Anda di halaman 1dari 11

REKAYASA IDE

Strategi Pembelajaran
Bahasa Dan Sastra
Indonesia

Nilai :

STRATEGI PEMBELAJARAN ORIENTASI SISWA SELAMA DARING


KURIKULUM 2013

Disusun untuk memenuhi tugas dalam Mata Kuliah Strategi Pembelajaran


Bahasa Dan Sastra Indonesia

Dosen Pengampu:
Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd.

Disusun Oleh :

Tresia Anggraini Malau (2191111017)

Reguler C 2019

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia ini. Rekayasa Ide ini telah penulis
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan Rekayasa Ide ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan Rekayasa Ide ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah
ini. Akhir kata penulis berharap semoga Rekayasa Ide ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Medan, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................................... 1
D. Manfaat Rekayasa Ide ................................................................................................ 1

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................................................... 2

A. Uraian Permasalahan .................................................................................................. 2


B. Subjek Penelitian ....................................................................................................... 3
C. Assasesment Data ...................................................................................................... 3

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 4

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 7

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 7
B. Saran .......................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet
dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai
jenis interaksi pembelajaran. Penelitian yang dikakukan oleh Zhang et al., (2004) menunjukkan
bahwa penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian
pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas
tradisional. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan mahasiswa
dan dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet (Kuntarto, E.
(2017).
Pembelajaran daring menghubungkan peserta didik dengan sumber belajarnya (database,
pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat
saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara
tidak langsung/asynchronous). Pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran jarak jauh yang
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM (Molinda,
2005). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pembelajaran daring
semasa pandemi covid-19.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah didalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimana Strategi Pembelajaran Orientasi Siswa Selama Daring dan Kurikulum 2013?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu :
1. Memahami bagaimana Strategi Pembelajaran Orientasi Siswa Selama Daring dan
Kurikulum 2013.

D. Manfaat Rekayasa Ide


Rekayasa ide ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca agar
dapat memahami bagaimana Strategi Pembelajaran Orientasi Siswa Selama Daring dan
Kurikulum 2013.

1
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Uraian Permasalahan
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bila dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Menurut Sanjaya Wina (dalam Trianto, 2008) istilah strategi di dalam konteks belajarmengajar,
strategi berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar.
Maka dari itu, konsep strategi dalam hal ini menunjuk pada karakteristik abstrak rentetan
perbuatan guru-peserta didik di dalam peristiwa belajarmengajar. Menurut Cropper di dalam
Wiryawan dan Noorhadi (1998) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan
atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia
menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam
kegiatan belajaranya harus dapat dipraktikkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Strategi tersebut disusun untuk mencapai
tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah
pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai
fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun
sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Hasil penelitian juga melaporkan bahwa tidak sedikit mahasiwa yang kesulitan dalam
memahami materi perkuliahan yang diberikan secara daring. Bahan ajar biasa disampaikan
dalam bentuk bacaan yang tidak mudah dipahami secara menyeluruh oleh mahasiswa (Sadikin,
A., & Hakim, N., 2019). Mereka berasumsi bahwa materi dan tugas tidak cukup karena perlu
penjelasan secara langsung oleh dosen. Garrison & Cleveland-Innes (2005) dan Swan (2002)
melaporkan bahwa kelas yang dosennya sering masuk dan memberikan penjelasan memberikan
pembelajaran lebih baik dibandingkan kelas yang dosennya jarang masuk kelas dan memberikan
penjelasan.

2
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini berbentuk studi kasus dengan metode deskriptif kualitatif, yang menelaah
kepada suatu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif. Hak
kebebasan berpendapat Islam memerintahkan kepada manusia agar berani menggunakan akal
pikiran mereka terutama untuk menyatakan pendapat mereka yang benar sesuai dengan batas-
batas yang ditentukan hukum dan norma-norma lainnya. Perintah ini secara khusus ditunjukkan
kepada manusia yang beriman agar berani menyatakan kebenaran dengan cara yang benar pula.
Oleh karena itu, setiap manusia sesuai dengan martabat dan fitrahnya sebagai makhluk
yang berpikir mempunyai hak untuk menyatakan pendapatnya dengan bebas, asal tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip dan dapat dipertanggung jawabkan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam
observasi, cara mengumpulkan data yang dilakukan adalah melalui pengamatan secara langsung.

C. Assasesment Data
Pengolahan data secara observasi, karena itu dalam mengolah data ini ialah dengan
mengumpulkan sumber-sumber bacaan yang dapat membantu dalam penyelesain isi dari
rekayasa ide.

3
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN
Solusi dan pembahasannya yaitu : Dalam pembelajaran daring harus menggunakan
metode yang sesuai untuk peserta didik. Metode pembelajaran yang cocok selama pandemi ini,
yakni:
1. Project Based Learning
Metode project based learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat Edaran
Mendikbud no.4 tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk
memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong royong, dan empati
dengan sesama. Menurut Mendikbud, metode project based learning ini sangat efektif diterapkan
untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek,
eksperimen, dan inovasi. Metode pembelajaran ini sangatlah cocok bagi pelajar yang berada
pada zona kuning atau hijau. Dengan menjalankan metode pembelajaran yang satu ini, tentunya
juga harus memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

2. Daring Method
Untuk menyiasati ketidak kondusifan di situasi seperti ini, metode daring bisa dijadikan
salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari Kumparan, Kemendikbud
mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi permasalahan yang terjadi selama
pandemi ini berlangsung. Metode ini rupanya bisa membuat para siswa untuk memanfaatkan
fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Seperti halnya membuat konten dengan memanfaatkan
barang-barang di sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem
online. Nah, metode daring ini sangatlah cocok diterapkan bagi pelajar yang berada pada
kawasan zona merah. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran
yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-
masing dalam keadaan aman.

