Anda di halaman 1dari 16

PEDOMAN

PENYAKIT TIDAK MENULAR

PEMERINTAH KOTA MALANG


DINAS KESEHATAN KOTA MALANG
PUSKESMAS POLOWIJEN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya akhirnya Pedoman PTM (Penyakit Tidak Menular) Puskesmas Polowijen
dapat terselesaikan dengan baik. Pedoman ini disusun agar dapat menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan di Puskesmas Polowijen dalam melaksanakan pelayanan PTM (Penyakit Tidak
Menular)
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan
penyusunan Pedoman Pelayanan PTM (Penyakit Tidak Menular) Puskesmas Polowijen.
Mungkin dalam pedoman ini masih banyak kekurangan apabila dilihat pada sudut pandang
yang berbeda, oleh karena itu masukan, kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan guna
penyempurnaan pedoman ini.

Malang, Desember 2017

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB 1: PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Tujuan Pedoman.............................................................................................. 1
C. Sasaran Pedoman............................................................................................. 2
D. Ruang Lingkup Pedoman................................................................................ 2
E. Batasan Operasional ........................................................................................ 2

BAB II: STANDAR KETENAGAAN............................................................................... 4


A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia................................................................. 4
B. Distribusi Ketenagaan...................................................................................... 4
C. Jadwal Kegiatan............................................................................................... 4

BAB III: STANDAR FASILITAS....................................................................................... 5


A. Denah Ruang.................................................................................................... 5
B. Standar Fasilitas............................................................................................... 6

BAB IV: TATA LAKSANA PELAYANAN....................................................................... 7


A. Lingkup Kegiatan............................................................................................. 7
B. Metode............................................................................................................... 7
C. Langkah Kegiatan............................................................................................ 7

BAB V: LOGISTIK............................................................................................................ 9

BAB VI: KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM............................... 10

BAB VII: KESELAMATAN KERJA................................................................................ 11

BAB VIII:PENGENDALIAN MUTU................................................................................. 12

BAB 1X: PENUTUP............................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia, kematian, akibat PTM meningkat sangat pesat, dari 41 % tahun
1995 menjadi 59,5 5 tahun 2007. Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas ) tahun
2007 menunjukkan bahwa dari 10 besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia, 6
diantaranya adalah karena PTM. Stroke merupakan penyebab kematian tertingi (15,4%),
disusul tuberkolosis paru(7,55%), hipertensi(6,8%), cidera(6,5%) perinatal(6,0%), DM
(5,7%), tumor (5,7%), penyakit hati(5,2%) penyakit jantung iskemik(5,1%) dan
penyakit saluran nafas bawah (5,1%).
Dari riskesdas 2007 terungkap bahwa prevalensi PTM adalah sebagai berikut
hipertensi(31,7%), arthritis(30,3%), penyakit jantung (7,2%) tumor/kanker(4,3%), asma
(3,5%) DM (1,1%) dan stroke (0,83%). Selain itu kecelakaan lalu lintas didarat
mencapai angka yang sangat tinggi (25,9%) dibandingkan dengan cidera lainnya.
Karena PTM ini umumnya bersiat kronik , sangat besar beban sosio ekonomi yang
ditanggung penderita. Dengan adanya perubahan demografi (meningkatnya jumlah
penduduk usia lanjut), urbanisasi yang tidak terencana, kemajuan teknologi globalisasi
perdagangan dan pemasaran, dan peningkatan progresif dalam pola hidup tidak sehat
dimasyarakat sehingga berdampak terhadap peningkatan prevalensi PTM
Peningkatan prevalensi PTM menjadi ancaman yang serius dalam pembangunan
dibidang kesehatan karena mengancam pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu
upaya pengendalian PTM ditekankan pada upaya mencegah masyarakat yang sehat agar
tidak jatuh ke fase beresiko atau menjadi sakit berkomplikasi.
Agar upaya tersebut dapat berjalan secara optiomal , diperlukan partisipasi
masyarakat sehingga dikembangkanlah suatu model pengendalian PTM yang berbasis
masyarakat yaitu posbindu PTM. Posbindu PTM merupakan bentuk peran serta
masyarakat dalam upaya pengendalian factor resiko PTM dapat dilakukan sejak dini
dan kejadian PTM dimasyarakat dapat ditekan.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini factor
resiko Penyakit Tidak Menular
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat mampu melakukan wawancara untuk menggali informasi faktor
risiko keturunan dan perilaku.

1
b. Masyarakat mampumelakukan pengukuran tinggi badan (TB), berat badan
(BB), Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut (LP), dan tekanan darah
(TD)
c. Masyarakat mampu melakukan pemeriksaan gula darah, kadar lemak darah
(kolesterol total).
d. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) dan Clinical Breast Examination
(CBE) oleh tenaga bidan terlatih
e. Melaksanakan konseling (diet, merokok, stress, aktifitas fisik dan lain-lain)
dan penyuluhan kelompok.
f. Melakukan rujukan ke Puskesmas

C. Sasaran Pedoman
Sasaran pelaksanaan pembianaan kelompok usia lanjut terbagi dua yaitu :
1. Sasaran Langsung :
a. Penduduk usia 15-59 tahun
b. Perempuan usia 30 – 50 tahun
2. Sasaran tidak langsung :
a. Keluarga dimana usia 15-59th berada
b. Masyarakat di lingkungan kerja puskesmas

D. Ruang Lingkup Pedoman


1. Penanggung jawab program PTM dan Petugas Kesehatan pelaksana PTM
dilapangan
2. Kelompok Masyarakat Sehat, Berisiko dan Penyandang PTM usia > 15 tahun

E. Batasan Operasional
1. Penyakit Tidak Menular adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh kuman atau
virtus penyakit dan tidak ditularkan kepada orang lain, termasuk cidera akibat
kecelakaan dan tindak kekerasan.
2. Posbindu PTM adalah peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi
dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu,
rutin, dan periodik.
3. Faktor risiko PTM meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan
tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi,
hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan
melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas yankes dasar.
4. Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung &
pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan
akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.

2
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi ketenagaan yang harus ada dalam memberikan pelayanan Penyakit tidak
menular adalah Dokter, perawat / bidan, gizi

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan kegiatan pelayanan posbindu di Puskesmas yang
dikoordinir oleh penanggungjawab program PTM sesuai dengan kesepakatan.

C. Jadwal Kegiatan
Dalam Gedung:
1. Hari Senin-Kamis : 08.00 WIB - 12.00 WIB
2. Hari Jumat : 08.00 WIB – 10.00 WIB
3. Hari Sabtu : 08.00 WIB – 11.00 WIB
Luar Gedung :
Sesuai jadwal kegiatan posbindu dan posyandu lansia

4
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

I.1.1 DENAH RUANG POSBINDU DALAM GEDUNG

Wastafel mej wastafel


a
ku ku
rsi rsi
MEJ Mej kur
A a si

kursi
meja mej almari

meja
ku
rsi
Tempat tidur pasien
kursi

ku Meja
mej Troly
komp
kursi

rs emerg
uter a
ency

I.1.2 DENAH RUANG POSBINDU LUAR GEDUNG

Timbangan

Meja 1 Meja 2 Meja 3

Meja 4
Pintu Masuk

Meja 5

5
B. Standar Fasilitas
1.2.1 STANDAR PERALATAN PELAYANAN POSBINDU PTM
Posbindu Kit yang digunakan untuk pelaksanaan dilapangan adalah
N
Sarana Fungsi
O

Untuk mengukur BB saat pemeriksaan


1 Timbangan dewasa
kesehatan

Untuk mengukur TB saat pemeriksaan


2 Pengukur Tinggi badan
kesehatan

3 Tabel Indeks Massa tubuh Mengukur status gizi

4 Stetoskop Pemeriksaan auskultasi

5 Tensi meter Mengukur tekanan darah

6 Meja kursi Untuk administrasi dan pemeriksaan

7 Pengukur lingkar perut Untuk mengukur lingkar perut

Alat pengukur GDA, kolesterol, Mengetahui kadar gula darah, cholesterol,


8
asam urat asam urat

Sarana untuk memberikan informasi ke


9 Media bantu edukasi
masyarakat

Sarana untuk pencatatan hasil


10 KMS Posbindu
pemeriksaan

Sarana untuk pencatatan hasil


11 Buku Register posbindu
pemeriksaan

6
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Program kesehatan PTM di Puskesmas meliputi :
1. Promotif : Pembinaan melalui upaya penyuluhan
2. Preventif : Pemeriksaan dini dan pemeliharaan kesehatan
3. Kuratif : Pengobatan terhadap penduduk yang menderita PTM termasuk rujukan ke
Rumah Sakit
4. Rehabilitatif : Merupakan upaya untuk mengembalikan semaksimal mungkin
kemampuan fungsional

B. Metode
 Deteksi Dini dan Tindakan segera
- Penatalaksa kasus faktor risiko yang adekuat :
a. Hipertensi
b. Dislipidemia
c. Hiperglikemi
d. Merokok
e. Obesitas
f. Lesi pra kanker
 Posbindu PTM
 Kerjasama dengan jejaring dan jaringan untuk pemeriksaan gula darah di pustu
 Pelayanan terpadu PTM di puskmas dan Rumah Sakit
- Rujukan

C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan penggalian informasi factor resiko dengan wawancara sederhana tentang
riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok, kurang makan
sayur dan buah, potensi terjadinya cidera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta
informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi maslah kesehatan berkaitan
dengan terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan
berkala sebulan sekali.
2. Kegiatan pengukuran berat badan , tinggi badan, indeks masa tubuh (IMT), lingkar
perut, .Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit
diselenggarakan 3 tahun serkali dan bagi yang telah mempunyai factor resiko PTM
atau penyandang diabetes mellitus paling sedikit 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan

7
glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat/ analis laboratorium
dan lainnya).
3. Kegiatan pemeriksaan IVA (inspeksi visual Asam asetat) dilakukan sebaiknya
minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA positif, dilakukan
tindakan pengobatan krioterapi oleh faskes tk.II, diulangi setelah 6 bulan , jika hasil
IVA negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun.
4. Kegiatan konseling / KIE harus dilakukan setiap pelaksanaan posbindu PTM . hal
ini penting dilakukan karena pemantauan factor resiko kurang bermanfaat bila
masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.
5. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar diwilayahnya dengan
pemanfaatan sumber daya di wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya tersedia
termasuk upaya respon cepat sederhana dalam penanganan pra-rujukan.

D. Jenis Pelayanan Posbindu Penyakit Tidak Menular


 Pencatatan dan pengisian KMS Posbindu
 Pengukuran tekanan darah
 Pengukuran TB, BB, IMT dan lingkar perut
 Pemeriksaan gula darah, cholesterol
 Pemeriksaan IVA
 Pemberian KIE tentang PTM

8
BAB V
LOGISTIK

A. Logistik yang mendukung pelayanan posbindu PTM di Puskesmas Polowijen


Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan PTM di
Puskesmas dibuat dalam rencana usulan kegiatan (RUK) yang selanjutnya dibahas
pada pertemuan Lokakarya Mini lintas program di Puskesmas, kemudian dihasilkan
kesepakatan dalam bentuk rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).

NO NAMA BARANG JUMLAH KET

1 Kalk tablet 100 tablet

2 Vit B6 tablet 100 tablet

3 Vit B1 tablet 100 tablet

4 Vit B complek tablet 100 tablet

5 Vit C Tablet 100 tablet

6 Vit B12 tablet 100 tablet

7 Parasetamol 500mg 100 tablet

8 Ibu Profen 500mg 100 tablet

9 Asam Mefenamat 500mg 25 bugkus

Catatan:
Pengadaaan Obat oleh Dinas Kesehatan. Puskesmas Polowijen melakukan permintaan
Obat kepada Dinas Kesehatan.

9
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM

Sasaran keselamatan pasien dalam program PTM meliputi 6 sasaran keselamatan


pasien seperti yang tertuang pada peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 yaitu terdiri dari :
1. Ketepatan identifikasi pasien
Petugas menanyakan ulang kepada pasien PTM tentang kebenaran identitas sehingga
petugas mampu mengidentifikasi pasien secara tepat.
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif dapat terjalin dengan baik antara petugas dan klien melalui
proses konseling sesuai standart
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (High-Alert)
Untuk meningkatkan keamanan obat yang diberikan kepada klien maka petugas
menanyakan kepada klien apakah klien memiliki riwayat alergi terhadap obat-obat
tertentu sehingga dapat mencegah terjadinya alergi terhadap terapi yang diberikan oleh
petugas.
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur tindakan medis dan keperawatan.
Untuk memastikan tepat prosedur maka petugas memberikan informasi atau
penjelasan kepada klien tentang rencana tindakan yang akan dilakukan serta efek
samping jika tidak dilakukan tindakan
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Untuk mengurangi resiko penularan penyakit terkait pelayanan usaha kesehatan
sekolah maka petugas menggunakan APD sesuai standart
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
Untuk mengurangi resiko klien cidera maka Petugas memberikan KIE kepada
keluarga pasien untuk memberikan pengawasan saat melakukan aktifitas dirumah
Pelayanan PTM peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011
1. Membangun Kesadaran Akan Nilai Keselamatan Pasien
2. Memimpin Dan Mendukung Staf
3. Mengintegrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko
4. Mengembangkan Sistem Pelaporan
5. Melibatkan Dan Berkomunikasi Dengan Pasien
6. Belajar Dan Berbagi Pengalaman Tentang Keselamatan Pasien
7. Mencegah cidera melalui implementasi system keselamatan pasien

10
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian
Keselamatan kerja merupakan suatu system dimana puskesmas membuat
kerja/aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya penularan antara petugas dan pasien.

B. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan kerja
b. Mencegah dan mengurangi terjadi resiko penularan
c. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya
d. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang beresiko
penularannya menjadi bertambah tinggi.

C. Tata Laksana Keselamatan Kerja Pegawai


a. Setiap petugas kesehatan maupun non kesehatan dalam menjalankan tugas
memperhatikan prinsip pencegahan penularan penyakit, yaitu :
- Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi
- Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kaca mata, masker)
- Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien dalam melaksanakan
pelayanan posbindu PTM sesuai prosedur yang ada, misalnya : mengukur
tekanan darah, mengukur gula darah, kolesterol
- mencuci tangan dengan sabun antiseptic sebelum dan sesudah menangani pasien.
b. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
c. Melakukan upaya kewaspadaan standar meliputi :
 Mencuci tangan
- Segera setelah melepas sarung tangan
- Sebelum dan setelah memeriksa pasien satu ke pasien lain
 Sarung tangan
- Untuk kontak dengan darah, duh tubuh, sekresi, bahan-bahan yang
terkontaminasi
- Untuk kontak dengan membran mukosa dan kulit yang tak utuh (non-intact
skin) : koyak, terkelupas, dan lain-lain
 Masker, kacamata, pelindung wajah
- Melindungi membran mukosa mata, hidung, dan mulut ketika terjadi
kontak dengan darah dan duh tubuh

11
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pelayanan penyakit tidak menular di Puskesmas Polowijen diukur


melalui sasaran mutu yang dimonitor setiap enam bulan sekali, adapun sasaran mutu penyakit
tidak menular di Puskesmas Polowijen adalah
1. Persentase kelurahan yang melaksanakan
kegiatan posbindu PTM dengan target sasaran 30 % tiap tahun.
 Strategi pencapaian melalui sosialisasi dan kerjasama dengan kader posbindu dalam
melaksanakan posbindu PTM

 Untuk pemantauan proses dilakukan evaluasi laporan bulanan.

 Metode penghitungan adalah jumlah kelurahan yang mendirikan posbindu PTM


dibagi dengan jumlah kelurahan yang ada dikali 100%.

 Dokumen yang diperlukan adalah pedoman pelayanan Penyakit Tidak menular

 Arsip yang dibutuhkan adalah form laporan bulanan

12
BAB IX
PENUTUP

Pada dasarnya pelayanan posbindu PTM merupakan bagian dari pelayanan dasar di
Puskesmas Polowijen untuk meningkatkan derjat kesehatan masyarakat
Di Puskesmas Polowijen pelayanan posbindu PTM tidak saja membutuhkan
keterampilan medis atau paramedis saja, tetapi unsur pengelolaan/ manajemen pelayanan
juga sangat mempengaruhi keberhasilan pelayanan ini. Dimana masing-masing pihak terkait
dapat memahami perannya yang selanjutnya akan melakukan pelayanan sesuai kriteria yang
telah ditetapkan
Telah disusun suatu Pedoman Pelayanan usaha kesehatan anak sekolah sebagai acuan
untuk melaksanakan dan mengelola pelayanan kesehatan di ruang lingkup Puskesmas
Polowijen.

13

Anda mungkin juga menyukai