2. Putri Aisyah (16130240) 3. Reni Munazir (1613024010) Model Connected Model keterhubungan (Connected model) adalah suatu model yang lahir dari gagasan dalam setiap mata pelajaran, baik di SD atau SMP yang berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan konsep yang dikaitkan secara eksplisit, dimana satu mata pelajaran dapat memfokuskan sub-sub yang saling berkaitan. Menurut Fogarty (1991) berdasaran sifat keterpaduan yang dapat dibedakan yaitu : 1. Model dalam satu desain ilmu 2. Model antar mata pelajaran 3. Model lintas siswa Bahan pembelajaran terpadu tipe Connected adalah : • pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan satu pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya • mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, dan dapat juga mengaitkan pekerjaan hari itu dengan hari yang lain atau hari berikutnya dalam satu bidang studi. Digram Peta Connected
Diagram Peta Connected (Diadaptasi dari Fogarty (1991: 14)
Keterangan: F= Fisika; K=Kimia; B= Biologi Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan yaitu : • Raw Input • Instrumental Input • Enviromental Input Sintaks Model Keterpaduan Connected Menurut Prabowo dalam Trianto, langkah-langkah pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah sebagai berikut : • Tahap Perencanaan • Langkah-langkah yang ditempuh guru - Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai peserta didik - Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai peserta didik - Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan - Menyampaikan pertanyaan kunci • Tahap Pelaksanaan • Tahap Evaluasi Pada tahap ini, dilakukan evaluasi proses berupa : - Ketepatan hasil pengamatan - Ketepatan dalam menyusun alat dan bahan - Ketepatan peserta didik saat menganalisis data Kelebihan dan Kekurangan dari Model Keterpaduan Connected Keunggulan pembelajaran terpadu tipe Connected antara lain : a. Siswa mempunyai gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang study yang terfokus pada suatu aspek tertentu. b. Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus- menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi. c. Mengintegrasikan ide-ide dalam interbidang studi yang memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide dalam memecahkan masalah (Fogarty, 1991: 15). d. Adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, siswa akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep-konsep yang dijelaskan dan peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan pendalaman, tinjauan, memperbaiki, dan mengasimilasi gagasan secara bertahap. Kekurangan dari Model Pembelajaran Terpadu Tipe Connected
Hadisubroto (2000) dalam Trianto, juga
mengemukakan kelemahan dari model Connected, yaitu berbagai bidang studi masih tetap terpisah dan tampak tidak ada hubungan meskipun hubungan- hubungan itu telah disusun secara eksplisit di dalam satu bidang studi.