Incretin hormone yg dihasilkan oleh sel L GLP-1 dan GIT. Yg lebih berpengaruh adalah GLP-1
sehingga yg dikembangkan adalah GLP-1
Menstimulasi sekresi insulin: sulfonylurea dan glinide. Perbedaanya: potensi sulfonylurea lebih tinggi
daripada glinide
Pelepasan insulin triggernya adalah glucose, tetapi untuk meglitinide dibutuhkan kadar glukosa lbih
tinggi daripada sulfonylurea karena insulin release jika ada glukosa resiko hipoglikemi <<
sulfonylurea. Sedangkan pada sulfonylurea, pada kadar gula rendah sudah bisa release insulin
Dari glongan sulfonylurea coba dilihat dari segi farmakokinetik dan ESOnya
Sulfonylurea dan glinide: 30 menit sebelum makan tetapi di lapangan lebih dekat jam makan, karena
itu sekretagog, ada peluang hipoglikemi
Kondisi ideal sulfonylurea & glinide, pertimbangan apa aja dalam pemilihan? Terkait potensinya
yg lebih baik adalah sulfonylurea, tetapi perlu dilihat kondisi pasien adalah ideal GD mendekati
ideal/normal dipilih glinid karena resiko hipoglikemi rendah. Kalo dikasi sulfonylurea ntar tambah
hipoglikemi.
Incretin mimetic: GLP-1 hormmon yg dikeluarkan oleh usus jika ada makanan. Efeknya:
DPP-IV inhibitors DPP-IV enzim yg memcah GLP-1 dihambat sehingga half-life dari GLP-1 lebih
lama
SGLT-2 inhibitors SGLT-2 adalah transporter glukosa menginduksi glucose loss melalui urin
Glitazone:
jika ada px dg post-prandial jelek tergantung kondisi pasien. Contoh jika px lansia mrs kondisi
lemah dg diare tdk mungkin diberikan acarbose, karena ESO nya akan memperparah kondisi px
Untuk inisiasi insulin basal: intermediet (human insulin NPH) dan long-acting insulin (analog
insulin: detemir, glargine)
Pemantauan: target tercapai atu tidak, dilihat dari FPG. Jika belum mencapai target titrasi dosis 2
unit setiap 3 hari.
Profil gula darah terkadang fluktuatif. Jika intake kurang hipoglikemi diturunkan kembali 10-
20% dari dosis dimana pasien terasa hipoglikemi.
Jika perbaikan dg insulin basal belum tercapai, ada kemungkinan tambahan insulin utk meng-cover
post prandial insulin. Mulai sekitar 4 unit atau sekitar 10% tetap perlu dilakukan pemantauan gula
darah px
Jika A1C < 8 ada peluang untuk mempertimbangkan penurunan basal insulin dg titrasi 10% dari
sebelumnya atau 4 unit
Post prandial jika tdk tercapai lakukan titrasi naikkan 1-2 unit atau 10-15% per minggu
Utk OAD yg punya efek sekretagog dan insulin pasien harus bisa makan, tidak boleh melewati
makan.
Jika sakit drop tidak ada intake makanan perlu perhatian dan monitoring gula darah
Jika diberikan inntermediet mmaunya mengcover 24 jam 2/3 diberikan pagi, 1/3 diberikan malam
Pd px MRS DM II biasanya geser ke insulin (pengendalian GD dg insulin lebih mudah untuk ditritasi),
kondisi yg seperti apa?
- Hamil
- Infeksi menyebabkan GD tidak terkendali. Pd kondisi infeksi terjadi pelepasan contra-
regulatory hormone (yg berlawanan dengan insulin)
- Krisis hiperglikemi
Hyperosmolar
- GD > 600
- Penanganan: 1) rehidrasi cairan hyperosmolar vascularnya kental; 2) Lihat Kalium
menggeser kalium ke dalam sel hipokalemi koreksi kalium; 3) Insulin IV: 5-10 Unit
perjam / Regulasi Cepat Insulin perlu diturunkan secara bertahap agar tdk terjadi reaksi
shock hipoglikemi (manifes hipoglikemi tetapi GD masih tinggi)
- Ketika glukosa sudah mulai sampai 250, glukosa mulai masuk upaya stabilisasi, supaya GD
tidak turun terus.
- Kalo sudah stabil bisa diganti dg insulin subcutan
Ketoacidosis
Neuropati
- Glikosilasi dari sel-sel saraf ambilan glukosanya tdk menggunakan glut-4 tetapi yg
butuh insulin itu glut 4 hiperglikemi dlm jangka waktu panjang, proses difusi tetap
berjalan gulkosa tinggi dalam sel terjadi konversi aldosereduktase diubah jadi sorbitol -
keluar dari sel sangat sulit bentuk dari sel saraf akan berubah fungsi terganggu
- Glikosilasi adalah rx gugus amin protein yg ada dlm tubuh dengan gula
System imun berubah fx nya jika ada luka susah sembuh, utamanya daerah ekstremitas bawah