Anda di halaman 1dari 3

Fandi Imanda Himawan

17/413633/TK/46073
UAS K TEKNIK GEOLOGI
1. Yogyakarta merupakan kota yang multikultural. Mahasiswa dari berbagai penjuru tanah air
silih berganti berdatangan dan mendiami kota Yogyakarta. Apakah yang dimaksud dengan
multikulturalisme? Apa bedanya antara multikulturalisme dan pluralisme? Jelaskan pendapat
Saudara dengan argumentasi memadai!
Jawab :
“Multikulturalisme” pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian dapat
diterjemahkan ke dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan penerimaan
realitas pluralitas agama dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Multikulturalisme juga dapat dipahami sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan
dalam kesadaran politik (Azyumardi Azra, 2007).
Pluralisme dalam Kamus Sosiologi (2012), adalah kondisi masyarakat yang majemuk
(berkaitan dengan sistem sosial dan politiknya). Secara garis besar pluralisme adalah
pemahaman yang menghargai perbedaan sosial dan memungkinkan kelompok-kelompok
yang berbeda tersebut mempertahankan keunikan budayanya. Selain itu, dalam konsep
pluralisme, kelompok yang berbeda memiliki status yang sama. Tidak ada yang memainkan
peran memimpin atau mengontrol di antara kelompok.
Menurut saya, Yogyakarta yang berbasis kota multikultural memiliki perngertian bahwa
dengan perdikatnya sebagai kota pelajar menjadi pengingat untuk masyarakat asli Yogyakarta
bahwa dengan banyaknya pelajar dari seluruh penjuru Indonesia berarti sebagai masyarakat
asli harus dapat saling menerima segala perbedaan budaya yang ada juga berlaku sebaliknya
bagi para pelajar pendatang. Harus selalu diingat juga terdapat peribahasa Di mana bumi
dipijak, di situ langit dijunjung yang mana artinya adalah kita harus mengikuti/menghormati
adat istiadat di tempat tinggal kita.
3. Sejak merdeka, Indonesia berupaya keras membentuk karakternya sebagai sebuah bangsa.
Menurut Saudara, apa fungsi nasionalisme bagi sebuah negara-bangsa (nation-state)?
Adakah perbedaan antara negara dan bangsa? Lalu, bagaimana penilaian Saudara mengenai
kondisi nasionalisme Indonesia saat ini?
Jawab :
Menurut Jutmini dkk (2007), negara adalah organisasi pokok dari kekuasaan politik.
Negara merupakan bentuk organisasi dari masyarakat atau kelompok orang yang mem-
punyai kekuasaan mengatur hubungan, menyelenggarakan ketertiban dan menetapkan tujuan-
tujuan dari kehidupan bersama.
Sedangkan bangsa menurut Jutmini dkk (2007), kelompok manusia yang besar adalah
bangsa. Istilah bang-sa merupakan terjemahan dari kata nation (bahasa Inggris). Kata nation
berasal dari bahasa La-tin, natio, yang artinya sesuatu telah lahir. Kata itu bermakna
keturunan, yaitu kelompok orang yang berada dalam satu garis keturunan.
Nasionalisme Indonesia merupakan produk nasionalisme para pejuang kemerdekaan.
Mereka merefleksikannya dengan mengangkat senjata melawan penjajah, juga berdiplomasi
secara piawai di panggung internasional untuk mendapatkan dukungan negara lain. Muara
perjuangan mereka satu, yakni kemerdekaan Indonesia.
Namun di umur kemerdekaan yang sudah mencapai 75 tahun ini, menurut Rudyono
(2015) dalam nasionalisme itu sendiri harus diilhami dengan konsep yang lain yaitu
nasionalisme harus membantu dalam mendewasakan jati diri bangsa, dengan lebih dulu harus
mengikis habis korupsi, membangun supremasi hukum, membasmi ketidakadilan, sekaligus
membendung pengaruh kapitalisme dan melenyapkan kekuasaan yang terus berkongkalikong
dengan kejahatan korporasi global. Karena, semua ini merupakan akar lunturnya semangat
nasionalsme yang kini sangat memengaruhi generasi muda.

