DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Kiki Rizki Amelia, M.Kep
DISUSUN OLEH :
Allgany Ernanda : C.0105.18.001
Eka Lesmana : C.0105.18.008
Ika Dewi Pambudi Rahayu : C.0105.18.011
Nanin Uhmiaziza : C.0105.18.015
Nurajijah : C.0105.18.016
Siti Fatimah Nurkhalisoh : C.0105.18.023
Tedi Sutisna : C.0105.18.027
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Laporan ini
merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa juga
pengetahuan yang dimiliki mahasiswa.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
membuka klinik khusu gagal jantung dan pelayanan One Day Care dengan
system Nurse Base Care.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana tinjauan teori dan tinjauan asuhan
keperawatan pada pasien gagal jantung.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui tinjauan teori gagal jantung dalam bentuk laporan
pendahuluan.
b. Mengetahui pengkajian yang akan dilakukan.
c. Mengetahui diagnose keperawatan yang muncul pada pasien
gagal jantung.
d. Mengetahui dan memahami intervensi keperawatan yang akan
diberikan kepada pasien gagal jantung,
e. Mengetahui evaluasi keperawatan pada pasien gagal jantung.
2.2 Etiologi
Secara umum, gagal jantung dapat disebabkan oleh berbagai hal yang
dapat dikelompokkan menjadi :
1. Disfungsi miokard
a) Iskemia miokard
b) Infark miokard
c) Miokarditis
d) Kardiomiopati
2. Beban tekanan berlebihan pada sistolik (sistolik overload)
a) Stenosis aorta
b) Hipertensi
c) Koartasio aorta
3
3. Beban volume berlebihan pada diastolic (diastolic overload)
a) Insufisiensi katub mitral dan trikuspidalis
b) Tranfusi berlebihan
4. Peningkatan kebutuhan metabolic (demand overload)
a) Anemia
b) Tirotoksikosis
c) Biri-biri
d) Penyakit paget
5. Gangguan pengisian ventrikel
a) Primer (gagal distensi sistolik)
Pericarditis restriktif
Tamponade jantung
b) Sekunder
Stenosis mitral
Stenosis trikuspidalis
2.4 Klasifikasi
Klasifikasi fungsional gagal jantung menurut New York Heart
Association (NYHA)
1. Kelas I
Tidak ada keterbatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak
menyebabkan keletihan atau dispnea
2. Kelas II
Sedikit keterbatasan fisik. Merasa nyaman saat istirahat, tetapi
aktivitas fisik biasa menyebabkan keletihan atau dispnea
3. Kelas III
Keterbatasan nyata aktivitas fisik tanpa gejala. Gejala terjadi bahkan
saat istirahat. Jika aktivitas fisik dilakukan, gejala meningkat.
4. Kelas IV
Tidak mampu melaksanakan aktivitas fisik tanpa gejal. Gejala
terjadi bahkan pada saat istirahat, jika aktivitas fisik dilakukan,
gejala meningkat.
5
2.5 Pathways
Katup Kerusakan
Hipervolemia Hipertensi Stenosis katup
imkompetent miokardium
preload ↑ afterload ↑
beban kerja
jantung ↑
Suplai O2 belakang
depan
otak↓ RA preload ↑
pe↓an perfusi
sinkop LVEDV ↑ pe↓an aliran balik sestemik,
organ sistemik
pe↓an venous return
7
7. Elektrolit
berubah kerena perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal, terapi
diuretic.
8. Oksimetri nadi
Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung
kongestif akut menjadi kronis
9. Analisa Gas Darah (AGD)
Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkaliosis respiratori ringan
(dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
10. Blood Ureum Nitrogen (BUN) dan kreatinin
Peningkatan BUN menunjukan hiperaktivitas tiroid sebagai pre
pencetus gagal ginjal.
11. Pemeriksaan tiroid
peningkatan aktivitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid
sebagai pre pencetus gagal jantung.
9
- Region : radiation, relief : apakah kelemahan fisik bersifat
local atau mempengaruhi keseluruhan system otot rangka
dan apakah disertai ketidakmampuan dalam melakukan
pergerakan.
- Severity (Scale) of Pain : kaji rentang kemampuan klien
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Biasnya kemampuan
klien dalam beraktivitas enurun sesuai derajat gangguan
perfusi yang dialamai organ.
