Oleh:
NURLIA OHOIWER
2007 14901 310
A. PENGERTIAN
Anak usia sekolah dikenal dengan fase berkarya vs rasa rendah diri.
Masa ini berada di antara usia 6-12 tahun adalah masa anak mulai memasuki
dunia sekolah yang lebih formal, pada anak usia sekolah tumbuh rasa
kemandirian anak, anak ingin terlibat dalam tugas yang dapat dilakukan sampai
selesai (Wong, 2012).
Sering disebut sebagai usia "anak sekolah", periode perkembangan
merupakan salah satu tahap perkembangan ketika anak diarahkan menjauh dari
kelompok keluarga dan berpusat pada dunia hubungan teman sebaya yang lebih
luas. Pada tahap ini terjadi perkembangan fisik, mental, dan sosial secara
kontinu, disertai penekanan pada perkembangan kompetensi keterampilan. Pasa
tahap ini, kerja sama sosial dan perkembangan moral dini lebih penting dan
relevan dengan tahap-tahap kehidupan berikutnya. Periode ini merupakan
periode kritis dalam perkembangan konsep diri.
Masa usia sekolah sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung
dari usia enam hingga kira-kira usia dua belas tahun. Karakteristik utama usia
sekolah adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam
banyak segi dan bidang, diantaranya perbedaan dalam intelegensi, kemampuan
dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik
(Untario, 2011).
B. Faktor - faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa pada anak usia sekolah
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa pada anak usia
sekolahmenurut Depkes RI (2001, dalam Noviana, 2010) antara lain:
a. Guru
Perilaku guru menunjukan suatu pengaruh yang besar dan kuat terhadap
iklim atau suasana sekolah, baik sosial maupun emosional. Keberhasilan
guru dalam mengajar dan mendidik, khususnya dapat membantu
perkembangan kepribadian anak.
b. Teman sebaya
Sehari-hari anak bergaul dengan teman sekolah atau teman di luar sekolah.
Orang tua dan guru harus mengetahui kelompok teman bermain anak baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Di rumah anak berada dalam “dunia
dewasa”, yang penuh dengan norma dan nilai yang harus dipatuhi,
sedangkan di luar rumah anak dalam “dunia usia sebaya”, yang penuh
dengan kebebasan.
c. Kondisi fisik sekolah
Anak tidak akan tenang belajar, apabila sekolah terletak di dekat pasar,
perkampungan yang padat, dekat pabrik, atau disekitar tempat hiburan.
Keadaan semacam ini sangat berpengaruh terhadap perilaku anak.
d. Proses pembelajaran
Suasana sekolah yang menantang dan merangsang belajar, akan
menentukan iklim sekolah. Hal ini tergantung pada kemampuan guru
mengajar, serta tata tertib yang berlaku di sekolah. Sekolah terasa nyaman
dan menarik, sehingga anak senang berada di sekolah dan guru pun
bergairah dalam mengajar.
e. Keluarga
Keluarga merupakan faktor pembentuk kepribadian anak secara dini yang
pertama dan utama. Orang tua yang bersifat otoriter, tidak sabar, mudah
marah, selalu mengatakan “tidak”, selalu melarang, sering memukul, akan
sangat berpengaruh buruk terhadap perkembangan kepribadian anak.
C. Karakteristik Perilaku
Karakteristik perilaku normal pada anak usia Sekolah, antara lain:
1. Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah/rumah
2. Mempunyai rasa bersaing misal ingin lebih pandai dari teman, meraih
juara pertama
3. Terlibat dalam kegiatan kelompok
4. Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
5. Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana misal
merapikan tempat tidur, menyapu, dll
6. Memiliki hobI tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita,
menggambar
7. Memliliki teman akrab untuk bermain
8. Tidak ada tanda bekas luka penganiayaan
D. Perkembangan Anak Usia Sekolah
1. Fisik dan motorik
BB 16-23,6 kg, TB 106,6-123,5 cm, pemunculan gigi insisor mandibula
tengah kehilangan gigi pertama, sering kembali menggigit jari, lebih menyadari
tangan sebagai alat, suka menggambar, melukis dan mewarnai.
Stimulasi motorik kasar yang bisa dilakukan:
Bermain kasti, basket, dan bola kaki. Kegiatan ini sangat baik
untuk melatih keterampilan menggunakan otot kaki. Anak juga
belajar mengenal adanya aturan main, sportivitas, kompetisi dan
kerja sama dalam sebuah tim.
Berenang. Manfaat dari kegiatan ini sangat banyak karena
melatih semua unsur motorik kasar anak. Anak pun mendapat
pelajaran dan latihan mengenai perbedaan berat jenis maupun
keseimbangan tubuh.
