Anda di halaman 1dari 38

KELOMPOK 8

 ADITYA (24041116217)
 LISDA WIDYAWATI (24041116069)
 TENTI BUDIARTI (24041116265)
 UJANG MUMAD (24041116267)
Anemia adalah sekelompok penyakit yang
ditandai dengan penurunan hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (SDM), menghasilkan
penurunan kapasitas pembawa oksigen dalam
darah. (Cecily V. DiPiro)

(Dipiro 9th edition)


Berdasarkan Etiologi
1. Anemia Hemolitik
2. Anemia Defisiensi Besi
3. Anemia Defisiensi Asam Folat
4. Anemia Defisiensi B12
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2011 :

1. Hemoglobin (Hb)
Nilai normal : Pria : 13 - 18 g/dL, SI unit : 8,1 - 11,2
mmol/L
Wanita: 12 - 16 g/dL, SI unit : 7,4 – 9,9
mmol/L
2. Eritrosit
Nilai normal: Pria: 4,4 - 5,6 x 106 sel/mm3, SI unit:
4,4 - 5,6 x 1012 sel/L
Wanita: 3,8-5,0 x 106 sel/mm3, SI unit:
3,5 - 5,0 x 1012 sel/L
3. Hematokrit
Nilai normal: Pria : 40% - 50 %, SI unit : 0,4 - 0,5
Wanita : 35% - 45%, SI unit : 0.35 - 0,45
 Menurut WHO 2013, prevalensi anemia didunia berkisar 40 –
88 %
 Jumlah penduduk usia remaja 10-19 th di Indonesia sebesar
26,2 % yang terdiri dari 50,9 % laki-laki dan 49,1% perempuan
(Kemenkes RI, 2013)
 Prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita
anemia berumur 15 – 24 th (Kemenkes RI 2014)
Anemia pada remaja putri
Anemia terjadi akibat gangguan atau rusaknya
mekanisme produksi sel darah merah yaitu dengan :
 Menurunnya produksi sel-sel darah merah karena
kegagalan dari sumsum tulang,
 Meningkatnya penghancuran sel-sel darah merah,
 Pendarahan, dan
 Rendahnya kadar eritropoietin, misalnya pada gagal
ginjal yang parah (penyakit ginjal kronis).
Fe

Vit. B12 dan


Asam Folat
1. Kekurangan vitamin dan asupan nutrisi Seperti : Rendah Zat
Besi,Vitamin B12, dan Asam Folat

2. Gangguan Usus sehingga kemampuan menyerap nutrisi dan


vitamin berkurang
3. Menstruasi, Kehamilan dan Genetik
4. Pendarahan
5. Penyakit Kronis
6. Usia
Eritrosit
Hemoglobin (Hb) P : 4,4 – 5,6 x 106 Hematokrit
P : 13 – 18 g/dL sel / mm3 P : 40 – 50 %
W : 12 – 16 g/dL W : 3,8 -5,-0 x 106 W : 35- 45 %
sel/mm3

Retikulosit Ferritin Serum Besi


0,5 – 2 % 15-200 mg/L 60 -160 µg/dL

TIBC (Total Iron Leukosit Trombosit


Binding Capacity) 3200 – 10.000/mm3 (platelet) Nilai
250 – 460 µg/dL SI : 3,2 – 10,0 x 9/L normal : 170 – 380.
103 /mm3

Folat Vitamin B12


> 3 ng/mL > 100 ng/mL
MCHC (Mean
MCV (Mean MCH (Mean Corpuscular
Corpuscular Hemoglobin
Corpuscular Volume) Hemoglobin)
Concentration)
MCV fl (femtoliter) = Ht x 10 MCH pg (pikogram) = Hb x 10 - MCHC = Hb x 100%
Jumlah E
Jumlah E
Ht
- Normal : 80 – 100 fl - Normal = 32-36%
- Normal = 28-34 pg.
- MCV < N : mikrositik

- MCV = N : normositik MCH dan MCHC menentukan kadar Hb dalam darah :