6. Banyak pakar sepakat bahwa nasionalisme Indonesia saat ini sedang mengalami krisis.
Menurut Saudara apakah yang dimaksud dengan nasionalisme? Faktor-faktor apa sajakah
yang menyebabkan krisis nasionalisme? Jelaskan jawaban Saudara dengan baik dan benar!
Jawab : Pada dasarnya sikap nasionalisme merupakan sikap bangga serta mencintai bangsa
dan negara sendiri. Lunturnya semangat nasionalisme atau cinta Tanah Air itu, bukan saja
membuat semangat hidup, semangat juang, dan semangat membangun negeri ini kian pudar,
masyarakat menjadi apatis, tetapi kerap juga dapat mengancam kebersatuan dan/atau
disintegrasi bangsa.
Adapun penyebab krisis nasionalisme saat ini menurut saya adalah banyaknya paham yang
diajarkan oleh generasi tua yang mana arahnya malah mengancam keutuhan tanah air dilihat
dari banyaknya keterlibatan anak muda terdidik dalam konflik antarsuku, agama atau
kelompok yang terimbas pada ancaman disintegrasi bangsa.

8. Akhir-akhir ini sedang marak kasus-kasus berkaitan dengan LGBT (Lesbian-Gay- Bisex-
Transgender). Jika ditinjau dari perspektif HAM, bagaimanakah persoalan LGBT tersebut
sebaiknya diatasi? Pada batas mana ”negara” boleh campur tangan dan masuk ke dalam
wilayah privat?
Jawab : Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak dan
kebebasan. Menurut Ketua Komnas HAM, orientasi seksual adalah hak asasi seseorang.
Tuntutan LGBT terhadap pemenuhan hak asasi manusia, tentunya harus disesuaikan
dengan nilai-nilai dan aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Di sisi lain sejalan dengan
pandangan Charles W. Socarides MD bahwa gay bukan bawaan sejak lahir (genetik).
Seseorang menjadi gay karena wawasan dan pikiran secara sadar, dengan kata lain menjadi
gay karena dipelajari secara sadar. Pengaruh faktor biologis tidak begitu domina n, karena
nampaknya faktor psikososial atau masa perkembangan yang dialami oleh seorang anak
sejak ia lahir akan berpengaruh lebih besar terhadap keberadaan gay. (SANTOSO, 2016)
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari
manusia yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat
kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.
Prinsip-prinsip tentang HAM tersebut dapat dilihat dalam berbagai instrumen,
diantaranya:
1. Undang-Undang Dasar 1945, Yang tertuang dalam Pasal 28I, Pasal 28J UUD NRI
Tahun 1945.
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dalam Bab I
tentang Ketentuan Umum dan Bab II tentang Asas-asas dasar.
Dimana dalam dua instrumen diatas dapat disimpulkan bahwa: HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan YME, dan merupakan anugrah Tuhan yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi tidak saja oleh negara namun juga oleh setiap orang, dan manusia tidak hanya
memiliki HAM namun secara jelas disebutkan bahwa manusia juga memiliki kewajiban
dasar dimana ketika kewajiban itu tidak dilaksanakan maka tidak akan dimungkinkan
adanya pelaksanaan dan tegaknya HAM, hal itu sebagai penyeimbang keberlakuan HAM.
LGBT adalah sebuah penyimpangan dari kodrat dan fitrah manusia. Manusia sejatinya
diciptakan dalam dua jenis untuk berpasangan, yaitu pria d an wanita. Konsepsi itu jelas
dianut oleh UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Perkawinan menurut Pasal 1
undang-undang tersebut, hanya antara pria dan wanita. Dengan begitu, perkawinan sejenis
bertentangan dengan hukum Indonesia

9. Dalam konteks masyarakat terbuka seperti dewasa ini, bentuk ”bela negara” yang
bagaimanakah yang masih relevan dilakukan? Apakah ada pilihan bela negara di luar bentuk
militeristik? Mengapa pula model wajib militer atau pertahanan semesta tidak lagi sesuai?
Kapan dan bilamana bela negara itu dilakukan? Jelaskan dengan argumen yang memadai.
Jawab : Konstitusi melalui Pasal 27 ayat 3 UUD 45 mengatur setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Aturan tersebut telah dijabarkan oleh
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Dalam pasal 9 peraturan tersebut, disebutkan bahwa upaya bela negara dapat
dilakukan melalui empat kategori, yaitu pendidikan kewarganegaraan; pelatihan dasar wajib
militer; prajurit TNI memberikan layanan sukarela atau wajib, dan memberikan layanan
sesuai dengan pekerjaan masing-masing warga negara. Wajib militer masih sesuai, tetapi itu
tergantung pada negara yang menerapkan sistem tersebut.
Beberapa negara dengan kecenderungan militer dan wilayah yang rapuh, masih sangat
penting dan membutuhkan wajib militer

Anda mungkin juga menyukai