- Time : sifat mula timbulnya (onset), keluhan kelemahan
beraktivitas biasanya timbul perlahann. Lama timbunya
(durasi) kelemahan saat beraktivitas biasanya setiap saat,
baik saat istirahat maupun saat beraktivitas.
11
Auskultasi, tekanan darah biasanya mneurun akibat
penurunan volume sekuncup. Bunyi jantung tambahn akibat
kelainan katup biasanya ditemukan apabila penyebab gagal
jantung adalah kelainan katup. Tanda fisik yang berkaitan
dengan kegagalan ventrikel kiri yang dapat dikenali dengan
mudah adalah Adanya bunyi jantung ke 3 dan ke 4 (s3, s4)
dan crackles pada paru-paru. Ketika di perkusi, batas jantung
menegalami pergeseran yang menunjukkna Adanya
hipetropy jantung (kardiomegali).
3. Sistem Integumen
Mengkaji keadaan kulit atau sianosi, kulit akan teraba dingin
dan lembab, Adanya diaphoresis.
4. Sistem Neurologis
Kesadaran klien composmentis. Sering ditemukan sianosis
perifer apabila terjadi gangguan perfusi jaringan berat.
Pengkajian objektif klien meliputi wajah meeringis,
menangis, merintih, dan menggeliat.
5. Sistem Perkemihan
Pengukuran volume output urine selain dihubungkan dengan
intake cairan. Perawatan perlu memonitor Adanya oliguria
karena merupakan tanda awal dari syok kardiogenik.
Adanya retensi cairan yang parah.
6. Sistem Gastrointestinal
Hepatomegaly
Hepatomegaly dan nyeri tekan ada kuadran kanan atas
abdomen terjadi akibat pemebsaran vena di hepar. Bila
proses ini berkembang, maka tekanan dalam pembuluh
portal meningkat sehingga cairan terdorong masuk ke rngga
abdomen, suatu kondisi yang dinamakan asites.
Pengumpulan cairan dalam rongga abdomen ini dapat
menyebabkan tekanan pada diafragma sehingga klien dapat
mengalami distress pernapasan.
Anoreksia
Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi akibat
pembesaran vena dan stasis vena di dalam rongga abdomen.
7. Sistem Muskuloketal
Edema
Edema sering dipertimbangkan sebagai tanda gagal jantung
yang dapat dipercaya dan tentu saja ini sering ditemukan bila
gagal ventrikel kanan telah terjadi. Ini sedikitnya
merupakan tanda yang dapat dipercaya bahwa telah terjadi
disfungsi ventrikel. Banyak orang, terutama lansia,
menghabiskan waktu mereka untuk duduk di kursi dengan
kaki tergantung. Sebagai akibat dari posisi tubuh ini,
penurunan turgor jaringan subkuan yang berhubungan
dengan usia lanjut dan mungkin karena Adanya penyakit
vena primer seperti varikositis, edema pergelangan kaki
dapat terjadi sebagai gejala yang mewakili faktor tersebut
daripada dianggap sebagai gejala kegagalan vetntrikel
kanan.
Mudah Lelah
Klien dengan gagal jantung akan cepat merasa lelah,hal ini
terjadi akibat curah jantung yang berkurang yang dapat
menghambat sirkulasi normal dan suplai oksigen ke jaringan
dan menghambat pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga
terjadi akibat meningkatnya energy yang digunakan untuk
bernapas dan insomnia yang terjadi akibat distress
pernapasan dan batuk. Perfusi yang kurang pada otot-otot
rangka menyebabkan kelemahan dan keletihan. Gejala-
13
gejala ini dapat dipicu oleh ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit atau anoreksia.
2.9 Analisa Data
No Masalah
Data Senjang Etiologi
Keperawatan
(CVP) ↑ / ↓
- Hepatomegaly
- Tekanan darah ↑ / ↓
- Nadi perifer teraba lemah
- CRT >3 detik
- Oliguria
- Warna kulit pucat dan/atau
sianosis
- Terdengar suara jantung s3
dan /atau s4
7
- Gelisah LVEDV ↑
- Sianosis ↓
- Adanya bunyi napas Preload ↑
tambahan ronki ↓
- Bunyi napas ↓ ↓
Tekanan kapiler pulmoner ↑
- Pola napas berubah.
