PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996), pelayanan kesehatan yang
bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan
yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai
Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah sakit atau
klinik, dihadapkan kepada resiko terinfeksi, kecuali dilakukan kewaspadaan untuk mencegah
terjadinya infeksi. Petugas kesehatan yang melayani pasien dan staf pendukung (seperti staff
rumah tangga, pembuangan sampah dan staff laboratorium) semuanya dihadapkan kepada
resiko infeksi. Infeksi yang terdapat di rumah sakit atau yang disebut dengan istilah infeksi
nosokomial merupakan fokus penting di semua negara. Namun di negara berkembang infeksi
ini merupakan penyebab utama penyakit dan kematian. Organisme penyebab infeksi
nosokomial biasanya datang dari tubuh pasien sendiri (flora endogen), kontak dengan staf
(kontaminasi silang), instrumen dan jarum yang terkontaminasi, dan lingkungan (flora
eksogen). Infeksi ini juga dapat terjadi pada pasien yang umumnya selalu berpindah-pindah
dan waktu rawat di rumah sakit lebih pendek, pasien sering dipulangkan sebelum infeksi ini
menjadi nyata atau timbul gejala. Kenyataannya sebagian besar infeksi nosokomial pada
pasien rawat inap dan rawat jalan menjadi nyata setelah mereka pulang. Di negara
infeksi yang buruk, pemakaian sumber terbatas yang tidak tepat dan rumah sakit yang penuh
sesak (Tietjen et al., 2004). Alat kesehatan meliputi barang, instrumen atau alat lain yang
termasuk tiap komponen, bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau
perbaikan, penyembuhan dan lain-lain (Hartono, 1985). Semua alat kesehatan yang kontak
langsung dengan pasien dapat menjadi sumber infeksi. Oleh karena itu, persediaan dari
barang steril cukup memainkan peran penting dalam mengurangi penyebaran penyakit dalam
pelayanan kesehatan.
mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas di rumah sakit. Salah satu
indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi
nosokomial dan untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka perlu dilakukan pengendalian
Pusat sterilisasi atau dikenal dengan istilah Central Sterile Supply Department
(CSSD) merupakan salah satu bagian dalam rumah sakit yang penting untuk pengendalian
infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi. Fungsi utama CSSD adalah
bertanggung jawab dalam menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan
di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsi dari pusat sterilisasi adalah menerima, memproses,
ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien. Tanggung jawab Pusat
Sterilisasi bervariasi tergantung dari besar kecilnya rumah sakit, struktur organisasi dan
proses sterilisasi. Setiap rumah sakit harus memiliki Pusat Sterilisasi yang mampu
memberikan pelayanan sterilisasi di rumah sakit dengan baik (Depkes RI, 2001).
ketrampilan khusus oleh petugas sterilisasi sehingga mendapatkan kondisi alat atau bahan
yang steril secara cepat dan tepat dari masing – masing unit lain yang membutuhkannya
sehingga risiko terjadinya infeksi nosokomial terhadap pasien dan karyawan RS Royal Prima
dapat dicegah sedini mungkin. Secara umum CSSD dilihat sebagai bagian penting dari
sebuah Operating Theatre (OT) karena pengguna terbanyak dari alat-alat steril adalah OT.
1.2. Tujuan
pelayanan sterilisasi yang bermutu dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
RS Royal Prima.
Royal Prima
Prima
Prima
mutu pelayanan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya risiko infeksi di RS. ROYAL
PRIMA MEDAN.
Autoclave adalah suatu alat / mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan
sterilisasi.
atau kimia.
Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip ata tape yang menandai
Indikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dan lain – lain pada
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit dimana pada saat
masuk rumah sakit tidak ada tanda / gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan
Central Sterile Supply Department (CSSD) adalah suatu bagian di rumah sakit yang
terhadap semua bahan yang digunakan dalam keadaan steril (Rachman, 2006).
