Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANGEL CLAUDIA SITUMEANG

NIM : 4183111111
KELAS : PENDIDIKAN MATEMATIKA – A 2018
MATA KULIAH : P3M

 KONSEP DAN FUNGSI KURIKULUM


A. Konsep Kurikulum
Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah
konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai
sistem, dan sebagai bidang studi.
a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi/rencana :
Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-
murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu
kurikulum juga dapat menunjuk  kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang
tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum
juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama
antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan
masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah,
suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem
Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan,
bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan
prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah
tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana
memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi:
Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan
ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang
mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum.
Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka
menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi
kurikulum.
Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk :
1.    mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-istilah teknis
2.    mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuan-
pengetahuan baru
3.    melakukan penelitian inferensial dan prediktif
4.    mengembangkan subsubteori kurikulum, mengembangkan dan melaksanakan model-
model kurikulum.
Keempat tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum. Melalui
pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi,sebagai sistem, maupun bidang studi
kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan.

B. Peran dan Fungsi Kurikulum


 Peranan Kurikulum
Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis
mengemban peranan sebagai berikut :
1. Peranan Konservatif
Salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan menafsirkan
warisan sosial kepada generasi muda. Dengan demikian , sekolah sebagai suatu
lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku para siswa dengan
nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan
sebagai suatu proses sosial. Karena pendidikan itu sendiri pada hakekatnya berfungsi
pula menjembatani antara siswa dengan orang dewasa di dalam proses pembudayaan
yang semakin berkembang menjadi lebih kompleks, dan disinilah peranan kurikulum
turut membantu proses tersebut. Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan
berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu. Melalui peran konservatifnya,
kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai-
nilai luhur masyarakat, sehingga keajekan dan identitas masyarakat akan tetap
terpelihara dengan baik.
2. Peranan Kritis / Evaluatif
Kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan
yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur-unsur kebudayaan yang akan
diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi dalam kontrol sosial
dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Nilai –nilai sosial yang tidak sesuai lagi
dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi dan perbaikan,
sehingga kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria tertentu.
Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab kadang-kadang
nilai dan budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan
masyarakat. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan.
Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang
dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
3. Peran Kreatif
Kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti mencipta
dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa
yang akan datang dalam masyarakat. Guna membantu setiap individu
mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan
pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru yang
dapat membantu siswa berperan aktif dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

