KARYA REFERAT
Dosen Pembimbing:
HENDY SETIAWAN S. T., M.Eng., Ph.D
YOGYAKARTA
OKTOBER
2020
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA REFERAT
Fakultas Teknik
Yogyakarta
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia yang
sangat banyak sehingga penulis dapat menyelesaikan karya referat dengan judul
“Tinjauan Karateristik Geologi Teknik Terhadap Massa Batuan Konstruksi
Bendungan”. Karya referat ini disusun untuk memenuhi syarat salah satu mata kuliah
strata-1 di Departemen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Atas selesainya
karya ini, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
iv
KLASIFIKASI GEOLOGI TEKNIK ..................................................................... 12
KESIMPULAN.......................................................................................................... 33
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Estimasi nilai Uniaxial Compressive Strength di lapangan untuk batuan utuh
Tabel 3 Pengaruh nilai RQD terhadap klasifikasi RMR (Bieniawski, 1989) ............ 15
Tabel 7 Pengaruh kondisi air tanah terhadap klasifikasi RMR (Bieniawski, 1989) .. 19
Tabel 11 Kelas kualitas massa batuan berdasarkan hubungan linier antara nilai GSI27
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Potongan Bendungan Tipe Urugan Tanah (1) Inti tanah, (2) material drain
untuk filter, (3) tanah lulus air, (4) tanah sembarang (Departemen Permukiman dan
WIlayah, 2003).............................................................................................................. 9
Gambar 4 Klasifikasi GSI untuk batuan terkekarkan (Hoek dan Marinos, 2000) .... 23
Gambar 5 Peta kualitas massa batuan pada daerah penelitian (Indrawan, dkk. 2019)
..................................................................................................................................... 27
vii
SARI
Bendungan dan air adalah sebuah komponen yang menyatu dengan alam serta
geologi. Itulah sebabnya ketika merencanakan sebuah bendungan, faktor yang paling
penting dalam sebuah perencanaan adalah faktor geologi teknik. Hal ini disebabkan
karena geologi teknik berkaitan dengan masalah pondasi, material, hingga desain
sebuah bendungan yang menjadi dasar pembangunan bendungan. Penyelidikan
geologi teknik perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi dan sifat keteknikan
dari daerah yang akan dibangun suatu bendungan. Pondasi suatu bendungan harus
bertumpu pada batuan yang mempunyai daya dukung baik sehingga bendungan tidak
akan mengalami deformasi karena faktor teknis sehingga umur bendungan akan dapat
bertahan lama. Penyelidikan geologi teknik ini dilakukan untuk mengkarakterisasi
massa batuan di lokasi pembangunan. Klasifikasi geologi teknik yang digunakan
adalah Rock Mass Rating (RMR) dan Geological Strength Index (GSI) pada
singkapan batuan hasil penggalian. Setelah mengetahui hasil dari penyelidikan
karakterisasi geologi teknik pada suatu bendungan menggunakan klasifikasi tersebut,
dapat diketahui faktor apa saja yang mempengaruhi suatu bendungan dinyatakan
aman untuk dibangun.
Kata Kunci: Konstruksi bendungan, Geological strength index, Rock mass rating,
Geologi teknik
viii
BAB I
PENDAHULUAN
sekitar.
morfologi, geologi dan geohidrologi seperti ketahanan suatu lereng, perubahan muka
air tanah, tata guna lahan, dan lain sebagainya. Perubahan tersebut dapat
Contoh kasus pada tahun 2019 dasar Bendungan Samberembe yang berada di
Akibat dari kejadian tersebut air dari Kali Kuning tersedot, masuk ke dalam tanah
yang ambles. Hal ini disebabkan oleh beban volume air yang terlalu berat, pondasi
dasar bendungan tidak bisa menahannya sehingga ambles (Rubrik Suara Merdeka,
2019).
1
Karya referat ini akan membahas mengenai tinjauan atau evaluasi sifat
geologi teknik konstruksi bendungan serta upaya atau saran mengenai mitigasi yang
bendungan. Adapun klasifikasi geologi teknik yang digunakan ialah Rock Mass
bendungan ?
Maksud dari penulisan referat ini adalah dapat menentukan kajian dan
Tujuan dari penulisan karya referat ini adalah untuk memahami kegunaan dari
mitigasinya.
