Anda di halaman 1dari 2

Penjelasan Struktur tubuh

Udang Karang memiliki tubuh terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu sefalotoraks (bagian
anterior yang kaku) dan abdomen (bagian posterior yang tersusun atas sederetan segmen
atau ruas). Bagian luar tubuhnya dilindungi oleh eksoskeleton yang terbuat dari bahan kitin.
Eksoskeleton lebih tipis dan lentur pada bagian persendian. Hal itu berguna untuk
memudahkan pergerakan.
Pada setiap ruas tubuh udang karang terdapat sepasang kaki dengan jumlah yang berbeda
untuk setiap jenisnya. Pada udang, di bagian sefalotoraks terdapat lima pasang kaki.
Sepasang kaki yang pertama membesar berbentuk seperti catut atau capit, disebut keliped,
sedangkan empat pasang kaki berikutnya merupakan kaki jalan yang disebut pereipoda. Di
bagian abdomen juga terdapat lima pasang kaki yang berfungsi untuk berenang dan disebut
pleopoda (kaki renang). Pada bagian ujung abdomen terdapat telson dan uropoda yang
berfungsi sebagai kemudi pada saat udang berenang, terutama saat berenang mundur
(Gambar di bawah).
Udang karang memiliki dua pasang antena, panjang dan pendek. Sepasang antena yang
pendek disebut antennula, sedangkan yang panjang disebut antena. Bagian dorsal dan
lateral sefalotoraks dilindungi oleh karapaks. Di bagian ujung anterior sefalotoraks terdapat
tonjolan runcing yang merupakan perluasan karapaks, disebut rostrum. Di bawah rostrum
terdapat sepasang mata majemuk bertangkai.
Udang karang memiliki alat keseimbangan yang dinamakan statosit. Alat tersebut berupa
kantong berdinding kitin yang terletak pada ruas dasar antennula.

Penjelasan Daur hidup udang karang


Berdasarkan gambar di atas, inilah penjelasan atas siklus hidup lobster yang penulis tulis
berdasarkan beberapa referensi mengenai lobster:

1. Masa Kawin Lobster.

Lobster betina dan lobster jantan biasanya bertemu di suatu tempat yang bebas-predator (aman) di
awal musim panas. Sebelum memulai ritual kawin, biasanya lobster betina akan molting (ganti kulit).
Posisi kawin lobster sama seperti posisi kawin manusia (ehem!), yaitu posisi betina terlentang di
bawah sementara posisi jantan ada di bagian atasnya dengan posisi telungkup. Setelah proses
kawin selesai, lobster jantan akan mengembalikan posisi lobster betina dari terlentang ke posisi
normalnya dan akan terus bersama lobster betina hingga kulit betina sepenuhnya mengeras untuk
menjaga lobster betina dari serangan predator. Setelah kulit lobster betina sepenuhnya mengeras,
lobster jantan akan meninggalkan lobster betina.

2. Masa pembuahan dan penyemaian telur.

Hasil pembuahan berupa telur akan menempel dibawah ekor lobster betina, diikat oleh cairan
lengket yang ada di sana selama setahun setelah proses perkawinan. Umumnya, telur akan
menempel di tubuh betina antara 9 hingga 12 bulan setelah proses kawin sebelum akhirnya
menetas.

3. Penetasan telur.

Setelah 'dierami' oleh induknya, ribuan telur lobster tersebut akan menetas. Umumnya, larva yang
menetas hanya 50% dari keseluruhan telur, dan terjadi antara bulan juni, juli, dan agustus. Induk
lobster biasanya akan mengangkat perutnya ke atas agar larva lobster tersebut bisa terapung di
permukaan air yang hangat. Larva akan mengambang di permukaan air saat musim panas, sehingga
larva mendaptkan asupan panas matahari yang cukup.

4. Post 1, Post 2, Post 3, dan Postlarvae.

Di dekat permukaan air, larva lobster akan melewati 4 tahapan. 4 tahap ini lebih suka saya sebut
dengan post, meski di beberapa buku disebut 'stage'.

Post 1 terjadi saat ukuran larva lobster berukuran 7-8 milimeter. Pada post ini, pleopods (deretan
kaki kecil dibawah ekor lobster) belum tumbuh.

Post 2 terjadi saat ukuran larva lobster berukuran 9 milimeter. Pada fase ini, pleopods sudah tumbuh
dan ujung ekor lobster mulai terbentuk.

Post 3 terjadi saat ekor lobster sudah terbentuk dengan sempurna. Ukuran larva lobster pada post 3
adalah 11 milimeter.

Fase terakhir yang terakhir adalah postlarvae. Pada post ini, bentuk larva sudah menyerupai 'lobster
mini' berukuran 11 hingga 14 milimeter. Pada masa ini, anak lobster akan mulai berenang ke dasar,
mencari tempat persembunyian yang aman untuk menjalani proses hidup selanjutnya. Umumnya,
larva lobster menghabiskan waktu 3 hingga 13 minggu untuk melewati 4 fase di atas, tergantung
pada suhu air.

5. Cryptic, Emerging, Vagile, dan Adolescent.

Di dasar laut, lobster akan melewati 4 tahap lagi hingga akhirnya menjadi lobster dewasa. Masa
cryptic terjadi di awal masa fase hidup anak lobster di dasar laut. Pada masa ini, hampir sepanjang
hidupnya anakan lobster hidup tersembunyi untuk menghindari predator. Jika toh akan mencari
makan, mereka akan mencari makan di malam hari untuk menghindari predator. Pada masa cryptic
ini pula proses moulting pertama kali terjadi.

Masa emerging terjadi saat ukuran lobster antara 15 - 25 milimeter. Pada masa emerging ini, capit
lobster mulai terlihat dan tumbuh. Anak lobster pada masa emerging juga lebih sering terlihat
(keluar) pada siang hari meski tidak terlalu jauh dari 'sarangnya'.

Masa selanjutnya adalah masa vagile. Lobster yang memasuki masa vagile akan lebih aktif pada siang
hari dan mulai 'terang-terangan' mencari makan pada siang hari. Bisa dikatakan, masa vagile adalah
masa dimana anak lobster memasuki usia setengah-dewasa. Ukuran anak lobster masa vagile adalah
25 hingga 40 milimeter.

Saat anak lobster memasuki panjang antara 40 hingga 60 milimeter, anak lobster memasuki usia
adolescent (dewasa). Pada masa ini, semua organ kelamin lobster sudah terbentuk.

6. Lobster siap kawin.

Ciri lobster siap kawin adalah saat lobster memiliki panjang diatas dari 60 milimeter. Biasanya, dari
ribuan larva yang dilahirkan lobster betina, lobster yang bertahan hidup hingga dewasa dan berhasil
kawin hanya berjumlah 1 hingga 3 ekor. Namun umumnya, hanya satu ekor lobster yang bertahan
hingga dewasa.

Anda mungkin juga menyukai