MAKALAH
Oleh :
Kelompok 6:
1
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Perkembangan Konsep Diri” ini tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini.Terutama kepada dosen
pambimbing mata kuliah ini yakni Bapak Faisal S.Pd., M.Pd yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.Penulis berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi pembacanya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna.Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................1
1.3 Tujuan............................................................................2
BAB IIPEMBAHASAN.............................................................................3
2.1 Defenisi Konsep Diri.....................................................3
2.2 Dimensi Konsep Diri.....................................................4
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri..............8
2.4 Perkembangan Konsep Diri Remaja..............................11
2.5 Karakteristik Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)...........13
2.6 Konsep Diri dan Perilaku...............................................17
2.7 Konsep Diri dan Prestasi Belajar...................................18
BAB IIIPENUTUP.....................................................................................20
3.1 Kesimpulan....................................................................20
3.2 Saran..............................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Defenisi Konsep Diri
2. Mengetahui Dimensi Konsep Diri
3. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri
4. Mengetahui Perkembangan Konsep Diri Remaja
5. Mengetahui Karakteristik Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)
6. Mengetahui Konsep Diri dan Perilaku
7. Mengetahui Konsep Diri dan Prestasi Belajar
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2. Dimensi Konsep Diri
Para ahli Psikologi juga berbeda pendapat dalam menetapkan dimensi
konsep diri. Namun secara umum, sejumlah ahli menyebutkan 3 dimensi konsep
diri, meskipun dengan menggunakan istilah yang berbeda-beda. Paul J. Centi
menyebutkan ketiga dimensi konsep diri dengan istilah : dimensi gambaran diri
(self-image), dimensi penilaian diri (self-evaluation), dan dimensi cita-cita diri
(self-ideal).
Sedangkan Calhoun dan Acocella (Syarif, 2015 : 121) menyebutkan 3
dimensi utama dari konsep diri, yaitu : dimensi pengetahuan, dimensi
pengharapan, dan dimensi penilaian.
1. Pengetahuan
Dimensi pertama pada konsep ini adalah apa yang kita ketahui tentang diri
sendiri atau penjelasan mengenai gambaran diri sendiri. Gambaran diri tersebut
pada gilirannya akan membetuk citra diri. Gambaran diri tersebut merupakan
kesimpulan dari : pandangan kita dalam berbagai peran yang kita pegang, seperti
sebagai orang tua, suami atau istri, karyawan, pelajar ; pandangan kita tentang
watak kepribadian yang kita rasakan yang ada pada diri kita ; dan berbagai diri
kita ; dan berbagai karakteristik yang kita lihat melekat pada diri kita sendiri.
2. Harapan
Dimensi kedua dari konsep diri adalah harapan atau diri yang dicita-citakan.
Cita-cita diri terdiri atas aspirasi, harapan, keinginan bagi diri kita, atau menjadi
manusia seperti apa yang kita inginkan. Harapan atau cita-cita diri akan
membangkitkan kekuatan yang mendorong kita menuju masa depan dan akan
memadukan aktivitas kita dalam perjalanan hidup kita.
3. Penilaian
Dimensi ketiga konsep diri adalah penilaian kita terhadap diri kita sendiri.
Penilaian diri sendiri merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita
sebagai pribadi.
4
Joyce (2004 : 125) menyebutkan bahwa konsep diri terbentuk dari
gambaran diri (self image) yang pembentuknya melalui proses bertanya pada diri
sendiri,
“Siapakah saya ?”
“Apa peran saya dalam kehidupan ?”
“Bagaimana nilai-nilai yang saya anut ?”
“Baik atau buruk ?”
“Ingin jadi seperti apa saya kelak ?”
Jawaban atas pertanyaan tersebut akan membentuk dari konsep diri yang
kemudian membentuk penghayatan terhadap nilai diri. Proses bertanya pada diri
sendiri tersebut merupakan proses untuk mengenal diri kita. Bila kita telah
menemukan konsep diri kita dan mengembangkan diri sesuai dengan potensi dan
konsep diri yang kita miliki.
Pada diri seseorang konsep diri berkaitan dengan pandangannya terhadap :
Keadaan fisik (seperti bentuk tubuh, tinggi badan, berat badan, kondisi
sehat dan sakit).
Aspek psikis (meliputi pikiran, perasaan, dan sikap yang dimiliki).