3. Luring Method
Luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam
artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi
dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini sangat pas buat pelajar yang ada di wilayah

4
zona kuning atau hijau terutama dengan protocol ketat new normal. Dalam metode yang satu ini,
siswa akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari
Kumparan, model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi
penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini. Metode ini dirancang untuk
menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak berbelit saat disampaikan kepada siswa. Selain
itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik bagi mereka yang kurang memiliki sarana
dan prasarana mendukung untuk sistem daring.

4. Home Visit Method


Seperti halnya metode yang lain, home visit merupakan salah satu opsi pada metode
pembelajaran saat pandemi ini. Metode ini mirip seperti kegiatan belajar mengajar yang
disampaikan saat home schooling. Jadi, pengajar mengadakan home visit di rumah pelajar dalam
waktu tertentu. Dilansir dari Kumparan, metode ini disarankan oleh Kepala Bidang Kemitraan
Fullday Daarul Qur’an, Dr. Mahfud Fauzi, M.Pd yang mana sangat pas untuk pelajar yang
kurang memiliki kesempatan untuk mendapatkan seperangkat teknologi yang mewadahi. Dengan
demikian, materi yang akan diberikan kepada siswa bisa tersampaikan baik. Karena materi
pelajaran dan keberadaan tugas yang diberikan bisa terlaksana dengan baik.

5. Integrated Curriculum
Metode pembelajaran ini disampaikan oleh anggota Komisi X DPR RI Prof. Zainuddin
Maliki. Dikutip dari JPNN.com, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini
menyampaikan bahwa pembelajaran akan lebih efektif bila merujuk pada project base. Yang
mana, setiap kelas akan diberikan projek yang relevan dengan mata pelajaran terkait. Metode
pembelajaran yang satu ini tidak hanya melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga
mengaitkan metode pembelajaran lainnya. Dengan menerapkan metode ini, selain pelajar yang
melakukan kerjasama dalam mengerjakan projek, dosen lain juga diberi kesempatan untuk
mengadakan team teaching dengan dosen pada mata kuliah lainnya. Integrated curriculum bisa
diaplikasikan untuk seluruh pelajar yang berada di semua wilayah, karena metode ini akan
diterapkan dengan sistem daring. Jadi pelaksanaan integrated curriculum ini dinilai sangat aman
bagi pelajar.

5
6. Blended Learning
Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus.
Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video
converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh,
keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain. Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode
blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan
kognitif para pelajar. Sebenarnya, metode ini sudah mulai dirancang dan diterapkan awal abad
ke-21. Namun, seiring dengan merebaknya wabah Covid-19, metode yang satu ini dikaji lebih
dalam lagi karena dinilai bisa menjadi salah satu metode pembelajaran yang cocok untuk para
pelajar di Indonesia. Mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode
pembelajaran tersebut mungkin bisa anda jadikan opsi untuk para peserta didik anda.
Dengan adanya metode-metode tersebut, diharapkan agar pendidikan di Indonesia tetap
berjalan dengan baik dan berjalan lancar. Penyebaran pandemic virus Corona (Covid-19) di
Indonesia saat ini membuat banyak sekolah menghentikan proses pembelajaran tatap muka.
Sebagai gantinya, pembelajaran dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh atau remote learning.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim juga berupaya membangun
kerjasama dengan berbagai pihak yang fokus mengembangkan sistem pendidikan daring (dalam
jaringan). Penerapan pembelajaran daring ini menuntut kesiapan bagi kedua belah pihak, baik itu
dari penyedia layanan pendidikan atau dari peserta didik sendiri. Bagaimanapun juga,
pembelajaran secara daring dan jarak jauh membutuhkan bantuan teknologi yang mumpuni dan
dapat diakses dengan mudah. Selain itu, para murid juga mesti siap beradaptasi dengan
perubahan pembelajaran yang diatur oleh sekolah. Remote learning dapat dipandang lebih bebas
dan fleksibel diakses dari rumah.

6
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran daring ialah pembelajaran yang dilakukan dengan jarak jauh dengan
bantuan internet. Dalam pembelajaran daring dibutuhkan sarana dan prasarana, berupa laptop,
komputer, smartphone, dan bantuan jaringan internet. Selain sarana dan prasarana, seorang guru
juga harus mampu menyesuaikan dengan keadaan siswa. Hasil penelitian juga melaporkan
bahwa tidak sedikit mahasiwa yang kesulitan dalam memahami materi perkuliahan yang
diberikan secara daring. Bahan ajar biasa disampaikan dalam bentuk bacaan yang tidak mudah
dipahami secara menyeluruh oleh mahasiswa.

B. Saran
Pembelajaran daring tidak mudah dilaksanakan, maka dai itu harus diterapkan metode
untuk melaksanakan pembelajaran daring seperti pembelajaran Project Based Learning,Daring
Method, Luring Method, Home Visit Method, Integrated Curriculum, Blended Learning.

7
DAFTAR PUSTAKA
Iif khoiru Ahmadi, dkk. 2011. Stategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Jakarta : Prestasi Pustaka
Publisher.

Anda mungkin juga menyukai