↓
Edema pulmoner
↓
Ronkhi basah
↓
Iritasi mukosa paru
↓
Reflex batuk ↑
↓
Penumpukan secret
↓
Bersihan jalan napas tidak efektif
- Sianosis ↓
- Diaphoresis LA preload ↑
- Gelisah ↓
- Warna kulit pucat Tekanan kapiler pulmoner ↑
9
5. DS : Beban kerja jantung ↑ Hypervolemia
Klien mengeluh sulit ↓
bernapas, dispnea Kekuatan kontraksi ventrikel kanan ↑
↓
DO : RA preload ↑
- Edema anasarka dan/atau ↓
edema perifer Aliran balik sistemik &
- Jugular Venous Preassure aliran balik vena ↓
(JVP) dan / Cental Venous ↓
Pressure (CVP) ↑ Mendesak lobus hepar
- Terdengar suara napas ↓
tambahan Kematian sel hepar, fibrosis, sirosis
- Hepatomegaly ↓
- Kongesti paru ↓
Akumulasi cairan disirkulasi
mesenteriks
↓
Hypervolemia
- Turgor kulit ↓ ↓
- Edema Perfusi perifer tidak efektif
- Indeks ankle-brachial
<0.90
- Bruit femoral
11
- Frekuensi napas ↑ Mendesak lobus hepar
- Frekuensi nadi ↑ ↓
- Tekanan darah ↑ Kematian sel hepar, fibrosis, sirosis
- Diaphoresis ↓
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d spasme jalan napas, hipersekresi
jalan napas, sekresi yang tertahan d.d :
DS : Klien mengeluh dispnea, sulit bicara, dan ortopnea
DO :
13
- Sputum berlebih
- Gelisah
- Sianosis
- Adanya bunyi napas tambahan ronki
- Frekuensi napas berubah
- Pola napas berubah.
3. Pola napas tidak efektif b,d deformitas dinding dada, gangguan
neuromuscular, sindrom hipoventilasi d.d :
DS : Klien mengeluh dispnea, ortopnea
DO :
- Penggunaan otot bantu pernapasan
- Pola napas abnormal (takipnea, hiperventilasi, Cheyne-stokes)
- Pernapasan cuping hidung
- Pernapasan pursed-lip.
4. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi,
perubahan membran alveolus-kapiler d.d
DS : Klien mengeluh dispnea, pusing, penglihatan kabur
DO :
- PCO2 menurun /meningkat
- PO2 menurun
- Takikardia
- Bunyi napas tambahan
- Sianosis
- Diaphoresis
- Gelisah
- Warna kulit pucat
- Napas cuping hidung
- Pola napas abnormal
- Kesadaran menurun.
5. Hypervolemia b.d gangguan aliran balik vena, kelebihan asupan natrium
d.d :
DS : Klien mengeluh sulit bernapas, dispnea
DO :
- Edema anasarka dan/atau edema perifer
- Jugular Venous Preassure (JVP) dan/atau Cental Venous Pressure
(CVP) meningkat
- Terdengar suara napas tambahan
- Hepatomegaly
- Oliguria
- Kongesti paru
6. Perfusi perifer tidak efektif b.d peningkatan tekanan darah, penurunan
aliran arteri dan/ atau vena d.d :
DS : Klien mengeluh Parastesia, nyeri ekstremitas
DO :
- Pengiisian kapiler > 3 detik
- Nadi perifer menurun atau tidak teraba
- Akral dingin
- Warna kulit pucat
- Turgor kulit menurun
- Edema
- Indeks ankle-brachial <0.90
- Bruit femoral
7. Intoleran aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, kelemahan, tirah baring d.d :
DS : Klien mengeluh lelah dan sesak napas saat/setelah istirahat
DS :
- Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
- Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
- Gambaran menunjukkan aritmia saat/sedang aktivitas
15
- Gambaran EKG menunjukkan iskemia
- Sianosis
8. Ansietas b.d kurang terpapar informasi, krisis situasional, ancaman
terhadap kematian d.d:
DS :
Klien mengeluh merasa khawatir dengan kondisi yang dihadapi merasa
tidak berdaya, palpitasi, anoreksia
DO :
- Tampak gelisah
- Tampak tegang
- Frekuensi napas meningkat
- Frekuensi nadi meningkat
- Tekanan darah meningkat
- Diaphoresis
- Sering berkemih
- Muka tampak pucat, dan Tremor
9. Deficit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan, ketidakmampuanmenelan
makana, ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrient d.d :
DS : Klien mengeluh anoreksia dan mual
DO :
- Bising usus hiperaktif
- Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
- Otot mengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membrane mukosa pucat
10. Gangguan integritas kulit b.d perubahan sirkulasi, kelebihan volume
cairan d.d :
DS :
DO :
- Hematoma
- Kerusakan lapisan kulit
17
2.11 Perencanaan Keperawatan
(CVP) ↑ / ↓ sesak, batuk berkurang dan vena jagularis, palpitasi, ronkhi intake dan output cairan.