2
I.4 Manfaat Penulisan
pengaruh diskontinuitas, kuat batuan, kondisi bidang diskontinuitas, kondisi air tanah,
kestabilan lereng, dan lainnya. Hasil penulisan dapat diterapkan dalam aspek
infrastruktur guna mengurangi dampak negatif atau bencana yang mungkin terjadi
Karya referat ini dibuat dengan batasan masalah yakni penulis berfokus hanya
membahas kajian parameter geologi teknik konstruksi bendungan pada saat tahap
perancangan. Klasifikasi geologi teknik massa batuan yang digunakan ialah Rock
3
BAB II
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 menyatakan bahwa bendungan adalah bangunan yang berupa
urukan tanah, urukan batum beton, dan/atau pasangan batu yang dibangun selain
untuk menahan dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan
waduk.
daya rusak air, dan fungsi pengamanan tampungan limbah tambang (tailing) atau
tampungan lumpur. Sedangkan fungsi bendungan adalah untuk penyedia air baku,
penyedia air irigasi, pengendali banjir, dan/atau pembangkit listrik tenaga air.
bendungan.
4
II.2 Jenis-jenis Bendungan
dikelompokkan berdasarkan tiga hal berikut, yaitu: fungsi, desain hidrolik, dan
bendungan serbaguna.
diperoleh tinggi jatuh yang cukup agar dapat dialihkan aliran sungainya masuk ke
saluran atau sistem pembawa lainnya. Beberapa bendungan tipe ini digunakan untuk
pengembangan irigasi, pengalihan aliran air sungai ke waduk di luar sungai yang
bersangkutan, untuk air baku dan industri, atau untuk kombinasi berbagai keperluan.
5
c. Bendungan Pengendali Banjir
banjir, dibangun untuk memperlambat atau menyimpan sementara aliran banjir dan
d. Bendungan serbaguna
manfaat tunggal, tetapi untuk lebih dari satu manfaat seperti untuk penyedia air
irigasi, tenaga listrik, air baku, pengendali banjir, perikanan, rekreasi, dan lain
sebagainya.
yang boleh dilimpasi air dan bendungan yang tidak boleh dilimpasi air.
Overflow dam adalah bendungan yang didesain boleh dilimpasi air di puncaknya.
Bendungan seperti ini umumnya hanya memiliki tinggi beberapa meter, bendungan
dibuat dari material yang tahan terhadap erosi, seperti beton, pasangan batu, baja,
Nonoverflow dam adalah bendungan yang didesain tidak boleh meluap. Tipe ini
lazimnya dibuat dari material urugan tanah dan urugan batu, dan sering pula berupa
6
bendungan beton yang dikombinasikan dengan pelimpah serta urugan tanah atau batu
paling umum yaitu bendungan urugan tanah dan bendungan urugan batu, namun
terdapat juga bendungan beton gaya berat, bendungan beton dengan penyangga dan
Bendungan urugan tanah adalah bendungan yang paling lazim dibangun karena
konstruksinya menggunakan material galian setempat yang tersedia dan tidak perlu
banyak pemrosesan. Dibanding dengan tipe lain, tipe ini dapat dibangun hampir pada
segala jenis tanah pondasi dan pada topografi yang kurang baik dan umumnya lebih
7
Gambar 1 Potongan Bendungan Tipe Urugan Tanah (1) Inti tanah, (2) material drain untuk
filter, (3) tanah lulus air, (4) tanah sembarang (Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah, 2003)
8
b. Bendungan Urugan Batu
dari batu yang berguna untuk pendukung utama stabilitas bendungan. Bendungan ini
memiliki lapisan kedap air berupa membran kedap air di muka lereng hulu
(bendungan sekat atau facing dam) atau di dalam tubuh bendungan berupa inti.
9
II.3 Bagian-bagian Konstruksi Bendungan
konstruksi bendung. Setiap bagian memiliki detail dan fungsi yang khusus. Bagian-
bagian inilah yang akan bekerja agar operasional suatu bendungan dapat berjalan
merupakan bagian yang selalu atau boleh dilewati air baik dalam keadaan normal
terhadap segala kondisi pembebanan dan aman terhadap rembesan. Oleh karena itu
antara lain adalah kuat geser, stabilitas pondasi, dan pencegahan rembesan dan
drainase. Pondasi bendungan umumnya terdiri atas pondasi batuan, pondasi berbutir
kasar, pondasi material berbutir halus, dan pondasi yang merupakan gabungan antara
10
II.3.3 Bangunan Pengeluaran
terowong atau conduit dan bagian pengeluaran. Bangunan pengeluaran adalah suatu
- Melepas air sesuai dengan fungsi dan manfaatnya seperti irigasi, air baku dan
sungai di bagian hilir dan air yang diailirkan harus memenuhi aspek kualitas,
pengendalian banjir.