1. Menerima dan memilah bahan – bahan kotor yang digunakan di Rumah Sakit
2. Menentukan apakah barang – barang tersebut akan digunakan kembali atau dibuang
8. Sterilisasi
Menyediakan kebutuhan rumah sakit, sediaan atau peralatan kamar operasi dan unit
menjamin bahwa seluruh alat atau barang dengan tingkat sterilisasi yang sama sesuai
dan sterilisasi
Mendistribusikan alat – alat yang dibutuhkan oleh ruangan perawatan, kamar operasi
Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman dan efektif serta
bermutu
Memberikan penyuluhan tentang hal – hal yang berkaitan dengan masalah sterilisasi
Menerima Instrument/ bahan yang akan disterilkan dari semua unit perawatan
dan unit khusus yang ada di RS. Royal Prima. Kemudian dicatat di buku serah terima
instrument dari unit, setelah itu instrument tersebut di cuci, dikeringkan kemudian
dengan larutan cydezime selama 15 menit. Setelah itu instrument dicuci dengan
menyikat setiap sisi pada bagaian instrument. Kemudian dibilas dengan air mengalir
dan dikeringkan sampai benar – benar kering. Setelah proses pengeringan maka
Kelebihannya bisa dipakai ulang, murah, kuat pelindung yang cukup baik, mudah
digunakan dan sangat baik untuk doek. Adapun kelemahannya adalah bukan
mudah robek, kain yang tebal seperti kanvas tidak boleh dipakai karena sulit
menyerap uap. Linen yang sudah bersih dari laundry akan serah terima di loket CSSD
dan dicatat jumlah beserta jenis linen di buku serah terima linen dari laundry. Linen
dari laundry diperiksa apakah layak pakai atau tidak, kemudian di simpan di lemari
penyimpanan. Linen akan di set atau di packing sesuai jenis kebutuhan di lapangan
operasi.
fasilitas kesehatan yang di desain untuk membungkus dan mengemas instrument yang
dipakai ulang untuk sterilisasi. Tujuan pengemasan adalah untuk berperan terhadap
keamanan dan efektivitas perawatan pasien yang merupakan tanggung jawab utama
CSSD. Setelah pengemasan diberi label (nama ruangan atau nama set instrument,
dan isinya
kontaminasi
3. Sterilan pada proses uap, EO atau panas kering harus dapat menyerap dengan
baik pada seluruh permukaan dan serat semua isi dan kemasan
Sterilisasi Uap
penyerapan uap yang baik pada kemasan dan isinya. Pada beberapa
kemasan dan segelnya. Bahan kemasan juga harus mudah kering dan
Bahan kemasan dan isinya harus tahan terhadap suu selama waktu
yang diperlukan untuk siklus panas – kering tanpa meleleh, terbakar atau
rusak.
Bahan yang dipakai untuk mengemas harus dapat menjaga sterilitas dan
melindungi isisnya yang sudah steril, dari sumber – sumber kontaminasi mikroba
mulai dari saat kemasan dikeluarkan dari mesin sterilisasi, sampai kemasan
Bahan kemasan harus cuckup kuat untuk menampung isinya selama proses
sterilisasi dan penanganannya. Harus tahan sobekan dan tusukan, tidak boleh
dan sesudah sterilisasi bahan kemasan tidak boleh berkerut, berlubang jika
dilipat, kusut, atau melekat satu sama lain jika ditumpuk dan segel tidak boleh
terlepas.
- Mudah digunakan
Bahan kemasan tidak boleh mengandung bahan beracun dan warna yang
bisa menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan terhadap pekerja atau yang luntur
jika terkena sterilan, sebalinya bahan – bahan pakai ulang yang sudah dilaundry
atau kotak kontainer pakai ulang harus bebas dari detergen bahan pemutih, atau
bahan kimia lainnya yang dapat berekasi dengan uap sehingga menyebabkan
perubahan warna pada instrument atau menimbulkan perubahan kimia pada alat di
dalam kemasan.
Segel sangat penting untuk melindungi isi kemasan dan menjaga sterilitas.
Pembungkus datar dapat disegel dengan indikator tape atau diikat dengan tali
kain. Kantong terbuat dari kombinasi plastik dan kertas atau kertas saja harus
disegel dengan segel panas atau tape. Kantong bersegel harus disegel sesuai
- Masa kadaluarsa
Kebutuhan akan pemakaian kertas disebabkan karena linen tidak tentu kapan
Kertas dapat dipakai sebagai bahan kemasan untuk proses sterilisasi uap dan
2. Kertas yang terdiri dari tiga lapisan. Lapisan kedua mencegah penyerapan uap
terapi berpori untuk udara, sehingga harus dilipat sedemikian rupa agar proses
Tape indikator kimia harus dilekatkan pada setiap kemasan. Tape ini berubah
sterilisasi yaitu mesin autoclave dengan menggunakan suhu 134 0C untuk instrument
dan suhu 1210C untuk linen. Proses sterilisasi memakan waktu 90 menit.
Instrument atau linen yang sudah disterilkan kemudian disimpan di store I dan store II
dan didistribusikan ke unit – unit yang membutuhkan intrument atau linen dalam
kondisi steril
Instrument dan linen yang sudah disterilkan dicatat jumlah set nya, tanggal pensterilan
dan nama petugas yang mensterilkan di dalam buku pencatatan dan pelaporan
sterilisasi
Pembuangan Limbah
Limbah atau buangan hasil proses sterilisasi dibuang ke IPAL RS. Royal Prima
dengan unit lainnya yang ada di RS. ROYAL PRIMA di dalam memenuhi kebutuhan
Memberikan pelayanan alat/ bahan medik steril untuk kebutuhan unit – unit di RS.