- Hepatomegaly merasa lebih nyaman ketika basah, oliguria, batuk, kulit 5) Perubahan berat badan merupakan
7
- Edema berkurang 3) Monitor tekanan darah (termasuk pada penurunan curah jantung
meningkat/menurun
- CVP mengalami ↑ / ↓ tekanan darah ortostatik, jika 6) Mengetahui saturasi oksigen (lebih,
- Nadi perifer teraba
- Hepatomegaly berkurang perlu) kekurangan)
lemah
- Tekanan darah dalam 4) Monitor intake dan output cairan 7) Untuk mengetahui penyebab nyeri
- CRT >3 detik
mengalami ↑ / ↓ dan/atau 5) Monitor berat badan setiap hari dada
- Oliguria
dalam batas normal pada waktu yang sama 8) Penurunan curah jantung bisa
- Warna kulit pucat 6) Monitor saturasi oksigen menyebabkan perubahan gambaran
- Nadi perifer teraba
dan/atau sianosis 7) Monitor keluhan nyeri dada (mis. EKG
- CRT dalam batas normal
- Terdengar suara jantung Intensitas, lokasi, radiasi, durasi, 9) Aritmia terjadi karena beban jantung
< 3 detik
S3 dan/atau S4 presivitasi yang mengurangi yang bertambah
- Oliguria berkurang
- Ejection fraction (EF) nyeri) 10) Untuk mengetahui apakah
- Warna kulit tampak segar
menurun 8) Monitor EKG 12 sadapan terjadi komplikasi akibat dari
9) Monitor aretmia ( kelainan irama penurunan curah jantung
dan frekuensi) 11) Agar tidak terjadi kesalahan
10) Monitor nilai labolatorium dalam melakukan tindakan
jantung ( mis, elektrolit, enzim keperawatan
jantung, BNP, NTpro-BNP) 12) Tekanan darah meningkat ketika
aktivitas
11) Monitor fungsi alat pacu 13) Obat dapat meyebabkan
jantung peningkatan/penurunan tekanan
12) Periksa tekanan darah dan darah
frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
13) Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum
pemberian obat (mis. Beta
bloker , ACE inhibitor, calcium
channel blocker, digoksin)
1) Posisi nyaman untuk meningkatkan
b. Terapeutik sirkulasi darah
1) Posisikan pasien semi-powler 2) Kafein, makanan berlemak
atau fowler dengan kaki kebawah menyebabkan peningkatan beben
atau posisi nyaman jantung
2) Berikan diet jantung yang sesuai 3) Mengurangi edema
(mis. Batasi asupan kafien,
natrium, kolesterol, dan makanan 4) Gaya hidup sehat untuk
tinggi lemak) menghindari gejala muncul
3) Gunakan stocking elastis atau kembali
9
pneumatic intermiten, sesuai 5) Stress yang berlebihan bisa
indikasi memperburuk kerja jantung
4) Fasilitasi pasien dan keluarga 6) Dukungan yang diberikan untuk
untuk modifikasi gaya hidup mengurangi kecemasan
sehat 7) Untuk mengurangi dispnea
5) Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stress, jika perlu
6) Berikan dukungan emosional dan
spiritual
7) Berikan oksigen untuk
mempertahankan siturasi oksigen
>94%
1) Agar mobilitas fisik tetap terjaga
c. Edukasi 2) Mengurangi lelah pada jantung
1) Anjurkan aktivitas fisik sesuai 3) Kandungan nikotin dalam rokok
toleransi mmenyebabkan penurunan kerja
2) Anjurkan beraktivitas fisik secara jantung
bertahap 4) Untuk mengetahui gejala lanjutan
3) Anjurkan berhenti merokok dan menghindari penyebab
4) Ajarkan pasien dan keluarga 5) Agar lebih mempertahankan dan
mengukur berat badan harian menyeimbangkan intake dan output
