Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

HAMBATAN ANAK DALAM BERKOMUNIKASI

Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah : Assesment Perkembangan Anak Usia Dini
Dosen Pengampu : Susan Nurhayati, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh :

Rismawati
1982001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM LATIFAH MUBAROKIAH
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan
limpahan rahmat_Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin ...
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas ujian akhir
semester, untuk mata kuliah Assesment Perkembangan Anak Usia Dini.
Adapun judul yang akan penulis bahas adalah Hambatan Berkomunikasi Pada
Anak Usia Dini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari ibu dosen
khususnya dan pembaca demi kelayakan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
pembaca pada umumnya. Aamiin ...

Tasikmalaya, Juni 2020

Penyusun
BAB. I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi yang berupa kata-
kata, nada suara dan bahasa tubuh. Berbagai studi menunjukan bahwa saat kita
berkomunikasi atau bertukar informasi, kita menggunakan kata-kata sekitar 7
%, nada suara sekitar 55 %, dan bahasa tubuh sekitar 38 %. Komunikasi
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian agar komunikasi dapat berjalan efektif, maka kita harus
memahami bentuk-bentuk informasi ini, bagaimana menggunakan bentuk-
bentuk informasi dengan efektif dan hambatan dalam proses komunikasi.
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam proses yang
diterima oleh komunikan/ komunikator.
Pertama-tama komunikator atau pengirim atau sender menyandi (encode)
pesan yang akan disampaikan kepada komunikan/komunikator.
Dalam artian, komunikator memformulasikan pikiran dan / atau apa yang
dirasakan ke dalam lambang yang diperkirakan akan dimengerti oleh
komunikan/komunikate. Pesan sebagai bentuk keluaran dari proses
penyandian yang dilakukan oleh komunikator. Kemudian dikirimkan melalui
saluran tertentu atau media komunikasi tatap muka maupun bermedia.
Komunikasi tentu tidak mengenal batasan usia. Ilmu komunikasi menjadi
sebuah ilmu baru untuk seorang anak yang baru mengenal lingkungan
sekitarnya.
Komunikasi diperkenalkan pada anak-anak baik usia masih bayi, batita,
balita maupun anak usia sekolah
Awalnya komunikasi diperkenalkan pada bayi untuk membantu
perkembangan sensorik dan motorik pada bayi. Adapun komunikasi yang
digunakan komunikasi dalam bentuk verbal yaitu berupa ucapan.
Berkomunikasi dengan bayi dan anak usia sekolah tentulah berbeda. Begitu
juga komunikasi yang dilakukan antar anak remaja, dewasa dan lansia.
Anak-anak terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok anak usia toodler
( 1-3 tahun) dan kelompok anak usia sekolah ( 6-11 tahun ). Komunikasi
dengan anak usia toodler harus ekstra hati-hati dikarenakan anak usia ini
banyak meniru. Dan komunikasi dengan anak sekolah tentu berbeda dengan
usia toodler. Anak usia sekolah lebih mudah diarahkan dan telah mengerti
mana perbuatan dan komunikasi yang baik dan yang tidak baik.
Komunikasi yang baik dilakukan untuk anak usia sekolah adalah tetap
berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan jelas, sederhana dan spesifik.
1. Hambatan komunikasi
Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi
atau mengganggu tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan
komunikasi dapat mempersulit dalam pengiriman pesan yang jelas,
mempersulit pemahaman terhadap pesan yang dikirim, serta
mempersulit dalam memberikan umpan balik yang sesuai.
Komunikasi yang dilakukan antara kedua anak yang memiliki
pengelompokan usia berbeda ini tentu memiliki beberapa hambatan
yang tentu harus diketahui dalam ilmu komunikasi tentunya untuk
berbicara kepada anak usia sekolah.
Adapun hambatan komunikasi pada anak usia sekolah adalah :
1. Prilaku khas
Setiap anak memiliki prilaku yang berbeda-beda. Ada anak
yang tidak sering berinteraksi dengan lingkungan baru, ada
anak yang hiperaktif dan ada anak yang mudah beradaptasi
dengan orang baru, dan lain sebagainya.
Prilaku khas ini sebagian besar menghambat jalannya
komunikasi anatar anak itu sendiri dengan orang yang ada
dilingkungan sekitarnya.
2. Emosi
Emosi terbesar yang ada dalam kehidupan anak usia
sekolah karena anak belum dapat mengontrol emosinya dengan
baik.
Anak usia sekolah khususnya anak usia dini sering terlihat
marah-marah, kesal, kecewa, bahagia, tertawa-tawa dan
semuanya dilakukan tanpa alasan tergantung mood yang
sedang dihadapinya. Oleh karena itu, faktor emosi inilah yang
menjadi hambatan komunikasi dengan persentase terbesar.
Komunikasi akan terhambat ketika anak-anak sedang
meluapkan emosinya. Terkadang ada anak yang tidak dapat
dikendalikan oleh orang tuanya, sehingga mengamuk bahkan
merusak berbagai benda yang ada disekitarnya.
3. Pola bermain
4. Pola bermain juga dapat mempengaruhi komunikasi pada anak
usia dini. Pola bermain anak berawal dari cara orang tua
mengenali anak tersebut dengan mainannya seperti mobil itu
dijalankan dilantai bukan untuk dijadikan mainan masak-
masakan.
5. Ketika seorang anak salah pola bermainnya anak sulit
beradaptasi dengan mainan lainnya bahkan tidak mau
berinteraksi dengan teman bermainnya sehingga kesalahan pola
bermain pada anak akan menghambat komunikasi anak.
6. Gangguan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari
Gangguan komunikasi memang sering terjadi pada
kehidupan sehari-hari seperti anak yang tidak mengerti arti kata
yang diucapkannya.
Selain itu anak usia dini juga sering melakukan komunikasi
non verbal yang sebenarnya tidak ia gunakan dengan baik
seperti menarik tangan orang lain untuk minta tolong agar
kemauannya diikuti. Hal ini menjadikan komunikasi jadi
terhambat dan akhirnya menimbulkan permasalahan seperti
kesalahpahaman dalam memahami komunikasi anak usia
sekolah.
7. Kebiasaan bermain smartphone
Di era modern ini smartphon bukanlah barang yang aneh
dan langka. Semua orang dari berbagai kalangkan tentu bisa
dengan mudah memiliki smartphone. Dikarenakan orang tua
memiliki smartphone pada umumnya tentu anak juga ingin
mengetahui dan mencoba memainkan smartphone yang
mengakibatkan anak kecanduan. Tidak sedikit orang tua jaman
sekarang yang merasa bangga ketika anaknya sudah piawai
memainkan smartphone. Padahal dampak buruk smartphone
bagi anak itu sangat banyak, salah satunya anak jadi malas
berkomunikasi karena mata dan tangannya sibuk dengan
smartphone. Sampai-sampai dia bisa mengabaikan orang-orang
yang ada disekiatnya.

B. JENIS MASALAH
Permasalahan yang akan dibahas oleh penyusun di dalam makalah ini
adalah hambatan berkomunkasi pada anak usia dini. Penyusun melakukan
penelitian dan assesment pada salah satu anak didik di sekolah PAUD tempat
penyusun mengajar.
Namanya Naufal Muhammad Syarif, usia 7 tahun 3 bulan. Melihat dari
tubuhnya dia termasuk anak yang sehat, bisa bicara tapi dia seolah-olah malas
untuk bicara. Dia lebih banyak menggunakan mata dan gerakan tubuh sebagai
alat komunikasinya. Dia senang bermain membuat kontruksi bangunan dari
balok bersama teman-temannya tapi sedikit bicara.
Penyusun juga sempat mewawancarai orang tuanya, menurut orang tuanya
Naufal tidak mengalami keterlambatan bicara, dia bisa berbicara dengan baik
tapi malas bicara. Dia tidak bawel seperti kakaknya. Dia bicara yang singkat-
singkat, seperti dia hanya mengucapkan “ mah makan” ketika ingin makan.
Tidak mengucapkan “ Mah lapar ... aku mau makan “
C. CARA MENGIDENTIFIKASI MASALAH
Ketika situasi belajar sedang berlangsung, pada saat guru menanyakan
kabar kepada semua anak, anak yang lain menjawab dia tidak seantusias orang
lain. Tapi tatapan muka melihat pada kita, hanya mulutnya seolah enggan
mengucapkan kata.
Ketika yang lain bercerita didepan kelas, ia berani maju kedepan tapi ia
hanya mengucapkan beberapa kata saja.

D. INSTRUMEN IDENTIFIKASI
Saat melakukan pembelajaran didalam kelas, guru sering melakukan tanya
jawab menstimulus pengetahuan awal tentang tema yang akan dipelajari
bersama. Kemudian mengajak anak-anak untuk bercerita hal-hal yang
berkaitan dengan tema yang sedang dipelajari. Mengajak anak bermain peran
atau drama sehingga anak berkomunikasi dengan teman-temannya.

E. LANGKAH LANGKAH PENANGANAN


Langkah – langkah penanganan yang dilakukan di sekolah adalah dengan
guru sering memberikan wawancara pengetahuan awal tentang tema yang akan
dipelajari bersama, mengajaknya berkomunikasi, bercerita didepan kelas, agar
dia mau mengungkapkan kata-katanya dengan baik. Sehingga dia akan terbiasa
berkomunikasi dengan bicara yang baik.

F. TINDAK LANJUT
Untuk menindak lanjut permasalah pada anak yang mengalami hambatan
berkomunikasi sangat diperlukan pengawasa karena guru sangat bertanggung
jawab selama anak ada di sekolah, dan menyarankan orang tua juga agar anak
di rumah sering di ajak berkomunikasi, agar dia terbiasa bicara dan bercerita.
Dan berusaha memantau dan membatasi agar anak tidak sering bermain
smartphone.
G. KESIMPULAN
Keterampilan berkomunikasi pada anak usia dini sangat penting untuk
dirangsang agar anak terbiasa berkomunkasi dengan baik sebagai bekal
hidupnya dimasa yang akan datang. Komunikasi dengan anak usia dini tentu
membutuhkan kesabaran karena pada anak usia dini bersifat lebih egosentris,
kemampuan dalam berbicara meningkat, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
dan lebih sensitif terhadap perasaannya.
Kebiasaan anak sehari –hari juga menjadi salah satu penyebab hambatan
komunikasi pada anak usia dini. Seperti anak yang lebih sering menonton tv
atau bermain gagjet sehingga jarang berbicara dengan orang yang ada disekitar
tentu menjadi hambatan yang sangat berarti.
Namun anak usia dini adalah anak yang dapat dengan cepat meningkatkan
kemampuannya dalam segala hal termasuk berbahasa. Anak usia dini lebih
bersipat kritis karena sering mengajukan pertanyaan yang harus dijelaskan
secara logis mulai dari alasan yang logis, solusi yang logis, dan pertanyaan
yang terkadang orang dewasa tidak dapat menjawabnya.
Komunikasi yang baik dilakukan untuk anak usia dini adalah tetap
berkomunikasi dengan bahasa yang baik, jelas, sederhana dan spesifik.

Anda mungkin juga menyukai