Anda di halaman 1dari 12

Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Zairinayati1, Alan Sumadi2

ANALISIS KEJADIAN DIARE BERDASARKAN


SANITASI LINGKUNGAN

Zairinayati1, Alan Sumadi2

Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan, STIKes Muhammadiyah Palembang1,2


zairinayati@yahoo.co.id1
sumadi_a@yahoo.com2

ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Tiga faktor
yang dominan adalah sarana air bersih, pembuangan tinja, dan limbah. Ketiga faktor ini akan
berinteraksi bersama dengan perilaku buruk manusia. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara
sumber air, kepemilikan jamban dan pengelolaan sampah dengan kejadian diare. Metode: Metode
yang digunakan adalah penelitian analitik dengan rancangan Cross Sectional. Analisis data yang
digunakan adalah Chi Cquare test. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April tahun 2019 yang
berlokasi di Desa Gading Raja Kecamatan Pedamaran Timur Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan
jumlah sampel 86 rumah. Hasil: Ada hubungan antara sumber air (P-value:0,000), kepemilikan
jamban (P-value:0,000) dan pengelolaan sampah (P-value:0,011) dengan kejadian diare di Desa
Gading Raja Kecamatan Pedamaran Timur Kabupaten Ogan Komering Ilir. Saran: Diharapkan
kepada kepala desa bekerjasama dengan puskesmas agar memberikan informasi dan sosialisasi terkait
air bersih, jamban sehat dan pengolahan sampah dan kepada masyarakat agar menggunakan sumber air
bersih yang memenuhi syarat dan jamban jenis leher angsa, serta tidak membuang sampah disungai.

Kata Kunci: Diare, Sumber Air, Kepemilikan Jamban, Pengelolaan Sampah

ABSTRACT
Background: Diarrhea is an environmental based disease. Three dominant factors are clean water
facilities, faeces disposal, and waste. These three factors will interact together with bad human
behavior. Aim: To determine the relationship between water source, latrines ownership and waste
management with incidence of diarrhea. Method: Used analytical research with Cross Sectional
design. Analysis of the data used is the Chi Cquare test. This research was conducted in April 2019
which is located in Gading Raja Village, East Pedamaran District, Ogan Komering Ilir Regency with a
sample of 86 houses. Results: There is a relationship between water sources (P-value: 0,000), latrine
ownership (P-value: 0,000) and waste management (P-value: 0.011) with the incidence of diarrhea in
Gading Raja Village, East Pedamaran District, Ogan Komering Ilir Regency. Suggestion: Expected to
the village head collaborates with the Public Health Center in order to provide relevant information
and dissemination of clean water, healthy latrines and waste treatment. To the society in order to use
clean water sources are eligible and goose neck type latrines, and not to dispose garbage in the river.

