Anda di halaman 1dari 2

GELOMBANG CAHAYA

A. Polarisasi Gelombang Cahaya


Cahaya adalah rambatan dari getaran model listrikdan medan magnetik yang
saling tegak lurus, keduanya saling tegak lurus dengan arah rambat cahaya. Cahaya
juga temasuk gelombang elektromagnetik. Getaran medan listrik dan medan magnet
dapat merambat, baik ada mediuma ataupun tidak sehingga cahaya sebagai
gelombang elektromagnetik dapat merambat tanpa memerlukan medium. Dengan kata
lain, cahaya dapat merambat melalui vakum.
Sebagai geombang, cahaya mengalami gejala dispersi, pematulan, pembiasan,
difraksi, interferensi, dan efek Doppler. Dalam bab ini akan memperlajari spektrum
cahaya yang dihasilkan oleh dispersi cahaya dan gejala polarisasi untuk gelombang
cahaya.
1. Spektrum Cahaya
Ketika semua sinar monokromatik (sinar yang hanya memiliki satu komponen
warna cahaya) dilewatkan pada suatu prisma, sinar akan dibengkokkan ke bawah
karena pembiasan cahaya. Jika sinar polikromatik seperti cahaya matahari dilewatkan
pada prisma, ternyata sinar yang keluar dari sisi pembias lain berupa komponen-
komponen warna dari cahaya matahari, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila
dan ungu. Gejala terurainya sinar polikromatik menjadi beberapa komponen warna
cahaya ini disebut dispersi cahaya. Adapun komponen-komponen cahaya yang
dihasilakan disebut spektrum cahaya.
Tiap warna pada spektrum cahaya berkaitan dengan panjang gelombang dalam
jangkauan dari 400 nm (4,00 x 10−7 m) untuk cahaya ungu sampai dengan 700 nm
(7,00 x 10−7 m) untuk cahaya merah.
2. Polarisasi Cahaya
Polarisasi cahaya adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya. Cahaya yang
sebagian arah getarnya terserap disebut cahaya terpolarisasi, dan jika cahaya hanya
mempunyai satu arah getar tertentu disebut cahaya terpolarisasi linear. Cahay
terpolarisasi diperoleh dari cahaya tak terpolarisasi, yaitu dengan menghilangkan
(memindahkan) semua arah getar dan melewatkan salah satu arah getar saja. Ada
empat cara untuk melakukan hal tersebut, yaitu penyerapan selektif, pemantulan,
pembiasan ganda, dan hamburan
a Polarisasi dengan Penyerapan Selektif
Teknik yang umum untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi
adalah menggunakan polaroid, yang akan meneruskan gelombang-
gelombang yanga rah gertarnya sejajar dengan sumbu transmisi dan
menyerap gelombang-gelombang pada arah getar lainnya. Teknik
berdasarkan penyerapan arah getar ini disebut polarisasi dengan
penyerapan selektif. Suatu polaroid ideal akan meneruskan semua
komponen medan listrik E yang sejajar dengan sumbu transmisi dan
menyerap semua komponen medan listrik E yang tegak lurus pada
sumbu transmisi.
b Polarisasi dengan Pemantulan
Selain menemukan hukum Malus untuk sistem
polarisatoranalisator, Malus juga menemukan bahwa cahaya menjadi
terpolarisasi akibat pemantulan dari kaca jendaela dan permukaan air.
Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya tak terpolurisasi
dengan cara pemantulan. Jika seberkas cahaya menuju ke bidang batas
antara dua medium, sebagian cahaya akan dipantulkan. Ada 3
kemungkinan yang terjadi pada cahaya yang dipantuklan, yaitu :
1) Cahaya pantul tak terpolarisasi
2) Cahaya pantul terpolarisasi sebagian
3) Cahaya pantul terpolarisasi sempurna (seluruhnya)
Hasil percobaan oleh David Brewster (1781-1868) pada tahun
1814 menunjukkan bahwa ketiga kemungkinan tersebut bergantung
pada besaran sudut datang cahaya. Cahaya pantul terpolarisasi jika
sudut datang 0° atau 90° cahaya pantul sebagian. Cahaya pantul
terpolarisasi sempurna jika sudut datang cahaya mempunyai nilai
tertentu.

c Polaroid dengan Pembiasan Ganda


d Polarisasi dengan Hamburan
Jika cahaya datang pada suatu sistem partikel (misal gas), elektron-
elektron dalam partikel dapat menyerap dan memancarkan kembali
sebagian dari cahaya. Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya
oleh partikel-partikel ini disebut hamburan. Hamburan dapat
menyebabkan cahaya terpolarisasi sebagian atau terpolarisasi
sempurna.
B. Difraksi dan interfensi cahaya
1) Difraksi cahaya
Gejala difraksi dapat diamati jika lebar celah seukuran dengan panjang
gelombang dari gelombang yang melalui celah. Panajng gelombang cahaya
jauh lebih kecil daripada panjang gelombang bunyi sehingga waktu difraksi
cahaya sukar diamati dalam kehidupan sehari-hari.
2) Interfensi Cahaya
Merupakan penjumlahan superposisi dua gelombang cahaya atau lebih yang
dapat menimbulkan terbentuknya gelombang lain. Interferensi cahaya pada
celah ganda terjadi karena adanya beda fase cahaya dari cahaya yang melalui
kedua celah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai