Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PELAYANAN FARMASI & IKM

Nama : Husnul Mardiah


NIM : 1062022035
Kelas : A / Profesi Apoteker

1. Pemberian Obat Tanpa Indikasi


Kasus :
Anak bernama Ahmad berumur 12 tahun datang ke Apotek dengan keluhan rasa
tidak enak di tenggorokan. Ia merasakan ada lender atau dahak ditenggorokan nya
namun susah dikeluarkan. Sesekali terjadi batuk dengan dahak yang juga keluar,
namun masih terasa ada yang mengganjal di tenggorokan. Terapi yang diberikan
adalah Hufagrif flu dan batuk sirup yg berisi kombinasi obat Paracetamol, CTM,
Pseudoephedrin HCl, dan Guaiafenesin.
Ahmad (12 tahun)
S (+) dahak susah dikeluarkan, (+) batuk sesekali, rasa mengganjal di
tenggorokan
O -
Pemberian obat tanpa indikasi yaitu pemberian obat Hufagrif flu dan batuk
anak sirup yang adanya Paracetamol, CTM dan Pseudoephedrin HCl.
Indikasi paracetamol yaitu sebagai pereda demam, CTM sebagai antialergi
A
dan Pseudoephedrin HCl yang bisa meredakan hidung tersumbat karena pilek
atau flu. Sedangkan anak tidak mengeluhkan gejala-gejala tersebut, sehingga
penggunaan obat-obat tersebut kurang tepat.
Rencana tindak lanjut adalah jika mendapati keluhan dan gejala seperti diatas
cukup berikan obat batuk saja yang bisa bekerja untuk mengencerkan dahak
P yang kental sehingga mudah dikeluarkan. Contohnya Mucos sirup yang berisi
Ambroxol.
Monitoring adanya demam. Monitoring batuk
Referensi Kasus : Rekan yang sudah bekerja di Apotek

2. Ada Indikasi tapi Tidak Ada Terapi Obat


Kasus :
Seorang ibu datang ke apotek untuk membeli obat yang bisa menyembuhkan
batuk yang sedang dialami anaknya yang bernama Taufik berusia 5 tahun. Ibu
tersebut mengatakan anaknya sedang mengalami batuk berdahak dan dahak yang
dikeluarkan kental dan belum bisa mengeluarkan dahaknya sendiri. Selain batuk
anaknya juga mengalami pilek dan demam.
Taufik (5 tahun)
S
(+) dahak susah dikeluarkan, (+) batuk, (+) pilek, (+) demam
O -
Adanya indikasi tetapi tidak adanya terapi obat. Anak diberikan Triaminic
ekspektoran dan pilek sirup yang berisi obat Guaifenesin dan Pseudoefedrin
HCl untuk mengatasi batuk berdahak dan pilek nya. Padahal anak juga
A
dikeluhkan demam tetapi dalam obat tersebut tidak ada obat yang berindikasi
untuk menurunkan demam anak, sehingga hanya pemberian obat tersebut
kurang tepat
Rencana tindak lanjut adalah jika mendapati keluhan dan gejala seperti diatas
bisa ditambahkan dengan obat untuk menurunkan demamnya atau bisa
berikan satu obat saja yang sudah ada kombinasi dengan Paracetamol,
P
contohnya seperti TermoRex Plus sirup yang berisi Paracetamol, Guaifenesin,
Pseudoefedrin HCl, dan CTM.
Monitoring demam, batuk, dan pilek
Referensi Kasus : Rekan yang sudah bekerja di Apotek

3. Pemilihan Obat yang Tidak Tepat


Kasus :
Pasien wanita berusia 20 tahun telah hamil selama 16 minggu, memiliki TD
160/90 mmHg. Wanita tersebut diberikan obat antihipertensi Captopril untuk
menurunkan tekanan darahnya.
Jenis kelamin : Wanita
S Umur : 20 tahun
Hamil selama 16 minggu; Riwayat obat : Captopril
O TD : 160/90 mmHg
Pemilihan obat yang tidak tepat. Pasien tersebut sedang hamil sehingga obat-
A obat antihipertensi seperti golongan ACEI, ARB, Diuretik
dikontraindikasikan. Sehingga pemilihan obat Captopril tidak tepat
P Rencana tindak lanjut adalah mengganti obat antihipertensi yang aman untuk
ibu hamil, yaitu bisa berikan metildopa. Disarankan Captopril dihentikan.
Monitoring tekanan darah
Referensi Kasus : Buku Soal & Pembahasan UKAI 2019

4. Dosis Terlalu Tinggi


Kasus :
Seorang pria berusia 27 tahun datang ke dokter dengan keluhan nyeri ulu hati.
Dokter meresepkan Omeprazol 20 mg 3x1
Jenis kelamin : Laki-laki
S Umur : 27 tahun
Nyeri ulu hati; Riwayat obat : Omeprazol 20 mg 3x1
O -
A Dosis Omeprazol yang diberikan terlalu tinggi
Rencana tindak lanjut adalah mengurangi durasi pemakaian Omeprazol dalam
P
sehari. Dosis lazim untuk satu kali penggunaan Omeprazol adalah 20-40 mg.
Referensi : Buku Soal & Pembahasan UKAI 2019

