Anda di halaman 1dari 10

JARINGAN PADA HEWAN

OLEH

SULTAN AHMAD FAUSAN


19010107006

PROGRAM STUDI TADRIS IPA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hewan bertulang belakang(vertebrata) memiliki struktur yang sangat kompleks. Aktivitas
tertentu melibatkan berbagai tingkatan organisasi tubuhnya, yaitu sel, jaringan, organ, dan
system organ. Sebagai contoh sederhana adalah jantung, Apa yang menyusun Jantung?
Bagaimana jantung bekerja? Jantung terdiri atas berjuta-juta sel sejenis yang membentuk
jaringan. Jaringan tersebut berkumpul membentuk organ jantung yang berfungsi untuk
memompakan darah ke seluruh tunuh untuk membawa zat makanan, mineral, dan oksigen.
Organ jantung membutuhkan organ lainnya untuk bekerja sama sehingga membentuk system
organ. System organ tersebut adalah system peredaran darah. Dengan contoh tersebut
diharapkan kita dapat memahami tingkatan organisasi kehidupan mulai dari tingkat sel,
jaringan, organ, system organ sampai organisme.
Sel hewan memiliki organel yang khas, yaitu adanya sentriol. Adanya organel tersebut
menjadi salah satu ciri yang membedakan hewan dan tumbuhan. Seperti pada tumbuhan, sel-
sel hewan memiliki struktur dan fungsi yang sama akan membentuk suatu jaringan. Berikut
ini akan diuraikan jaringan pada hewan secara lebih terperinci.

2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk:
a) Mendeskripsikan macam-macam jaringan hewan.
b) Mengetahui jaringan penyusun organ dan system organ.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Jaringan Hewan


Jaringan adalah kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama
untuk membentuk suatu organ. Jenis jaringan yang umumnya dimiliki oleh vertebrata dan
manusia ada empat macam, yaitu jarinan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Berdasarkan jumlah lapisan embrionya, hewan dibagi menjadi:
1. Hewan diploblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas lapis.
Contoh: Coelenterata, tidak mempunyai mesoderm.
2. Hewan triploblastik, yaitu hewan yang embrionya terdiri atas 3 lapis.
Contoh: cacing tanah, siput, Arthropoda, dan Chordata.
2. Jaringan Epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi seluruh permukaan tubuh. Jaringan
epitel membatasi antara organ-organ tubuh dengan rongga tubuh. Jaringan yang melapisi
lapisan luar tubuh disebut epithelium. Jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh disebut
mesotelium. Jaringan epitel yang membatasi organ dalam tubuh disebut endothelium.
Ciri-ciri jaringan epitel sebagai berikut :
A. Melaksanakan fungsi absorpsi dan proteksi atau sebagai kelenjar.
B. Sel-sel epitel terikat oleh zat pengikat(semen) sehingga hamper tidak ada ruangan
antarsel.
C. Sel-sel epitel melekat pada lamina basalis yang berfungsi mengkat jaringan dengan
jaringan dengan bagian yang ada di bawahnya.
Jaringan epitel dapat dogolongkan menjadi beberapa kelompok.
A. Berdasarkan Bentuk dan Jumlah Lapisan Sel
Berdasarkan bentuknya, jaringan epitel dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu epitel pipih, epitel batang (silinder), dan epitel kubus. Berdasarkan jumlah
lapisannya, jaringan epitel dapat dibedakan menjadi :
·Epitel Simpleks (satu lapis sel)
·Epitel Kompleks ( beberapa lapisan sel)
1. Epitel Silindris Berlapis
Epitel silindris berlapis tersusun atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk
silinder. Epitel silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu,
uretra, dan laring.Jaringan ini berperan dalam proses sekresi. Biasanya, jaringan ini
berada pada lapisan paling luar.
2. Epitel Pipih Berlapis
Epitel pipih berlapis tersusun atas beberapa lapis sel-sel pipih. Sel-sel epitel pipih
memiliki sitoplasma yang jernih dan inti sel berbentuk bulat. Jaringan ini di antaranya
terdapat pada rongga mulut, rongga hidung, Dan kerongkongan. Sesuai dengan jumlah
lapisannya yang banyak, jaringan ini berperan sebagai pelindung, misalnya terhadap
gesekan.
3. Epitel Kubus Selapis
Jaringan ini tersusun atas selapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus selapis di
antaranya terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal.
Struktur jaringan ini sangat sesuai untuk proses absorpsi dan sekresi.
4. Epitel Kubus Berlapis
Jaringan ini tersusun atas beberapa lapis sel-sel berbentuk kubus. Epitel kubus
berlapis terdapat pada mulut, kerongkongan, dan kelenjar keringat pada kulit. Sesuai
dengan strukturnya, jaringan ini berperan sebagai pelindung dari gesekan.
5. Epitel Silindris Selapis
Epitel silindris selapis tersusun atas sel-sel berbentuk silinder. Pada jaringan ini,
biasanya terdapat sel-sel goblet. Sel goblet berfungsi dalam menghasilkan lendir (mucus)
yang berperan dalam mempermudah penyerapan makanan (absorpsi). Biasanya, jaringan
ini terdapat pada usus halus dan saluran pencernaan lainnya.
6. Epitel Silindris Berlapis
Epitel silindris berlapis tersusun atas lebih dari satu lapis sel-sel berbentuk
silinder. Epitel silindris berlapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar susu,
uretra, dan laring. Jaringan ini berperan dalam proses sekresi. Biasanya, jaringan ini
berada pada lapisan paling luar.
7. Epitel Silindris Berlapis Semu Bersilia
Epitel silindris berlapis semu bersilia tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel
tidak sejajar sehingga seolah-olah epitel tersebut terdiri atas banyak lapisan. Pada
jaringan ini terdapat silia yang berfungsi menggerakkan partikel yang berada di atasnya.
Misalnya, kotoran atau debu tidak akan masuk ke dalam paru-paru karena digerakkan
oleh silia pada sel-sel saluran pernapasan.Jaringan ini terdapat pada saluran pernapasan,
rongga hidung, dan saluran telur (tuba Fallopi).
8. Epitel Transisi
Epitel transisi terdiri atas berlapis-lapis sel. Akan tetapi, sel-sel penyusun jaringan
ini selalu berubah bentuknya. Pada keadaan tegang, sel-sel tersebut berbentuk lebih pipih
dan panjang. Adapun pada keadaan normal (relaksasi), sel-selnya berbentuk bulat dan
besar. Jaringan ini banyak terdapat di kandung kemih, saluran ureter dan ginjal.
9. Epitel Kelenjar
Epitel kelenjar tersusun atas, beberapa jaringan epitel yang memiliki peran dalam
penyerapan (absorpsi) dan menyekresikan senyawa kimia. Misalnya, sel-sel epitel yang
terdapat pada rongga (lumen) dari rongga pencernaan memiliki kemampuan untuk
menyekresikan mucus. Mucus tersebut berfungsi menjaga kelembapan permukaan organ
pencernaan.