Aspek sosial (meliputi bagaimana perasaan individu dalam lingkup
perannya di lingkungan, penilaian terhadap peran, dan kemampuan
sosialisasi).
Aspek moral (bagaimana memandang baik dan buruk, apa yang boleh
dan tidak boleh, nilai-nilai agama, peraturan atau nilai-nilai masyarakat).
Mengenali kemampuan yang dimiliki, kelebihan dan kekurangan.
Tujuan dan rencana hidup, serta harapan-harapan pribadi.
Aspek seksual (meliputi identitas seksual, jenis kelamin, orientasi
seksual)
5
a) Teori Perkembangan
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap
sejak lahir sampai mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.
Dalam melakukan kegiatan memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan
dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa,
pengalaman atau pengenalan tubuh, nama pangilan, pengalaman budaya dan
hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai pada diri
sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang
nyata.
Menurut Stuart dan Sundeen Penilaian tentang konsep diri dapat di lihat
berdasarkan rentang rentang respon konsep diri yaitu:
6
Rentang Konsep Diri
Ketiga dimensi konsep diri sebagaimana diuraikan di atas bukanlah
sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan satu kesatuan yang saling berhubungan
dan saling tergantung satu sama yang lain. Tingkat harga diri kit dipengaruhi oleh
gambaran diri : apakah diri kita sebagaimana kita lihat dan cita-cita diri : diri
macam apa yang kita inginkan. Semakin lebar jurang antara gambaran diri dan
cita-cita diri, semakin rendah harga diri. Sebaliknya, ada kesesuaian antara
gambaran diri dan cita-cita diri, tetapi jangan sama, bila terdapat kesamaan, maka
orang yang bersangkutan akan mencapai tahap kepenuhan. Seseorang yang
merasa sudah tercapai cita-cita dirinya, tidak terdorong untuk meningkatkan diri
dan meraih prestasi yang lebih tinggi. Sebaliknya, apabila terdapat jurang yang
terlalu lebar antara gambaran diri dan cita-cita diri, maka orang yang
bersangkutan akan menderita “penyakit” menolak diri (self rejection), yang sering
terjadi pada orang yang kurang sehat secara psikologis dan tidak mampu
menyesuaikan diri.
Konsep diri kita memang tidak pernah terumuskan secara jelas dan stabil,
pemahaman diri selalu berubah-ubah, mengikuti perubahan pengalaman yang
terjadi hampir setiap saat. Seorang siswa yang memiliki harga diri tinggi tiba-tiba
dapat berubah menjadi rendah diri ketika gagal ujian dalam suatu mata pelajaran
penting. Sebaliknya ada siswa yang kurang berprestasi dalam studi dihinggapi
raasa rendah diri, tiba-tiba merasa memiliki harga diri tinggi ketika ia berhasil
memenangkan suatu lomba seni atau olah raga.
7
2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Konsep diri mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku
individu, yaitu individu akan bertingkah laku sesuai dengan konsep diri yang
dimiliknya. Banyak kondisi dalam kehidupan remaja turut membentuk pola
kepribadian malalui pengaruhnya pada konsep diri seperti perubahan fisik, dan
psikologi pada masa remaja. Beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri
remaja, yaitu (Syarif, 2015 : 126) :
1. Usia Kematangan. Remaja yang matang lebih awal, yang diperlakukan
seperti orang yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang
menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik.
2. Penampilan Diri. Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa
rendah diri meskipun perbedaan yang menambah daya tarik fisik.
3. Nama dan Julukan. Remaja peka dan merasa malu bila teman
sekelompoknya menilai namanya buruk atau bila mereka memberi nama
julukan yang bernada cemoohan.
4. Hubungan Keluarga. Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat
dengan seseorang anggota keluarga akan mengidentifikasi diri dengan orang
lain dan angin mengembangkan pola kepribadian yang sama.
5. Teman-teman Sebaya. Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian
remaja dalam dua cara, yaitu konsep diri remaja merupakan cerminan dari
anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya, dan ia berada dalam
tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh
kelompok.
6. Kreativitas. Remaja yang semasa kanak-kanak di dorong agar kreatif dalam
bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan perasaan
individualitas dan identitas yang memberi pengaruh yang baik pada konsep
dirinya.
