Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BAHASA ARAB

OLEH :
NAMA : ANDI RISMAYANTI
NIM : 15020180125
KLS : C7

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
PERAN BAHASA ARAB
1. Bahasa Arab sebagai bahasa agama
Bahasa Arab di Indonesia mempunyai posisi strategis dalam kajian islam
karena sumber utama ajaran islam dan mayoritas referensi ilmu kaislaman itu
berbahasa Arab. Umar bin khattab pernah menyatakan, pelajarilah Bahasa Arab
karena ia bagian integral ajaran agamamu.
Bahasa Arab bukanlah Bahasa Asing yang benar-benar asing bagi umat islam
pada khususnya karena pada hakikatnya Bahasa Arab adalah bahasa yang menjadi
muatan dari kebutuhan umat islam hal ini sesuai dengan salah satu fungsi bahasa yaitu
alat pada Spiritualis
2. Bahasa Arab sebagai bahasa dunia dan akhirat
Bahasa Arab adalah bahasa yang mulia. Bahasa yang pernah di pakai oleh
suatu peradaban Islam yang gemilang. Menjadi suatu keharusan untuk belajar bahasa
Arab seiring arus kebangkitan peradaban Islam saat ini. Lebih-lebih bahasa Arab
adalah bahasa penduduk akhirat. Rosulullah SAW pernah berkata:
"cintailah bahasa Arab karena tiga hal: karena aku berbangsa Arab, Al-Qur'an
berbahasa Arab, dan bahasa penduduk syurga adalah bahasa Arab." ( disebutkan Ibnu
Asakir dalam terjemah Zahir Ibnu Muhammad bin Ya'qub).
3. Bahasa Arab lebagai bahasa penyihir.
Menurut seorang ulama' yang bernama M. Husain Abdullah bahasa Arab memiliki
tiga potensi istimewa. Yang pertama, potensi berpengaruh. Hal ini bisa kita rasakan
saat melafalkan setiap huruf dalam Al-Qur'an. Pada saat kita membaca ayat-ayat yang
mengabarkan azab atau hari kiamat, makhraj huruf-hurufnya terasa berat di dada.
Semisal pada Al-Qur'an Surat Az-Zalzalah. Dengan membaca Al-Qur'an meskipun
tidak paham artinya bisa mempengaruhi perasaan dan jiwa. Al-Qur'an dapat
meluluhkan hati bagi yang mendengarkannya.
4. Bahasa Arab sebagai bahasa dunia
Sebelum bahasa Inggris merajai sebagai bahasa Internasional. Ternyata
Bahasa Arab adalah bahasa persatuan dunia sejak masa Nabi Muhammad SAW
berdakwah menyampaikan risalahnya hingga berakhirnya khilafah Utsmaniyah pada
tahun 1942 Masehi. Bahasa Arab tersebar ke penjuru dunia seiring dengan
penyebaran Islam di seantero jagad raya oleh Khalifah.
Potensi penyebaran bahasa Arab menyatu dengan potensi dakwah Islam itu
sendiri. Semua itu demi mewujudkan Islam rahmatan Lil 'alamin. Dengan kata lain,
menyebarkan Islam berarti mengajarkan Al-Qur'an yang berbahasa Arab.
Buktinya banyak kosakata bahasa Indonesia yang merupakan serapan dari
bahasa Arab. Sebagai contoh kata kursi, Abah, masjid, nikah, waris, dan masih
banyak lainnya. Bahasa Arab tersebar di Nusantara seiring dengan penyebaran
dakwah Islam.
5. Bahasa Arab sebagai bahasa persatuan pada negara-negara Arab.
Perkembangan dunia telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa
internasional dan juga bahasa Inggris yang terkenal, jadi selain tujuan keagamaan
Arab, bahasa ini juga dapat digunakan sebagai media komunikasi reguler dalam
pergaulan bangsa-bangsa di dunia.Bahasa Arab adalah bahasa yang tidak bisa
dipisahkan dari Islam. Bahasa ini sering juga disebut sebagai bahasa Islam. Selain itu,
bahasa ini juga dikatakan sebagai bahasa Alquran, karena Alquran ditulis dengan
bahasa tersebut. Bahasa Arab sekarang digunakan sebagai bahasa resmi Liga Dunia
Islam (Rabithah Alam Islam), Dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang terdiri
dari 45 negara Islam atau negara yang mayoritas Muslim.
