Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kelompok 7 Sistem Muskoskeletal

Makul : KMB 3
Materi : Konsep Video Edukasi Perawatan Pasca Stroke

Opening: logo untan + “kelompok 7 KMB 3” + present + judul


Materi:
1. Apa itu Stroke?
Stroke merupakan penyakit tidak menular yang menempati posisi pertama dan urutan
ketiga terbesar penyebab kematian di dunia setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke
merupakan penyakit pada serebrovaskular yang ditandai dengan kematian pada jaringan
otak akibat dari adanya gangguan aliran darah yang kaya oksigen ke otak. Gangguan ini
menyebabkan jaringan pada otak tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup atau
bahkan tidak sama sekali sehingga jaringan otak akan mati dan mengganggu fungsi tubuh
(Yuyun, 2016).
2. Apa Penyebab Stroke?
Stroke disebabkan oleh 2 faktor utama sehingga stroke diklasifikasikan juga berdasarkan
penyebabnya. Stroke diklasifikasikan menjadi stroke iskemik dan stroke hemoragik.
Stroke iskemik disebabkan oleh adanya hambatan atau penyumbatan di salah satu aliran
darah ke otak. Penyumbatan yang terjadi dapat diakibatkan oleh adanya trombus atau
emboli yang menghambat aliran darah. Sedangkan stroke hemoragik disebabkan oleh
pecahnya salah satu pembuluh darah di otak akibat tekanan darah yang tinggi sehingga
pecahnya pembuluh darah ini dapat menyebabkan pendarahan dalam otak (Yuyun, 2016).
3. Prevalensi kejadian Stroke?
Menurut hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, penderita stroke
meningkat di seluruh wilayah Indonesia jika dibandingkan pada tahun 2013. Jumlah
penderita stroke pada usia lebih dari 15 tahun meningkat dari prevalensi 7% menjadi
10,9%, dimana sebesar 50,2% diderita oleh usia lanjut (75 tahun ke atas) (Riskesdas,
2018).
4. Perawatan stroke di rumah?
Stroke menjadi penyeabab utama kecatatan fisik dan mental bagi penderitanya, baik itu
pada usia produktif maupun usia lanjut. Pada pasien dengan stroke akut atau kronis
biasanya akan mengalami berbagai gejala seperti sesak napas, nyeri, penurunan berat
badan, gangguan aktivitas, gangguan dalam psikososial, dan hambatan sosialisasi dan
spiritual. Penderita stroke juga akan mengalami beberapa gejala utama pada stroke yaitu
kelemahan atau bahkan kelumpuhan pada anggota tubuh, masalah dengan keseimbangan,
rasa sakit atau mati rasa, gangguan pada memori, gangguan perkemihan dan pencernaan,
sehingga semua ini dapat mengubah atau menurunkan kualitas hidup dari penderita
stroke (Fetriyah, Firdaus, & Lestari, 2016; Jaji, 2019).
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit, sebagian besar penderita stroke akan
kembali kerumah mereka masing-masing untuk selanjutnya dirawat oleh anggota
keluarga ataupun pengasuh. Perawatan di rumah memiliki peranan yang cukup penting
dalam masa transisi setelah klien pulang dari perawatan di rumah sakit rehabilitasi.
Sebagai akbiat atau efek dari stroke, sebagian besar pasien pasca stroke akan mengalami
beberapa gangguan seperti gangguan mobilisasi atau gangguan motorik, gangguan
penglihatan, gangguan bicara, gangguan menelan, perubahan emosi, dan gejala lain.
Beberapa penderita yang berhasil melewati stroke berada dalam kondisi cacat permanen
dan dapat mengalami kekambuhan dalam hitungan minggu, bulan dan tahun. Keadaan ini
mengakibatkan penderita stroke memerlukan bantuan dari keluarga sebagai perawat
kesehatan dalam keluarga untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Audia, Ivana, &
Maratning, 2017; Jaji, 2019).
Namun, sebagai orang yang berperan dalam merawat pasien stroke di rumah,
pengetahuan mengenai perawatan stroke juga perlu diketahui oleh anggota keluarga
sehingga dapat memberikan perawatan yang layak dan sesuai bagi penderita stroke dan
meningkatkan kualitas hidupnya. Tak jarang ada beberapa anggota keluarga atau
pengasuh tidak memiliki pemahaman yang cukup dalam merawat pasien stroke sehingga
diperlukan edukasi yang tepat untuk memberikan informasi kepada mereka terkait
perawatan stroke (Fetriyah et al., 2016).
5. Apa saja perawatan pasca stroke?
Kondisi pasien dengan penyakit stroke tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya
sehingga segala kebutuhan pasien otomatis akan di kerjakan oleh anggota keluarga yang
lain. Beberapa upaya yang dapat dilakukan anggota keluarga atau pengasuh dalam
perawatan penderita stroke di rumah yaitu (Audia et al., 2017; Fetriyah et al., 2016; Jaji,
2019):
1. Perawatan kebersihan diri (mandi, bab, bak)
2. Menjaga kebersihan kamar dan rumah
3. Melatih mobilisasi
4. Memberikan obat-obatan medis dan tradisional
5. Pengaturan pemberian makan
6. Tetap menjaga keseimbangan antara kebutuhan dasar rekreasi dan makanan
7. Memenuhi kebutuhan psikologis, spiritual, dan sosial
6. Referensi?
Audia, L., Ivana, T., & Maratning, A. (2017). Pengalaman Keluarga Suku Banjar Dalam
Merawat Pasien Stroke Di Banjarmasin. Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI),
2(2).
Fetriyah, U. H., Firdaus, S., & Lestari, L. W. S. (2016). Pengalaman keluarga dalam
merawat anggota keluarga paska stroke di wilayah kerja Puskesmas Pekauman
Banjarmasin. Dinamika Kesehatan, 7(1), 80–92.
Jaji, J. (2019). Pengalaman Keluarga Merawat Anggota Keluarga Dengan Palliative Care
(Studi Fenomenologi). Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 6(2), 18–25.
Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar (RISKESDAS). In Journal of
Physics A: Mathematical and Theoretical (Vol. 44). https://doi.org/10.1088/1751-
8113/44/8/085201
Yuyun, Y. (2016). Pencitraan pada stroke (R. Erlangga, ed.). Malang: UB Press.
https://doi.org/10.1111/j.1365-2222.2009.03344.x

Ending: Thanks to + nama anggota kelompok

Anda mungkin juga menyukai