11
BAB III
Rock Mass Rating atau RMR awalnya dikembangkan oleh Bieniawski (1973)
pada South African Council of Scientific and Industrial Research (CSIR) yang
melakukan penelitian terhadap shallow tunnel pada batuan sedimen. Rock Mass
kekuatan tubuh batuan (intact rock). Kekuatan batuan adalah nilai titik maksimum
suatu batuan dalam menahan suatu tegangan kompresional dengan arah horizontal
lapangan menurut Hoek and Brown (1998) seperti pada Tabel 1. Sedangkan cara
tidak langsung dilakukan dengan cara uji laboratorium dengan metode Uniaxial
12
Tabel 1 Estimasi nilai Uniaxial Compressive Strength di lapangan untuk batuan utuh (Hoek dan
Brown, 1997)
13
Tabel 2 Pengaruh UCS terhadap klasifikasi RMR (Bieniawski, 1989)
Compressive
Deskripsi Point Load Strength (Mpa) Rating
Strength (MPa)
Extremely strong >250 8 15
Very strong 100 – 250 4–8 12
Strong 50 – 100 2–4 7
Medium strong 25 – 50 1–2 4
Weak 5 – 25 Use of UCS is preferred 2
Very weak 1–5 Not prefererrable 1
Extremely weak <1 Not prefererrable 0
Nilai RQD ditentukan dari hasil pengamatan data cores batuan atau kalkulasi
jumlah atau kondisi kekar pada data cores batuan. Selain itu nilai RQD juga dapat
pengeboran tidak tersedia. Perhitungan ini dilakukan dengan perhitungan RQD oleh
Dimana:
14
Setelah nilai persentase RQD didapatkan, kemudian dapat diketahui
3.
kekuatan massa batuan dan jarak antar diskontinuitas dapat mengatur tingkat
foliasi, sesar, patahan, dan struktur permukaan lainnya yang dapat mempengaruhi
15
Diskontinuitas merujuk pada suatu kondisi diskontinuitas mekanik yang
memiliki kuat tarik nol atau rendah, diskontinuitas meliputi tipe kekar, bidang
perlapisan yang lemah, bidang foliasi yang lemah, zona lemah dan sesar (ISRM,
1978).
(weathering), dan material pengisi (infilling) (Singh dan Goel, 2011). Penilaian
16
Tabel 5 Rating kondisi diskontinuitas massa batuan (Bieniawski, 1989)
Parameter Rating
<1m 1-3 m 3-10 m 10-20 m > 20 m
Persistence
6 4 2 1 0
None < 0.1 mm 0.1-1 mm 1-5 mm > 5 mm
Aperture
6 5 4 1 0
Slightly
Very rough Rough Smooth slickensided
Roughness rough
6 5 4 1 0
None Hard <5 mm Hard >5 mm Soft <5 mm Soft >5 mm
Infilling
6 4 2 2 0
Unweathered Slightly Moderate High Decomposed
Weathering
6 5 3 1 0
17
Gambar 3 Parameter diskontinuitas (Hudson and Horrison, 1997)
Permukaan
Permukaan Permukaan material
slickenside
sangat kasar, cukup Permukaan pengisi
atau material
tidak kasar, spasi cukup kasar, lunak tebal
Kondisi pengisi tebal
menerus, < 1 mm, spasi < 1 > 5 mm,
diskontinuitas < 5 mm,
tidak ada batuan mm, batuan atau spasi
atau spasi 1-
spasi, batuan lapuk lapuk tinggi > 5 mm
5 mm
tidak lapuk rendah menerus
menerus
Rating 30 25 20 10 0
18
III.1.4 Kondisi air tanah
terowongan tambang, kecepatan aliran air tanah dalam liter per menit dalam jarak
setiap 10 meter dalam ekskavasi perlu dipantau. Adapun tingkat pemasukan air pada
ekskavasi dapat digambarkan seperti dry (kering), damp (lembab), wet (basah), drip
(tetesan air), dan flow (mengalir ). Hubungan antara kondisi air tanah dan rasionya
Tabel 7 Pengaruh kondisi air tanah terhadap klasifikasi RMR (Bieniawski, 1989)
Inflowper 10 m tunnel
None <10 10 - 25 25 - 125 > 125
length (liter/menit)
Orientasi bidang rekahan adalah arah jurus dan kemiringan dari diskontinuitas
penggalian secara khusus orientasi dari terowongan yang akan dibuat. Orientasi dari
bidang diskontinuitas ini erat kaitannya dengan aspek keselamatan (Singh dan Goel,
2011). Orientasi diskontinuitas yang melibatkan strike dan dip ini dapat diaplikasikan
dalam tunnel drivage, slope face orientation, atau foundation alignment (Singh dan
Goel, 2011). Tabel 8 menunjukan pengaruh orientasi diskontinuitas antara jurus dan
19
kemiringan massa batuan terhadap orientasi jurus terowongan dan menjelaskan
1989).
