Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

“Manajemen Mutu Terpadu (MMT)”

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Hida Afiyah 19003064


Nadila Mentari 19003079
Nuraini Permata Sari 19003086
Sefira Dwi Cahya Ningrum 19003104
Yozi Gusrinaldi Manaf 19003171

Dosen Pengampu :

Dr. Damri, M.Pd.

Ns. Setia Budi, M.Kep.

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur kepada Allah SWT, karena
rahmat dan hidayahnya, kemudian shalawat beriring salam kita mohon kepada Allah
semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan bahan ajar mata kuliah manajemen
pendidikan khusus.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah


manajemen pendidikan khusus yang telah memberikan bimbingan dan masukan ilmu
pengetahuan pada mata kuliah ini. Dan kami juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman yang telah memberikan kritik, saran dan masukannya. Sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tatanan yang telah di tentukan.

Demikianlah yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat dimengerti
bagi pembaca. Dan makalah ini, sekiranya dapat berguna bagi kami dan siapapun
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
penulisan yang kurang berkenan. Dan kami meminta kritik maupun saran yang
membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini.

Padang, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................1
C. Tujuan ................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................3
A. Pengertian MMT ................................................................................................3
B. Prinsip-prinsip dasar MMT ...............................................................................4
C. Pelanggan sekolah..............................................................................................5
D. Tolak ukur keberhasilan Sekolah ......................................................................6
E. Sifat layanan yang harus di berikan sekolah ....................................................8
F. Layanan penerapan MMT .................................................................................9
G. Laporan dalam pelaksanaan MMT di sekolah .................................................11
BAB III PENUTUP ......................................................................................................13
A. Kesimpulan ........................................................................................................13
B. Saran ..................................................................................................................13
DAFTAR ISI .................................................................................................................14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam membangun sebuah
Negara. Dapat kita lihat negara-negara maju di dunia, faktor utama yang bisa
menentukan Negara tersebut maju adalah dari faktor pendidikan. Sistem pendidikan
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat.
Dengan perubahan-perubahan pemikiran masyarakat, tentunya pendidikan
akan sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam menghadapi
tantangan masa depan. Oleh karena itu meningkatkan mutu pendidikan pada zaman
globalisasi saat ini harus dikelola dengan baik.
Dalam dunia pendidikan, mutu menjadi satu-satunya yang sangat penting yang
berkaitan dengan proses pelaksanaan pendidikan, hal ini juga menjadi sebuah perhati
agar disuatu lembaga pendidika dapat memperhatikan dari mutu pendidikan tersebut.
Bila mutu pendidikan hendak diperbaiki, maka perlu ada sebuah tindakan-tidakan
yang konkrit atau aplikasi nyata yang dapat mendukung adanya mutu pendidikan.
Manajemen mutu merupakan sarana yang memungkinkan para profesional
pendidikan dapat beadaptasi dengan “kekuatan perubahan” yang memukul sistem
pendidikan bangsa kita. Oleh karena itu dengan adanya manajemen mutu terpadu,
maka kita akan mudah untuk mengatasi hal-hal yang menyulitkan terhadap
pelaksanaan pendidikan. Begitu juga sebagai tenaga kependidikan dituntut untuk
mengetahui manajemen mutu terpadu karena pengelolaan suatu lembaga pendidikan
ini membutuhkan mutu yang berkualitas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan tersebut, maka masalah yang
angkat pada makalah ini adalah :
1. Apa itu manajemen mutu terpadu (MMT) ?
2. Apa saja prinsip dasar MMT ?