Laundry
1. Rawat Inap
2. Rawat Jalan
3. IBS
Instalasi
4. IGD
5. ICU
Farmasi
CSSD
Pemeliharaan
Logistik
Sarana
Sanitasi
NURSE STATION
LOKER
AREA TRANSFER
PRE OPERATIVE
CSSD
RUANG STERILISASI
RUANG PENYIMPANAN
STORE I STORE II
USER
BARANG/ BAHAN
INSTRUMENT BEKAS PEBEKALAN BARU
PAKAI DIKIRIM KE MASUK
CSSD MELALUI DIRTY
CORIDOR
PENERIMAAN DAN
PENCATATAN
PENERIMAAN
BARANG BARU
DAN
PENCATATAN
PACKING DAN
SORTIR LABELING
(PENCATATAN
VOLUME DAN
JENIS BARANG) STERILISASI
PERENDAMAN
KONTROL INDIKATOR
PENGERINGAN
Ya
PENCUCIAN
STRORAGE DISTRIBUSI
STERIL BARANG KELUAR
SORTIR (LAYAK
DISTERILKAN/ TIDAK)
Ya
Tidak
LAPOR KE
TEHNISI
MASUKKAN KEDALAM
KANTONGAN PLASTIK CSSD (MELALUI LOKET)
SESUAI KEBUTUHAN
PENERIMAAN DAN
PENCATATAN
TRANSFER KE
LAUNDRY (MELALUI
PACU)
PENCUCIAN
PENYIMPANAN PENYIMPANAN
STERILISASI
STORAGE DISTRIBUSI
PERBAIKAN (UNIT LAUNDRY) STERIL
Kualifikasi tenaga yang bekerja di CSSD RS. Royal Prima Medan dibedakan sesuai
dengan kapasitas tugas dan tanggung jawabnya, yang dibagi atas tenaga manajer dan teknis
pelayanan sterilisasi. CSSD RS Royal Prima Medan bagian dari Instalasi Bedah Sentral, dan
ada dibawah Departemen Pelayanan Medis, dan staff CSSD meliputi : 3 Orang PJS
( Penanggung Jawab Shift ) dan 8 staff Pelaksana dengan pengalaman di bidang CSSD,
Tidak pernah menderita atau sedang menjalani proses pengobatan TBC pada
setahun terakhir
Mempunyai data kesehatan yang mencakup data fisik, x-ray untuk TBC
Mempunyai laporan mengenai sakit yang pernah dialami selama bekerja di CSSD
seperti, infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi gastrointestinal, tertusuk jarum
Uraian Tugas :
Kualifikasi Tenaga :
kepemimpinan
Uraian Tugas :
CSSD
Kualifikasi Tenaga :
sub instalasi
administrasi
Uraian Tugas :
“membosankan”
sarung tangan
Kualifikasi Tenaga :
Pembagaian ruangan disesuaikan dengan alur kerja. Ruang CSSD dibagi menjadi
Di ruang ini proses pengemasan alat/ linen untuk persiapan sterilisasi dan penerimaan
alat/ bahan dari masing – masing unit perawatan yang sudah dikemas, diterima
diruangan ini dengan mengisi buku serah terima instrument dari unit. Selain
pengemasan, diruangan ini juga akan dilakukan persiapan bahan seperti gaas, tupper,
2. Ruang sterilisasi
Diruangan ini dilakukan proses sterilisasi alat atau bahan dengan menggunakan
peralatan sterilisasi.
Setelah proses sterilisasi selesai, alat atau bahan yang sudah steril disimpn di ruang
petugas CSSD, bebas dari penyakit menular dan menggunakan pakaian yang sesuai
dengan persyaratan. Lokasi ruang penyimpanan alat atau bahan steril harus jauh dari
lintas utama dan jendela serta pintu sedikit mungkin dan teisolasi (sealed).