7. Cita-cita. Bila remaja mempunyai cita-cita yang realistik tentang
kemampuannya akan lebih banyak mengalami keberhasilan. Ini akan
menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri yang lebih besar yang
memberikan konsep diri yang lebih baik.
8
Burns (dalam Nuryoto, 1993 ; 54) menyebutkan bahwa secara garis besar
ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri, yaitu :
1. Citra fisik, merupakan evaluasi terhadap diri secara fisik.
2. Bahasa, yaitu kemampuan melakukan konseptualisasi dan verbalisasi .
3. Umpan balik dari lingkungan
4. Identifikasi dengan model dan peran jenis yang tepat.
5. Pola asuh orang tua.
9
2. Peran seksual adalah pengetahuan individu sendiri apakah ia termasuk laki-
laki ataukah perempuan. Peran seksual akan mempengaruhi perkembangan
konsep diri individu. Itu berarti, peran seksual yang diterapkan pada seorang
anak lambat-laun akan membentuk konsep diri anak. Misalnya, seorang
anak perempuan tunggal yang mempunyai saudara laki-laki, dapat
dimungkinkan bahwa lambat laut akan berperilaku seperti layaknya laki-
laki, bahkan konsep dirinya juga dibangun dalam kerangka konsep laki-laki.
10
5. Figur-figur bermakna. Banyak figur yang bermakna bagi individu yang
pada intinya memberi pengaruh pada dirinya, baik melalui umpan balik
ataupun melalui perilaku yang kemudian diinternalisasikannya. Figur-figur
tersebut memberi pengaruh yang sangat terasa dalam pembentukan dan
perkembangan konsep diri. Figur bermakna biasanya orang yang
mempunyai arti khusus bagi individu meliputi orang tua, anggota keluarga,
guru, teman, pacar, dan tokoh idola.
11
dengan lingkungan yang kurang mendukung, cenderung mempunyai konsep diri
yang negative.
Hal ini adalah karena anak cenderung menilai dirinya berdasarkan apa yang
ia alami dan dapatkan dari lingkungannya. Sebaliknya, jika lingkungan
memberikan sikap yang baik dan positif, maka ank akan merasa dirinya berharga,
sehingga perkembangan konsep diri anakpun menjadi positif.
12
2.5. Karakteristik Konsep Diri Remaja (SMP-SMA)
Kita tidak dilahirkan dengan konsep diri tertentu.Bahkan ketika kita lahir,
kita tidak memiliki konsep diri, tidak mengetahui tentang diri, dan tidak memiliki
pengharapan bagi diri kita sendiri, serta tidak memiliki penilaian apapun terhadap
diri sendiri. Dengan demikian konsep diri terbentuk melalui proses belajar yang
berlangsung sejak masa pertumbuhan hingga dewasa.
Seiring dengan pertumbuhan dan perubahan fisik, kognitif, dan kemampuan
sosial, anak usia sekolah dasar juga mengalami perubahan pandangan terhadap
dirinya sendiri. Pada awal-awal sekolah dasar, terjadi penurunan dalam konsep
diri anak-anak.Sekolah dasar banyak memberikan kesempatan kepada anak-anak
untuk membandingkan dirinya dengan teman-temannya, sehingga penilaian
dirinya secara gradual menjadi lebih realistis. Menurut Santrock (dalam Gufron,
2011 : 15) perubahan-perubahan dalam konsep diri anak selama tahun-tahun
sekolah dasar dapat dilihat sekurang-kurangnya dari tiga karakteristik konsep diri,
yaitu (1) karakteristik internal, (2) karakteristik aspek-aspek sosial, dan (3)
karakteristik perbandingan sosial.
1. Karakteristik Internal.
Anak usia sekolah dasar lebih memahami dirinya melalui karakteristik
internal daripada melalui karakteristik eksternal. Penelitian F. Abound dan
S. Skeryy (1983), menemukan bahwasanya anak-anak kelas dua jauh lebih
cenderung menyebutkan karakteristik psikologis (seperti preferensi atau
sifat-sifat kepribadian) dalam pendefinisian diri mereka dan kurang
cenderung menyebutkan karakteristik fisik (seperti warna mata atau
pemilikan).