1
3. Apa itu pelanggan sekolah ?
4. Apa saja tolak ukur keberhasilan sekolah ?
5. Apa saja sifat layanan yang harus diberikan sekolah ?
6. Bagaimana langkah penerapan MMT ?
7. Bagaimana laporan dalam pelaksanaan MMT di sekolah ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan MMT
2. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dasar MMT
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pelanggan Sekolah
4. Untuk mengetahui tolak ukur keberhasilan sekolah
5. Untuk mengetahui sifat layanan yang harus diberikan sekolah
6. Untuk mengetahui langkah penerapan MMT
7. Untuk mengetahui laporan dalam pelaksanaan MMT di sekolah

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian MMT
Dalam kajian literatur banyak ahli yang sudah memberi pengertian MMT.
Berikut ini tiga pengertian dari sekian banyak yang dideskripsikan dari penulis MMT.
Pengertian yang pertama dan kedua adalah pengertian MMT di bidang bisnis,
sedangkan pengertian yang ketiga adalah pengertian MMT yang ditulis oleh Edward
Sallis (2002,3rd) dalam bukunya Total Quality Management in Education. Pertama,
Shaskin (1993:27) mendifiniskan “TQM is a system of means to economically
produce goods or services which satisfy customers requirements”, atau MMT adalah
sebuah sistem yang dimaksudkan untuk memproduksi barang atau memberikan jasa
layanan yang secara ekonomis yang memuaskan persyaratan/permintaan pelanggan”.
Kedua, Tjiptono (2000: 4) yang menyitir dari Isikawa, mendeskripsikan :
“MMT adalah perpaduan semua fungsi dari perusahaan kedalam falsafah holistik
yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian
serta kepuasan pelanggan.” Ketiga, Sallis (1993: 13) mendifinisikan: “TQM is
philosophy and methodology which assists institution to manage change and to set
their own agendas for dealing with the plethora of new external pressure”, atau
MMT adalah falsafah dan metode yang membantu institusi untuk mengelola
perubahan dan menentukan agenda/kegiatan yang berkaitan dengan tuntutan baru
pelangaan yang secara bertubi-tubi mendesak.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, karakteristik TQM sebagai berikut:
1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal;
2. Memiliki opsesi yang tinggi terhadap kualitas;
3. Menggunakan pendekatan
4. Ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah;
5. Memiliki Komitmen jangka panjang
6. Membutuhkan kerjasama tim;
7. Memperbaiki Proses secara kesinambungan;

3
8. Menyelenggarakan pendidikan dan Pelatihan;
9. Memberikan kebebasan yang terkendali;
10. Memiliki kesatuan Yang terkendali;
11. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

B. Prinsip Dasar MMT


MMT merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan manajemen
yang berkualitas. Untuk itu diperlukan perubahan besar dengan budaya dan nilai
suatu organisasi. Menurut Hensler dan Brunell (dalam scheuing dan cristoher, 1993)
ada 4 prinsip utama dalam MMT. Keempat prinsip tersebut adalah :
1. Kepuasan pelanggan
Dalam MMT, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas.
Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi
tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu
sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Kebutuhan
pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk di
dalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala
aktivitas perusahaan harus di koordinasi untuk memuaskan pelanggan.
Kualitas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan sama dengan nilai yang
diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.
Kualitas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan sama dengan nilai yang
diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.
Semakin tinggi nilai yang diberikan maka semakin besar pula kekuasaan yang
diberikan.
2. Respect terhadap setiap orang
Dalam perusahaan dan kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan
dipandang sebagai individu yang memiliki bakat dan kreativitas tersendiri
yang unik. Dengan demikian, karyawan merupakan sumber daya organisasi
yang paling bernilai. Oleh karena itu, setiap orang dalam organisasi dengan

4
baik diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.
3. Manajemen bernilai fakta
Perusahaan kelas dunia yang berorientasi pada fakta. Maksudnya,
bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data bukan sekedar pada
perasaan. Ada dua konsep pokok berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritas
yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek
pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada,
dengan menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat
memfokuskan usaha pada situasi tertentu. Konsep kedua, variasi atau
variabilitas kinerja manusia, data statistik dapat memberikan gambaran
mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem
organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap
keputusan dan tindakan yang dilakukan.
4. Perbaikan berkesinambungan.
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara
sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang
digunakan disini adalah siklus PDCA yang terdiri dari langkah-langkah
perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana,
dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

C. Pelanggan Sekolah
Gasperz memberikan beBerapa definisi tentang pelanggan, yaitu:
1. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung kepada kita, Tetapi kita
yang tergantung padanya.
2. Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada keinginannya. Tidak
ada seorang pun yang pernah menang beradu argumentasi dengan
pelanggan.
3. Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang tidak dapat
dihapuskan.