- MCV > N : makrositik - <N : Hipokrom
- =N : Normokrom
- (MCHC > N hanya pada sferositosis)
Makrositik : Istilah untuk menggambarkan sel-sel darah merah
(eritrosit) yang lebih besar dari ukuran normalnya
(Defisiensi Asam Folat dan Defisiensi B12)
Mikrositik : Ukuran sel-sel darah merah (eritrosit) yang lebih
kecil dari ukuran normal
(Defisiensi Zat Besi)
Normositik : ketika sel-sel darah merah (eritrosit) berukuran
normal

Hiperkromik : MCHC > N warna SDM lebih pekat, Hb


Hipokromik : MCHC < N warna SDM lebih pucat, Hb
Normokromik : MCHC = N warna SDM normal
 Normositik Normokromik, anemia disebabkan oleh
hilangnya darah tiba-tiba, anemia aplastik.
 Normositik / Mikrositik Hipokromik, anemia
disebabkan oleh kekurangan zat besi, keracunan
timbal, atau talasemia.
 Normositik / Mikrositik Normokromik, anemia
disebabkan oleh kekurangan hormon eritropoietin
dari gagal ginjal.
 Makrositik Normokromik, anemia disebabkan oleh
kemoterapi, kekurangan folat, atau defisiensi
vitamin B-12.
1. Produk yang mengandung ZAT BESI
2. Zat Besi Dekstran
3. Zat Besi Sukrosa
4. Epoetin Alfa
5. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
6. Asam Folat
Obat (Nama Mekanisme Kontraindi Efek
No Indikasi Peringatan Interaksi
Dagang) Kerja kasi Samping

1. Produk yang - Zat besi - Anemia - Hemokro - Individu - Cairan yg - Asam


mengandung merupakan Defisiensi matosis dengan mengandun asetohidroksamat
ZAT BESI komponen Zat Besi - Hemoside keseimban g zat besi (AHA), Antasid,
(Iberet, hemoglobin, - Pengguna rosis gan zat besi dapat Garam Kalsium,
Hemobion, mioglobin, an off - Anemia normal menodai Antagonis H2, PPI,
Sangobion) dan label : Hemolitik tidak boleh gigi untuk Trientin,
beberapa pada - Reaksi mengkonsu sementara Tetrasiklin :
enzim. pasien Hipersen msi zat besi (email tidak Absorpsi zat besi
- Zat besi yang sitivitas secara terpengaru - Asam Askorbat :
terutama menerima kronis. hi) Dosis ≥ 200 mg,
disimpan terapi - Overdosis - Nyeri Absorpsi zat besi
sebagai epoetin. menyebabk abdominal - Kloramfenikol :
hemosiderin an - Konstipasi Kadar zat besi
dan ferritin keracunan - Iritasi serum
teragregasi, fatal pada saluran - Enzim pencernaan
ditemukan anak-anak pencernaan : respon zat besi
pada sistem < 6 tahun. - Mual-mual serum terhadap
retikuloendot - Kategori - Muntah zat besi oral
elial dan Kehamilan : - Feses akibat ekstrak
hepatosit. A berwarna pankreatik
lebih gelap - Kaptopril :
Penggunaan
bersama dalam 2
jam membentuk
dimer disulfida
kaptopril yg
inaktif
- Sefalosporin
(sefnidir) :
Absorpsi sefnidir
80%
Obat
Mekanisme Kontraindik Efek
No (Nama Indikasi Peringatan Interaksi
Kerja asi Samping
Dagang)
- Fluorokuinolon
: absorpsi
fluorokuinolon
- Levodopa :
absorpsi
levodopa
- Levotiroksin :
efikasi
levotiroksin
- Metildopa :
absorpsi
metildopa
- Mikofenolat
mofetil :
absorpsi
mikofenolat
mofetil
- Penisilamin :
absorpsi
penisilamin
2. Zat Besi Zat besi dekstran - Anemia - Hipersensi - Dosis - Reaksi - Kloramfenikol :
Dekstran yang bersirkulasi Defisiensi tif Maksimum anafilaktik Tingkat serum
dibuang dari Zat Besi ( - Semua tidak > 2 ml - Atralgia besi
plasma oleh rute I.V atau anemia yg untuk yg - Demam
sistem I.M ) : untuk tidak diencerkan - Sakit kepala
retikuloendotelia pasien yang berkaitan - Pada ibu - Mialgia
l yg membagi pemberian dg menyusui - Mual-mual
kompleks rute oral defisiensi zat besi - Muntah
menjadi tidak zat besi dekstran - Aritmia
komponen zat memuaskan - Fase akut dapat - Bradikardia
besi dan atau tidak penyakit terekskresi - Nyeri dada
dekstran. memungkin infeksi pada air - Hipertensi
kan ginjal susu - Hipotensi
Obat (Nama Mekanisme Kontraindika Efek
No Indikasi Peringatan Interaksi
Dagang) Kerja si Samping
Zat besi segera Penggunaan off - Tidak - Syok
terikat pada label : pada direkomenda - Takikardi
protein pasien yang sikan untuk a
membentuk menerima digunakan - Konvulsi
hemosiderin atau terapi epoetin. pada bayi < 4 - Disorient
ferritin. Zat besi bulan asi
ini mengisi - Kejang
hemoglobin dan - Kebal
penyimpanan zat - Leukosito
besi yang kosong. sis
- Limfaden
opati
- Hematuri
a

