Tim Penyusun:
Nyimas Latifah Letty Aziz (Koordinator)
R. Siti Zuhro
Heru Cahyono
Dini Suryani
Dian Aulia
Yusuf Maulana
Jakarta, 2019
Policy Paper
Tim Penyusun:
ISBN: 978-602-5991-34-9
Desain Cover dan Isi: Anggih Tangkas Wibowo
vi + 32 hlm; 21 x 29,7 cm | Cetakan I, 2019
© Pusat Penelitian Politik - LIPI, 2019
Diterbitkan oleh:
Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2Politik - LIPI)
Gedung Widya Graha LIPI, Lt. XI dan III
Jl. Jend. Gatot Subroto KAV-10, Jakarta 12710 - INDONESIA
Tlp./fax : 021 - 520 7118 | Website: www.politik.lipi.go.id
Twitter: @PolitikLIPI
DAFTAR ISI
P
elaksanaan kebijakan desentralisasi asimetris yang selama ini berlangsung belumlah
efektif dan efisien, khususnya dari aspek kewenangan asimetris, kelembagaan
asimetris, politik/pemerintahan asimetris, keuangan asimetris, dan korbinwas
asimetris. Oleh karena itu, pada kajian tahun terakhir dari kegiatan tematik lima
tahunan tim otonomi daerah P2P LIPI, tim menyusun model merumuskan prasyarat
yang dibutuhkan untuk menghasilkan model pengelolaan desentralisasi asimetris yang
aplikatif dan efektif berdasarkan kelima aspek di atas. Policy paper ini sangat signifikan
untuk memberikan rekomendasi kebijakan terhadap model pengelolaan desentralisasi
asimetris di Indonesia berdasarkan pada kasus Aceh, Papua, Papua Barat, dan DIY.
Pada prinsipnya setiap daerah di Indonesia memiliki kekhususan masing-masing,
namun tidak semuanya bisa dikategorikan asimetris karena pemberian status khusus
atau istimewa memiliki alasan tersendiri. Hanya ada lima daerah yang mendapatkan
status khusus atau istimewa tersebut, yakni DKI Jakarta, Aceh, Papua, Papua Barat, dan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun pada tataran empirik, pengelolaan pelaksanaan
otonomi khusus dan istimewa di daerah otsus dan istimewa belumlah optimal sehingga
kewenangan pemerintahan dan pengelolaan dana otsus dan dana istimewa masih
belum tepat sasaran dan peruntukannya. Tentunya hal ini berdampak pada minimnya
peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Padahal pemberian dana otsus, khususnya
di Papua, Papua Barat, dan Aceh, memiliki jangka waktu yang terbatas dengan kisaran
20 (dua puluh) tahun. Sedangkan pemberian dana istimewa baru diberikan pada tahun
2013 justru tidak memiliki batasan waktu, tergantung pada keuangan negara, dalam hal
ini APBN.
Policy paper ini membahas usulan model pengelolaan desentralisasi bagi daerah-
daerah di Indonesia merujuk pada kasus Aceh, Papua, Papua Barat, dan Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Bahwa penerapan otsus dan istimewa di keempat daerah tersebut dapat
diberlakukan bagi daerah-daerah lainnya yang mengusulkan status otsus atau istimewa
sekurang-kurang memenuhi persyaratan sesuai dengan yang ditawarkan oleh Tim Peneliti
Otonomi Daerah P2P LIPI. Dari hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan solusi
dan sekaligus rekomendasi kebijakan bagi pihak pengawas untuk memberikan perhatian
lebih terhadap pengelolaan dana otsus dan istimewa.
Semoga policy paper ini dapat memberi manfaat yang luas bagi pemerintah pusat,
pemerintah daerah dan para stakeholders terkait dalam upaya turut memberikan masukan
dan solusi bagi daerah-daerah otsus dan daerah-daerah baru dengan status otsus atau
istimewa sehingga tujuan esensial otonomi khusus dan istimewa demi kesejahteraan
masyarakat lokal secara substantif dapat terwujud.