5
Supriyanto (1999:25) mengklasifikasi pelanggan dalam bidang pendidikan
adalah pelanggan primer, sekunder, dan tersier. Pelanggan primer adalah mereka
yang langsung menerima jasa pendidikan tersebut yaitu peserta didik. Pelanggan
sekunder adalah mereka yang mendukung pendidikan seperti orang tua dan
pemerintah. Pelanggan tersier adalah mereka yang secara tidak langsung memiliki
andil, tetapi memiliki peranan penting dalam pendidikan (selaku pemegang
kebijakan) seperti pegawai, pemerintah, dan masyarakat.
Adanya perbedaan pelanggan ini maka diperlukan suatu perhatian khusus dari
lembaga pendidikan terhadap keinginan pelanggannya. Hal ini penting untuk
mengembangkan mekanisme pelayanan pendidikan yang diberikan. Jika perhatian
khusus terhadap perbedaan yang ada diabaikan oleh lembaga pendidikan, maka akan
berdampak pada kehilangan pelanggan potensial.
Berdasarkan pandangan TQM menurut Tjiptono dan Diana (2003:100)
pelanggan dan pemasok ada di dalam dan di luar organisasi. Pelanggan eksternal
adalah orang yang membeli dan menggunakan produk perusahaan. Pemasok eksternal
adalah orang di luar organisasi yang menjual bahan baku, informasi, atau jasa kepada
organisasi. Supriyanto (1999:27) mengemukakan dalam bidang pendidikan,
pelanggan internal adalah pegawai sekolah, sedangkan pelanggan eksternal adalah
peserta didik. Fokus utama dari lembaga pendidikan ialah pada pelanggan eksternal
(peserta didik). ( Supriyanto, A. 1999. Total Quality Management di Bidang
Pendidikan. Malang: Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang.)

D. Tolak Ukur Keberhasilan Sekolah


Peningkatan mutu pendidikan di sekolah berkaitan langsung dengan siswa
sebagai peserta didik dan guru sebagai tenaga pendidik. Keberhasilan proses
pembelajaran di sekolah dapat di ketahui dari prestasi siswa. Prestasi belajar
merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan dalam suatu proses
pembelajaran (Yusuf & Ulumul, 2018).

6
Keberhasilan dalam belajar siswa dapat diukur dari hasil prestasi belajarnya.
Keunggulan prestasi belajar selalu menjadi penilaian utama masyarakat terhadap
sekolah atau lembaga pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan
proses pembelajaran yang terjadi di dalamnya.
Prestasi belajar menentukan berhasil dan tidaknya pendidikan, karena itu
prestasi memiliki fungsi yang penting bagi siswa dalam proses pembelajaran. Fungsi
prestasi juga dapat menentukan suatu kualitas dalam dunia pendidikan, karena dengan
prestasi akan dapat diketahui seberapa besar mutu dan kualitas yang dimiliki oleh
siswa maupun sekolah yang bersangkutan.
Menurut Slameto dalam (Yusuf & Ulumul, 2018) “Keberhasilan belajar di
pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern”. Faktor dari dalam
diri siswa di antaranya keaktifan siswa, kecerdasan dan proses belajar siswa. Faktor
ekstern diantaranya faktor guru mengajar dan faktor lingkungan belajar yang meliputi
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat dimana siswa
bersosialisasi.
Adapun indikator yang digunakan dalam tolak ukur keberhasilan belajar siswa
di sekolah antara lain:
1. Metode Pembelajaran
a. Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi (wawancara, pengamatan, bermain peran, berlangsung di
luar dan dalam kelas) sesuai dengan mata pelajaran.
b. Kegiatan belajar siswa menggunakan metode pembelajaran yang
sesuai dengan spesifikasi bahan ajar
c. Pengguanaan metode dalam kegiatan belajar siswa sesuai dengan RPP.
2. Pengelolaan Kelas
a. Kegiatan belajar siswa yang variatif
b. Kelompok belajar siswa yang beragam (Gender, sosio-ekonomi, dan
intelegensinya)
c. Keanggotaan kelompok belajar berbeda-beda sesuai kebutuhan belajar