5) Ajarkan pasien dan keluarga cairan harian
mengukur intake dan output
cairan harian
11
skala, durasi, frekuensi) 3) Aritmia terjadi karena beban
2) Monitor EKG 12 sdadapan untuk jantung yang bertambah
perubahan ST dan T 4) Untuk mengetahui adanya retensi
3) Monitor aritmia ( kelainan irama cairan
dan frekuensi) 5) Untuk mengetahui keseimbangan
4) Monitor elektrolit yang dapat kerja jantung
meningkatkan resiko aritm,ia 6) Mengetahui adanya dispnea
( mis. Kalium, magnesium 7) Menghindari komplikasi
serum,)
5) Monitor enzim jantung (mis. CK,
CK-MB, Troponin T, kilip,
crusade)
6) Monitor siturasi oksigen
7) Identifikasi stratifikasi pada
sindrom coroner akut (mis, skor
TIMI, kilip, crusade) 1) Untuk mengurangi beban jantung
yang berlebihan
b. Terapeutik 2) Memberikan akses dalam
1) Pertahankan tirah baring minimal pemberian obat atau nutrisi
12 jam 3) Agar tidak memperparah nyeri
2) Pasang akses intavena 4) Kecemasan yang berlebihan
3) Puasakan hingga bebas nyeri menjadi beban bagi jantung
4) Berikan terapi relaksasi untuk 5) Lingkungan yang koondusif untuk
mengurangi ansietas dan stress meningkatkan pemulihan
5) Sediakan lingkungan yang 6) Untuk menghilangkan thrombus
kondusif untuk beristirahat dan dan melebarkan pembuluh darah
pemuliahan 7) Untuk menambah semangat pasien
6) Siapkan menjalani intervensi dalam menjalani terapi pengobatan
coroner perkutan, jika perlu
7) Berikan dukungan emosional dan
1) Untuk memastikan pengetahuan atau
spiritual
pemahaman pasien.
2) Untuk memberikan pengetahuan
c. Edukasi
yang actual pada pasien.
1) Anjurkan segera melaporkan
3) Untuk menhindari rasa cemas pasien
nyeri dada
saat melakukan tindakan.
2) Anjurkan menghindari manuver
4) Untuk melatih kemandirian pasien
valsava (mis. Mengedan
dalam menghadapi rasa cemas dan
saat BAB atau batuk)
13
3) Jelaskan tindakan yang dijalani
takut. Juga untuk menciptakan
pasien
perasaan relaks saat pengobatan.
4) Ajarkan teknik menurunkan
kecemasan dan ketakutan
2. Bersihan jalan napas tidak Tupan : 1. Latihan batuk efektif 1) Untuk mengetahui tingkat keparahan
efektif b.d spasme jalan Setelah dilakukan tindakan a. Observasi. / beratnya batuk
napas, hipersekresi jalan keperawatan selama 3x24 jam, 1) Identifikasi kemampuan batuk . 2) Untuk mengetahui ada atau tidaknya
napas, sekresi yang bersihan jalan napas efektif 2) Monitor adanya retensi sputum . sputum
tertahan d.d : Tupen : 3) Monitor tanda dan gejala infeksi 3) Untuk mengetahui apakah sudah
DS : Setelah dilakukan tindakan saluran nafas. terjadi infeksi atau tidaknya , untuk
Klien mengeluh dispnea, keperawatan selama 1x24 jam, 4) Monitor input dan output cairan mengetahui seberapa parah infeksi
sulit bicara, dan ortopnea spasme berkurang, hipersekresi (mis. Jumlah dan karakteristik). yang di derita pasien
DO : berkurang, secret keluar, 4) Untuk mengetahui balance cairan
- Sputum berlebih dengan kriteria hasil : b. Terapeutik.
- Gelisah - Sputum berkurang 1) Atur posisi semi-fowler/fowler. 1) Posisi semi fowler dapat
- Sianosis - Sesak bekurang 2) Pasang perlak dan bengkok meningkatkan ekspansi paru.