Meja
Kursi
Lemari linen
Lemari alat
Ember bertutup
Baskom
Tromol
Bahan pengemas
tissue
2. Peralatan medik
Detergen
Larutan desinfektan
Prosedur :
4. Masukkan linen, instrumen dan selang silicon yang akan disterilkan di dalam
autoclave
5. Pastikan dinding chamber kanan dan kiri ada rongga. Atur posisi linen, instrumen
dan selang silicon yang akan disterilkan tidak menyentuh dinding chamber
6. Pastikan pintu tertutup dengan rapat dengan memutar pintu kearah kiri
7. Tekan tombol ON, kemudian pilih salah satu tombol yang diinginkan sesuai
dengan bahan yang akan disterilkan (linen, instrument dan selang silicon)
8. Proses heating berjalan ± 40 menit atur Suhu, Dry dan Timer sesuai
10. Pastikan interior chamber menunjukkan jarum angka 0 (nol) sebelum pintu
chamber dibuka. Buka pintu chamber dengan memutar kearah kanan, lalu pastikan
indicator tape yang terdapat pada linen atau instrument apakah sudah berubah
12. Tutup kembali chamber dan tekan tombol OFF pada control panel
4. Atur posisi bahan yang akan di sterilkan tidak menyentuh dinding chamber
7. Setelah semua di atur untuk memulai tekan tombol ‘START’ pada layar akan
8. Setelah mulai proses pemanasan dan suhu yang di atur sudah tercapai maka
9. Bila waktu steril selesai, pemanasan akan berhenti dan alat akan posisi
‘STAND BY’
10. Tekan tombol ‘OFF’ bila alat sudah selesai di gunakan lalu tunggu alat dalam
11. Untuk merubah pengaturan yang di gunakan tekan tombol ‘SET’ kemudian
tekan tombol ‘START’ untuk menambahkan nilai dan tombol ‘STOP’ untuk
mengurangi nilai
Prosedur :
5. Atur waktu sesuai kebutuhan, waktu akan kembali ke awal/ jarum kembali
Suatu sterilisator baru yang menggunakan teknologi plasma gas telah disetujui
penggunaannya oleh FDA pada tahun 1994. Sistem sterilisasi ini mengombinasikan
gelombang radio dengan hidrogen peroksida untuk menciptakan plasma gas bersuhu
bakteri yang sangat resisten. Hidrogen peroksida bersifat bakterisid, virusid, sporisid,
dan fungisid (Block, 1991). Uap hidrogen peroksida yang mempunyai konsentrasi
Prosedur :
pengisiannya :
- Gunakan handschoen
pengisian
±15 menit, setelah 15 menit akan muncul informasi di display sterilizer “OK”
4. Tekan tombol “OPEN” untuk membuka pintu chamber. Masukkan bahan yang
akan disterilkan lalu tekan tombol “CLOSE” untuk menutup pintu chamber.
kebawah dan bagian kertas dari sisi sebelah plastik tersebut menhadap keatas
- Fast Mode (waktu ±18 menit untuk scaple, glass slide, scissors)
- Normal Mode (waktu ±36 menit dengan lumen stainless steel, two – slide
endoscope
- Super Mode (waktu ±42 menit untuk flexible endoscope general stainless steel
6. Tekan tombol “START” lalu pilih “YES”. Mesin plasma akan bekerja secara
otomatis menunggu sampai steilisasinya selesai dan diakhiri dengan nada “beep”
3 kali dan secara otomatis mesin akan mengeluarkan print out hasil steril lengkap
dengan parameternya
7. Tekan tombol “OPEN” untuk membuka pintu chamber, keluarkan bahan yang
Mesin sterilisasi harus diperiksa dan dibesihkan setiap hari. Beberapa contoh item
yang harus dibersihkan adalah recording charts dan jarum penunjuk, gasket pintu, bagian
dalam chamber dan bagian luar chamber. Pembersihan mingguan dan lainnya sesuai
dengan yang disarankan produsen mesin.Beberapa hal yang harus diperhatikan dengan
Untuk perbaikan rutin terhadap komponen umum dapat dilakukan oleh pihak
kompeten
Staf teknisi yang terlibat dalam pemeliharaan peralatan harus dilatih oleh
Kalibrasi secara periodik harus dilakukan sesuai dengan instruksi manual dari
produsen mesin. Beberapa contoh item yang harus dikalibrasi adalah pengukur suhu,
tekana, timer dan element pencatat lainnya. Kalibrasi ulang harus dilakukan apabila
komponen – komponen ini mengalami perbaikan. Kalibrasi alat harus dilakukan oleh
orang terlatih khususnya terhadap jenis mesin sterilisasi yang akan dikalibrasi. Kalibrasi
terhadap mesin sterilisasi sangat penting untuk menjamin bahwa mesin sterilisasi bekerja
Sebelum mesin sterilisasi dapat digunakan secara rutin maka harus dilakukan
pengujian terlebih dahulu sesuai dengan prosedur pada masing – masing mesin sterilisasi
yang digunakan. Kerja mesin sterilisasi tidak hanya tergantung pada yang desain
mesinnya saja tapi juga tergantung pada elemen pendukung lainnya seperti generator
uap, distribusi uap, sistem kelistrikan dan sistem mekanik lainnya, kompatibilitas mesin
Instalasi CSSD harus dilengkapi dengan alat pelindung diri seperti apron yang
tahan terhadap cairan atau karet yang tahan terhadap cairan kimia, penutup kepala,
masker dan google (kaca mata). Khusunya dipakai oleh staff saat melakukan prosedur
yang memungkinkan terjadinya percikan atau kontainasi dari cairan yang mengandung
darah atau cairan tubuh lainnya. Harus ada alas kaki khusus untuk memasuki ruang
dekontaminasi dan penutup sepatu tahan air yang diperlukan untuk melindungi kaki.