7
d. Kegiatan pembelajaran menggunakan tata tempat duduk (meja/ kursi
untuk memudahkan siswa berinteraksi dengan guru maupun dengan
siswa lainnya).
3. Keterampilan Bertanya
a. Pertanyaan yang diajukan guru dapat memancing/ mendukung siswa
dalam membangun konsep/ gagasan
b. Guru mendorong siswa untuk bertanya
c. Siswa menjawab pertanyaan dengan mengacungkan tangan terlebih
dahulu
d. Siswa berani bertanya, berpendapat atau mempertanyakan pendapat
baik tulisan ataupun lisan.

E. Sifat Layanan yang Harus Diberikan Sekolah


Dalam bukunya Muhammad Ali (2009: 355) disebutkan bahwa fungsi sekolah
antara lain adalah :
1. Memberi layanan kepada peserta didik agar mampu memperoleh
pengetahuan atau kemampuan-kemampuan akademik yang dibutuhkan
dalam kehidupan.
2. Memberi layanan kepada peserta didik agar dapat mengembangkan
keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan.
3. Memberi layanan kepada peserta didik agar dapat hidup bersama ataupun
bekerja sama dengan orang lain .
4. Memberi layanan kepada peserta didik agar dapat mewujudkan cita-cita
atau mengaktualisasikan dirinya sendiri.
Manajemen Mutu Terpadu Sekolah merupakan salah satu di antara ketiga
pilar pelaksanaan manajemen berbasis sekolah. Ada dua hal yang menjadi penekanan
utama dalam pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu Berbasis Sekolah yaitu prinsip
transparansi dan akuntabilitas. Tranparansi yang dimaksudkan disini adalah adanya
kemudahan akses bagi semua stake holder dan publik untuk memperoleh informasi
yang berkaitan dengan penyelenggaraan sekolah mulai dari Rencana Kerja Sekolah

8
(RKS) dan laporan pelaksanaannya, informasi tentang perkembangan kemajuan
belajar peserta didik dan sebagainya. Sedangkan akuntabilitas dimaksudkan bahwa
semua rencana kerja dan pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan.

F. Langkah Penerapan MMT


Beberapa langkah dalam rangka menerapkan sistem manajemen mutu antara
lain :
1. Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem manajemen mutu
yang akan diterapkan. Standar-standar sistem manajemen mutu itu dipilih
berdasarkan dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
2. Menetapkan suatu komitmen pada tingkat. Implementasi dari sistem
manajemen mutu membutuhkan komitmen dari manajemen organisasi dan
semua standar sistem manajemen mutu membutuhkan komitmen ini agar
dapat didokomentasikan. Menetapkan suatu kelompok kerja yang terdiri
dari pimpinan dan pengurus. Semua pengurus harus berpartisipasi aktif dan
paham secara benar tentang persyaratan-persyaratan standar dari sistem
manajemen mutu itu.
3. Menugaskan pengurus untuk menjamin bahwa persyaratan-persyaratan
sistem manajemen mutu itu diterapkan dan dipelihara.
4. Menetapkan tujuan-tujuan mutu dan implementasi sistem. Tidak ada
metode baku atau tunggal dari implementasi sistem manajemen mutu
dalam organisasi. Bagaimanapun, program implementasi (prosedur-
prosedur kerja) harus merupakan tanggung jawab dari semua anggota
organisasi dan dilakukan secara benar dari awal.
5. Meninjau ulang sistem manejemen mutu yang sekarang. Berkaitan dengan
hal ini perlu dilakukan suatu audit sistem atau penilaian terhadap sistem
manajemen mutu yang ada.
6. Mendefenisikan struktur organisasi dan tanggung jawab. Pengembangan
suatu sistem manajemen mutu menghadirkan suatu kesempatan ideal untuk