13
3. Karakteristik Perbandingan Sosial.
Pemahaman diri anak-anak usia sekolah dasar juga mengacu pada
perbandingan sosial (social comparison). Pada tahap ini, anak-anak
cenderung membedakan diri mereka dari orang lain secara komparatif
daripada secara absolut. Pergeseran perkembangan ini menyebabkan suatu
kecenderungan yang meningkat untuk membentuk perbedaan-perbedaan
seseorang dari orang lain sebagai seorang individu.
14
remaja lebih mungkin memaham bahwa dirinya memiliki diri-diri yang berbeda-
beda ( differentiated selves), sesuai dengan pearan atau konteks tertentu.
15
teman dekatnya, kecil kemungkinan remaja menunjukkkan dirinya yang palsu.
Dirinya yang palsu ditunjukkan oleh remaja adalah untuk membuat orang lain
mengaguminya, untuk mencoba perilaku atau peran baru yang disebkan adanya
peaksaan dari orang lain untuk berperilaku palsu, karena orang lain tersebut tidak
memahami diri remaja yang sebenarnya.
16
pengalaman mental dari mereka yang berada di luar kesadaran atau control
mereka dibandingkan dengan remaja yang lebih mudah.
17
2. Self-concept as an interpretation of experience.
Konsep diri menentukan bagaimana individividu memberikan penafsiran
atas pengalamannya. Sebuah kejadian akan ditafsirkan secara berbeda antara
individu satu dengan yang lain , karena masing- masing individu memiliki
pandangan dan penafsiran tersendiri.
18
Konsep diri merupakan seperangkat instrument pengendali mental dan
karenanya mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Gunawan (dalam
Phomi, 2013 : 30) menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai konsep diri
positif akan menjadi invidu yang mampu memandang dirinya secara positif,
berani mencoba dan mengambil resiko, selalu optimis, percaya diri, dan antusias
menetapkan arah dan tujuan hidup.
Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan prestasi belajar, Fink
(dalam Syarif, 2015 : 133) melakukan penelitian dengan melibatkan sejumlah
siswa laki-laki dan perempuan yang dipasangkan berdasarkan tingkatan
inteligensi mereka. Disamping itu mereka digolongkan berdasarkan prestasi
belajar mereka, yaitu kelompok berprestasi lebih (overachievers) dan kelompok
berprestasi kurang (underachiever) : Siswa yang overachievers menunjukkan
konsep diri yang lebih positif, dan hubungan yang erat antara konsep diri dan
prestasi belajar terlihat jelas pada siswa laki-laki. Sedangkan penelitian Walsh,
juga menunjukkan bahwa siswa yang tergolong underachiever mempunyai
konsep diri yang negative, serta memperlihatkan karakteristik kepribadian: 1)
Mempunyai perasaan dikritik, ditolak dan diisolir; 2) Melakukan mekanisme
pertahanan diri dengan cara menghindar dan bahkan bersikap menentang; 3)
Tidak mampu megekspresikan perasaan perilakunya.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh
dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu dalam berhubungan dengan orang lain.
2. Calhoun dan Acocella menyebutkan 3 dimensi utama dari konsep diri,
yaitu: dimensi pengetahuan, dimensi pengharapan, dan dimensi
penilaian.
3. Faktor yang mempengaruhi konsep diri remaja yaitu: usia kematangan,
penampilan diri, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman
sebaya, kreativitas, dan cita-cita.
4. Perkembangan konsep diri merupakan proses yang terus berlanjut
sepanjang kehidupan manusia.
5. Karakteristik konsep diri, yaitu karakteristik internal, karakteristik aspek-
aspek sosial, dan karakteristik perbandingan sosial.
6. Peranan penting konsep diri dalam menentukan perilaku seseorang, yaitu:
Self-cincept as maintainer of iner consistency, Self-concept as an
interpretation of experience, danSelf-concept as set of expectations
7. Konsep diri dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang erat. Nylor
(1972)Siswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi
yang baik disekolah, atau siswa tersebut memiliki penilaian diri yang
tinggi serta menunjukkan antar pribadi yang positif pula.
3.2 Saran
Agar konsep diri berkembang dengan baik maka kita harus memperhatikan
hal-hal dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Dalam
mengembangkan konsep diri remaja, kita sebagai penggerak harus mempunyai
beberapa cara agar perkembangan konsep diri remaja itu berjalan dengan baik dan
sempurna. Selain itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat juga sangat membantu dalam pengembangan konsep diri remaja.
20
DAFTAR PUSTAKA
21