3. Zat Besi Sukrosa Mengisi - Anemia - Adanya - Hipotensi - Hipotensi Sediaan zat
penyimpanan zat Defisiensi bukti sering - Kram kaki besi oral :
besi tubuh pada Zat Besi : kelebihan dilaporkan - Diare pemakaian
pasien defisiensi Pada pasien zat besi terjadi - Sakit secara
zat besi yang yg menjalani - Hipersensiti pada kepala bersamaan,
sedang hemodialisis vitas pasien - Mual- absorpsi
hemodialisis kronis dan - Anemia yg (rute I.V) mual sediaan zat
kronis dan menerima tidak - Dosis - Muntah besi oral
menerima terapi disebabkan manula
eritropoietin suplemen defisiensi diperhatik
eritropoietin zat besi an.
- Penggunaan - Penggunaa
off label : n pada
Anemia pada wanita
pasien hanya jika
dialisis diperlukan
Obat
Mekanis Kontrain Interaks
No (Nama Indikasi Peringatan Efek Samping
me Kerja dikasi i
Dagang)
peritoneal,
anemia pada
pasien
predialisis,
operasi yg
mengeluarkan
darah, donasi
darah autolog.

4. Epoetin Alfa Menstimul • Pengobatan Hipertens - Hipertensi - Kenaikan tekanan darah yg Inhibitor
(Eprex) asi anemia yg i yg tak yg tidak berkaitan dengan dosis ACE :
eritropoies berkaitan terkendali diobati atau atau hipertensi memburuk Mempert
is pada dengan : kan tidak - Jarang pada penderita dg inggi
pasien - Gagal ginjal terkendali tekanan darah normal atau risiko
anemia kronis, (monitor rendah hiperkal
yang - Terapi ketat - Krisis hipertensi dg gejala emia
sedang zidovudin tekanan seperti ensefalopati dan
menjalani pada pasien darah, Hb, kejang umum tonik-klonik
dialisis yg terinfeksi dan memerlukan perhatian
HIV, dan elektrolit). medis segera
- Pada pasien Hentikan - Kenaikan jumlah trombosit
kanker yg sementara yg bergantung pada dosis
menjalani pengobatan (namun tromositosis
kemoterapi bila tekanan jarang) beregresi selama
darah tidak pengobatan
• Penurunan terkendali - Gejala mirip influenza
transfusi - Penyakit (dapat diikurangi bila
darah iskemik injeksi I.V diberikan
allogenik vaskuler perlahan dalam 5 menit)
pada pasien - Trombosito - Trombosis terutama bila
yg dioperasi sis (monitor ada kecenderungan
jumlah mengalami hipotensi atau
Obat
Mekanisme Kontraindik
No (Nama Indikasi Peringatan Efek Samping Interaksi
Kerja asi
Dagang)
. trombosit untuk 8 Yg jarang terjadi
minggu pertama) :
- Riwayat konvulsi - Hiperkalemia
- Penyakit ganas - Peningkatan
- Gagal hati plasma
kronis kreatinin,urea
- Rasa menusuk dan fosfat
seperti migraine - Konvulsi
adalah pertanda - Reaksi kulit
krisis hipertensi - Udema
- Peningkatan palpebral
dosis heparin - anafilaksis
mungkin
diperlukan
- Kehamilan dan
laktasi

5. Vitamin Berperan - Defisiensi Vit. Hipersensitiv - Pemberian Pemberian Vit • Asam


B12 penting dalam B12 karena itas terhadap parenteral B12 secara aminos
(Sianokoba pertumbuhan, sindrom kobalt, dipilih untuk parenteral dapat alisilat :
lamin, reproduksi sel, malabsorpsi Vit.B12 , atau anemia menyebabkan : Kerja
Etacobala hematopoiesis, seperti yg komponen- pernisiosa. - Edema terapeu
min, dan sintesis terlihat pada komponen Hindari rute pulmonari tik dan
Vitamin nukleoprotein anemia pada produk pemberian I.V - Gagal jantung biologi
B12 Cap dan mielin. pernisiosa. - Defisiensi Vit kongestif Vit B
FM) Berperan dalam - Peningkatan B12 yg dibiarkan - Trombosis • Kloramf
pembentukan kebutuhan Vit selama > 3 vaskuler enikol :
sel darah merah B12 pada bulan dapat perifer efek
melalui aktivasi kehamilan, menyebabkan - Rasa gatal hemato
koenzim asam tirotoksikosis, lesi logi Vit.
folat anemia degenerative B12
hemolitik, permanen pada pada
pendarahan, tulang belakang
Obat
Mekanisme Kontraind Efek
No (Nama Indikasi Peringatan Interaksi
Kerja ikasi Samping
Dagang)
dan Hipokalemia dan - Syok Pasien anemia
penyakit kematian anafilaktik • Kolkisin, alkohol :
hati dan mendadak dapat - Perasaan asupan kolkisin dan
ginjal terjadi pada bengkak alkohol berlebih (>2
anemia pada miggu) dapat
megaloblastik seluruh
parah yg diobati tubuh
secara intens - Diare
ringan
- Atropi
saraf optik

6. Asam Folat Folat eksogen Anemia Pengobata - Jangan - Perubahan - Asam aminosalisilat :
(Folic dibutuhkan megalobl n anemia diberikan pola tidur kadar folat serum
Acid) untuk sintesis astik yang pernisiosa secara tunggal - Sulit selama penggunaan
nukleoprotein disebabk dan untuk anemia berkonsen konkuren
dan an anemia pernisiosa trasi - Kontrasepsi oral :
pemeliharaan defisiensi megalobla Addison dan - Iritabilita dapat mempengaruhi
eritropoiesis asam folat stik lainnya penyakit - Aktivitas metabolisme folat dan
normal dimana defisiensi Vit. berlebih menyebabkan
Asam Folat Vit.B12 B12 lainnya - Depresi kekurangan folat
menstimulasi tidak - Jangan mental - Inhibitor dihidrofolat
produksi sel cukup diberikan - Anoreksia reduktase : defisiensi
darah merah, (tidak untuk penyakit - Mual-mual dihidrofolat reduktase
sel darah efektif) ganas kecuali - Distensi - Sulfasalazin : terjadi
putih dan anemia abdominal tanda-tanda defisiensi
platelet pada megaloblastik - flatulensi folat
anemia karena - Fenitoin : kadar folat
megaloblastik defisiensi folat serum
merupakan
komplikasi
penting
Garam Besi Persen Zat Besi Umum : Formulasi
dan Zat Besi yang
Terkandung
Fero Sulfat 20 60–65 mg/324–325 mg
tablet
60 mg/5 mL sirup
44 mg/5 mL elixir
15 mg/1 mL
Fero Sulfat 30 65 mg/200 mg tablet
(exsiccated) 50 mg/160 mg tablet

Fero Glukonat 12 38 mg/325 mg tablet


28–29 mg/240–246 mg
tablet
Fero Fumarat 33 66 mg/200 mg tablet
106 mg/324–325 mg
tablet
OBAT (NAMA KANDUNGAN DOSIS DEWASA INDIKASI EFEK SAMPING
DAGANG) ZAT BESI
30 mg/ml 510 mg iv, 3-8 hari Pengobatan kekurangan zat Reaksi hipersensitif, diare,
Ferumoxytol besi pada penyakit ginjal konstipasi,mual,pusing
(Feraheme) kronik hipotensi,peripheral edema

50 mg/ml Dosis dibatasi hingga 100mg Pengobatan defisiensi besi Reaksi anapilaksis,
Iron Dextran (In zat besi ketika terapi oral tidak hipotensi,demam
FeD, Dexferrum) efektif (sediaan intra
muskular)

20 mg/ml Hemodialysis : 100 mg Pengobatan defisisensi besi Reaksi


Iron Sucrose selama dialisis 1000 mg (10 untuk pasien ginjal kronis, anapilaktik,hipotensi,hiperte
(Venofer) dosis) nondialisis dan dialisis nsi,pusing,kram otot,sakit
Nondialysis : 200 mg selama dependen kepala,pusing
5 kesempatan yang
berbeda dengan 14 hari
(total dosis 1000 mg).
Monitor selama dan 30 menit
terakhir postdose untuk
reaksi anapilaksis.

12,5 mg/ml 125 mg unsur besi per sesi Pengobatan defisisensi besi Reaksi hipersensitifitas,
Sodium Ferric dialisis. pada pasien yang menjalani hipotensi,hipertensi,sakit
Gluconate Paling banyak dosis 1 g hemodialysis pada yang kepala,pusing,mual,muntah,
(Ferrlecit) lebih dari 8 kali sesi dialisis berhubungan dengan terapi diare,kram otot,nyeri dada
untuk respon yang eritropoietin
menguntungkan.
Monitor selama dan 30 menit
terakhir postdose untuk
rekasi anapilaksis
1. Pada pasien dengan anemia defisiensi zat besi
- Terapi meyebabkan retikulositosis (5 – 7 hari) dan Hb 2 – 4
g/dL ( setiap 3 minggu ).
- Pasien direevaluasi (retikolosistosis tidak terjadi atau Hb tidak
2g/dL dalam 3 minggu).
- Terapi diteruskan hingga penyimpanan zat besi terisi lagi ( 3 - 6
bulan ).
2. Pada pasien megalosblastik
- Tanda – tanda dan gejala membaik dalam beberapa hari
setelah terapi vit B12 atau folat dimulai. Seminggu setelah
terapi Vit.B12 dimulai, Hb harus dan leukosit serta jumlah
platelet harus normal.
- Gejala neurologi membuthkan waktu lebih lama untuk
membaik / dapat menjadi irreversibel. Gejala tersebut tidak
boleh meninggkat selama terapi.
- Retikolosistosis terjadi selama 2-5 hari.
3. Pada pasien anemia penyakit kronis
- Retikulosistosis harus terjadi beberapa hari setelah terapi
epoetin alfa dimulai.
- Zat besi, TIBC, Kejenuhan trasferin / level feritin harus
dimonitor secara periodik sebab deplesi zat besi merupakan
alasan utama kegagalan pengobatan.
- Jika berespon klinis tidak terjadi dalam 12 minggu, epoetin
alafa harus di hentikan.

4. Pada pasien anemia yang dilakukan transfusi


- Pemeriksaan Hb dilakukan setelah transfusi, jika kadar Hb
masih tetap sama dengan sebelumnya maka ulangi transfuse.
Ny. X (35 th) sedang
Pergi ke
hamil 1,5 bulan
dokter

Keluhan :
Kecapean dan
sesak nafas

Setelah dilakukan pemeriksaan


lab, didapatkan hasil :
 RBC 3,3 x 10^6/mm3
 Hb 8,9 g/dL
Oleh dokter, Ny.X didiagnosis anemia
 Hct 31%
dan diketahui dari hasil anamnesis dokter,
 TIBC 485 µg/dL
Ny.X memiliki riwayat tukak lambung.
 Ferritin 9 µg/L
 Folat 2 ng/mL
KASUS NORMAL
RBC 3,3 X 106/mm3 3,8 -5,-0 x 106 sel/mm3
Hb 8,9 g/dL 12 - 16 g/dL
Hct 31% 35 – 45 %
TIBC 485 µg/dL 250 – 460 µg/dL
Ferritin 9 µg/L 15.000 – 200.000 µg/L
Folat 2 ng/mL > 3 ng/mL

- Dilihat dari kadar normalnya RBC kurang dari kadar dari normal,
- Hb kurang dari normal,
- Hct kurang dari normal,
- Folat kurang dari normal,
- TIBC meningkat karena kehamilan,
- Ferritin kurang dari normal
- Kemudian dilihat dari keluhan sesak nafas dan kecapean yang
merupakan salah satu gejala anemia.
Perhitungan MCV, MCH dan MCHC

 MCV = 10 x 𝐻𝑡/𝑅𝐵𝐶
 = 10 x 31/(3,3 𝑥 106 )
 = 310/(3,3 𝑥 106 )
 =94 x 10−6 =94 𝑓𝑙 ( Normositik )
Normal dalam rentang Dewasa : 80-100 Fl
Dari hasil pemeriksaan lab,
anamnesis dokter dan perhitungan
 MCH = 10 x 𝐻b/𝑅𝐵𝐶 MCV, MCH dan MCHC, jenis anemia
 = 10 x 8,9/(3,3 𝑥 106 ) yang dialami Ny. X adalah anemia
normositik hipokromik dengan
 = 89/(3,3 𝑥 106 ) interpretasi hasil yaitu anemia
 = 27 x 10−6 =27 pg ( Hipokromik ) defisiensi besi.
Normal dalam rentang Dewasa : 28 - 34 Fl

 MCHC = 100% x 𝐻𝑏/𝐻𝑡


 = 100% (8,9 𝑔/𝑑𝐿)/(31%)
 = 100% x 0,287 = 28,7% ( Hipokromik )
Normal dalam rentang Dewasa : 32-36%
Karena, pada saat hamil kebutuhan zat besi meningkat
2x lipat dari kebutuhan sebelum hamil hal ini terjadi
karena selama hamil, volume darah meningkat sampai
50% sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk
membentuk Hb. Volume darah yang meningkat
disebabkan karena terjadi pengenceran darah,
kebutuhan pembentukan plasenta dan pertumbuhan
janin. Kebutuhan zat besi yang meningkat akan
membutuhkan asupan zat besi lebih banyak
dibanding sebelum hamil sehingga ketika kebutuhan
zat besi pada wanita hamil tidak terpenuhi maka
dapat terkena anemia.
Jenis preparasi besi yang beredar di pasaran :
- Oral : Fero Sulfat (Iberet), Fero Fumarat (Hemobion), Fero
Glukonat (Sangobion)
- Parenteral : Besi Sorbitol Sitrat, Besi Hidroksida-Sucrosa, Besi
Dekstran

Regimen terapi yang tepat : Fero Sulfat (Iberet), dosis 325 mg


kadar besi 65 mg. Aturan pemakaian : diminum satu kali sehari
sesudah makan agar tidak mengiritasi atau memperparah
riwayat tukak lambung pada paien.
 Heme : Zat besi yang berasal dari hemoglobin dan meoglobin.
Terdapat pada hewani
Contoh makanan heme : zat besi dalam makanan hewani seperti
ikan, unggas, daging merah, Hati, seperti hati ayam, hati sapi,
Daging Ayam, Ikan, Udang, Kerang.

 Non heme : Zat besi yang bukan berasal dari hemoglobin.


Diperoleh dari sumber makanan nabati.
Contoh makanan non heme :zat besi dari tanaman contohnya
berbagai jenis kacang- kacangan, bayam, brokoli, sawi, beras
merah dll.
Dipiro, Joseph T, et al. 2014. Pharmacotherapy : a Pathophysiology
Approach 9th Edition. USA:McGraw-Hill Companies. (hal 301-307)

Kemenkes. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Jakarta :


Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Sukandar, E.Y., Andrajati, R. Sigit, J.I, dkk. 2008. ISO


FARMAKOTERAPI Buku I. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan

Anda mungkin juga menyukai