Keywords: Diarrhea, Water Resources, Latrine Ownership, Waste Management

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 19


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Zairinayati1, Alan Sumadi2

PENDAHULUAN menyebabkan kehilangan nutrisi yang


Kebersihan lingkungan dan dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga
kebersihan anak memegang peranan diare merupakan salah satu penyebab
penting dalam proses tumbuh kembang utama malnutrisi pada anak dan menjadi
anak baik fisik maupun psikisnya. penyebab kematian kedua pada anak
Kurangnya kebersihan anak akan berusia dibawah 5 tahun (Azmi, 2018).
memudahkan terjadinya penyakit Secara klinis penyebab diare pada
kecacingan dan diare pada anak, Selain itu anak yang terbanyak (60-70%)
pendidikan yang cukup harus ditunjukkan dikarenakan infeksi Rotavirus sedangkan
melalui upaya upaya menciptakan sekitar 12-20% adalah bakteri dan kurang
lingkungan yang baik dan layak untuk dari 10% adalah parasit. Penelitian pada
anak, sehingga dapat meningkatkan rasa anak yang mengalami diare akibat infeksi
aman bagi anak dalam mengeksplorasi Rotavirus, ditemukan sebanyak 30% juga
lingkungan (Tambuwun, dkk. 2015). mengalami intoleransi laktosa. Penelitian
Lingkungan yang sehat dapat di negara lain bahkan mendapatkan angka
meningkatan derajat kesehatan dan kejadian intoleransi laktosa yang lebih
mencegah penyakit menular yang dewasa tinggi, yakni sekitar 67% pada diare
ini merupakan masalah kesehatan negara karena Rotavirus dan 49% pada diarenon-
berkembang termasuk Indonesia. Rotavirus (Silvana, 2016).
Tujuannya mencegah terjadinya penyakit, Penyakit diare di Indonesia, masih
menurunkan angka kesakitan, dan angka merupakan masalah kesehatan masyarakat
kematian melalui kegiatan bila ditinjau dari angka kesakitan dan
penanggulangan penyakit diare (Siregar, kematian yang ditimbulkannya. Penyakit
2011). diare termasuk ke dalam sepuluh penyakit
Word Health Organization (WHO) terbesar. Berdasarkan hasil Riset
pada tahun 2013 mencatat, setiap Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
tahunnya ada sekitar 1,7 miliar kasus diare kejadian diare di Sumatera Selatan
dengan angka kematian 760.000 anak menduduki urutan kelima terbesar di
dibawah 5 tahun, secara global terdapat Indonesia dengan prevalensi diare
dua juta anak meninggal dunia setiap menurut kelompok umur terbesar terjadi
tahunnya karena diare. Beberapa negara pada kelompok umur 1-4 tahun adalah
berkembang, anak-anak usia dibawah 3 11,5% menurut diagnose tenaga kesehatan
tahun rata-rata mengalami 3 episode diare dan 12,8% berdasarkan gejala yang pernah
pertahun. Setiap episodenya, diare akan dialami (Kemenkes RI, 2018). Kondisi

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 20


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Zairinayati1, Alan Sumadi2

lingkungan yang buruk adalah salah satu pengamatan dilapangan ditemukan air
faktor meningkatnya kejadian diare. bersih yang digunakan tidak memenuhi
Meliputi beberapa faktor yaitu perumahan, syarat seperti sumur atau bak
pembuangan kotoran, penyediaan air penampungan air bersebelahan langsung
bersih, dan Saluran Pembuanga Air dengan kamar mandi, jamban serta
Limbah (SPAL). Hal ini dapat kandang ternak dan kondisi ini tidak
menyebabkan berbagai masalah kesehatan dihiraukan oleh masyarakat sehingga
lingkungan karena dapat menyebabkan besar kemungkinan terjadi pencemaran
mewabahnya penyakit diare dan yang mengakibatkan penyakit (Primadani,
mempengaruhi kondisi kesehatan 2012).
masyarakat (Octorina, 2012). Penelitian lain terkait hubungan
Hasil penelitian sebelumnya di kondisi sanitasi lingkungan dengan
Kabupaten Parigi Sulawesi Tengah kejadian diare pada wilayah kerja
menunjukkan bahwa aspek kepemilikan Puskesmas Baranti Kabupaten Sidrap
jamban memiliki hubungan dengan menunjukkan ada hubungan antara jamban
kejadian diare. Hal ini dikarenakan keluarga dan saluran pembuangan air
mayoritas masyarakat belum mempunyai limbah, tempat sampah memiliki
jamban sehingga masih terbiasa dengan hubungan dengan kejadian diare. Dalam
perilaku BAB sembarangan (Miswan, dkk. penelitian ini menunjukkan bahwa dari
2018). Hasil penelitian yang sama di Kota 270 repsonden terdapat 68 responden tidak
Medan didapatkan juga bahwa terdapat memiliki jamban (Saleh, 2014).
hubungan antara sanitasi lingkungan dan Berdasarkan data yang diperoleh
personal hygiene ibu dengan kejadian dari Profil Kesehatan Provinsi Sumatera
diare pada balita (Hastia, 2019). Selatan Tahun 2017 diketahui bahwa
Pemenuhan fasilitas sanitasi disebuah angka kejadian diare yang ditangani
kawasan pemukiman mutlak dilakukan menurut jenis kelamin ditemukan ada
guna mencegah terjadinya penyakit 176.295 kasus kejadian diare yang
berbasis lingkungan seperti diare. Sama tersebar di seluruh kabupaten dan kota di
halnya dengan penelitian diatas, di Provinsi Sumatera Selatan. Adapun kasus
Kabupaten Temanggung sebagaimana kejadian diare di Kabupaten Ogan
hasil penelitian terdahulu menunjukkan Komering Ilir yang diperoleh dari laporan
ada hubungan antara ketersediaan air tersebut yaitu ada 17.661 kasus kejadian
bersih, kondisi jamban dan keadaan rumah diare. Tingginya kejadian diare di Provinsi
dengan diarea diduga akibat infeksi. Hasil Sumatera Selatan dapat disebabkan karena