Namun, itu tidak berarti bahwa bahasa Arab hanya digunakan oleh umat
Islam. Seperti diketahui bahwa wilayah Urubah, wilayah yang meliputi 21 negara
Arab yang meliputi Arab Afrika, Asia Arab, dan Teluk Arab milik Liga Arab dan
bahasa resmi Arab, tidak semuanya memeluk Islam. Bahasa Arab sekarang juga
merupakan bahasa resmi kelima PBB sejak 1973. Selain itu, bahasa Arab juga
digunakan sebagai bahasa resmi Organisasi Persatuan Afrika, OPA.Dengan demikian,
bahasa Arab adalah bahasa internasional yang digunakan oleh berbagai negara di
dunia. Selain itu, bahasa Arab juga merupakan bahasa ilmu yang dipelajari tidak
hanya oleh umat Islam. jika dihitung jumlah negara yang menggunakan dan
menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa resmi (bahasa nasional), niscaya akan
diketahui seberapa luas Timur Tengah. Dapat disebutkan, antara lain bahasa Arab
adalah bahasa resmi di: Arab Saudi, Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya, Mesir, Sudan,
Libanon, Suriah, Yordania, Irak, dan Uni Emirat Arab.
6. Bahasa Arab sebagai bahasa ilmu pengetahuan
Ketika Islam mencapai kemajuannya, bahasa Arab kemudian memainkan
peran se-bagai bahasa pendidikan, pembelajaran dan penelitian ilmiah di hampir
semua lapisan masyarakat Arab sehingga bahasa Arab kemudian menjadi bahasa ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini ditunjang oleh kontribusi kebijakan politik dan
finansial yang sangat besar dari elit penguasa, terutama al-Makmun, kepada para
peneliti dan pengembang ilmu. Sedemikian besar dukungan kekuasan terhadap
penerjemahan, penelitian, dan pengembangan ilmu, alMakmun yang mempercayakan
pengembangan lembaga riset Bait al-Hikmah kepada Hunain ibn Ish q menilai karya
hasil terjemahannya dari bahasa unani dan Suryani ke dalam bahasa Arab itu dengan
insentif berupa emas seberat hasil karya terjemahannya. Artinya, jika dia berhasil
menerjemahan karya asing ke dalam bahasa Arab seberat 1kg,
7. Bahasa Arab berperan dalam pembendaharaan kata
Saat Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia Islam mampu menyelesaikan
berbagai masalah yang muncul pada aneka bangsa dengan segala bahasanya. Hal ini
dilakukan dengan proses ijtihad. Seorang mujtahid akan mentransfer bahasa asing ke
dalam bahasa Arab dengan memasukkannya pada wazan sesuai ilmu nahwu dan
Sharaf (tata bahasa Arab). Dengan cara tersebut maka seorang mujtahid akan mudah
menentukan hukum atas permasalahan yang baru. Lebih menarik lagi bahasa Arab
juga kaya kosakata.
Potensi yang ketiga menurut beliau adalah menyebar. Artinya bahasa Arab
mudah sekali dipelajari seiring dengan penyebaran Islam dan Al-Qur'an. (Sumber:
Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam karya M. Husain Abdullah)
Buktinya banyak kosakata bahasa Indonesia yang merupakan serapan dari
bahasa Arab. Sebagai contoh kata kursi, Abah, masjid, nikah, waris, dan masih
banyak lainnya. Bahasa Arab tersebar di Nusantara seiring dengan penyebaran
dakwah Islam.