Jakarta, 28 November 2019
Kata Pengantar v
vi Policy Paper - Model Pengelolaan Desentralisasi Asimetris dalam Konteks NKRI -
Policy Paper
S
keuangannya. Kebijakan desentralisasi
tudi ini merupakan studi lanjutan
asimetris bertujuan untuk membangun
dari empat tahun (2015-2018)
pemerintahan daerah yang demokratis,
kajian tim otonomi daerah Pusat
adil dan sejahtera (Zuhro, 2011, pp. 40-
Penelitian Politik LIPI (P2P LIPI) tentang
41).
desentralisasi asimetris di Indonesia. Pada
tahun 2019 ini, tim memformulasikan Pada tahun pertama (2015),
model pengelolaan desentralisasi asimetris kajian tentang peran lembaga khusus
di Indonesia berdasarkan hasil kajian yang dalam politik Aceh dan Papua. Kedua
telah dilakukan tim selama empat tahun daerah otsus atau istimewa ini memiliki
terakhir (2015-2018) tentang keberadaan karakteristik yang berbeda dibandingkan
lembaga khusus yang ada di daerah otsus, dengan daerah-daerah umum lainnya
pengelolaan dana otsus dan istimewa, di Indonesia. Karakteristik khusus atau
dan pengawasan terhadap pengelolaan istimewa di sini adalah kekhususan
dana otsus dan istimewa, serta melihat atau keistimewaan dalam mekanisme
peran aktor di balik tuntutan otsus di regulasi (Undang-Undang dan Perda)
dalam bingkai Negara Kesatuan Republik dan keberadaan lembaga-lembaga khusus
Indonesia (NKRI). yang proses pembentukannya sarat
dengan kepentingan politik. Kajian ini
Menurut Undang-Undang Dasar
juga bertujuan untuk menganalisa tarik-
Negara Republik Indonesia (UUD NRI)
menarik kewenangan politik antara
Tahun 1945 pasal 18B ayat (1) bahwa
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
negara mengakui dan menghormati
dalam proses pembentukan lembaga
satuan-satuan pemerintahan daerah yang
khusus di Aceh dan Papua/Papua Barat,
bersifat khusus atau bersifat istimewa.
mencermati dinamika peran lembaga
Daerah-daerah yang diakui negara
khusus dalam politik Aceh dan Papua,
memiliki kekhususan dan keistimewaan
dan memberikan masukan kepada
di Indonesia sampai dengan saat ini adalah
pemerintah pusat dan daerah mengenai
Aceh, Papua, Papua Barat, DKI Jakarta,
struktur dan kedudukan yang tepat bagi
dan DIY. Kelima daerah tersebut secara
lembaga khusus tersebut dalam menjawab
struktural merupakan satu kesatuan
tujuan diberikannya otsus (Aziz & Aulia,
yang kontinum dalam wadah NKRI,
2016).
yang tidak terlepas dari pemerintah
pusat baik dalam pengaturan urusan
4. REKOMENDASI:
A. MODEL PENGELOLAAN DESENTRALISASI ASIMETRIS YANG
APLIKATIF DAN EFEKTIF
Suryani, D., & dkk. (2018). Aktor di Balik Djohan, Djohermansyah. Model
Tuntutan Khusus : Kasus Bali Pengelolaan Kebijakan
dan Maluku Utara. (Naskah Desentralisasi Asimetrik.
dalam proses cetak). Disampaikan dalam Seminar
Riset Desain Pusat Penelitian
Tilly, C. (1984). Big Structures, Large Politik LIPI, Kamis, 28 Februari
Processes, Huge Comparisons. 2019.
New York: Russell Sage
Foundation. Maksum, Irfan Ridwan. Model
Pengelolaan Kebijakan