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 21


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Zairinayati1, Alan Sumadi2

jumlah penduduk yang memang besar, dan kesediaan menjadi responden, dilanjutkan
rata-rata penduduk yang bertempat tinggal dengan wawancara ibu balita dan
di aliran sungai. Sebagaimana diketahui observasi terhadap fasilitas sanitasi yang
bahwa salah satu penyebab terjadinya dimiliki. Populasi dalam penelitian ini
diare diakibatkan oleh sanitasi lingkungan, adalah seluruh rumah yang memiliki balita
salah satunya ketersediaan dan di desa Gading Raja yang berjumlah 595
penggunaan air bersih yang masih buruk rumah.
(Profil DinKes SumSel, 2017). Jumlah sampel sebanyak 86 dari
Desa Gading Raja juga merupakan perhitungan rumus Slovin yang dilakukan
desa yang berada di Wilayah Kerja dengan teknik pengambilan sampel
Puskesmas Pedamaran Timur. menggunakan Purposive sampling.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
Puskesmas Pedamaran Timur diketahui Oktober-April tahun 2019 dan proses
bahwa kejadian diare dalam tiga tahun pengambilan sampel selama 1 minggu
terakhir yaitu pada tahun 2017 yaitu mulai tanggal 13-18 Mei 2019 yang
menjadi 118. Namun dibanding tahun berlokasi di Desa Gading Raja Kecamatan
2017, kasus kejadian diare mengalami Pedamaran Timur Kabupaten Ogan
peningkatan menjadi 145 kasus diare yang Komering Ilir. Analisa data terdiri dari
ditemukan di Wilayah Kerja Pedamaran univariat dan bivariat. Uji statistik yang
Timur Kabupaten Ogan Komering Ilir digunakan dalam penelitian ini adalah chi-
pada tahun 2018. square dengan tingkat kepercayaan 95%).

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN


Penelitian ini adalah penelitian Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis
observasional dengan desain penelitian Kelamin Balita
Distribusi frekuensi responden
yang digunakan adalah Cross Sectional.
berdasarkan jenis kelamin Balita yang
Aspek legal ethics yang dilakukan diawali
didapat dari 86 responden dapat dilihat di
ujicoba kuesioner kemudian meminta
tabel 1 berikut :

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteirstik Responden
No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Laki-laki 34 39,5
2 Perempuan 52 60,5
Jumlah 86 100

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 22


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Zairinayati1, Alan Sumadi2

Berdasarkan Tabel 1 di atas Distribusi Frekuensi Berdasarkan


menunjukkan bahwa sebagian besar jenis Pekerjaan Responden
Hasil penelitian berdasarkan
kelamin responden terbanyak adalah
distribusi frekuensi responden berdasarkan
perempuan sebanyak 52 ibu (60,5%).
pekerjaan yang didapat dari 86 responden
dapat di tabel 2 berikut :

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 PNS 1 1,2
2 Wiraswasta 5 5,8
3 Petani 34 39,5
4 IRT 40 46,5
5 Lainnya 6 7,0
Jumlah 86 100
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan Distribusi Frekuensi Berdasarkan
bahwa dari 86 responden, menurut Tingkat Pendidikan
Distribusi frekuensi responden
kategori pekerjaan responden paling
berdasarkan tingkat Pendidikan yang
banyak sebagai ibu rumah tangga (IRT)
didapat dari 86 responden dapat dilihat di
yaitu sebanyak 40 orang (46,5%).
tabel 3 berikut :

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 SD 54 62,8
2 SLTP 17 19,8
3 SLTA 15 17,4
Jumlah 86 100

Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui Distribusi Frekuensi Berdasarkan


bahwa dari 86 responden, menurut Kejadian Diare Responden
Distribusi Frekuensi responden
kategori pendidikan responden paling
berdasarkan Kejadian Diare yang didapat
banyak responden mempunyai pendidikan
dari 86 responden dapat dilihat di tabel 4
Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 54
berikut :
orang (62,8%).