PENGGUNAAN KATA ISIM DAN FI’IL
1. Pengertian Isim
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Isim adalah semua jenis kata benda atau segala
sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan
dengan masalah waktu. Dalam kalimat yang senada
2. Pembagian Kata Isim
Berdasarkan jenisnya kata benda dapat dibedakan menjadi kata benda jenis laki-laki
(mudzakkar) dan kata benda jenis perempuan (mu’annas). Pembagian kata benda
berdasarka jenis dalam bahasa arab adalah sangat penting karena hal ini akan menyangkut
pada pemakaian dhomir (kata ganti) dan juga pemakaian fi’il (kata kerja).
a. Isim Mudzakar Adalah kata benda yang menunjukkan arti laki-laki baik manusia,
hewan ataupun benda mati yang dikategorikansebagai mudzakar.
Contoh : 
‫ ُل‬GGGُ‫اَل َّرج‬ Seorang laki-laki,  ‫ ٌد‬GGG‫ ُم َح ّم‬  Muhammad, adalah contoh benda mati yang
dikategorikan sebagai mudzakar.
b. Isim Muannats Adalah kata benda yang menunjukkan arti perempuan baik manusia,
hewan ataupun benda mati yang dikategorikan sebagai muannast.
Contoh : ُ‫عَائِ َشة‬ , Aisyah,ُ‫ال َّد َجا َجة‬  Ayam betina
Kata isim berdasarkan bilangan ada tiga yaitu tunggal, ganda, dan jamak.
a. Isim Mufrod adalah isim yang menunjukkan arti tunggal baik
pada mudzakar maupun muannast.
Contoh ٌ ‫ت‬GGGGGGGGGGGGGGGGGG‫أُ ْس‬ (Pak
: ‫َاذ‬ guru), ٌ‫تَا َذة‬GGGGGGGGGGGGGGGGGG‫أُ ْس‬  (Bu guru),
‫ ُم ْسلِ ٌم‬  (Seorang islam laki-laki), ٌ‫ ُم ْسلِ َمة‬  (Seorang islam perempuan)

b. Isim Tastniyah adalah isim yang menunjukkan arti dua baik


pada mudzakar maupun muannast.
Contoh : ‫تا َ َذ ْي ِن‬GGGGGGGGGGGGG‫اُ ْس‬ ,‫تَا َذا ِن‬GGGGGGGGGGGGG‫أُ ْس‬ (dua orang guru laki-laki)
‫أُ ْستَا َذتَيْن‬ ,‫ِ أُ ْستَا َذتا َ ِن‬  (dua orang guru perempuan)
c. Jamak adalah isim yang menunjukkan arti jamak baik
pada mudzakar maupun muannast.
Isim jamak berdasarkan keteraturan bentuknya terbagi menjadi 2 yaitu :
1) Isim Jamak Taksir adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan
perubahan yang tidak beraturan sehingga perlu dihafal.
Contoh : ٌ ْ‫و‬GGGGGGGGGGGGُ‫بُي‬  Rumah-rumah,
: ‫ت‬ bentuk ٌ ‫بَي‬
tunggalnya ‫ْت‬
‫ ُر ُس ٌل‬  Rosul-rosul, bentuk tunggalnya  ٌ‫َرسُوْ ل‬
2) Isim Jamak Salim adalah isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya dengan
perubahan yang teratur.
Isim berdasarkan kejelasannya terbagi menjadi dua, ada isim nakiroh dan ma’rifat
a. Isim Nakiroh adalah isim yang menunjukkan makna umum atau belum jelas
kekhususannya. Dengan kata lain bahwa isim tersebut belum pasti/tertentu atau dapat
menimbulkan pertanyaan “…yang mana?”
َ (Seorang anak laki laki),  ‫اُسْتا َ ٌذ‬  (Pak Guru),
َ (Orang laki-laki),  ‫ولَ ٌد‬ 
Contoh :  ٌ‫ر ُجل‬ 
ٌ‫ ِكتاَب‬ (Buku)
b. Isim Ma’rifat adalah isim yang menunjukkan makna khusus atau sudah jelas
kekhususannya. Dengan kata lain isim tersebut telah diketahui secara pasti/tertentu
atau tidak lagi menimbulkan pertanyaan “… yang mana?”.