beberapa kelas. Klasifikasi Rock Mass Rating dan pembobotan selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 9 dibawah ini sesuai dengan parameter-parameter yang telah
dijelaskan sebelumnya.
20
Tabel 9 Klasifikasi massa batuan RMR (Bieniawski, 1989)
A. CLASSIFICATION PARAMETERS AND THEIR RATINGS
Parameter Ranges of Values
For this low range,
Point-load 4 - 10
>10 MPa 2 - 4 MPa 1 - 2 MPa uniaxial compressive
Strength Strength index MPa
test is preferred
of intact
5-
1 rock Uniaxial
100 - 150 50 - 100 25 1-5 <1
material compressive >250 MPa 25 - 50 MPa
MPa MPa MP MPa MPa
strength
a
Rating 15 12 7 4 2 1 0
Drill core quality RQD 90-100% 75-90% 50-75% 25-50% <25%
2 Rating 20 17 13 8 3
200-600
Spacing of discontinuities >2 m 0,6-2 m 60-200 mm <60 mm
3 mm
Rating 20 15 10 8 5
Very rough
Slightly Slightly Slickensided
surfaces,
rough rough surfaces or
Not
surfaces surfaces Gouge <5 Soft gouge >5 mm
continuous,
Condition of discontinuities <1 mm. <1 mm. mm.thick or thick or separation
4 No
Slightly Highly separation >5 mm. continuous.
separation,
weathered weathered 1-5 mm.
Unweathere
walls walls continuous.
d wall rock
Rating 30 25 20 10 0
Inflow per 10 m
tunnel length None <10 10-25 25-125 >125
(l/m)
Ground (Joint water
water press)/(Major 0 <0.1 0.1-0.2 0.2-0.5 >0,5
5 Principal σ)
General Completely
Damp Wet Dripping Flowing
conditions dry
0
Rating 15 10 7 4
B. RATING ADJUSMENT FOR DISCONTINUITY ORIENTATIONS
Strike dan Dip Orientations of Very Unfavourabl
Favourable Fair Very Unfavourable
Discontinuities Favourable e
Tunnel &
0 -2 -5 - 10 - 12
Mines
Rating Fondation 0 -2 -7 - 15 - 25
Slope 0 -5 - 25 - 50 - 60
C. ROCK MASS CLASSES DETERMINED FOR TOTAL RATINGS
Rating 100 – 81 80 - 61 60 - 41 41 – 21 < 20
Class no I II III IV V
Poor
Descriptions Very good rock Good rock Fair rock Very poor rock
rock
D. MEANINGS OF ROCK MASS CLASSES
Class No I II II IV V
1 week 10 hour
1 year for 30 minutes for 1
Average Stand-up Time 20 years for 15 m span for 5 m for 2,5
10 m span m span
span m span
2 1
300 <100
Cohesion of the rock mass >400 kPa 00 - 300 00 - 200
- 400 kPa kPa
kPa kPa
Friction angle of the rock 350 2 1
>450 <150
mass - 450 50 - 450 50 - 250
21
III. 2 Geological Strength Index (GSI)
klasifikasi RMR Bieniawski (1973) dalam penentuan kualitas batuan yang berkondisi
buruk. Kekuatan massa batuan tergantung pada sifat dari tiap individu intact rock dan
tergantung dari pergerakan geser maupun memutar dalam kondisi tegangan yang
berbeda.
digunakan pada batuan tanpa diskontinuitas dan batuan yang didominasi struktur
kekuatan massa batuan dalam kondisi geologi yang berbeda melalui pengamatan
visual lapangan. Pada klasifikasi GSI terdapat 2 parameter yang digunakan untuk
menentukan kualitas massa batuan, yaitu pengamatan struktur dan kondisi permukaan
bidang diskontinuitas dari massa batuan. Parameter struktur massa batuan dapat
berkaitan dengan jumlah set diskontinuitas, jarak antar bidang diskontinuitas, dan
dan material pengisi (infilling) bidang diskontinuitas. Berdasarkan Das, dkk (2013)
klasifikasi massa batuan GSI dibagi ke dalam 5 kelas dan dapat dilihat pada Tabel
10.