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 23


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Zairinayati1, Alan Sumadi2

Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Diare
No Jenis Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 30 34,9
2 Tidak 56 65,1
Jumlah 86 100

Berdasarkan tabel 4 tersebut Distribusi Frekuensi Berdasarkan Air


diketahui bahwa dari 86 responden Bersih Responden
Distribusi frekuensi responden
didapatkan hasil penelitian ada sebanyak
berdasarkan penggunaan air bersih didapat
56 responden (65,1%) yang tidak
dari 86 responden dapat dilihat di tabel 5
megalami diare.
berikut :

Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penggunaan Air Bersih
No Kualitas Air Bersih Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Baik 40 46,5
2 Buruk 46 53,5
Jumlah 86 100
Berdasarkan tabel 5 tersebut dapat Distribusi Frekuensi Berdasarkan
diketahui bahwa dari 86 responden Jamban Keluarga pada Responden
Distribusi frekuensi responden
penelitian, ada sebanyak 46 responden
berdasarkan jamban Keluarga yang
(53,5%) yang masih menggunakan sumber
didapat dari 86 orang responden dapat
air yang dengan kualitas buruk/kurang
dilihat di tabel 6 berikut :
baik.

Tabel 6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jamban Keluarga
No Jamban Keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Baik 53 61,6
2 Buruk 33 38,4
Jumlah 86 100

Berdasarkan tabel 6 diatas dapat jamban keluarga baik yaitu menggunakan


diketahui bahwa dari 86 responden jamban leher angsa.
penelitian, jamban keluarga yang Distribusi Frekuensi Berdasarkan
digunakan oleh responden ada sebanyak Pengelolaan Sampah Responden
Distribusi frekuensi responden
53 responden (61,6%) yang memiliki
berdasarkan pengelolaan sampah yang

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 24


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Zairinayati1, Alan Sumadi2

didapat dari 86 orang responden dapat dilihat di tabel 7 berikut :

Tabel 7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengelolaan Sampah
No Pengelolaan Sampah Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Baik 28 32,6
2 Buruk 58 67,4
Jumlah 86 100
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat Hubungan Air Bersih dengan Kejadian
diketahui bahwa dari 86 responden Diare
Hasil analisis Hubungan Air Bersih
penelitian ada sebanyak 58 responden
dengan Kejadian Diare dapat dilihat di
(67,4%) yang melakukan pengelolaan
tabel 8 berikut :
sampah masih buruk atau kurang baik.

Tabel 8
Hubungan Air Bersih dengan Kejadian Diare
Kejadian Diare
Total P
No Air Bersih Ya Tidak
value
n % n % n %
1 Baik 5 12,5 35 87,5 40 100
2 Buruk 25 54,3 21 45,7 46 100 0,000
Jumlah 30 34,9 56 65,1 86 100

Berdasarkan tabel 8 diatas dapat mengalami diare. Berdasarkan hasil uji chi
diketahui bahwa dari 40 responden yang square diperoleh nilai P value yaitu 0,000
menggunakan air bersih yang baik ada yang artinya ada hubungan antara air
sebanyak 5 responden (12,5%) mengalami bersih yang digunakan responden dengan
diare, dan ada sebanyak 35 responden kejadian diare.
(87,5%) tidak mengalami diare. Hubungan Jamban Keluarga dengan
Selanjutnya, dari 46 responden yang Kejadian Diare
Hubungan antara variabel jamban
menggunakan air bersih yang buruk atau
keluarga dengan kejadian diare pada
kurang baik ada sebanyak 25 responden
responden, dapat dilihat pada tabel 9
(54,3%) mengalami diare dan ada
berikut ini :
sebanyak 21 responden (45,7%) tidak

Tabel 9
Hubungan Jamban Keluarga dengan Kejadian Diare
Kejadian Diare
Jamban Total P
No Ya Tidak
Keluarga value
n % n % n %
1 Baik 8 15,1 45 84,9 53 100
2 Buruk 22 66,7 11 33,3 33 100 0,000
Jumlah 30 34,9 56 65,1 86 100