Contoh : ُ‫ال َّر ُجل‬ (Orang laki-laki itu), ُ‫اَ ْل َولَد‬ (Anak laki-laki itu ), ‫ ُم َح َّم ٌد‬ (Nama orang)
Untuk lebih jelasnya dalam memahami perbedaan antara isim nakiroh dan
isim ma’rifat,
Sedangkan isim-isim yang termasuk isim ma’rifat  adalah :
1.Isim yang diawali dengan alif lam.
2.Isim Dhomir (Kata Ganti)
3.Isim Maushul (Kata Sambung)
4.Isim Isyaroh  (Kata Tunjuk)
5.Isim yang diawali dengan huruf munada (huruf panggilan).
6.Isim ‘Alam (Nama orang atau benda)
7.Isim nakiroh yang disandarkan pada isim ma’rifat
3. Pengertian Kata Fi’il
Secara sederhana fi’il berarti setiap kata yang menunjukan pekerjaan pada waktu
tertentu.[8] Definisi lain menyebutkan bahwa fi’il adalah kata yang menunjukkan suatu
makna yang berkaitan dengan suatu waktu (lampau, sekarang, dan yang akan datang).
4. Pembagian Kata Fi’il
a. Fi’il madhi ialah kata kerja yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau
peristiwa pada waktu lampau (past tense). Tanda-tandanya antara lain tampak pada
َ ‫َكـت‬
huruf asli kata kerjanya dan pada umumnya mengandung suara “a” , misalnya ‫َـب‬
(telah menulis), َ‫ــرأ‬
َ َ‫( ق‬telah membaca).
b. Fi'il Mudhori' adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti dengan sendirinya,
dengan disertai salah satu dari dua zaman, yaitu Hal (sedang dikerjakan) atau Istiqbal
(akan dikerjakan). Jadi, Fi'il ini berfungsi untuk dua jenis kala waktu, akan dikerjakan
atau sedang dikerjakan. Kedua zaman tersebut juga tidak memiliki perbedaan dalam
ُ ‫( يَ ْن‬Zaid akan/sedang menolong Amr).
segi tulisannya. Contoh : ‫ص ُر َز ْي ٌد َع ْمرًا‬
Jika di Fi'il Madhi ada penambahan Ta' Ta'nits ketika subjek (pelaku) berupa
perempuan, Di Fi'il Mudhori' juga ada istilah Sin dan Saufa. Sin dan Saufa sendiri
adalah salah satu dari huruf Istiqbal, yaitu huruf yang menunjukkan arti akan terjadi.
Sin dan Saufa juga memiliki arti yang sama, yaitu "akan terjadi". Lalu
pertanyaannya, kapan kita menggunakan Sin? dan kapan kita menggunakan Saufa?
Untuk mengetahui jawabannya, kita harus pahami dulu perbedaan antara Sin dan
Saufa.
Contoh Sin : َ‫( َستَ ْعلَ ُموْ ن‬Kalian akan mengetahui)
Contoh Saufa : َ‫( َسوْ فَ يَ ْعلَ ُموْ ن‬Kelak mereka akan mengetahui)
Pada Fi'il Mudhori' kita juga diperbolehkan menggunakan ‫ لَ ْم‬yang berarti
"tidak". Contoh : ‫( لَ ْم يَضْ ِربْ زَ ْي ٌد بَ ْكرًا‬Zaid tidak akan memukul Bakr atau Zaid tidak akan
memukul Bakr kelak).
c. Fi'il Amar adalah kalimah yang menunjukkan arti perintah, dengan disertai zaman
Istiqbal (Akan dikerjakan). Jadi tidak mungkin sebuah perintah menggunakan zaman
Hal (Sedang dikerjakan) apalagi menggunakan zaman Madi (sudah lampau).
Apabila pelaku pekerjaan (Fa'il) perempuan, maka kita harus menambah (
ْ‫)ي‬Ya' Muannats di akhir lafadz Fi'il Amar.

Anda mungkin juga menyukai