9
suautu organisasi melakukan evaluasi terperinci dan meninjau ulang
struktur manajemen yang ada.
7. Menciptakan keasadaran mutu (quality awareness) pada semua tingkat
dalam organisasi. Kesadaran mutu dapat dibangkitkan melalui
serangakaian pelatihan tentang mutu guna menjawab pertanyaan-
pertanyaan: apa itu mutu?, mengapa perlu memiliki sistem manajemen
mutu?, apa itu manual mutu?, mengapa harus mendokumentasikan sistem
manajemen mutu dalam prosedur-prosedur sistem dan prosedur-prosedur
kerja terperinci?, apa itu kebijakan mutu organisasi?, mengapa memerlukan
kerjasama dalam implementasi sistem manajemen mutu?, dan lain-lain.
8. Mengembangkan peninjauan ulang dari sistem manajemen mutu dalam
manual (buku panduan) mutu. Hal ini berkaitan dengan peninjauan ulang
secara singkat dari sistem manajemen mutu itu dan apakah kebijakan dan
dokumen-dokumen yang diperlukan telah lengkap dan tersusun rapi dalam
sistem manajemen.
9. Menyepakati bahwa fungsi-fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh
prosedur-prosedur. Berkaitan dengan hal ini perlu mengembangkan suatu
diagram alir dari aktivitas bisnis organisasi dan menentukan hal- hal kritis
yang akan mempengaruhi keberhasilan organisasi.
10. Mendokumentasikan aktivitas terperinci dalam prosedur oprasional atau
prosedur terperinci. Hal ini berkaitan dengan dokumen-dokumen spesifik
terhadap produk, aktivitasaktivitas atau proses-proses dan harus
ditempatkan pada lokasi kerja sehingga mudah dibaca oleh karyawan atau
pekerja yang terkait.
11. Memperkenalkan dokumentasi. Setelah manual mutu dan prosedur-
prosedur telah disepakati , maka implementasi dari praktek-praktek sistem
manajemen mutu pada tingkat manajemen dapat dilakukan.
12. Menetapkan partisipasi karyawan dan pelatihan dalam sistem. Tahap ini
akan menjadi sangat penting untuk keberhasilan dan efisiensi dari sistem
manajemen mutu.

10
13. Meninjau ulang dan melakukan audit sistem manajemen mutu. Peninjauan
ulang sistem manajemen mutu diperlukan untuk menjamin kesesuaian
terhadap persyaratan-persyaratan standar dari sistem manajemen mutu itu.

G. Laporan dalam Pelaksanaan MMT di Sekolah


Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Sekolah/Madrasah. Dalam
pengimplementasian konsep managemen sekolah/madrasah memiliki tanggung jawab
untuk mengelola dirinya berkaitan dengan permasalahan administrasi,
sekolah/madrasah, keuangan dan fungsi setiap personil sekolah/madrasah didalam
kerangka arah dan kebijakan yang telah dirumuskan oleh pemerintah. Bersama-sama
dengan orang tua dan masyarakat, sekolah/madrasah harus membuat keputusan,
mengatur skala prioritas disamping harus menyediakan lingkungan kerja yang lebih
profesional bagi guru, dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta
meyakinkan masyarakat tentang sekolah/madrasah. Kepala sekolah/madrasah harus
tampil sebagai koordinator dari sejumlah orang yang mewakili berbagai kelompok
yang berbeda didalam masyarakat sekolah/madrasah dan secara profesional harus
terlibat dalam setiap proses perubahan di sekolah/madrasah melalui penerapan
prinsip-prinsip pengelolaan kualitas total dengan menciptakan kompetisi dan
penghargaan didalam sekolah/madrasah itu sendiri maupun sekolah/madrasah lain.
Sekolah/Madrasah merupakan bentuk pendidikan formal di negara ini, yang
berperan untuk menciptakan manusia yang seutuhnya. Sudah seharusnya pendidikan
formal di kelola dengan baik dan benar sesuai dengan standart mutu pendidikan yang
sudah di buat oleh Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, yang didalamnya memuat ketentuan mengenai delapan standar, yaitu:
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar
Pembiayaan Pendidikan, Standar Penilaian Pendidikan. Delapan aspek mutu ini jika
diwujudkan dengan implemntasi yang tepat sudah bisa dipastikan pendidikan akan
memimiliki mutu terpadu yang bagus.