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 25


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Zairinayati1, Alan Sumadi2

Berdasarkan tabel 9 diatas dapat yang artinya ada hubungan antara jamban
diketahui bahwa dari 53 responden yang keluarga responden dengan kejadian diare.
memiliki jamban keluarga yang baik ada Hubungan Pengelolaan Sampah dengan
sebanyak 45 responden (84,9%) tidak Kejadian Diare
Hubungan antara variabel
mengalami diare. Selanjutnya, dari 33
pengelolaan sampah dengan kejadian
responden dengan kepemilikan jambannya
Diare pada responden, dapat dilihat pada
buruk atau kurang baik ada sebanyak 22
tabel 10 berikut ini :
responden (66,7%) mengalami diare.
Berdasarkan hasil uji statistic chi
square diperoleh nilai P value yaitu 0,000

Tabel 10
Hubungan Pengelolaan Sampah dengan Kejadian Diare
Kejadian Diare
Pengelolaan Total P
No Ya Tidak
Sampah value
n % n % n %
1 Baik 4 14,3 24 85,7 28 100
2 Buruk 26 44,8 32 55,2 58 100 0,011
Jumlah 30 34,9 56 65,1 86 100
Berdasarkan tabel 10 diatas dapat paling banyak dalam penelitian adalah
diketahui bahwa dari 28 responden yang responden berusia 20-30 tahun 25 orang
pengelolaan sampahnya sudah baik ada (29,1%), dengan jenis kelamin perempuan
sebanyak ada sebanyak 24 responden 52 orang (60,5%), pekerjaan sebagai ibu
(85,7%) tidak mengalami diare. rumah tangga (IRT) 40 orang (46,5%),
Selanjutnya, dari 58 responden yang dengan pendidikan Sekolah Dasar (SD) 54
pengelolaan sampanya buruk atau kurang orang (62,8%). Hasil ini menunjukkan
baik ada sebanyak 32 responden (55,2%) bahwa kebanyakan responden hanya
tidak mengalami diare. sekolah sampai sekolah dasar atau dengan
Berdasarkan hasil uji statistik kata lain tingkat pendidikan responden
dengan uji chi square diperoleh nilai P masih sangat rendah.
value yaitu 0,011 yang artinya ada Hubungan Air Bersih dengan Kejadian
hubungan antara pengelolaan sampah oleh Diare
Berdasarkan hasil penelitian
responden dengan kejadian diare.
diketahui bahwa dari 86 responden
penelitian, menurut variabel air bersih
PEMBAHASAN
yang digunakan oleh responden ada
Berdasarkan hasil di atas dapat
sebanyak 40 responden (46,5%) yang
diketahui bahwa proporsi responden

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 26


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Zairinayati1, Alan Sumadi2

menggunakan sumber air yang baik yaitu masyarakat, terutama terhadap proses
dari sumur atau perusahaan daerah air tumbuh kembang anak. Jika dihubungkan
minum (PDAM), dan ada sebanyak 46 dengan kejadian stunting salah satu faktor
responden (53,5%) yang masih pencetusnya adalah tidak terpenuhinya
menggunakan sumber air kurang baik sanitasi lingkungan (air bersih) yang tidak
yang berasal dari sungai. Berdasarkan memenuhi syarat sehingga berdampak
hasil analisis diketahui juga nilai p value terhadap kejadian diare hal ini akan
yaitu 0,000 yang artinya ada hubungan menganggu penyerapan nutrisi bagi anak.
antara sumber air yang digunakan Hubungan Jamban Keluarga dengan
responden dengan kejadian diare. Kejadian Diare
Responden yang memiliki kualitas air Berdasarkan hasil penelitian
yang tidak baik akan berisiko terkena diketahui bahwa dari 86 responden
penyakit diare. penelitian, menurut variabel jamban
Sanitasi air yang tidak baik secara keluarga yang digunakan ada sebanyak 33
teori akan berperan besar terhadap responden (38,4%) yang jamban
penyebaran penyakit menular, sebagian keluarganya masih buruk tidak memenuhi
besar masyarakat yang menjadi syarat yaitu menggunakan cemplung.
responden menggunakan air sungai Hasil uji statistik diketahui nilai p value
sungai sebagai sumber air bersih yaitu 0,000 artinya ada hubungan antara
mereka. Diare dapat disebabkan oleh jamban keluarga dengan kejadian diare.
sarana air bersih, yang dimana air sangat Jamban keluarga merupakan suatu
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. sarana yang diperlukan oleh manusia
Sarana air bersih harus memenuhi untuk penampungan tinja agar tidak di
persyaratan agar air tidak terkontaminasi. buang di sembarang tempat. Jamban
Sumber air bersih yang memenuhi syarat keluarga adalah jamban yang dimiliki oleh
adalah sumber air terlindungi meliputi air keluarga dan digunakan oleh seluruh
PDAM, sumur gali dan mata air yang anggota keluarga untuk membuang tinja
terlindungi. atau faeces manusia. Tinja atau faeces
Hasil penelitian Samiyati dkk. selalu dipandang sebagai benda yang
(2019) sebelumnya menunjukkan ada membahayakan kesehatan (Fauziah,
hubungan kedua variabel tersebut Nilai p 2016).
= 0,022). Kualitas air bersih yang Berdasarkan hasil penelitian yang
memenuhi syarat menjadi point penting dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas
dalam menentukan kualitas hidup Lainea Kabupaten Konawe Selatan

