak diijinkan memasuki tempat terjadinya keadaan darurat serta tempat-tempat lain
yang berkaitan dengan keadaan darurat.
6. Pekerja yang tidak terlibat didalam operasi penanggulangan keadaan darurat tidak
boleh menghambat kegiatan penanggulangan, dan agar berkumpul di tempat
berkumpul (Assembly Point).

V.2.Tindakan Tim Penanggulangan Secara Umum


1. Pimpinan Tertinggi bertanggung jawab atas keamanan Perusahaan, keselamatan
pekerja, asset dan kelancaran operasi Perusahaan.
2. Pimpinan Tertinggi atau petugas yang ditunjuk untuk mewakilinya merupakan satu-
satunya pejabat yang berwenang memberikan informasi kepada pihak yang meminta
informasi tentang terjadinya keadaan darurat.

3. Dalam keadaan darurat semua kepala bagian yang termasuk dalam Tim
Penanggulangan Keadaan Darurat berada ditempat yang telah ditetapkan dalam
pedoman ini serta melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai pedoman ini.

V.3.Penanggulangan Keadaan Darurat


V.3.1. Kebakaran
A. Kebakaran pada jam kerja
1. Kebakaran Tingkat Awal (kebakaran kecil)
a. Setiap pekerja yang melihat adanya kebakaran wajib memadamkan
dengan menggunakan alat pemadam api yang tersedia atau yang
terdekat sambil meminta bantuan.
b. Setelah usaha penanggulangan selesai, segera melaporkan kejadian
tersebut kepada HSE.
2. Kebakaran Tingkat Lanjutan
Apabila kebakaran tingkat awal tidak dapat diatasi bahkan bertambah
besar dan membahayakan atau kebakaran diketahui pertama kali telah
membesar sehingga tidak dapat ditanggulangi denganalat pemadam yang
tersedia, maka berlaku keadaan darurat dengn prosedur sbb :
a. Petugas yang terdekat/mengetahui segera memberikan tanda
(berteriak/memukul lonceng) sebagai tanda/isyarat bahwa terjadi
kebakaran besar, dan menghubungi komandan sector/area dan/atau
HSE.
b. Komandan sektor/area segera mengambil tindakan-tindakan sebagai
berikut :
- Mengkoordinir usaha pemadam kebakaran dengan
menggunakan sistem jaringan air kebakaran yang terpasang di
sektor/area tersebut.
- Melaporkan terjadinya kebakaran kepada Fire Chief atau HSE.
- Mengkoordinir pelaksanaan evakuasi karyawan di
sektor/areanya serta menyelamatkan dokumen/jiwa.
c. Fire Chief melaporkan kejadian kepada Pimpinan tertinggi.
d. Pimpinan Tertinggi meminta masukan dari Fire Chief dan bagian
terkait untuk menyatakan Keadaan Darurat.
e. Bagian teknik segera mematikan arus listrik dan menyediakan
penerangan darurat bila diperlukan.
f. Seluruh upaya penanggulangan dan penyelamatan dikoordinir oleh
Fire Chief.
g. Apabila keadaan darurat tidak dapat ditanggulangi dengan fasilitas
dan tenaga yang ada, Fire Chief dapat meminta bantuan dari luar atas
persetujuan pimpinan tertinggi berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu.

B. Kebakaran diluar jam kerja


1. Bila terjadi kebakaran kecil diluar jam kerja, karyawan yang mengetahui
kejadian tersebut segera memadamkan kebakaran dengan alat pemadam
api ringan dan selanjutnya melaporkan kejadian kepada petugas
keamanan.
2. Bila kebakaran tidak dapat ditanggulangi, petugas keamanan segera
menghubungi petugas HSE dengan menyebutkan lokasi serta jenis
kebakaran yang terjadi.
3. Sambil menunggu datangnya bantuan, petugas keamanan segera
melakukan tindakan awal untuk melokalisir kebakaran seperlunya agar
api tidak meluas.
V.3.2. Kejadian Kecelakaan di lingkungan kantor
A. Setiap pekerja yang melihat adanya kecelakaan dikantor wajib melaporkan
kepada HSE.
B. Petugas P3K atau penyelamat segera menangulangi dan memberikan
pertolongan pertama, kemudian melapor kepada petugas HSE.
C. Pekerja lain yang tidak berkepentingan/berwenang sebaiknya tidak
melakukan hal-hal yang dapat mengakibatkan bertambah parahnya korban
kecuali diminta bantuannya oleh petugas yang berwenang.
V.3.3. Kejadian Gempa Bumi atau Bencana Alam Lainnya
A. Para penghuni ruangan/kantor tetap tenang, jangan lari dan panic. Lakukan
evakuasi melalui tangga darurat atau jalur evakuasi dengan dipimpinoleh
petugas evakuasi.
B. Setelah berada di luar bangunan agar berkumpul di tempat yang telah
ditentukan.
C. Pimpinan Tertinggi meminta masukan dari fire chief dan bagian terkait untuk
menyatakan keadaan darurat.
D. Bagian teknik segera mematikan aliran listrik dan menyediakan penerangan
darurat bila diperlukan.
E. Petugas keamanan atau petugas terkait meminta bantuan luar apabila
diperlukan.
V.3.4. Gangguan Keamanan/Huru-Hara
A. Petugas keamanan melaporkan kejadian kepada pimpinan tertinggi selaku
penanggung jawab keadaan darurat.
B. Pimpinan tertinggi memerintahkan petugas keamanan untuk melakukan
langkah-langkah pengamanan yang diperlukan bekerja sama dengan fire chief
apabila ada indikasi akan melibatkan kejadian kebakaran atau gangguan yang
lebih parah.
C. Selanjutnya petugas keamanan dan fire chief melaksanakan evakuasi
pengamanan sesuai prosedur keadaan darurat.
D. Petugas keamanan atau petugas terkait meminta bantuan luar apabila
diperlukan.