 Fungsi Kurikulum.
Secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik
untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum yaitu segala aspek
yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana
lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan logis ,
diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar,
kurikulum adalah niat, rencana dan harapan. Sesuai dengan peran yang harus “dimainkan”
kurikulum sebagai alat dan pedoman pendidikan, maka isi kurikulum harus sejalan dengan
tujuan pendidikan itu sendiri. Sebab, tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan pada
dasarnya mengkristal dalam pelaksanaan perannya itu sendiri. Dilihat dari cakupan dan
tujuannya menurut McNeil (1990) isi kurikulum memiliki empat fungsi,yaitu :
1) Fungsi pendidikan umum (common and general education)
Fungsi pendidikan umum, yaitu fungsi kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik
agar mereka menjadi anggota masyarakat yang yang bertanggung jawab sebagai
warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Kurikulum harus memberikan
pengalaman belajar kepada setiap peserta didik agar mampu menginternalisasi nilai-
nilai dalam kehidupan, memahami setiap hak dan kewajiban sebagai anggota
masyarakat dan mahluk sosial. Dengan demikian, fungsi kurikulum ini harus diikuti
oleh setiap siswa pada jenjang dan level atau jenis pendidikan mana pun.
2) Suplementasi (suplementation)
Setiap peserta didik memiliki perbedaan baik dilihat dari perbedaan kemampuan,
perbedaan minat, maupun perbedan bakat. Kurikulum sebagai alat pendidikan
seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap siswa sesuai dengan
perbedaan tersebut. Artinya, peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
harus terlayani untuk mengembangkan kemampuannya secara optimal, sebaliknya
siswa yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata juga harus terlayani sesuai dengan
kemampuannya.
3) Suplementasi (supplementation)
Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan
mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa. Melalui fungsi ini siswa
diharapkan dapat belajar sesuai dengan minat dan bakatnya, sehingga memungkinkan
mereka akan belajar tanpa adanya paksaan. Namun demikian, proses eksplorasi
terhadap minat dan bakat siswa bukan pekerjaan yang mudah. Adakalanya terjadi
pemaksaan dari pihak luar, misalnya para orang tua, yang sebenarnya anak tidak
memiliki bakat dan minat terhadap bidang tertentu, mereka dipaksa untuk memilihnya
hanya karena alasan-alasan tertentu yang sebenarnya tidak rasional. Oleh karena itu
para pengembang kurikulum mesti dapat menggali rahasia keberbakatan anak yang
kadang-kadang tersembunyi.
4) Keahlian (spesialization)
Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan
keahlian yang didasarkan atas minat dan bakat siswa. Dengan demikian, kurikulum
harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya perdagangan,
pertanian, industri, atau disiplin akademik. Yang bertujuan agar peserta didik
memiliki keterampilan-keterampilan sesuai dengan bidang spesialisnya.
Memperhatikan fungsi-fungsi di atas, maka jelas kurikulum berfungsi untuk setiap orang atau
lembaga yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan
pendidikan.Kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah
dan pengawas, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise atau
pengawasan. Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing
anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk
memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu
sendiri, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar. Alexander Inglis(dalam
Hamalik, 1990) mengemukakan enam fungsi kurikulum untuk siswa yang meliputi :
1.      Fungsi Penyesuaian, yang dimaksud adalah bahwa kurikulum harus dapat mengantar
siswa agar mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan soaial masyarakat. karena individu
hidup dalam lingkungan , sedangkan lingkungan tersebut senantiasa berubah dan dinamis,
maka setiap individu harus mampu menyesuaikan diri secara dinamis. Dan di balik
lingkungan pun harus disesuaikan dengan kondisi perorangan, disinilah letak fungsi
kurikulum sebagai alat pendidikan menuju individu yang well adjusted.
2.      Fungsi Integrasi, dimaksudkan bahwa kurikulum harus dapat mengembangkan pribadi
siswa secara utuh. Baik itu kemampuan kognitif,afektif, dan psikomotor. Oleh karena
individu itu sendiri merupakan bagian integral dari masyarakat, maka pribadi yang
terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam rangka membentuk sikaf sesuai dengan
sistem nilai yang berlaku di masyarakatnya.
3.      Fungsi Deferensiasi, yang dimaksud adalah bahwa kurikulum harus dapat melayani
setiap siswa dengan segala keunikannya. kurikulum perlu memberikan pelayanan terhadap
perbedaan perbedaan perorangan dalam masyarakat. Pada dasarnya deferensiasi akan
mendorong orang berpikir kritis dan kreatif, dan ini akan mendorong kemajuan sosial dalam
masyarakat.
4.      Fungsi Persiapan, mengandung makna, bahwa kurikulum harus dapat memberikan
pengalaman belajar bagi anak. kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu
melanjutkan studi lebih lanjut ke jenjang yang lebih tinggi untuk jangkauan yang lebih jauh
atau terjun ke masyarakat. Mempersiapkan kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak
mungkin memberikan semua apa yang diperlukan atau semua apa yang menarik minat
mereka, maka kurikulum harus membekali mereka dengan berbagai pengetahuan yang
diperlukan agar dapat mengikuti pelajaran pada level pendidikan di atasnya juga agar dapat
belajar di masyarakat.
5.      Fungsi Pemilihan, adalah fungsi kurikulum yang dapat memberikan kesempatan kepada
etiap siswa untuk belajar sesuai dengan bakat dan minatnya. antara keperbedaan dan
pemilihan mempunyai hubungan yang erat. Ini merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi
masyarakat yang demokratis, sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel.
6.      Fungsi Diagnostik, adalah fungsi untuk mengenal berbagai kelemahan dan kekuatan
siswa. salah satu segi pelayanan pendidikan adalah membantu dan mengarahkan para siswa
agar mereka mampu memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan
semua potensi yang dimiliki.Ini dapat dilakukan bila mereka menyadari semua kelemahan
dan kekuatan yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa.

Anda mungkin juga menyukai