Sarung tangan, gaun pelindung dan google harus dicuci setiap hari. Jenis alat pelindung
Instalasi pusat CSSD melayani semua unit di rumah sakit yang membutuhkan kondisi
steril. Dalam melaksanakan tugas sehari – hari CSSD selalu berhubungan dengan unit
rawat inap, rawat jalan, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral dan lainnya.
- Linen
- Instrument
Pencucian
- Instrument
- Sarung tangan
- Linen
- Instrument
- Sarung tangan
Proses sterilisasi
- Linen
Alur kerja yaitu urut – urutan dalam memproses alat atau bahan. Alur kerja dibuat
hendaknya terpisah
Jarak yang ditempuh pekerja sependek mungkin dan tidak bolak – balik
USER
INSTRUMENT
BEKAS PAKAI
INSTRUMENT
DIKIRIM KE CSSD
MELALUI LOKET
PENERIMAAN DAN
PENCATATAN
PACKING DAN
LABELING
SORTIR
(PENCATATAN
STERILISASI
VOLUME DAN
JENIS BARANG)
KONTROL INDIKATOR
Tidak
PERENDAMAN
Ya
PENCUCIAN
CLEAN CORIDOR
PENGERINGAN
POST OPERATIVE
SORTIR (LAYAK DISTERILKAN/
TIDAK)
Ya
DISTRIBUSI
INSTRUMENT
KELUAR
Pedoman Pelayanan CSSD RS. ROYAL PRIMA34
Tidak
KEMBALI KE UNIT
PENGIRIMAN
INSTRUMENT
Dekontaminasi
benda yang mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya bagi kehidupan,
sehinga aman untuk proses – proses selanjutnya. Tujuan dari proses dekontaminasi ini
adalah untuk melindungi pekerja yang bersentuhan langsung dengan alat – alat
kesehatan yang sudah melalui proses dekontaminasi tersebut dari penyakit – penyakit
yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme pada alat – alat kesehatan tersebut
Peralatan dan alat – alat kesehatan pakai ulang yang sudah terkontaminasi,
sehingga menghindari kontaminasi terhadap pasien, pekerja dan fasilitas lainnya, oleh
1. Peralatan pakai ulang dipisahkan dari limbah/ buangan di tempat pemakaian oleh
pekerja yang mengetahui potensi terjadinya infeksi dari benda – benda tersebut
3. Linen ditempatkan di ember linen sesuai jenisnya dan ditransfer ke unit laundry
dekontaminasi
Pembuangan Limbah
Limbah atau buangan harus dipisahkan dari alat – alat pakai ulang di tempat
pemakaian, diidentifikasi dan dibuang menurut kebijakan Rumah Sakit yang mengacu
Mencuci/ Cleaning
Semua alat – alat/ instrument pakai ulang harus dicuci dengan larutan
bahan pencuci harus sesuai dengan bahan, ikuti rekomendasi dari produsen alat
mengenai tipe bahan pencuci yang dapat dipakai. Pemilihan bahan pencuci juga
bergantung pada tipe kotoran yang ada, pada umunya protein yang lebi mudah
dihilangkan dengan detergan yang bersifat basa. Garam mineral lebih mudah
kadar garam mineral air. Jika kandungan garam mineral air sedikit, gunakan sedikit
detergen dan gunakan lebih banyak detergen jika kandungan garam mineral pada air
lebih banyak
hampir semua partikel yang tidak kelihatan. Dan menyiapkan permukaan dari semua
Desinfeksi Kimia
Memilih zat desinfeksi harus ditentukan berdasarkan pemakaian alat dan level
langsung dengan permukaan alat dalam waktu yang cukup lama untuk terjadinya
Pengeringan
Alat – alat yang sudah dicuci dengan desinfektan dibilas samapai bersih kemudian
dikeringkan hingga benar – benar kering supaya alat/ instrument tidak berkarat atau
Pengemasan
Pengemasan yang dimaksud disini termasuk semua material yang tersedia untuk
fasilitas kesehatan yang didesain untuk membungkus, mengemas dan menampung alat
– alat yang dipakai ulang untuk sterilisasi, penyimpanan dan pemakaia. Tujuan
pasien yang merupakan tanggung jawab utama pusat sterilisasi. Ada tiga prinsip
pengemasan :
1. Sterilan harus dapat diserap dengan baik menjangkau seluruh permukaan kemasan
dan isisnya
3. Harus mudah dibuka dan isinya mudah diambil tanpa menyebabkan kontaminasi
melalui proses sterilisasi yang efektif. Salah satu metode sterilisasi yang paling efisien
dan paling efektif adalah melalui sterilisasi uap. Uap dapat membunuh
mikroorganisme melalui denaturasi dan koagulasi sel protein secara inversibel. Untuk
dapat menghasilkan barang yang steril maka lakukan pre – sterilisasi dan pasca
dimana panas akan diabsorbsi oleh permukaan luar dari alat yang disterilkan lalu
merambat kebagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai.