11
Lembaga pendidikan hendaknya selalu mengaji dan meneliti semua aspek
yang ada di pendidikan, karena hal itu akan menjadikan evaluasi pendidikan yang ada
di lembaga tersebut untuk menjadi loncatan bagaimana seharusnya lembaga
pendidikan mengembangkan kualitas sumber daya manusianya untuk menjadi
manusia yang seutuhnya. Penerapan pendidikan tentunya tidak bisa lepas dari mutu,
ketika pendidikan berjalan dengan mempertimbangkan standar mutu, banyak aspek
yang harus dilakukan melalui step by step mutu harus di tingkatkan untuk menjamin
pembentukan manusia yang sebenar-benarnya melalui pendidikan yang menerapkan
Implementasi menejemen mutu terpadu.
Pada intinya sekolah/madrasah harus mengontrol semua sumber daya
termasuk sumber daya manusia yang ada, dan lebih lanjut harus menggunakan secara
lebih efisien sumber daya tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat bagi pengikatan
mutu khususnya.Sementara, itu kebijakan makro yang dirumuskan oleh pemerintah
atau otoritas pendidikan lainnya masih diperlukan dalam rangka menjamin tujuan-
tujuan yang bersifat nasional dan akuntabilitas.
Dalam rangka pelaksanaan konsep manajemen ini, strategi yang dapat
dilaksanakan oleh sekolah/madrasah antara lain meliputi evaluasi diri untuk
menganalisa kekuatan dan kelemahan sekolah/madrasah. Berdasarkan hasil evaluasi
tersebut sekolah/madrasah bersama –sama orang tua dan masyarakat menentukan visi
dan misi sekolah/madrasah dalam peningkatan mutu pendidikan atau merumuskan
mutu yang diharapkan dan dilanjutkan dengan penyusunan rencana program
sekolah/madrasah termasuk pembiayaan, dengan mengacu kepada skala prioritas dan
kebijakan nasional sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah dan sumber daya yang
tersedia.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peningkatan mutu pendidikan secara khusus berorientasi pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia . Kualitas sumber daya akan dipengaruhi oleh input,
proses dan output pendidikan. Sehingga perlu adanya kesinergian antara ketiga hal
tersebut. Mutu Pendidikan akan dapat baik jika baik organisasi pendidikan maupun
pemerintah telah mampu menerapkan manajemen yang tepat dalam pelaksanaannya.
Sehingga tidak ada kelemahan baik itu dalam hal kurikulum, sarana prasarana, proses
pembelajaran, dan kualitas sumber daya manusianya.

B. Saran
Dengan meningkatkan sumber daya manusianya dalam hal ini peranan
seorang guru. Pemerintah berusaha dengan menetapkan akreditasi bagi guru guna
mengoptimalkan mutu pendidik di sekolah. Guru haruslah menguasai kompetensi-
kompetensi seperti kompetensi bidang studi, kompetensi bidang pendidikan nilai dan
bimbingan serta kompetensi bidang pelayanan / pengabdian masyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muchtar. Analisis Manajemen Mutu Terpadu (Tqm) dalam Pelayanan


Rumah Sakit. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo.
Juharni. 2017. Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management). Makasar:
sahmedia
Suparto, Dwi Anif. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu di Sekolah /Madrasah.
Ponorogo: Universitas Muhammadiyah Diponogoro
Sutarto, HP. (2015). MANAJEMEN MUTU TERPADU (MMT-TQM) TEORI DAN
PENERAPAN DI LEMBAGA PENDIDIKAN. Yogyakarta : UNY Press.

14

Anda mungkin juga menyukai