Anda di halaman 1dari 3

Nama : RENI MUNAZIR

NPM : 1613024010

TUGAS BIODIVERSITAS

Konvensi Biodiversitas
Konvensi Keanekaragaman Hayati, dalam bahasa Inggris Convention on Biological Diversity
(CBD), merupakan sebuah perjanjian antar negara untuk melestarikan sumber daya hayati.
Berlaku mengikat kepada para pihak yang menandatanginya, dalam hal ini negara yang diwakili
pemerintahnya masing-masing. Konvensi mulai diadopsi sebagai kesepakatan internasional pada
tahun 1992 dalam forum KTT Bumi di Rio de Jeneiro, Brasil. Saat ini telah ditandatangani oleh
168 negara dan diratifikasi oleh 157 negara, dari 198 negara yang menjadi anggotanya. Amerika
Serikat menjadi satu-satunya negara besar yang belum meratifikasi.1
Konvensi Keanekaragaman Hayati tercetus karena kekhawatiran terhadap laju
pembangunan yang di sisi lain menyebabkan kepunahan berbagai spesies kehidupan. Untuk
menghentikan kerusakan yang semakin parah diperlukan sebuah kesepakatan yang mengatur
penggunaan sumber daya hayati. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk Konvensi
Keanekaragaman Hayati. Konvensi ini memiliki tiga tujuan utama yaitu, melestarikan
keanekaragaman hayati, memanfaatkan secara berkelanjutan keanekaragaman hayati, dan
memastikan pembagian keuntungan yang adil dari hasil pemanfaatan sumber-sumber genetik.2
Keanekaragaman hayati merupakan aset yang sangat penting dalam kehidupan. Melestarikan
keanekaragaman hayati pada hakikatnya melestraikan kehidupan itu sendiri. Laju pembangunan
yang pesat pasca perang dunia II telah mengancam kepunahan berbagai spesies kehidupan.
Kepunahan spesies akibat aktivitas manusia telah mencapai pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Kondisi ini mendorong Badan Lingkungan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNEP) membentuk
pranata hukum internasional yang mengatur penggunaan berkelanjutan dari sumber daya
keanekaragaman hayati. Pada tahun 1988 dibentuk Kelompok Kerja Ad Hoc Ahli
Keanekaragaman Hayati untuk mengkesplorasi masalah-masalahnya. Setahun berikutnya
dibentuk Kelompok Kerja Ad Hoc Teknis dan Tenaga Ahli Hukum untuk menyusun instrumen
hukum internasionalnya.
Pada tanggal 22  Mei tahun 1992 didadakan pertemuan di Nairobi untuk mengadopsi teks
persetujuan mengenai Konvensi Keanekaragaman Hayati. Masih di tahun yang sama dalam
forum KTT Bumi di Rio de Jeneiro, pada tanggal 5 Juni 1992, konvensi ini mulai dibuka untuk
ditandatangani. Konvensi mulai diberlakukan terhitung tanggal 29 Desember 1993 setelah syarat
pemberlakuan terpenuhi, yaitu telah diratifikasi oleh sekurang-kurangnya 30 negara.
ebelum konvensi ini diajukan dalam KTT Bumi, telah diadakan 3 pertemuan penting yang
membahas persiapan konvensi ini. Ke tiga pertemuan tersebut diantaranya ada pertemuan yang
bersifat tehnis dan pertemuan para pakar yang diadakan antara bulan November 1988 dan Mei
1992. Pada tanggal 17 Juni 1987 Governing Council mengeluarkan suatu keputusan No 14/17
yang berisi pembentukan Ad Hoc Working Group of Experts on Biological Diversity. Dari hasil
pembentukan kelompok kerja ahli, maka diadakan tiga sidang dalam masa antara November
1988 dan Juli 1990. Melalui laporan akhir Ad Hoc Working Group of Experts, Governing
Council No 15/34 tertanggal 25 Mei 1989 dibentuk Ad Hoc Working Group of Legal and
Technical Experts. Kelompok kerja yang dibentuk sementara ini memiliki kewenangan dalam
merundingkan perangkat hukum internasional untuk pelestarian dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati secara lestari.

Panitia Kerja Sementara ini telah menyelenggarakan sidang-sidang sebagai berikut :

a. First Session Ad Hoc Working Group of Legal and Technical Experts on Biological
Diversity di Nairobi, Kenya. Pertemuan pertama diselenggarakan antara tanggal 19 sampai
dengan 23 November 1990.

b. Second Session Ad Hoc Working Group of Legal and Technical Experts on Biological
Diversity  di Nairobi, Kenya antara tanggal 25 Pebruari sampai dengan 6 Maret 1991.

c. Third Session of International Negotiating Committee for a Convention on Biological


Diversity  di Madrid, Spanyol. Pertemuan ini diselenggarakan pada tanggal 24 Juni sampai
dengan 31 Juli 1991. Nama ini menjadi masalah karena disebutkannya “Third Session” yang
sebetulnya pertemuan ini pertama kali untuk membahas rancangan hasil pertemuan di Nairobi.

Walaupun demikian sidang pada akhirnya menyetujui nama pertemuan tersebut. Dalam sidang
ini disajikan dan dibahas konsep (draft) Konvensi Keanekaragaman Hayati.

d. Fourth Session International Negotiating Committee for a Convention Biological Diversity


(INC-CBD) di Nairobi, Kenya pada tanggal 23 September sampai dengan 2 Oktober 1991.

e. Fifth Session INC-CBD di Jenewa, Swiss pada tanggal 25 November sampai dengan 4
Desember 1991.

f. Sixth Session INC-CBD di Nairobi, Kenya antara tanggal 6 sampai dengan tanggal 15 Februari
1992.

g. Sidang terakhir diadakan di Nairobi, Kenya pada tanggal 11 sampai dengan 22 Mei 1992.
Pada sidang terakhir ini disusun “Nairobi Final Act of the Conference for the Adoption of the
Agreed Text of the Convention on Biological Diversity”. Hampir semua negara diundang untuk
berpartisipasi dalam pertemuan pengesahan teks Konvensi yang telah disetujui. Selain negara-
negara ini, ikut hadir pula Masyarakat Eropa dan beberapa badan-badan dalam Perserikatan
Bangsa-bangsa dan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional sebagai peninjau.

Anda mungkin juga menyukai