Sterilisasi panas kering biasanya digunakan untuk alat – alat atau bahan dimana steam
tidak dapat berpenetrasi secara mudah atau untuk peralatan terbuat dari kaca.
oksidasi sampai terjadinya koagulasi protein sel. Sterilisasi panas kering memerlukan
waktu yang lebih lama dengan suhu yang lebih tinggi dan terjadi pada oven konveksi
panas kering.
Pada dasarnya ada dua jenis oven konveksi panas kering, yaitu oven konveksi
panas – kering dan oven konveksi mekanis. Pada oven konveksi panas – kering
distribusi suhu tidak merata sementara pada oven konveksi mekanis distribusi suhu
lebih merata karena adanya bantuan blower. Sebelum memasukkan bahan ke dalam
chamber, chamber harus dipanaskan terlebih dahulu ±20 menit. Antara satu bahan dan
bahan lainnya harus tersedia ruangan untuk mempermudah sirkulasi udara sehingga
Sterilisasi Basah
sterilisator tidak dapat menutup rapat karena kadar sterilisator terdapat lekukan tempat
gantungan sarangan. Apabila sterilisator dipasang maka akan terjadi uap air dalam
sterilisator. Uap air makin lama makin banyak sehingga tekanan uap air ini akan
meningkat, tetapi tekanan terebut tidak sampai melebihi tekanan yg ada di luar
sterilisator yaitu 1 atm, maka suhu air/ uap air dalam sterilisator kurang sempurna
hanya 1000C.
memiliki elemen basah dimana elemen tersebut harus selalu terkena air, sehingga
tersebut akan terendam air dan kemudian terjadilah proses pemanasan air yang akan
Plasma secara umum didefinisikan sebagai gas dari elektron, ion – ion maupun
partikel – partikel neutral. Pada plasma yang terbentuk dari hidrogen peroksida,
proses pembentukan plasma mengalami dua fase yaitu fase difusi hidrogen peroksida
dan difusi plasma. Pembentukan plasma dimulai setelah pemvakuman chamber, uap
hidrogen peroksida yang dihasilkan dari larutan 58% hidrogen peroksida masuk
kedalam chamber melalui mekanisme difusi. Alat/ bahan yang akan disterilkan
kemudian terpapar oleh uap hidrogen peroksida selama 50 menit pada konsentrasi
Fase plasma ini berlangsung selama 15 menit pada 400 watt. Setelah fase plasma
selesai setiap spesies reaktif akan bergabung kembali membentuk senyawa stabil
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI PROSES STERILISASI
Adalah upaya untuk mengamati pelayanan proses sterilisasi dan cakupan program
pelayanan proses sterilisasi seawal mungkin untuk dapat menemukan dan selanjutnya
Setiap item/ kemasan yang akan disterilkan harus mencantumkan identitas berupa
nomor lot yang mencakup identitas berupa nomor lot yang mencakup nomor mesin
didokumentasikan :
- Nomor lot
- Waktu pemaparan dan suhu (kalau belum tercatat oleh mesin sterilisasi)
- Nomor operator
Waktu kadaluarsa
Setiap kemasan steril yang akan digunakan harus diberi label yang mengindikasikan
tidak tergantung pada waktu melainkan pada kejadian yang dialami oleh kemasan
tersebut.
Indikator mekanik
Indikator mekanik adalah bagain dari instrument mesin sterilisasi seperti gauge, tabel
dan indikator suhu maupun tekanan yang menunjukkan apakah alat sterilisasi bekerja
dengan baik.
Indikator kimia
obyek yang disterilkan denagn adanya perubahan warna. Indikator kimia diproduksi
dalam berbagai bentuk (strip, tape, kartu, vial) serta sensitif terhadap satu atau lebih
parameter sterilisasi.
