Anda di halaman 1dari 10

Model Keterpaduan Connected Pada

Pembelajaran IPA Terpadu


Kelompok 2:

1. Natasya Ambarwati (1613024058)


2. Putri Aisyah (16130240)
3. Reni Munazir (1613024010)
Model Connected
Model keterhubungan (Connected model) adalah
suatu model yang lahir dari gagasan dalam setiap
mata pelajaran, baik di SD atau SMP yang berisi
konten yang berkaitan antara topik dengan topik,
konsep dengan konsep yang dikaitkan secara
eksplisit, dimana satu mata pelajaran dapat
memfokuskan sub-sub yang saling berkaitan.
Menurut Fogarty (1991) berdasaran sifat
keterpaduan yang dapat dibedakan yaitu :
1. Model dalam satu desain ilmu
2. Model antar mata pelajaran
3. Model lintas siswa
Bahan pembelajaran terpadu tipe Connected adalah :
• pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan
satu pokok bahasan dengan pokok bahasan
berikutnya
• mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan
yang lain, dan dapat juga mengaitkan pekerjaan hari
itu dengan hari yang lain atau hari berikutnya dalam
satu bidang studi.
Digram Peta Connected

Diagram Peta Connected (Diadaptasi dari Fogarty (1991: 14)


Keterangan: F= Fisika; K=Kimia; B= Biologi
Secara umum proses pembelajaran sebagai
suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor
masukan yaitu :
• Raw Input
• Instrumental Input
• Enviromental Input
Sintaks Model Keterpaduan Connected
Menurut Prabowo dalam Trianto, langkah-langkah
pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah sebagai
berikut :
• Tahap Perencanaan
• Langkah-langkah yang ditempuh guru
- Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai
peserta didik
- Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai
peserta didik
- Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan
- Menyampaikan pertanyaan kunci
• Tahap Pelaksanaan
• Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, dilakukan evaluasi proses berupa :
- Ketepatan hasil pengamatan
- Ketepatan dalam menyusun alat dan bahan
- Ketepatan peserta didik saat menganalisis data
Kelebihan dan Kekurangan dari Model Keterpaduan
Connected
Keunggulan pembelajaran terpadu tipe Connected antara lain :
a. Siswa mempunyai gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang study
yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
b. Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus-
menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.
c. Mengintegrasikan ide-ide dalam interbidang studi yang memungkinkan
siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta
mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan masalah (Fogarty, 1991: 15).
d. Adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, siswa akan
memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep-konsep
yang dijelaskan dan peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan
pendalaman, tinjauan, memperbaiki, dan mengasimilasi gagasan secara
bertahap.
Kekurangan dari Model Pembelajaran Terpadu Tipe
Connected

Hadisubroto (2000) dalam Trianto, juga


mengemukakan kelemahan dari model Connected,
yaitu berbagai bidang studi masih tetap terpisah dan
tampak tidak ada hubungan meskipun hubungan-
hubungan itu telah disusun secara eksplisit di dalam
satu bidang studi.

Anda mungkin juga menyukai