- adanya bunyi napas - Gelisah tidak terjadi dipangkuan pasien. 2) Untuk mempermudah pasie saat
15
tambahan ronki - Sianosis berkurang/tidak 3) Buang sekret pada tempat membuang sputum
- frekuensi napas berubah ada sputum. 3) Untuk menjaga five moment savety,
- pola napas berubah. - Bunyi napas normal menghindari infeksi.
vesikuler
- Frekuensi napas dalam
batas normal c. Edukasi 1) Untuk memberikan pengetahuan
- Pola napas normal 1) Jelaskan tujuan dan prosedur kepada pasien dan untuk
batuk efektif. memastikan seberapa jauh
2) Anjurkan tarik nafas dalam pengetahuan pasien.
melalui hidung selama 4 detik 2) untuk mengetahui pernafasan
ditahan selama 2 detik, kemudian melalui perut atau dada
keluarkan dari mulut dengan bibir 3) untuk mengetahui apakah lancar atau
memucu (dibulatkan) selama 8 tidaknya jalan nafas.
detik. 4) untuk mengeluarkan sputum secara
3) Anjurkan meluangi tarik nafas spontan.
dalam hingga 3 kali.
4) Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik nafas
dalam yang ketiga.
d. Kolaborasi.
1) Kolaborasi dengan tim kesehatan
lainnya untuk pemberian terapi 1) Untuk membantu mengeluarkan
obat. sputum dengan obat-obatan sesuai
indikasi yang diberikan
2. Pemantauan respirasi
a. Observasi
1) Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya nafas. 1) Untuk mengetahui apakah ada
2) Monitor pola nafas (seperti peningkatan respirasi.
bradipnea,takipnea, 2) Untuk mengutahui normal atau
hiperventilasi, kussmaul, chyne- tidaknya pernafasan, atau untuk
strokes, biot, attaksik). mengetahi ada tidaknta suara
3) Monitor adanya produksi tambahan.
sputum. 3) Menghindari sumbatan jalan nafas
4) Monitor adanya hambatan jalan 4) Untuk membebaskan jalan nafas
nafas apabila ada sumbatan pada jalan
17
5) Palpasi kesimetrisan ekspansi
nafas
paru
5) Untuk mengetahui ada tidak nya
6) Auskultasi bunyi nafas
gangguan pada paru
7) Monitor saturasi oksigen
6) Untuk mengetahui apakah ada suara
8) Monitor nilai AGD
tambahan atau tida
9) Monitor hasil eks-ray toraks
7) Untuk mengetahui apakah ada
penurunan pada oksigen
8) Untuk mengetahui tingkat oksigen
dalam tubuh
9) Untuk mengetahui cedeta atau
fraktur yang di derita
b.Terapeutik
1) Atur interval pemantauan
1) Untuk memastikan pengetahuan
resvirasi sesuai kondisi pasien
pasien.
2) Dokumentasikan hasil
2) Untuk memberikan memberikan
pemantauan
pengetahuan yang actual pada pasien
c.Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2) Informasikan hasil pemantauan, 1) Untuk memastikan pengetahuan atau
jika perlu pemahaman pasien.
2) Untuk memberikan hasil yang actual
pada pasien
19
hiperventilasi, Cheyne- paru
apabila ada sumbatan pada jalan
stokes) 6) Auskultasi bunyi nafas
nafas
- Pernapasan cuping 7) Monitor saturasi oksigen
5) Untuk mengetahui ada tidak nya
hidung 8) Monitor nilai AGD
gangguan pada paru
- pernapasan pursed-lip. 9) Monitor hasil eks-ray toraks
6) Untuk mengetahui apakah ada suara
tambahan atau tida
7) Untuk mengetahui apakah ada
penurunan pada oksigen
8) Untuk mengetahui tingkat oksigen
dalam tubuh
9) Untuk mengetahui cedeta atau
fraktur yang di derita
b. Terapeutik
1) Atur interval pemantauan
1) Untuk menjaga interval respirasi
respirasi sesuai kondisi pasien
pasien
2) Dokumentasikan hasil
2) Untuk mengetahui hasil setelah
pemantauan
dilakukannya tindakan
c. Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan 1) Untuk memastikan pengetahuan
2) Informasikan hasil pemantauan, pasien.