22
Tabel 10 Klasifikasi GSI massa batuan (Das dkk, 2013)
klasifikasi massa batuan dari parameter stuktur terdapat intact or massive, blocky,
ditentukan secara kualitatif berdasarkan Gambar 4. Klasifikasi GSI dan RMR dapat
GSI = RMR89 – 5
Dengan syarat pada klasifikasi RMR, kondisi air tanah pada posisi 15
(completely dry) dan orientasi diskontinuitas pada posisi 0 (very favourabe). Namun
pada massa batuan dengan kualitas buruk (GSI<25), persamaan ini tidak
direkomendasikan.
24
BAB IV
STUDI KASUS
IV.1.1 Pendahuluan
Studi kasus merupakan terapan dari klasifikasi RMR dan GSI yang
penyediaan air irigasi 600 l/det, air baku RKI 300 l/det, PLT Mirkohidro 640 kW,
Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi, 2017), daerah ini termasuk ke dalam zona potensi terjadi gerakan tanah
menengah hingga tinggi dimana potensi gerakan tanah dapat terjadi apabila ada
Karakterisasi massa batuan penyusun daerah penelitian belum dilakukan secara detil.
25
Karena kestabilan lereng dan pondasi bendungan diantaranya dipengaruhi oleh
karakterisasi massa batuan, maka dari itu aspek tersebut secara detil perlu dilakukan
IV.1.2 Data
Daerah penelitian terdiri dari 3 satuan batuan dari tua ke muda yaitu: intrusi
porfiri andesit, satuan breksi vulkanik, dan satuan batupasir tufan yang ditunjukkan
oleh Gambar 5. Struktur geologi yang berkembang berupa sesar turun dekstral,
kekar gerus, dan bidang perlapisan. Batuan di daerah penelitian umumnya memiliki
pelapisan miring ke arah barat-barat laut dengan arah rata-rata N 2150 E / 32,80. Jenis
kekar yang sering dijumpai umumnya berupa kekar gerus yang memiliki arah rata-
rata N 129,70 E / 72.10 dan N 217,20 E / 71,50 . Analisis data pengukuran orientasi
kekar gerus di lapangan menunjukkan gaya utama yang mengontrol struktur geologi
kekar pada batuan di lokasi penelitian memiliki arah barat laut-tenggara. Sedangkan
sesar turun dekstral yang terdapat di lokasi tersebut memiliki arah kelurusan berkisar
N 290-3250 E / 80-850.
penelitian memiliki struktur bervariasi, mulai dari disintegrated hingga very blocky.
hingga sangat tinggi. Nilai GSI massa batuan di daerah penelitian berkisar antara 5 –
26
IV.1.3 Pembahasan
Hubungan antara nilai RMR dan GSI massa batuan di daerah penelitian dapat
Persamaan (1) yang diperoleh dalam penelitian ini hampir sama dengan
persamaan empiris Persamaan (2) yang diusulkan oleh Hoek and Brown (1977):
kualitas massa batuan di daerah penelitian dapat dibagi menjadi kelas massa batuan
berkualitas sangat buruk, buruk, dan baik yang dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Kelas kualitas massa batuan berdasarkan hubungan linier antara nilai GSI
disusun berdasarkan sebaran jenis batuan, kualitas massa batuan, dan sifat-sifat
keteknikannya.
27
Gambar 5 Peta kualitas massa batuan pada daerah penelitian (Indrawan, dkk. 2019)
Gambar 6 Peta geologi teknik massa batuan di daerah penelitian (Indrawan, dkk. 2019)
28
Gambar 6 menunjukkan daerah penelitian terdiri dari 8 satuan geologi teknik
massa batuan, yaitu batupasir tuffan kualitas sangat buruk hingga sedang, breksi
vulkanik kualitas buruk hingga baik, dan intrusi porfiri andesit kualitas sedang dan
baik. Secara umum, massa batuan di daerah penelitian memiliki tingkat pelapukan
rendah (slightly weathered) hingga sangat tinggi (very highly weathered). Batuan
utuh memiliki nilai UCS berkisar antara 1 hingga 250 MPa dan termasuk dalam
kategori kekuatan ekstrem lemah (extremely weak) hingga sangat kuat (very strong).