Indikator biologi
bentuk spora yang bersifat resisten terhadap beberapa parameter yang terkontrol dan
terukur dalam suatu proses yang terkontrol dan terukur dalam suatu proses sterilisasi
tertentu.
6.5. Evaluasi
Setiap kegiatan harus selalu dievaluasi pada tahap proses akhir seperti pada tahap
pengemasan, sterilisasi dan sebagainya, juaga evaluasi secara keseluruhan dalam rangka
daya manusia.
Pada hakekatnya semua manusia termasuk tenaga kesehatan hendaknya terus belajar
agar dapat menghasilkan perubahan pada diri individu, yaitu didapatkannya kemampuan baru
yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. Salah satu bentuk proses belajar adalah melalui
perencanaan yang matang. Perencanaan merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan dan
pelatihan yang diharapkan dan cara – cara yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Salah satu tujuan pendidikan dan latihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan bagi tenaga- tenaga yang bekerja di CSSD dan institusi kesehatan lainnya agar
memiliki bekal profesional yang memungkinkan mereka mampu menciptakan hasil kerja
pendidikan dan pelatihan untuk kepala instalasi CSSD berbeda dengan staff yang bekerja di
bersifat tehnis.
Materi pengajaran untuk staff yang bekerja pada CSSD terdiri dari manajemen
proses sterilisasi, pengemasan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pengendalian infeksi
BAB VIII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
CSSD menjadi tanggung jawab petugas CSSD setelah dilakukan pembekalan terhadap
bahaya – bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan CSSD. Pada dasarnya kecelakaan
dapat dihindari dengan mengetahui potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya. Dengan
memperhatikan secara seksama dan melatih teknik – teknik bekerja secara aman maka
Bahaya pemaparan terhadap darah dan cairan tubuh lainnya maupun zat – zat
kimia di lingkungan CSSD dapat menyebabkan luka, penyakit dan dalam kondisi
efektif dengan menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, penutup
kepala, penutup kaki, gaun anti cairan, masker dan google (kaca mata).
Penanagan yang salah salah terhadap alat – alat tajam terkontaminasi seperti
pisau, needle, dan lain – lain dapat menyebabkan rusaknya permukaan kulit yang
alat, lalu pindahkan alat/ instrument satu persatu. Pastikan agar bagian
- Buang sampah benda tajam (jarum suntik, blade dan needle) ke dalam
wadah yang tahan tusukan dan tidak dibuang pada tempat sampah biasa
- Pada saat memproses ulang benda tajam pakai ulang, pisahkan dari
aman, dan gunakan alat gunakan alat pelindung diri untuk mencegah
pemaparan zat kimia terhadap kulit dan membran mukosa yang dapat
terlatih yang sudah mendapatkan pelatihan tentang prinsip dasar sterilisasi dan
Jenis – jenis luka yang dapat terjadi di daerah ini meliputi luka bakar pada kulit
maupun membran mukosa akibat kelalaian pada penggunaan zat kimia maupun
akibat berlalu dekatnya posisi terhadap sumber panas (sterilisasi uap atau kereta
barang yang panas). Luka bakar elektris, akibat penggunaan instrument/ alat
listrik. Luka pada mata akibat cipratan zat kimia sehingga pemakaian alat
- Gunakan sarung tangan tahan panas pada saat menangani mesin sterilisasi
- Letakkan kereta mesin serilisasi diluar daerah lalu lalang petugas CSSD
terlatih
sudah dijalankan, maka fase siklus tersebut tidak boleh dihentikan sampai
kecelakaan pada pasien yang dirawat di rumah sakit sehubungan dengan alat – alat/
sterilisasi, dan penanganan barang steril secara aseptic dan benar sesuai dengan SOP
yang ditetapkan merupakan cara terbaik bagi petugas untuk mencegah terjadinya
kecelakaan/ luka pada pasien. Pasien penerima barang yang belum diuji kelayakan fungsi
dan cara pakainya dapat mengalami komplikasi maupun penundaan tindakan. Alat alat
terkontaminasi atau on – steril (seperti instrument bedah) apabila digunakan pada pasien
baik
pengujian deteksi udara dalam chamber (sistem mesin sterilisasi uap pre-
vakum).
banyak zat kimia yang digunakan di CSSD berssifat toksik. Apabila penanganannya
tidak dilakukan dengan baik maka dapat membahayakan baik petugas CSSD itu sendiri
maupun pasien.