jika perlu 2) Untuk memberikan hasil
pengetahuan yang actual pada
pasien
21
- Takikardia - Sesak berkurang 5) Palpasi kesimetrisan ekspansi
apabila ada sumbatan pada jalan nafas
- Bunyi napas tambahan - PCO2 dalam batas normal paru
5) Untuk mengetahui ada tidak nya
- Sianosis - PO2 dalam batas normal 6) Auskultasi bunyi nafas
gangguan pada paru
- Diaphoresis - bunyi napas normal 7) Monitor saturasi oksigen
6) Untuk mengetahui apakah ada suara
- Gelisah - warna kulit normal 8) Monitor nilai AGD
tambahan atau tida
9) Monitor hasil eks-ray toraks
- Warna kulit pucat - pola napas normal 7) Untuk mengetahui apakah ada
- Napas cuping hidung - kesadaran meningkat. penurunan pada oksigen
- Pola napas abnormal 8) Untuk mengetahui tingkat oksigen
- Kesadaran ↓ dalam tubuh
9) Untuk mengetahui cedeta atau fraktur
yang di derita
b.Terapeutik
1) Atur interval pemantauan 1) Untuk menjaga interval respirasi
resvirasi sesuai kondisi pasien pasien
2) Dokumentasikan hasil 2) Untuk mengetahui hasil setelah
pemantauan dilakukannya tindakan
c.Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur 1) Untuk memastikan pengetahuan
pemantauan pasien
2) Informasikan hasil pemantauan, 2) Untuk memberikan memberikan
jika perlu pengetahuan yang actual pada
pasien
2. Terapi oksigen
a. Observasi
1) Monitor Kecepatan aliran oksigen
2) Monitor posisi alat terapi oksigen 1) Untuk mencegah pasien terlalu
3) Monitor aliran oksigen secara banyak atau sedikit dalam
periodic dan pastikan fraksi yang mendapatkan oksigen
diberikan cukup 2) Untuk memberi rasa aman dan
4) Monitor efektifitas terapi oksigen nyaman kepada pasien
(mis. Oksimetri, AGD), jika perlu 3) Untuk memastikan aliran oksigen
5) Monitor kemampuan melepaskan yang diberikan kepada pasien tidak
oksigen saat makan dalam jumlah yang kurang
6) Monitor tanda-tanda hipoventilasi 4) Untuk mengetahui kadar oksigen
7) Monitor tanda dan gejala dalam tubuh tercukupi atau tidak
23
toksikasi oksigen atelectasis 5) Untuk mengetahui seberapa
8) Monitor tingkat kecemasan akibat kemampuan pasien
terapi oksigen 6) Untuk mencegah dan segera
9) Monitor integritas mukosa hidung dilakukannya tindakan agar tidak
akibat pemasangan oksigen terjadi dan dapat tertangani
7) Untuk memastikan ada atau
tidaknya akibat dari tekanan oksigen
yang tinggi
8) Untuk mengetahui seberapa jauh
pengetahuan terhadap terapi oksigen
9) Untuk mengetahui ada atau tidaknya
dan untuk mencegah adanya iritasi
b. Terapeutik
1) Bersihkan secret pada mulut,
hidung, dan trakea, jika perlu 1) Untuk mempermudah proses
2) Pertahankan kepatenan jalan jalannya nafas
napas 2) Untuk mencegah adanya
3) Siapkan dan atur peralatan ketidakefektifan jalan nafas
pemberian oksigen 3) Untuk mencegah terjadinya
4) Berikan oksigen tambahan, jika pemberian oksigen dengan kadar
perlu yang berlebih
5) Tetap berikan oksigen saat pasien 4) Untuk mempermudah pasien dalam
ditransportasi bernafas
6) Gunakan perangkat oksigen yang 5) Untuk memberi kepatenan jalan
sesuai dengan tingkat mobilitas napas saat pasien saat di transportasi
pasien 6) Untuk memberi kenyamanan dan
kemudahan bagi pasien
c. Edukasi
1) Ajarkan pasien dan keluarga cara
1) Untuk memudahkan keluarga dalam
menggunakan oksigen di rumah
pemberian oksigen kepada pasien
saat berada di rumah
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi penentuan dosis
oksigen 1) Untuk mencegah bahaya dari
2) Kolaborasi penggunaan oksigen pemberian dosis yang tidak sesuai
saat aktivitas dan/atau tidur 2) Untuk memastikan pasien
mendapatkan oksigen yang cukup
dan memberikan kenyamanan saat
25
istirahat
b. Terapeutik
1) Timbang BB setiap hari pada
1)Untuk mengetahui peningkatan atau
waktu yang sama
penurunan BB pada pasien
2)Untuk memberikan rasa nyaman pada
2) Tinggikan kepala tempat tidur 30-
pasien
40⁰
c. Edukasi
1) Anjurkan melapor jika ada
pengeluaran urin <0,5ml /kg/jam
1) Untuk mencegah komplikasi pada
dalam 6 jam
pasien
2) Anjurkan melapor jika BB
2)Untuk mengetahui perubahan pada
bertambah >1kg dalam sehari
pasien
3) Ajarkan cara mengukur dan
27
mencatat asupan dan haluaran
3)Untuk memandirikan pasien dalam
cairan
asupan dan pengeluaran cairan
4) Ajarkan cara membatasi cairan
4)Untuk menambah penetahuan pasien
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian diuretic
29
JVP meningkat, CVP meningkat,
reflex hepatojugular positif, berat
badan menurun dalam waktu
singkat)
13) Identifikasi faktor risiko
ketidakseimbangan cairan (mis.