B. Berdasarkan Struktur dan Fungsi


1. Epitel kelenjar, berfungsi dalam pembuatan, penyimpanan, dan sekresi zat-zat kimia.
a) Kelenjar eksokrin merupakan kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran untuk
menyalurkan hasil sekresinya.
b) Kelenjar endokrin merupakn kelenjar yang tidak memiliki saluran
pengeluatan(kelenjar buntu).
2. Epitel penutup, berfungsi melapisi permukaan tubuh dan jaringan.

3. Jaringan Ikat
Jaringan pengikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm (lapisan
tengah embrio). Selain menjadi jaringan pengikat (darah, tulang rawan, tulang, dan lemak),
mesenkim juga menjadi jaringan lain berupa otot, pembuluh darah, beberapa kelenjar, dan
epitelium. Letak sel-sel jaringan pengikat tidak berhimpitan rapat (berpencar-pencar), jika
berhubungan hanya pada ujung-ujung protoplasmanya.Jaringan pengikat mempunyai beberapa
fungsi, yaitu untuk melekatkan suatu jaringan dengan jaringan lain, membungkus organ-organ,
mengisi rongga di antara organ-organ, dan menghasilkan imunitas.
a) Komponen Jaringan Pengikat
1. Matriks
Matriks tersusun oleh serabut-serabut dan bahan dasar.
- Serabut
Serabut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu serabut kolagen, serabut elastin, dan
serabut reticular.
- Serabut Kolagen
Serabut kolagen mempunyai daya elastisitas rendah, daya regang sangat tinggi,
berwarna putih, dan bentuknya berupa berkas-berkas beragam. Serabut kolagen
terdapat pada tendon (penghubung otot dengan tulang) dan jaringan pengikat longgar.
- Serabut Elastin
Serabut elastin mempunyai elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih tipis dari
serabut kolagen, dan bentuknya seperti bangunan bercabang-cabang dan tebal.
Serabut elastin tersusun oleh protein dan mukopolisakarida.
- Serabut Retikular
Serabut retikular mempunyai daya elastisitas rendah. Hampir sama dengan
serabut kolagen, tetapi ukurannya lebih kecil. Serabut ini berperan menghubungkan
antara jaringan pengikat dengan jaringan lainnya.

2. Bahan Dasar
Bahan dasar penyusun matriks berupa bahan homogen setengah cair yang terdiri
dari mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Matriks bersifat lentur jika asam
hialuronatnya tinggi dan akan bersifat kaku jika mukopolisakaridanya tinggi.
a. Sel-Sel Jaringan Pengikat
Beberapa jenis sel yang tertanam dalam matriks sebagai berikut.

- Fibroblast
Fibroblast berfungsi mensintesis dan mensekresikan protein pada serabut.
- Makrofag
Makrofag berfungsi dalam pinositosis dan fagositosis.
- Sel Tiang (Sel Mast)
Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin.
- Sel Lemak
Sel lemak berfungsi menyimpan lemak.
- Berbagai Jenis Sel Darah Putih
Sel darah putih berfungsi melawan pathogen (berupa bakteri, virus, atau Protozoa)
yang menimbulkan penyakit.

b. Macam-Macam Jaringan Pengikat


1. Jaringan Pengikat Biasa
Jaringan pengikat biasa dibedakan menjadi jaringan pengikat longgar dan
jaringan pengikat padat.
a) Jaringan Pengikat Longgar
Jaringan ini mempunyai cirri-ciri utama yaitu susunan serat-seratnya
yang longgar. Matriksnya berupa cairan lendir (mucus). Pada matriks terdapat
berkas serabut kolagen yang fleksibel, tetapi tidak elastis. Jaringan pengikat
longgar terdapat di sekitar pembuluh darah, saraf, dan sekitar organ tubuh.
b) Jaringan Pengikat Padat
Jaringan ini mempunyai struktur serat-serat terutama kolagen yang
padat. Jaringan pengikat padat dibedakan menjadi jaringan-jaringan pengikat
padat teratur dan tidak teratur. Jaringan pengikat padat teratur misalnya pada
tendon. Sementara itu, jaringan pengikat padat tidak teratur misalnya di
lapisan bawah kulit.
2. Jaringan Pengikat dengan Sifat Khusus
Jaringan pengikat dengan sifat khusus terdiri atas jaringan tulang rawan
(kartilago), jaringan tulang keras, serta darah dan limfa.
a) Jaringan Tulang Rawan
Sel tulang rawan disebut kondrosit. Jaringan tulang rawan (kartilago)
terdiri atas kartilago hialin, kartilago fibrosa, dan kartilago elastis.
1. Kartilago Hialin
Kartilago hialin mengandung serabut kolagen yang halus,
berwarna putih kebiru-biruan, dan tembus cahaya. Kartilago hialin
terdapat pada ujung tulang keras, cakram epifisis, persendian, dan saluran
pernapasan (dari hidung sampai dengan bronkus). Kartilago hialin
berfungsi untuk memberi kekuatan, menyokong rangka embrionik,
menyokong bagian tertentu rangka dewasa, dan membantu pergerakan
persendian.
2. Kartilago Fibrosa
Kartilago fibrosa mengandung serabut kolagen yang padat dan
kasar sehingga matriksnya berwarna gelap dan keruh. Kartilago fibrosa
terdapat pada ruas-ruas tulang belakang, simfisis pubis, dan persendian.
Kartilago fibrosa berfungsi untuk menyokong dan melindungi bagian di
dalamnya
3. Kartilago Elastis
Kartilago elastis mengandung serabut elastis dan serabut kolagen.
Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan. Kartilago ini lebih elastis
dari kartilago yang lain sehingga mudah pulih posisinya. Kartilago ini
terdapat di epiglotis, daun telinga, dan bronkiolus. Kartilago elastis
berfungsi untuk memberi fleksibilitas dan sebagai penyokong.
b) Jaringan Tulang Keras(Osteon)
Sel tulang disebut osteosit yang dibentuk oleh osteoblast. Antara osteosit
yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh kanalikuli. Matriks osteoblast
mengandung kalsium fosfat yang memperkeras matriks sehingga tulang lebih
keras daripada tulang rawan. Pada tulang keras atau kompak, sel-sel tulang
tersusun membentuk sebuah sistem yang disebut sistem Havers. Bagian tengah
sistem Havers terdapat saluran disebut saluran Havers yang berisi pembuluh
darah, pembuluh limfa, dan saraf. Di antara dua saluran Havers dihubungkan
oleh saluran Volkman. Di sekeliling sistem Havers terdapat lapisan tulang yang
disebut lamela. Pada lamela-lamela inilah terdapat osteosit (sel-sel tulang) yang
menempati lakuna (rongga) yang tersusun secara konsentris.
c) Jaringan Darah
Darah merupakan jaringan pengikat. Darah beredar dalam pembuluh
darah arteri, vena, dan kapiler. Jaringan darah terdiri atas substansi cair dan
substansi padat.Substansi cair disebut plasma darah, sedangkan substansi padat
berupa sel-sel darah. Ada tiga tipe sel darah, yaitu eritrosit (sel darah merah),
leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping-keping darah).
Darah mempunyai beberapa fungsi berikut.
(1) Mengangkut sari makanan, O2, dan hormon ke sel-sel tubuh.
(2) Mengangkut zat sisa dan CO2 dari sel-sel tubuh.
(3) Mengatur suhu badan.
(4) Leukosit dapat berfungsi untuk melawan penyakit.
(5) Menutup luka dengan pembekuan darah.
d) Jaringan Limfa (Jaringan Getah Bening)
Limfa merupakan suatu cairan yang dikumpulkan dari berbagai
jaringan dan kembali ke aliran darah. Komponen selular berupa limfosit dan
granulosit (neutrofil, eosinofil, dan basofil). Fungsi limfa adalah mengangkut
cairan jaringan, protein, lemak, dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem
peredaran
4. Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Jaringan ini berfungsi melakukan pergerakan pada
berbagai bagian tubuh. Jaringan otot dapat berkontraksi karena di dalamnya terdapat serabut
kontraktil yang disebut miofibril. Jaringan otot dapat dibagi menjadi jaringan otot polos, otot
lurik (seran lintang), dan otot jantung.
a.Otot Polos
Otot polos mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya
meruncing. Dalam setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan
bentuknya pipih. Misalnya pada pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pencernaan,
kandung kemih, dan saluran pernapasan. Otot polos berfungsi memberi gerakan di luar
kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang saluran pencernaan
b. Otot Lurik
Sel atau serabut otot lurik berbentuk silindris atau serabut panjang. Otot lurik bekerja di
bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf
dari sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot
lurik disebut juga otot rangka karena biasanya melekat pada rangka tubuh, misalnya pada bisep
dan trisep. Otot lurik berfungsi sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat
dan kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan tubuh.
c.Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Setiap sel otot jantung mempunyai
satu atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma. Otot jantung bekerja di luar kehendak
(otot tidak sadar)dan selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung
berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. Ciri khas otot
jantung adalah mempunyai diskus interkalaris.

5. Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Sel saraf ini mempunyai
struktur bercabang-cabang ke berbagai bagian tubuh untuk mengatur aktivitasnya. Neuron
mendapat suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron terdiri atas
bagian-bagian berikut.
a. Badan sel saraf yang mengandung inti sel dan neuroplasma.
Neurit atau akson atau cabang panjang, berfungsi membawa impuls meninggalkan badan
sel saraf.
b. Dendrit atau cabang pendek, berfungsi membawa impuls ke badan sel saraf.
Akson dikelilingi oleh sel penyokong yang disebut sel Schwann. Akson diselubungi oleh
selaput yang dinamakan neurilema. Bagian akson yang tidak tertutup oleh selubung mielin
dinamakan nodus Ranvier. Titik pertemuan antara terminal akson yang satu dengan neuron
yang lain disebut sinapsis. Titik pertemuan (sinapsis) ini berfungsi meneruskan rangsang ke sel
saraf yang lain dengan cara mengeluarkan bahan kimia yang disebut neurotransmiter.
Berdasarkan cara memindahkan rangsang dan posisi yang ditempati, neuron dibedakan
menjadi dua sebagai berikut.
a. Neuron Afferent (Neuron Sensorik)
Neuron afferent menyampaikan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) kepada
sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
b. Neuron Intermedier (Interneuron)
Neuron intermedier menyampaikan impuls dari neuron sensorik atau dari neuron
intermedier yang lain ke neuron motorik.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Di depan telah dibahas mengenai berbagai macam jaringan yang terdapat pada hewan.
Tidak semua organisme mempunyai jaringan dalam tubuhnya. Pada organisme tingkat rendah
seperti Protozoa, tubuhnya hanya terdiri satu sel. Jadi, Protozoa tidak memiliki jaringan pada
tubuhnya. Semakin tinggi tingkatan organisme, semakin kompleks struktur penyusun tubuhnya.
Tubuh organisme tingkat tinggi tersusun atas berbagai macam jaringan. Kelompok hewan
Vertebrata juga tersusun dari berbagai macam jaringan seperti yang telah dibahas di depan.
Namun, struktur jaringan yang terdapat pada tubuh setiap jenis hewan berbeda-beda walaupun
fungsinya sama. Misalnya, jaringan darah pada setiap hewan mempunyai struktur berbeda-beda
sebagai hasil adaptasi terhadap lingkungannya

Anda mungkin juga menyukai