SABA/SAMA
Ringan > 80%
Alternatif : SAMA + SABA + Teofilin
LAMA/LABA
Sedang 50-79%
Alternatif : LAMA + LABA + Teofilin
ICS + LABA/LAMA
Parah 30-49%
Alternatif : LAMA + LABA / PDE-4 Inhibitor
Suhu 36,8 0
C 37
RR 20 kali/menit 12-20
Penyelesaian Kasus
SUBJEKTIF (S) :
OBJEKTIF (O):
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Tekanan Darah 120/80 mmHg 120/80
Nadi 84 denyut/menit 60-100
Suhu 36,8 0
C 37
RR 20 kali/menit 12-20
FEV1 60 % > 80%
Lanjutan...
ASSESSMENT (A) :
Problem
S,O Terapi DRPs
Medik
PPOK PPOK stage II Inhalasi Terapi tidak
Telah Albuterol adekuat.
menggunakan Indikasi sudah
terapi inhalasi di terapi.
Albuterol, namun
dispnea masih
memburuk
Lanjutan... PLAN (P) :
Tujuan Terapi :
Terapi Farmakologi :
Obat Indikasi Dosis Keterangan
Inhaler Bronkodilator kerja pendek (memperlebar luas 2 puff tiap 4 jam Digunakan ketika terjadi
Albuterol/Salbutamol permukaan bronkus dan bronkiolus pada paru- ketika serangan (90 serangan
(β-2 Agonis) paru dan membuat kapasitas serapan oksigen mcg/inhalasi)
ke paru-paru meningkat)
Inhaler Tiotropium Bronkodilator kerja panjang 1 puff setiap hari (18 Untuk terapi jangka
(Antikolinergik) mcg) panjang
PLAN (P)
Terapi Non Farmakologi :
(1) Rehabilitasi Pulmoner (breathing control exercise dan respiratory muscle training).
Rehabilitasi pulmoner pada pasien PPOK mampu mengurangi penurunan kemampuan
serta memperbaiki ketahanan otot akibat disfungsi otot yg disebabkan oleh hiperinflasi
paru pasien PPOK
(2) Mencegah malnutrisi. Malnutrisi pada pasien PPOK dapat menyebabkan
perburukan fungsi paru, penurunan kapasitas latihan, serta peningkatan resiko
eksaserbasi
(3) Berhenti merokok
Monitoring :
(1) Gejala
(2) Pemeriksaan sputum
(3) Pemeriksaan lab lengkap (nilai rasio FEV, kultur bakteri)
KIE
• Modifikasi gaya hidup, terutama mengenai rokok.
Pasien diharapkan berhenti merokok, karena di dalam
rokok terdapat senyawa-senyawa yg tidak sehat untuk
paru-paru dan bisa merusak paru-paru. Dengan
berhenti merokok, akan ada peningkatan harapan
hidup dan kualitas hidup.
• Setelah menggunakan inhaler usahakan untuk
berkumur untuk menghindari infeksi.
• Kepatuhan penggunaan obat, terutama untuk terapi
jangka panjang.
• Edukasi pentingnya terapi non farmakologi sebagai
terapi penunjang.
• Edukasi cara penggunaan inhaler yg benar.
Kesimpulan
Tn.O menderita PPOK gejala sedang atau
stage II, diberikan pengobatan inhaler
Albuterol untuk terapi ketika serangan dan
inhaler Tiotropium untuk terapi jangka
panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., and Dipiro, C.V. 2020. Pharmacotherapy Handbook,
Eleventh Edition. McGraw-Hill Education Companies, Inggris.
GOLD. 2020. Pocket Guide to COPD Diagnosis, Management and Prevention: A Guide for Health
Care Professionals. Sydney: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease Inc.
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). 2011. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
Smith MC, Wrobel JP. 2014. Epidemiology and Clinical Impact of Major Comorbidities in Patients
with COPD. International Journal of COPD. 9:871-88 .
Thank You