Massa batuan memiliki kualitas sangat buruk (nilai GSI <12, RMR <21), kualitas
buruk (nilai GSI 12 – 30, RMR 21 – 40), kualitas sedang (nilai GSI 31 – 49, RMR 41
IV. 2. 1 Pendahuluan
Analisis RMR dapat juga diaplikasikan untuk studi keruntuhan lereng pada
sebuah bendungan seperti contoh studi kasus ini yang saya ambil berdasarkan
penelitian (Prasetyo, dkk. 2019). Fokus penelitian pada lereng saluran pengarah
Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara. Penyusun utama batuan pada lokasi
tersebut ialah sekis mika. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui stabilitas,
29
Bendungan Ladongi. Metode penelitian pada studi ini terdiri dari RMR, SMR, dan
analisis jenis keruntuhan lereng secara stereografis. Namun pada studi kasus ini
hanya akan berpusat pada penelitian RMR. Lereng saluran pengarah memiliki fungsi
sebagai pengarah air masuk menuju terowongan pada saat pengelakan sungai. Oleh
saluran pengarah
IV. 2. 2 Data
dilakukan pada saat pengambilan data lapangan. Melalui pengamatan, deskripsi, dan
lainnya.
Pengujian kuat tekan UCS di lapangan (Hoek & Brown, 1997) menggunakan
palu geologi dan pisau untuk mengestimasi nilai UCS batuan. Hasil pengujian,
didapatkan batuan sekis mika dengan nilai kuat tekan UCS 25 – 50 MPa. Berdasarkan
membentang meteran pada dua bidang diskontinuitas. Hasil pengukuran jarak spasi
30
diskontinuitas. Berdasarkan deskripsi maka daerah penelitian relatif memiliki panjang
1 – 3 m; bukaan > 5 mm; agak kasar, material pengisi keras (kuarsa) dan sedikit
lintasan adalah kering (dry). Rating untuk kondisi kering yaitu 15.
IV. 2. 3 Pembahasan
RMR yaitu 41 dengan kelas batuan fair, dapat dilihat pada Tabel 12. Disamping itu,
nilai RMR berhubungan terhadap stand-up time, kohesi, sudut geser dalam hingga
sudut pemotongan kemiringan lereng yang aman seperti pada Tabel 13.
31
Tabel 13 Hubungan nilai RMR terhadap parameter mekanik
32
BAB V
KESIMPULAN
2. Rock Mass Rating/RMR (Bieniawski, 1973) terdiri dari lima komponen, yaitu
bendungan. Terdapat enam kelas untuk klasifikasi GSI (Marinos dan Hoek,
4. Pada kajian studi kasus di Bendungan Tukul didapatkan nilai RMR berkisar
antara 21 – 60 dimana termasuk dalam kategori sangat buruk, buruk, dan baik.
5. Pada kajian studi kasus di Bendungan Ladongi didapatkan nilai RMR yaitu 41
konstruksi bendungan.
34
DAFTAR PUSTAKA
for Engineers and Geologist in Mining, Civil, and Petroleum Engineering. New
Transaction of the South African Institution of Civil Engineers, 15, 335 – 344
Hoek, E. dan Brown, E.T. 1997. Practical estimates of rock mass strength.
Hoek, E. 1994. Strength of Rock and Rock Masses. ISRM News Journal, 2, 4 - 16
Marinos, P. dan Hoek, E. 2000. GSI: a geologically friendly tool for rock mass
publishers, Lancaster.
Indrawan, I. G. B., Primata, Rizzy. 2019. Karakteristik Geologi Teknik Massa Batuan
833 – 846.
Hastowo, Pudji. 2003. Pedoman Kriteria Umum Desain Bendungan. Jakarta: Kantor
Komite Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil. 2015. Tata
Nasional.
Suara Merdeka
Palmstrom, A. 2005. Measurements of and Correlations between Block Size and Rock
362 – 377
Laboratory and Field Test. Int. J. Rock Mech. Min. Sci. & Geotech., hal: 319 –
368.
Singh, B. and Goel, R.K. 2011. Engineering Rock Mass Classification. Elsevier Inc.
Publication, Amsterdam.
36
Hudson and Harrison. 1997. Engineering Rock Mechanics: An Introduction to the
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 2017. Peta Prakiraan Wilayah
37