VI. EVAKUASI
VI.1. Evakuasi Personil
1. Pelaksanaan evakuasi diarahkan oleh Regu Evakuasi tiap bagian.
2. Pelaksanaan evakuasi dimulai dari lokasi yang terbakar melalui tangga darurat atau
sarana lain yang tersedia.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan sewaktu evakuasi adalah :
a. Berjalan dengan cepat dan jangan lari.
b. Jangan memakai atau membawa barang-barang yang dapat menyulitkan
pelaksanaan evakuasi.
c. Berikan prioritas kepada karyawati dan karyawan yang lemah fisik.
d. Apabila hendak membuka pintu, rabalah dan rasakan lebih dahulu pintunya
untuk meyakinkan apakah dibalik pintu tersebut ada api atau tidak.
e. Menuruni tangga dengan cara berjajar berturut-turut sesuai lebar kapasitas
tangga.
f. Bila keadaan memungkinkan/mengijinkan tutuplah semua pintu dan jendela
untuk membantu memperlambat merambatnya api.
g. Apabila terperangkap dalam asap, bernafaslah dengan pendek-pendek melalui
hidung, begeraklah dengan cara merangkak. Apabila terpaksa harus menerobos
asap, tahanlah nafas anda.
h. Keluar dari tangga darurat harus melalui pintu menuju halaman dan berkumpul
di tempat yang cukup aman serta melapor kepada kepala regu evakuasi area
masing-masing.
VI.2. Evakuasi Kendaraan
Dalam keadaan darurat semua kendaraan harus segera meninggalkan lapangan parkir.
Semua pengemudi kendaraan harus mentaati petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh
anggota keamanan yang bertugas mengatur lalu lintas jalan, menempatkan kendaraan
jauh dari tempat kebakaran.

VII. PROSEDUR PENYELAMATAN


VII.1. Prosedur penyelamatan pada sektor yang bersangkutan dikoordinir oleh Komandan
Sektor/area masing-masing.
VII.2. Hal-hal yang perlu dilakukan pada penyelamatan dokumen adalah :
- Seleksi/pilih dokumen-dokumen penting untuk diselamatkan.
- Bawa dokumen yang perlu sebatas kemampuan.
- Berjalan dengan cepat dan tidak lari.
- Kumpulkan semua dokumen yang berhasil diselamatkan pada tempat yang aman.

VIII. REGU BANTUAN LUAR


1. Apabila diperlukan, regu bantuan luar dapat membantu mengatasi keadaan darurat di
lokasi. Permintaan tenaga bantuan dari luar hanya dapat dilakukan atas persetujuan
Pimpinan Tertinggi.
2. Regu bantuan luar melaksanakan penanggulangan di bawah komando Fire Chief dan
tunduk pada perintah-perintah Fire Chief yang berkaitan dengan penanggulangan keadaan
darurat.

IX. PELAPORAN DAN PENYELIDIKAN KEADAAN DARURAT


1. Segera setelah operasi penanggulangan dilakukan, perlu dibuat laporan kejadian keadaan
darurat sesuai dengan jalur pelaporan dan menggunakan formulir yang berlaku.
2. Apabila keadaan darurat mengyangkut kejadian kebakaran, kecelakaan atau pencemaran,
segera setelah penanggulangan keadaan darurat dapat ditanggulangi maka harus
dilakukan penyelidikan atas kejadian tersebut agar
dapat diketahui sebab-sebab utama (basic cause) serta sebab-sebab penunjangnya.

X. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DALAM PENANGGULANGAN KEADAAN


DARURAT

1. Penanggung Jawab
a. Menerima laporan dari chief tentang Keadaan Daruat yang terjadi, usaha
penanggulangan dan penyelamatannya.
b. Hadir di PUSKODAL
c. Menyatakan keadaan darurat setelah menerima masukan dari fungsi-fungsi terkait.
d. Bertanggung jawab atas keamanan Perusahaan, kelancaran suplai BBM dan
keselamatan pekerja pada saat terjadi keadaan darurat.
e. Pimpinan Tertinggi atau anggota Tim Penunjang yang ditunjuk mewakilinya
merupakan satu-satunya pejabat yang berwenang memberikan informasi kepada
pihak yang membutuhkan informasi.
f. Membuat keputusan terakhir dalam memecahkan suatu masalah selama keadaan
darurat berlangsung.
g. Menerima informasi dan saran dari Tim Penunjang.

2. Fire Chief
a. Memimpin,mengkoordinir dan mengadakan komunikasi dengan Fire Officer,
Koordinator Pengamanan, Safety Officer dan Koordinator Kesehatan dalam usaha
penanggulangan keadaan darurat dan penyelamatan.
b. Mengadakan komunikasi dan memberikan informasi tentang operasi
penganggulangan kepada penanggung jawab dan tim penunjang.
c. Apabila dibutuhkan meminta bantuan dari luar ata seijin penanggung jawab.

3. Fire Officer
a. Memimpin langsung usaha penanggulangan keadaan darurat.
b. Mengadakan komunikasi dengan Fire Chief.
c. Menentukan kebutuhan peralatan penanggulangan dan material pendukungnya,
untuk diinformasikan kepada Fire Chief.
d. Mengkoordinir operasi Tim Bantuan Penanggulangan Keadaan Darurat.

4. Regu Inti
Langsung menuju tempat kejadian dan melaksanakan usaha penanggulangan sesuai
komando Fire Chief.

5. Safety Officer
Memimpin langsung operasi penyelamatan serta evakuasi korban dan
barang/asset/dokumen penting.

6. Regu Penolong (Rescue)


a. Menyelamatkan dan memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan kepada
korban.
b. Melaporkan korban yang dievakuasi kepada Safety Officer.
c. Mempersiapkan perlengkapan penunjang proses evakuasi.

7. Regu Penyelamat (Salvage)


a. Menyelamatkan dokumen dan barang-barang penting.
b. Mengkoordinir evakuasi/penyelamatan barang-barang yang berpotensi memperparah
keadaan.

8. Tim Penunjang
a. Hadir di PUSKOPAL.
b. Mengadakan koordinasi dengan anggota Tim Penunjang lainnya membantu
kelancaran usaha penanggulangan sesuai fungsinya.
c. Menyediakan sarana angkutan yang dibutuhkan Tim Penanggulangan.
d. Menjamin tersedianya bahan bakar untuk kendaraan yang terlibat operasi
penanggulangan.
e. Menerima permintaan Fire Chief untuk menghubungi/menyebarkan berita keadaan
darurat/panggilan siaga kepada seluruh anggota Tim Penanggulangan Keadaan
Darurat.
f. Menjamin kelancaran komunikasi penanggulangan keadaan darurat.
g. Menghubungi dan meminta bentuan pengamanan dari luar atas permintaan Fire chief
dan persetujuan Penanggung Jawab.
h. Memantau laporan dari Koordinator Pengamanan melalui handy talky atau telepon
dan memberikan informasi kepada Penanggung Jawab tentang situasi/keadaan.
i. Membuat foto/video/film selengkap mungkin untuk keperluan dokumentasi,
konsumsi berita dari penyidikan.
j. Mencatat nama korban untuk pemberitahuan kepada pihak keluarga yang
bersangkutan.
k. Menyediakan konsumsi untuk petugas yang terlibat dalam operasi penanggulangan.
l. Menyediakan ambulans beserta petugasnya ditempat kejadian.
m. Koordinasi dengan tenaga kesehatan untuk penanganan korban.
n. Memastikan tersedianya peralatan dan fasilitas untuk menangani korban.
o. Mengumpulkan data sebanyak mungkin mengenai korban, sebab dan akibat kejadian.
p. Mendata seluruh pekerja berdasarkan absensi pada hari kejadian untuk meyakinkan
bahwa pekerja/korban telah terevakuasi seluruhnya.
q. Menjamin tersedianya dana untuk operasi penanggulangan.
Dibuat Oleh, Disetujui Oleh,

W. Agpon S. Jumarni Achmad


Dept. Supporting Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai