Anda di halaman 1dari 9

Nama: Andreana Adhisty

Nim: L021191039
Prodi: Manajemen Sumberdaya Perairan

GILL NET

§ Prinsip Tertangkapnya Ikan

Secara umum, prinsip tertangkapnya ikan pada jaring insang adalah adanya ikan-ikan
yang menabrak dinding jaring yang dipasang di perairan di permukaan perairan (surfac watere)
pertengahan perairan (sub-surface water) atau di atas dasar perairan (bottom) di mana ikan
tertangkap secara terjerat (gilling) atau terjerat (entangling). Tertangkapnya ikan secara terjerat
atau terbelit tergantung kepada bagaimana cara jaring dikonruksi dan cara menggantung jaring
(hang-in ratio). Berdasarkan pengalaman, ikan pelagis besar seperti ikan tuna, layaran, ikan
pedang tertangkap secara terbelit, ikan pelagis kecil seperti kembung, layang, tembang
tertangkap secara terbelit, ikan demersal tertangkap secara terjerat dan kadang terbelit, krustasea
(udang dan kepiting) tertangkap secara terbelit atau terpuntal

§ Jenis-Jenis Jaring Insang dan Hasil Tangkapannya


a. Jaring Insang Permukaan (Surface Gill Net)
- Jaring insang permukaan tetap (fixed floating gill net) = Daerah penangkapan meliputi
perairan teluk, perairan pantai, muara sungai, danau, waduk, bendungan dan rawa-rawa. Hasil
tangkapan umumnya adalah jenis ikan pelagis kecil seperti ikan tembang, belanak, barakuda,
kembung dan sebagainya, namun di beberapa tempat di dunia hasil tangkapannya dapat
meliputi ikan pelagis besar seperti ikan tuna
- Jaring insang permukaan hanyut (drift floating gill net) = Daerah penangkapan jaring insang
permukaan hanyut mulai dari perairan pantai sampai laut dalam. Hasil tangkapan mulai dari
ikan pelagis kecil seperti ikan tembang, belanak, barakuda, dan kembung sampai ikan pelagis
besar yaitu ikan tuna, salmon, hiu
b. Jaring Insang Dasar (Bottom Gill Net)
- Jaring insang dasar biasa (Ordinary bottom gill net) = Daerah penangkapan meliputi perairan
pantai, teluk, muara sungai, perairan dalam tergantung kepada ikan yang tujuan utama
tangkapannya. Sebagai contoh, mackarel bottom gill net dioperasikan pada kedalaman 90 –
150 meter, shark bottom gill net dioperasikan pada kedalaman 150 – 300 meter. Hasil
tangkapan beraneka ragam tergantung dari tujuan tangkapan jaring insang dasar tersebut, dan
umumnya adalah jenis ikan-ikan demersal seperti ikan kerapu, ikan bawal, ikan kakap,
lencam, ikan merah dan sebagainya. Di beberapa negara, jaring insang dasar tetap ditujukan
untuk menangkap ikan hiu.
- Jaring tiga lapis (Trammel net) = Jaring tiga lapis adalah jaring yang terbentuk dari tiga
lembar (lapis) jaring menjadi satu kesatuan. Daerah penangkapan trammel net adalah perairan
di mana diperkirakan banyak diketemukan udang yaitu perairan pantai dengan kondisi dasar
berlumpur atau berlumpur campur pasir. Perairan dekat estuaria sungai besar merupakan
daerah penangkapan trammel net yang potensial. Hasil tangkapannya adalah udang, tetapi
kadang kepiting rajungan atau kepiting bakau ikut tertangkap
c. Jaring Insang Pertengahan (Mid-water Gill Net) = Daerah penangkapan jaring insang
pertengahan harus bebas dari kegiatan pelayaran dan diperkirakan banyak ikan atau daerah
alur migrasi ikan-ikan pertengahan. Faktor kecepatan arus juga perlu diperhatikan dalam
memilih daerah penangkapan ikan. Hasil tangkapannya adalah ikan-ikan pelagis dan ikan
dasar yang melakukan migrasi harian vertikal atau swimming layernya pada pertengahan
perairan, seperti ikan sardine, ikan layang, ikan herring, kembung dan sebagainya.
d. Jaring Insang Lingkar (Encircling Gill Net) = Daerah penangkapan jaring insang lingkar
adalah perairan dengan dasar berlumpur atau pasir berlumpur, dasar perairan berlamun,
perairan sekitar karang, bisa juga di pantai maupun laut lepas. Hasil tangkapan bervariasi
menurut daerah penangkapannya. Jaring insang lingkar yang dioperasikan sekitar perairan,
jenis ikan hasil tangkapannya antara lain, ikan kakak tua, ikan biji nangka, ikan kerapu sunu,
kerapu lumpur, ikan katamba, kerapu macan, baronang dan lainnya.
§ Alat Bantu Penangkapan
a. Winch

Pada Penangkapan Jaring Insang/Gillnet, mesin bantu winch digunakan untuk menarik
jaring dengan menggulung langsung keseluruhan badan jaring ke dalam drum penggulung
bertenaga hidrolik. Penggunaan Hidrolik karena putaran yang di hasilkan lebih stabil dari tenaga
motor listrik atau diesel. Winch disebut juga dengan Net drum.
b. Cone Roler

Cone roller adalah alat penarik jaring yang tersusun dari dua buah silinder karet yang
berputar berlawanan arah, sehingga jaring berikut pelampung dan pemberatnya dapat digiling
bersama untuk menarik ke atas kapal. Cone roller digerakkan dengan tenaga hidrolis dengan
kecepatan antara 20-60 m/menit. Kecepatan tarik, daya kuda, dan putaran kerja Cone roller
sangat tergantung pada ukuran kapal, jumlah gillnet yang selalu dioperasikan pada setiap setting,
serta kemampuan ekonomi nelayan yang bersangkutan untuk mengadakan alat tersebut.

c. Kapstan

Berdasarkan fungsi kerja, kapstan merupakan mesin bantu yang digunakan untuk
beragam keperluan penarikan, seperti menarik tali selambar pada gillnet. Sedangkan tenaga
penggerak yang digunakan untuk memutar sistem kapstan, pada umumnya adalah tenaga diesel.

d. Net Hauler

Net hauler adalah alat bantu penangkapan ikanpada kapal gill net yang digunakan untuk
penarikan jaring yang telah ditabur di laut, agar jaring lebih ringan ditarik dan mudah ditata
kembali di atas geladak. Pada umumnya kecepatan tarik yang dibutuhkan antara 30 m/s – 90
m/s. Cara pengoperasian Net hauler adalah hanya dengan menarik jaring Gill net melalui drum
berbentuk konikal dan jaring insang tidak digulung langsung di dalam drum penggulung,
melainkan bagian jaring yang sudah ditarik di belakang Net hauler, kemudian diatur untuk
persiapan penurunan jaring kembali (setting).

LIFT NET

§ Prinsip Tertangkapnya Ikan

Jaring angkat adalah kelompok jaring yang prinsip atau cara tertangkapnya ikan yaitu
membentangkan jaring dalam air secara horisontal kemudian setelah ikan berkumpul atau berada
di atas jaring, jaring diangkat dan ikan tertangkap.

§ Jenis-Jenis Jaring Angkat Dan Hasil Tangkapannya


a. Bagan Rambo = Daerah penangkapan bagan rambo mulai dari perairan pantai sampai laut
dalam. Pada bulan gelap biasanya nelayan melakukan penangkapan pada perairan yang lebih
dalam atau jauh dari pantai, sedang pada bulan seperempat nelayan melakukan penangkapan
pada perairan pantai. Kedalaman perairan daerah penangkapan bagan rambo bervariasi
menurut panjang tali pengikat jaring berkisar 20 – 50 meter. Dasar perairan berpasir atau pasir
berlumpur, dan arus tidak terlalu kuat. Ikan hasil tangkapan bagan rambo umumnya ikan-ikan
pelagis kecil seperti ikan kembung, layang, teri, peperek, japuh, dan lainnya, namun kadang
tertangkap ikan pelagis besar seperti cakalang.
b. Bagan Perahu = Daerah penangkapan Bagan perahu oleh nelayan dioperasikan di perairan
pantai dengan kondisi perairan tertentu seperti, bukan alur pelayaran, dasar perairan
berlumpur atau berpasir (tidak berkarang), kecepatan arus dan ombak tidak terlalu tinggi, dan
kedalaman perairan berkisar 30 – 60 meter. Hasil tangkapan umumnya berupa jenis-jenis ikan
pelagis kecil seperti ikan teri, tembang, kembung, dan sebagainya serta sebagian kecil ikan-
ikan dasar seperti ikan kerapu. Pada waktu-waktu tertentu, ikan pelagis besar dapat tertangkap
oleh bagan perahu seperti ikan cakalang
c. Bagan Tancap = Daerah penangkapan bagan tancap adalah perairan pantai, dasar perairan
berpasir, berlumpur atau pasir berlumpur. Kedalaman perairan berkisar 8 – 10 meter,
terlindung dan gelombang tidak terlalu besar. Hasil tangkapan pada bagan tancap tidak jauh
berbeda dengan hasil tangkapan bagan perahu yaitu jenis-jenis ikan pelagis kecil yang tertarik
oleh cahaya atau ikan datang mencari makan seperti ikan teri (Stelophorus spp), ikan tembang
(Sardinella fimbriata), kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta), ada juga ikan pelagis besar
seperti belanak (Liza aurata). Pada waktu tertentu hasil tangkapan bagan tancap didominasi
oleh ikan-ikan dasar seperti peperek, biji nangka dan sebagainya.
d. Stick Held Dip Net = Daerah penangkapan stick held dip net dapat di perairan pantai atau di
perairan laut dalam di mana diperkirakan banyak ikan. Daerah penangkapan stick held dip net
potensial saat ini adalah wilayah pertemuan arus Kuroshio (arus panas dari selatan) dan arus
Oyashio (arus dingin dari utara) di pantai timur Jepang. Alat tangkap stick held dip net juga
banyak digunakan untuk menangkap ikan sardine dan kembung di perairan tropis. Jenis ikan
yang menjadi tujuan penangkapan stick held dip net ialah ikan pelagis kecil seperti ikan saury,
mackarel dan horse mackarel. Di perairan Bali stick held dip net digunakan untuk menangkap
ikan lemuru.
§ Alat Bantu Penangkapan

Peralatan lain yang ada pada lift net adalah alat bantu dalam memperlancar operasional
antara lain:
ü Radio komunikasi, digunakan berkomunikasi antara juragan laut dan juragan darat (punggawa
laut dan punggawa darat), sesama nelayan untuk mengetahui fishing ground, harga ikan, dan
hasil tangkapan.
ü Keranjang berfungsi sebagai wadah hasil tangkapan setelah disortir. Setiap bagan rambo
mempunyai minimal 30 buah keranjang.
ü Peti merupakan tempat penyimpanan hasil tangkapan sebelum dibawa ke darat. Peti ini
mempunyai ukuran panjang 78 cm, lebar 46 cm dan tinggi 50 cm.
ü Serok yang berfungsi mengangkat hasil tangkapan dari jaring ke atas perahu. Serok ini
mempunyai ukuran panjang 3,5 meter dengan dameter bukaan mulut 50 cm, dan tinggi jaring
60 cm dengan mesh size 1 cm terbuat dari bahan poliethylen.

TRAP

§ Prinsip Tertangkapnya Ikan

Trap adalah jenis alat tangkap yang metoda atau cara tertangkapnya ikan yaitu
mempermudah atau mengundang ikan masuk dan mempersulit keluarnya.

§ Jenis-Jenis Trap dan Hasil Tangkapannya


a. Set Net

Menurut Arimoto (2005) kelebihan dari desain alat tangkap set net adalah : a) ikan
mudah masuk kedalam perangkap, b) susah untuk meloloskan diri, c) terakumulasi dalam
perangkap, d) mudah pengoperasiannya, e) mudah perawatannya, f) tetap membuat ikan tetap
hidup dalam keadaan segar. Set net ditujukan untuk ikan yang bermigrasi yang keberadaan
schooling ikan ini dapat diamati dengan fish finder atau dengan sonar, dapat juga diletakkan di
bibir pantai yang dalam dan memiliki arus laut yang memutar masuk dan keluar dari pantai.
Hasil tangkapan set net mencakup jenis ikan pelagis kecil seperti ikan teri, tembang, kembung,
tongkol, layur, lemuru, tertangkap juga ikan pelagis besar seperti ikan tenggiri, serta ikan
demersal seperti ikan biji nangka, kakap, peperek dan ikan-ikan karang. Tidak jarang ditemui
kelompok molusca dan crustasea juga menjadi hasil tangkapan dari alat tangkap ini.
b. Sero (Guiding Barrier)

Daerah penangkapan atau perairan tempat pemasangan sero adalah perairan pantai
dengan kedalaman berkisar 2,0 m – 2,5 m pada saat pasang tertinggi dan 0,5 m – 1,0 m pada saat
surut terendah. Perairan di mana banyak dioperasikan sero adalah teluk, muara sungai, padang
lamun dan perairan sekitar terumbu karang. Dasar perairan yang sesuai adalah berlumpur,
berpasir atau pasir berlumpur dengan kontur yang landai. Ikan hasil tangkapan sero beraneka
ragam mulai dari ikan karang, ikan demersal seperti ikan peperek, ekor kuning, ikan sebelah,
baronang dan ikan pelagis kecil seperti ikan barakuda, kakap, biji nangka.

c. Bubu (Pot)

Daerah penangkapan bubu biasanya dilakukan pada perairan pantai dengan dasar perairan
berpasir atau berkarang. Bubu untuk penangkapan kepiting rajungan dipasang pada perairan
berpadang lamun dengan kedalaman 10 – 20 meter. Bubu untuk menangkap kepiting laut (King
crab di perairan Atlantik dipasang pada kedalaman > 200 meter. Jenis ikan hasil tangkapan bubu
bervariasi menurut jenis bubu dan daerah di mana bubu dioperasikan. Bubu dasar yang
dioperasikan di dasar (demersal) atau di perairan karang umum menangkap ikan karang seperti
ikan baronang, ikan kerapu, ikan kakap dan sebagainya. Bubu kepiting yang di operasikan oleh
nelayan di perairan selain menangkap kepiting rajungan, turut tertangkap ikan kerapu, ikan
baronang dan sebagainya. Bubu dasar (big size pot) yang dipergunakan oleh nelayan Inggeris
menangkap kepiting laut dalam dan lobster. Bubu permukaan (pakkaja) yang dioperasikan
nelayan pattorani , ikan terbang merupakan target utamanya.

d. Fyke Net

Daerah penangkapan fyke net bervariasi menurut negara, di Prancis dan Italia fyke net
dioperasikan di lagun sedang di Jerman fyke dioperasikan di sungai-sungai. Kedalaman perairan
tempat pemasangannya berkisar 1,0 – 3,0 meter. Hasil penangkapan utama adalah ikan sidat
(Anguilla spp) yang merupakan ikan pelagis kecil, namun tidak jarang turut tertangkap ikan
perairan tawar seperti ikan mas (Cyprinus carpio); ikan sedentary penghuni lagu seperti Atherina
bayeri, Gobius niger, Blennius pavo; ikan-ikan bermigrasi seperti Belone belone, Chelon
labrosus, Liza aurata, Sole spp dan sebagainya.
PURSE SEINE

• Prinsip Tertangkapnya Ikan


Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan
ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan
terkumpul di bagian kantong. Dengan kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan.
Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring
adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan.
• Jenis Purse Seine dan Hasil Tangkapannya

Purse seine di Indonesia dikelompokkan dalam 3 kelas, yaitu:

a. Purse Seine Besar

Purse seine besar berukuran panjang di atas 24 m, umunya dilengkapi mesin penggerak
240 HP ke atas. Dioperasikan diperairan di perairan laut dalam di dalam Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia (Deep sea fisheries). Sasaran utamanya: ikan cakalang dan ikan tuna yang
merupakan ikan pelagis besar.

b. Purse Seine Sedang

Purse Seine sedang, berukuran panjang 19-24 m, dilengkapi mesin penggerak 160 HP ke
atas, dengan daerah tangkapan umumnya masih dalam batas-batas wilayah Laut Jawa.
Dioperasikan di perairan yang lebih jauh atau di perairan lepas pantai (off shore fisheries).
Sasaran utamanya adalah ikan tongkol dan kembung yang merupakan ikan pelagis kecil.

c. Purse Seine Mini

Sementara Purse Seine mini berukuran panjang 12-18m, dilengkapi satu atau dua buah
mesin outboard 25-30 HP. berkembang di laut dangkal (Laut Jawa, Selat Malaka, perairan Timur
Aceh) atau disepanjang perairan pantai pada umumnya coastal fisheries. Sasaran utamanya
adalah ikan pelagis kecil seperti ikan layang, tembung, lemuru, dan kembung.

• Berdasarkan Letak Kantong


ü Purse seine dengan kantong di bagian ujung jaring
ü Purse dengan kantong dibagian tengah
• Berdasarkan Bentuk Dasar Jaring Utama
ü Bentuk Segi Empat
ü Bentuk Trapesium
ü Bentuk Lekuk
• Berdasarkan Spesies Ikan Target
ü Purse Seine Layang
ü Purse Seine Tongkol
ü Purse Seine Cakalang
ü Purse Seine Tuna Dan Lain Sebagainya
• Alat Bantu Penangkapan

Rumpon

Rumpon adalah salah satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang di laut, baik
laut dangkal maupun laut dalam. Pemasangan tersebut bertujuan untuk menarik gerombolan ikan
agar berkumpul di sekitar rumpon, sehingga ikan mudah ditangkap. Melalui pemasangan
rumpon, kegiatan penangkapan ikan akan menjadi lebih efektif dan efisien karena tidak perlu
lagi berburu ikan atau dengan mengikuti ruayanya, tetapi cukup melakukan kegiatan
penangkapan ikan disekitar rumpon tersebut. Rumpon terbagi atas 2 yaitu:

ü Rumpon hanyut, merupakan rumpon yang ditempatkan tidak menetap, tidak dilengkapi
dengan jangkar dan hanyut mengikuti arah arus.
ü Rumpon menetap, merupakan rumpon menetap yang ditempatkan secara menetap dengan
menggunakan jangkar dan/atau pemberat. Rumpon menetap terdiri dari rumpon permukaan
untuk mengumpulkan ikan pelagis dan rumpon dasar untuk mengumpulkan ikan demersal.

Cahaya

Salah satu cahaya yang digunakan dalam penangkapan ikan adalah lampu. Penempatan
lampu bisa di permukaan air dan di dalam air. Lampu dipasang di perairan 2-3 jam sebelum
operasi penangkapan dilakukan. Untuk lampu di permukaan air, bisa menggunakan lampu gas
tekan (petromak) dan neon, sedangkan untuk lampu di dalam air menggunakan lampu neon atau
lampu wolfram. Salah satu faktor yang mempengaruhi tertarik dan berkumpulnya ikan di
sekeliling lampu adalah kekuatan dan warna lampu yang digunakan. Ikan dapat membedakan
warna cahaya asalkan cahayanya cukup terang. Tiap spesies menyenangi warna cahaya yang
berbedabeda. Penangkapan ikan dengan cahaya lampu umumnya dutujukan kepada ikan-ikan
pelagis dengan suhu perairan antara 6°C – 28°C.

Gardan atau Winch

Dalam proses penangkapan ikan pada kapal Purse seine khususnya pada 00 KM Timur
Laut hal yang paling penting adalah proses penarikan tali kerut agar jaring cepat menutup dan
ikan tidak lepas. Proses penarikan tali kerut ini harus dilakukan dengan cepat agar ikan yang
sudah berada di dalam jaring tidak dapat melepaskan diri dari jaring. Panjang tali kerut secara
keseluruhan adalah sepanjang 500 m.

Radio

Alat ini sangat berfungsi untuk melakukan komunikasi antara suatu kapal dengan kapal
lain. Karena pengoperasian alat tangkap Purse seine menggunakan alat bantu berupa kapal
lampu, sehingga setiap kapal harus menggunakan alat bantu berupa radio. Radio alat bantu
komunikasi yang biasa digunakan.

Anda mungkin juga menyukai