Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS SOAP DAN DRUG RELATED

PROBLEM PADA PASIEN PENYAKIT PARU


OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK)
Adelia Chika Fadlianti 1062022001
Agustina Widia Ningrum 1062022004
Ahmad Faruq Maulana 1062021005
Husnul Mardiah 1062022035
Jenny Fitria Ambarwati 1062022039
Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK)
Suatu penyakit yang ditandai dengan
adanya obstruksi aliran udara yg
disebabkan oleh bronkitis kronis atau
empisema.
PENATALAKSANAAN
Klasifikasi PPOK FEV 1 Terapi

SABA/SAMA
Ringan > 80%
Alternatif : SAMA + SABA + Teofilin

LAMA/LABA
Sedang 50-79%
Alternatif : LAMA + LABA + Teofilin

ICS + LABA/LAMA
Parah 30-49%
Alternatif : LAMA + LABA / PDE-4 Inhibitor

ICS + LABA dan/atau LAMA


Sangat Parah < 30%
Alternatif : ICS + LABA + LAMA / PDE-4 Inhibito
KASUS
Tn.O seorang pria 46 tahun, memiliki riwayat merokok
30 tahun. Pergi ke dokter dengan mengeluhkan adanya
peningkatan frekuensi sesak nafas. Dia kehabisan nafas
saat baru berjalan 100 m. Tn.O sudah berhenti merokok
sejak 2 tahun yg lalu. Memiliki riwayat penyakit batuk
kronis, dan telah berkurang setelah berhenti merokok,
namun dispnea agak memburuk.Tn.O telah
menggunakan terapi inhaler Albuterol. Pada
pemeriksaan terdapat mengi ringan, nilai FEV1 60%
(0,54). Dokter menambahkan terapi dengan Tiotropium.
Setelah mendapatkan tambahan terapi gejala mengi
mulai berkurang dan tidak ada peningkatan nilai FEV.
Data Pemeriksaan

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Tekanan Darah 120/80 mm/Hg 120/80

Nadi 84 denyut/menit 60-100

Suhu 36,8 0
C 37

RR 20 kali/menit 12-20
Penyelesaian Kasus
SUBJEKTIF (S) :

• Tn. O (46 tahun)


• Riwayat merokok : 30 tahun
• Keluhan : peningkatan sesak nafas, kehabisan nafas saat berjalan dengan jarak 100
m
• Riwayat penyakit : batuk kronis
• Riwayat pengobatan : Inhalasi Albuterol
Lanjutan...

OBJEKTIF (O):
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Tekanan Darah 120/80 mmHg 120/80
Nadi 84 denyut/menit 60-100
Suhu 36,8 0
C 37
RR 20 kali/menit 12-20
FEV1 60 % > 80%
Lanjutan...

ASSESSMENT (A) :
Problem
S,O Terapi DRPs
Medik
PPOK PPOK stage II Inhalasi Terapi tidak
Telah Albuterol adekuat.
menggunakan Indikasi sudah
terapi inhalasi di terapi.
Albuterol, namun
dispnea masih
memburuk
Lanjutan... PLAN (P) :
Tujuan Terapi :

(1) Mencegah atau mengontrol gejala


(2) Mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan eksaserbasi
(3) Meningkatkan status kesehatan

Terapi Farmakologi :
Obat Indikasi Dosis Keterangan
Inhaler Bronkodilator kerja pendek (memperlebar luas 2 puff tiap 4 jam Digunakan ketika terjadi
Albuterol/Salbutamol permukaan bronkus dan bronkiolus pada paru- ketika serangan (90 serangan
(β-2 Agonis) paru dan membuat kapasitas serapan oksigen mcg/inhalasi)
ke paru-paru meningkat)

Inhaler Tiotropium Bronkodilator kerja panjang 1 puff setiap hari (18 Untuk terapi jangka
(Antikolinergik) mcg) panjang
PLAN (P)
Terapi Non Farmakologi :

(1) Rehabilitasi Pulmoner (breathing control exercise dan respiratory muscle training).
Rehabilitasi pulmoner pada pasien PPOK mampu mengurangi penurunan kemampuan
serta memperbaiki ketahanan otot akibat disfungsi otot yg disebabkan oleh hiperinflasi
paru pasien PPOK
(2) Mencegah malnutrisi. Malnutrisi pada pasien PPOK dapat menyebabkan
perburukan fungsi paru, penurunan kapasitas latihan, serta peningkatan resiko
eksaserbasi
(3) Berhenti merokok

Monitoring :

(1) Gejala
(2) Pemeriksaan sputum
(3) Pemeriksaan lab lengkap (nilai rasio FEV, kultur bakteri)
KIE
• Modifikasi gaya hidup, terutama mengenai rokok.
Pasien diharapkan berhenti merokok, karena di dalam
rokok terdapat senyawa-senyawa yg tidak sehat untuk
paru-paru dan bisa merusak paru-paru. Dengan
berhenti merokok, akan ada peningkatan harapan
hidup dan kualitas hidup.
• Setelah menggunakan inhaler usahakan untuk
berkumur untuk menghindari infeksi.
• Kepatuhan penggunaan obat, terutama untuk terapi
jangka panjang.
• Edukasi pentingnya terapi non farmakologi sebagai
terapi penunjang.
• Edukasi cara penggunaan inhaler yg benar.
Kesimpulan
Tn.O menderita PPOK gejala sedang atau
stage II, diberikan pengobatan inhaler
Albuterol untuk terapi ketika serangan dan
inhaler Tiotropium untuk terapi jangka
panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., and Dipiro, C.V. 2020. Pharmacotherapy Handbook,
Eleventh Edition. McGraw-Hill Education Companies, Inggris.

GOLD. 2020. Pocket Guide to COPD Diagnosis, Management and Prevention: A Guide for Health
Care Professionals. Sydney: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease Inc.

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). 2011. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

Smith MC, Wrobel JP. 2014. Epidemiology and Clinical Impact of Major Comorbidities in Patients
with COPD. International Journal of COPD. 9:871-88 .
Thank You

Anda mungkin juga menyukai