Alcohol
Tindakan Pertolongan
irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCl 0,9% perlahan selama 15
– 20 menit
5. Tutuplah mata dengan kain gaas steril lalu segera kirim/ konsul ke
dokter mata
2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10
menit
3. Jika tidak tersedia air, setelah bagian kulit dengan kain atau kertas
secara perlahan
Formaldehid
1. Dosis toksik : dosis letal pada manusia secara oral 0,5 – 5 g/kg BB
Tindakan Pertolongan
irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCl 0,9% perlahan selama 15
– 20 menit
5. Tutuplah mata dengan kain gaas steril lalu segera kirim/ konsul ke
dokter mata
2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10
menit
3. Jika tersedia air, seka lah bagian kulit dengan kain gaas atau kertas
secara perlahan
1. Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin
endoskopi
Etilan Oksida
Etilen oksida merupakan zat kimia yang banyak digunakan dalam proses
sterilisasi kimia alat – alat kesehatan, pereaksi dalam sintesa kimia organik
terutama dalam pembuatan etilen glikol, fungisida dan fumigan bahan makanan
dan tekstil
keseimbangan tubuh)
Tindakan Pertolongan
irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCl 0,9% perlahan selama 15
– 20 menit
5. Tutuplah mata dengan kain gaas steril, lalu segera kirim/ konsul ke
dokter mata.
2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10
menit
3. Jika tidak tersedia air bersih, seka lah bagian kulit dengan kain atau
Lisol
Lisol merupkan nama lain dari kelompok zat kimia fenol, asam karbolat,
sebagai larutan antiseptic dengan kosentrasi antara 1 – 2%. LDL oral pada
1. Pada kulit dan Mukosa : gatal, mati rasa dan pada keadaan
putih, edema palpebra dan iritis, nyeri abdomen, muntah dan rash. Jika
konsentrasi fenol > 5% dapat menyebabkan luka bakar pada mulut dan
esophagus
hemoglobinuri
Tindakan Pertolongan
sirkulasi
irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCl 0,9% perlahan selama 15
– 20 menit
5. Tutuplah mata dengan kain gaas steril, lalu segera kirim/ konsul ke
dokter mata
2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10
menit
3. Jika tidak tersedia air bersih, seka lah bagian kulit dengan kain atau
endoskopi
Natrium Hipoklorit
Natrium hipoklorit (Na OCL) 5 – 10%. Selain digunakan sebagai pemutih juga
digunakan sebagai desinfektan. Pada konsentrasi >20% zat ini bersifat korosifdan
bila tertelan akan berbahaya karena jika kontak dengan asam lambung akan
melepaskan asam klorat gas klorat, gas klor bebas dalam lambung yang apabila
sirkulasi
irigasi dengan sejumlah air bersih atau NaCl 0,9% perlahan selama 15
– 20 menit
5. Tutuplah mata dengan kain gaas steril, lalu segera kirim/ konsul ke
dokter mata
2. Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal 10
menit
3. Jika tidak tersedia air bersih, seka lah bagian kulit dengan kain atau
1. Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin
endoskopi
terhadap cairan atau karet yang tahan terhadap cairan kimia, penutup kepala, masker dan
google (kaca mata). Khusunya dipakai oleh staff saat melakukan prosedur yang
memungkinkan terjadinya percikan atau kontainasi dari cairan yang mengandung darah atau
cairan tubuh lainnya. Harus ada alas kaki khusus untuk memasuki ruang dekontaminasi dan
penutup sepatu tahan air yang diperlukan untuk melindungi kaki. Sarung tangan, gaun
pelindung dan google harus dicuci setiap hari. Jenis alat pelindung diri yang dipakai sekali
BAB IX
PENUTUP
Kejadian infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu
pasien dirawat dirumah sakit. Bagi pasien dirumah sakit, infeksi nosokomial merupakan
persoalan serius yang dapat menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian
pasien namun menyebabkan pasien dirawat lebih lama dirumah sakit. Ini berarti pasien
membayar lebih mahal dan dalam kondisi tidak produktif, disamping pihak rumah sakit juga
kegiatan yang sangat penting dan salah satu faktor yang mendukung untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dan erat kaitannya dengan citra rumah sakit. Oleh sebab itu pencegahan
melaksanakan pelayanan CSSD yang baik. Tanggung jawab untuk melaksanakan semua
kegiatan kegiatan secara aman di lingkungan CSSD menjadi tanggung jawab petugas pusat
CSSD setelah dilakukan pembekalan kepada petugas terhadap yang mungkin terjadi di
lingkungan pusat sterilisasi. Pada dasarnya kecelakaan dapat dihindari dengan mengetahui
potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya. Dengan memperhatikan secara seksama dan
melatih tehnik – tehnik bekerja secara aman maka risiko terjadinya kecelakaan kerja dapat