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 27


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Zairinayati1, Alan Sumadi2

mengenai keberadaan jamban keluarga sebagai sarana mandi, cuci, kakus dalam
menunjukkan bahwa dari 72 responden kehidupan sehari-hari.
(91,1%) dengan kondisi jamban tidak Hubungan Pengelolaan Sampah dengan
memenuhi syarat diantaranya 44 Kejadian Diare
Hasil analisis didapatkan nilai p
responden (55,7%) menderita diare.
yaitu 0,011 yang artinya ada hubungan
Penelitian lain yang dilakukan oleh Zubir
antara pengelolaan sampah oleh responden
(2006) menyimpulkan bahwa selain
dengan kejadian diare. Sampah erat
sumber air minum tempat pembuangan
kaitannya dengan kesehatan masyarakat
tinja juga merupakan sarana sanitasi yang
karena dari sampah tersebuat akan
penting dalam mempengaruhi kejadian
hidup berbagai mikroorganisme
diare. Membuang tinja yang tidak
penyebab penyakit dan juga serangga
memenuhi syarat sanitasi dapat
sebagai vektor. Oleh sebab itu sampah
mencemari lingkungan pemukiman,
harus dikelola dengan baik sampai
tanah dan sumber air. Lingkungan yang
sekecil mungkin tidak mengganggu atau
tercemar tinja terakumulasi dengan
mengancam kesehatan masyarakat.
perilaku manusia yang tidak sehat, tidak
(Notoatmojo, 2007 dalam Lidiawati,
mencuci tangan dengan sempurna setelah
2016).
bekerja atau bermain di tanah (anak-
Hasil penelitian Armanji (2010).
anak), melalui makanan dan minuman
Penelitian lain mengenai hubungan
maka dapat menimbulkan kejadian diare
sanitasi lingkungan dengan kejadian
(Syah, 2017).
diare pada balita di Kabupaten Bireuen
Jamban harus senantiasa dijaga
yang dilakukan pada 68 sampel
kebersihannya dan tertutup rapat jika
menujukkan, ada hubugan antara
sedang tidak digunakan. Apabila jamban
pembuangan sampah di rumah dengan
yang digunakan tidak saniter, maka dapat
kejadian diare pada balita di wilayah
berpotensi menjadi tempat
tersebut. (Nadra 2013 dalam Lidiawati,
perkembangbiakan lalat yang sudah
2016).
diketahui bahwa lalat menjadi vektor
Pengelolaan sampah secara tidak
penularan penyakit diare karena akan
baik atau sembarangan dapat menjadi
menghantarkan bibit penyakit ke makanan
tempat yang baik bagi perkembangbiakan
dan minuman. Adanya hubungan jamban
vektor dan mikroorganisme yang dapat
dengan kejadian diare dipengaruhi oleh
menyebabkan bibit penyakit (Lidiawati,
karakteristik keluarga responden yang
2016). Tempat sampah sebaiknya
masih banyak menggunakan sungai
menggunakan kantong untuk
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 28
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Zairinayati1, Alan Sumadi2

memudahkan pembuangan sehingga tidak informasi dan melakukan kegiatan


perlu memindahkan tempat sampah ketika sosialisasi mengenai sanitasi lingkungan
sudah penuh karena bisa langsung dibuang yang bisa bekerjasama dengan pusat
lalu menggantinya dengan yang baru. Hal pelayanan kesehatan setempat misalnya
ini untuk menghindari kebiasaan poskesdes maupun puskesmas terkait
membuang sampah sembarangan yang masalah sanitasi lingkungan yaitu
dapat mengganggu keindahan dan masalah air bersih, jamban sehat dan
kesehatan lingkungan serta etika sosial. pengolahan sampah.
2. Kepada Masyarakat
KESIMPULAN DAN SARAN Diharapkan kepada masyarakat agar
Kesimpulan menggunakan sumber air yang bersih
1. Ada hubungan air bersih dengan dan sehat yakni menggunakan air
kejadian diare (p value = 0,000). sumur, dan jangan lagi menggunakan
2. Ada hubungan jamban keluarga dengan air sungai untuk dikonsumsi.
kejadian diare (p value = 0,000). Kemudian diharapkan juga untuk
3. Ada hubungan pengelolaan sampah menggunakan jamban sehat yaitu
dengan kejadian diare (p value = 0,011). menggunakan jamban jenis leher
Saran angsa, serta jangan membuang sampah
1. Kepada Kepala Desa Gading Raja sembarangan.
Diharapkan kepada kepala desa Gading
Raja khususnya untuk memberikan

DAFTAR PUSTAKA

Armanji. 2010. Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bara-Baraya Makassar [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Azmi, Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Bambaira Kabupatan Pasangkayu, Jurnal Kolaboratif
Sains, Volume 2 Nomor 1 2018. (Hal. 313 – 322)
Dinas Kesehatan Sumatera Selatan. 2017. Kesehatan Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Selatan. Sumatera Selatan.
Fauziah, Ardillah. 2016. Studi Komparatif Determinan Kejadian Diare di Wilayah
Pesisir (Puskesmas Abeli) dan Perkotaan (Puskesmas Lepo-Lepo). Skripsi.
Universitas Halu Oleo.
Hastia, S. 2019. Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian
Diare Pada Balita di Kelurahan Sidorejo Puskemas Sering Kota Medan. Jurnal Prima
Medika Sains Vol. 01 No 1 (2019) (Hal. 12-17)
Kemenkes Ri. 2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun. Jakarta: Balitbang.
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 29
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Zairinayati1, Alan Sumadi2

Syah, Laskar Putra., dkk. 2017 Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare
Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Volume 2 Nomor 7 Agustus 2017 (Hal. 1-11)
Lidiawati, Meri. 2016. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Angka Kejadian Diare pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Meuraxa Tahun 2016. Serambi Saintia, Volums 4
Nomor 2 Oktober 2016. (Hal. 1-9)
Miswan, Dkk. 2018. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Penyakit Diare pada
Masyarakat di Desa Tumpapa Indah Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong
Provinsi Sulawesi Tengah. UNM Environmental Journal Volume 1 Nomor 1 April 2018
(Hal. 33-38)
Octorina, Surya D. dan Irnawati M. 2012. Hubungan Kondisi Lingkungan Perumahan dengan
Kejadian Diare di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2012.
Primadani W. 2012. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare diduga Akibat
Infeksi di Desa Gondosuli Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Volume 1 Nomor 2. (Hal. 535 - 541)
Saleh, L. H. R. 2014. Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada
Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Baranti Kabupaten Sidrap. Jurnal Kesehatan
Volume 7 Nomor 1. (Hal. 221-233)
Samiyati, M, Dkk. 2019. Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Diare
Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (E-Journal) Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (Hal. 388-395)
Silvana, Dwi. 2016. Faktor-Faktor Resiko Kejadian Diare Akut pada Anak 0-35
Bulan (Batita) di Kabupaten Bantul. Sains Kesehatan. Volume 19 Nomor 3 Juli
2016 (Hal. 319-332).
Siregar, Y. 2011. Faktor-Faktor Predisposisi, Pendukung, dan Pendorong terhadap Perilaku
Buang Air Besar di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten
Humbahas Tahun 2011. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara.
Tambuwun, F. Dkk, Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Anak Usia
Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado, E-Journal Keperawatan (E-Kp)
Volume 3 Nomor 2 Mei 2015. (Hal. 1-8)
Zubir, dkk 2006. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Diare Akut pada Anak 0-35 Bulan (Batita)
di Kabupaten Bantul. Sains Kesehatan. Volume 19 Nomor 3. Juli 2006. (Hal. 319-
332).

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 30

Anda mungkin juga menyukai