Lompat jauh. Manfaatnya hampir sama dengan bermain bola
kaki dan sejenisnya. Pada kegiatan ini anak mendapatkan point
plus, yaitu prediksi terhadap jarak.
Lari maraton. Manfaatnya mirip sekali dengan lompat jauh,
hanya caranya yang berbeda.
Kegiatan outbound. Seperti halnya berenang, maka dengan ber-
outbound semua kemampuan motorik kasar dilatih. Malahan
anak bisa mendapatkan hal yang lain, seperti keberanian,
survival, dan kedekatan dengan Maha Pencipta serta kesadaran
pentingnya menjaga keharmonisan antara manusia dengan
hewan dan tumbuhan.
1. Pengkajian
Pengkajian pada keluarga :
1) Identitas : nama KK, alamat tempat tinggal, pekerjaan
2) Riwayat dan tahap perkembangan
3) Lingkungan : rumah, lingkungan, sistem sosial
4) Struktur keluarga : komunikasi, peran anggota
5) Penyebab masalah keluarga dan koping
6) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
3. Intervensi Keperawatan
a. Tujuan
1) Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
2) Mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus
3) Mengembangkan keterampilan berbahasa
4) Mengembangkan keterampilan adaptasi psikososial
5) Pembentukan identitas dan peran sesuai jenis kelamin
6) Mengembangkan kecerdasan
7) Mengembangkan nilai-nilai moral
8) Meningkatkan peran serta keluarga dengan meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan
b. Tindakan Keperawatan
1) Pemenuhan Kebutuhan Fisik yang Optimal
a) Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b) Ajarkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c) Kaji pemberian vitamin dan imunisasi ulang (booster)
d) Ajarkan kebersihan diri
2) Mengembangkan Keterampilan Motorik Kasar dan Halus
a) Kaji kemampuan motorik kasar dan halus anak
b) Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar (kejar-kejaran,
papan seluncur, sepak bola, dll)
Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik halus (menggambar,
menulis, mewarnai, menyusun balok, dll)
c) Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk anak
3) Mengembangkan Keterampilan Bahasa
a) Kaji keterampilan bahasa yang disukai anak
b) Berikan kesempatan anak bicara dan bercerita
c) Sering mengajak anak berkomunikasi
d) Ajari anak belajar membaca
4) Mengembangkan Keterampilan Adaptasi Psikososial
a) Kaji keterampilan adaptasi psikososial anak
b) Berikan kesempatan anak bermain dengan teman sebaya
c) Berikan dorongan dan kesempatan untuk perkembangan
d) Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
5) Membentuk Identitas Peran sesuai Jenis Kelamin
a) Kaji identitas dan peran sesuai dengan jenis kelamin
b) Ajari mengenal bagian-bagian tubuh
c) Ajari mengenal jenis kelamin sendiri dan membedakan jenis kelamin anak lain
d) Berikan pakaian dan mainan yang sesuai dengan jenis kelamin
6) Mengembangkan Kecerdasan
a) Kaji perkembangan kecerdasan anak
b) Bimbing anak dengan imajinasinya untuk menggali kemampuan yang dimiliki
c) Bimbing anak belajar keterampilan baru
d) Berikan kesempatan dan bimbing anak membantu pekerjaan rumah sederhana
e) Ajari pengenalan benda, warna, huruf, angka
f) Latih membaca, menggambar, dan berhitung
7) Mengembangkan Nilai Moral
a) Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b) Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
c) Kenalkan anak pada nilai-nilai yang baik dan yang tidak
d) Barikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
e) Latih kedisiplinan
8) Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan
a) Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b) Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c) Berikan reincforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan keluarga
d) Ajarkan pada keluarga untuk memberikan makanan bergizi seimbang
e) Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan anak normal pada
usia pra sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, A., Fitryasari, R., & Nihayati, H. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Spesialis Jiwa FIK dan tim pengajar spesialis jiwa ( 2011 ), Draf Standar Asuhan
Keperawatan Program Spesialis Jiwa, Jakarta: Program Magister Keperawatan
Jiwa FIK UI.
Kau, M. A. (2011). Empati dan Perilaku Prososial Pada Anak. Jurnal Inovasi, 7(03).
From: http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JIN/article/view/771
Wiguna, et al. (2010). Masalah Emosi Dan Perilaku Pada Anak Dan Remaja Di Poliklinik
Jiwa Anak Dan Remaja Rsupn Dr. Ciptomangunkusumo (Rscm), Jakarta. Jurnal
Sari Pediatri, Vol. 12, No. 4, Desember 2010.
From:https://saripediatri.org/index.php/saripediatri/article/download/505/442