5. Dosis Terlalu Rendah


Kasus :
Seorang ibu membawa anaknya yang bernama Rafi berumur 2 tahun ke Apotek.
Ibu tersebut memberitahukan bahwa anaknya sudah BAB sebanyak 4 kali di hari
itu dengan konsistensi feses yang cair. Dan ibunya juga sudah memberikan oralit
kepada anaknya, tetapi ibu tersebut ingin minta obat yang dapat mengurangi
kondisi anaknya. AA yang ada di Apotek kemudian memberikan tablet Zinc yang
dapat dilarutkan kepada ibu tersebut, dan memberitahukan untuk diminum 1 hari
sebanyak setengah tablet.
Rafi (2 tahun)
S BAB sebanyak 4 kali; Feses cair
Riwayat obat : minum Oralit dan Zinc 1 x sehari 1/2 tab
O -
A Dosis Zinc yang diberikan terlalu rendah
Rencana tindak lanjut adalah naikan dosis pemberian untuk Zinc. Pemberian
tablet Zinc untuk anak > 1 tahun adalah 1 tablet sehari. Diharapkan durasi
P
BAB dalam sehari berkurang dan konsistensi feses kembali kental.
Monitoring : BAB, konsistensi feses, dan dehidrasi
Referensi : Rekan yang sudah bekerja di Apotek
6. ROTD
Kasus :
Bapak C didiagnosis oleh dokter mengalami hipertensi dengan TD 160/120
mmHg dan diresepkan obat Bisoprolol untuk menjaga tekanan darahnya. Suatu
hari bapak C menghentikan tiba-tiba penggunaan obat karena merasa bosan
meminum obat dan tidak ada gejala yang berarti. Ternyata setelah penghentian
obat tersebut bapak C mengalami lonjakan tekanan darah yang tinggi.
Bapak C; Diagnosis hipertensi
S
Riwayat obat : minum Bisoprolol
O TD : 160/120 mmHg
Reaksi obat yang tidak di inginkan karena penghentian penggunaan beta
A blocker secara tiba-tiba. Hal tersebut adalah efek samping (rebound
hypertension) khas dari penghentian tiba-tiba beta blocker
Rencana tindak lanjut adalah jika ingin menghentikan penggunaan obat anti
P hipertensi disarankan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter pemberi resep.
Monitoring tekanan darah
Referensi : Buku Soal & Pembahasan UKAI 2019

7. Interaksi Obat
Kasus :
Pasien N wanita berumur 34 tahun yang sedang rawat inap sedang mengidap ISK
dan gastritis sehingga dokter meresepkan siprofloksasin dan antasida.
N (34 tahun)
Jenis kelamin : Wanita
S
Riwayat obat :Siprofloksasin dan Antasida
Riwauat penyakit : ISK dan gastritis
O -
Interaksi obat antara Siprofloksasin dan Antasida. Efek Siprofloksasin
A menurun akibat Antasida. Antasida mengurangi absorbs Siprofloksasin saat
digunakan bersamaan, sehingga efek Siprofloksasin akan menurun.
Rencana tindak lanjut adalah mengganti obat gastritis lain selain Antasida,
contohnya Lansoprazol atau Omeprazol. Jika tidak harus mengganti obat
P konsumsi obat dapat dijeda tidak harus konsumsi bersamaan. Antasida dapat
dikonsumsi setengah jam sebelum makan dan Siprofloksasin dapat
dikonsumsi setengah jam setelah makan agar menghindari interaksi obat
Referensi : Buku Soal & Pembahasan UKAI 2019
8. Pasien tidak Menggunakan Obat Karena Suatu Sebab
Kasus :
Seorang pasien remaja berusia 19 tahun di bawa ke klinik dan didiagnosis CAP
oleh dokter. Sebelumnya, tetangga pasien juga didiagnosis penyakit yang sama
dan telah dinyatakan sembuh. Oleh dokter direkomendasikan rawat jalan dan
diberikan obat Amoxicillin. Setelah satu minggu kemudian dilakukan
pemeriksaan X-rays toraks yang ternyata masih abnormal dan semakin
memburuk.
Umur : 19 tahun
S Riwayat penyakit : CAP
Riwayat obat : Amoxicillin
O X-rays toraks : abnormal
Setelah ditelusuri pasien tidak meminum obatnya karena ternyata pasien
A
memiliki alergi terhadap golongan penisilin
Rencana tindak lanjut adalah mengganti obat dengan antibiotik golongan lain,
P contohnya Eritromisin.
Monitoring : foto toraks; kultur darah; kultur sputum
Referensi : Buku Soal & Pembahasan UKAI 2019

Anda mungkin juga menyukai