Prosedur pembedahan mayor,
trauma atau perdarahan, luka
bakar, apheresis, obstruksi
intestinal, peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan kelenjar,
disfungsi intestinal)
b. Terapeutik
1) Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
2) Dokumentasikan hasil 1)Megatur secara rutin pemantauan
pemantauan pasien sesuai dengan kondisi pasien
saat ini
2)Selalu mnegdokumentasikan hasil
c. Edukasi pemantauan yang dilakukan kepada
1) Jelaskan tujuan dan prosedur pasien (TTV)
pemantauan
2) Informasikan hasil pemantauan, 1)Menjelakan tujuan dan prosedur
jika perlu pemantauan kepada pasien
2)Menginformasikan hasil pemantauan,
jika paien atau keluarga ingin
mengetahui keadaan pasien secara
menyeluruh
31
- Pengiisian kapiler > 3 peningkatan aliran arteri dan/ Diabetes, perokok, orang tua, 3) Untuk mengetahui perubahan
detik atau vena dengan kriteria hipertensi, dan kadar kolestrol tingkat panas, kemerahan, nyeri dan
- Nadi perifer menurun hasil : tinggi) edema
atau tidak teraba - Nyeri ektremitas berkurang 3) Monitor panas, kemerahan, nyeri
- Akral dingin - CRT < 3 detik atau bengkak dan ekstremitas
33
8) Anjurkan program rehabilitas
vascular
9) Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis.
Rendah lemak jenuh, minyak ikan
omega 3)
10) Informasikantanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan
(mis. Rasa sakit yang tidak hilang
saat istirahat, luka taidaak
sembuh, hilangnya rasa)
2. Manajemen sensasi perifer
a. Observasi
1) Identifikasi penyebab perubahan
sensasi
2) Identifikasi pengguanaan alat
pengikat, prostesis, sepatu dan
pakaian
3) Periksa perbedaan sensasi tajam
atau tumpul
4) Periksa perbedaan sensasi panas
atau dingin
5) Periksa kemampuan
mengidentifikasi lokasi dan
tekstur benda
6) Monitor terjadinya paresthesia,
jika perlu
7) Monitor perubahan kulit
8) Monitor adanya tromboflebitis
dan tromboemboli vena
b. Terapeutik
1) Hindari pemakaian benda-benda
yang berlebihan suhunya (terlalu
panas atau dingin)
c. Edukasi
1) Anjurkan penggunaan
thermometer untuk menguji suhu
35
air
2) Anjurkan penggunaan sarung
tangan termal saat memasak
3) Anjurkan memakai sepatu lembut
dan bertumit rendah
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgesik,
jika perlu
2) Kolaborasi pemberian
kortikosteroid, jika perlu
c. Edukasi
1) Anjurkan tirah baring
37
2) Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
3) Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidaak bberkurang
4) Ajarkaan strategi kopingg untuk
mengurangi kelelahan
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
39
c. Edukasi.
1) Jelaskan prosedur, termasuk
sesuai yang mungkin dialami.
2) Informasikan secarafactual 1)Untuk memberikan pengetahuan
3) Anjurkan keluarga untuk tetap pasien jika pasien kurang paham atau
d. Kolaborasi.
1) Kolaborasi dengan tim kesehatan
lain untuk pemberian obat anti
ansietas, jika perlu.
1)Untuk mengurangi tingkat kecemasan
b. Terapeutik
1) Ciptakan lingkungan tenang dan
tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang
nyaman, jika memungkinkan
41
2) Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik 1)Untuk memberikan rasa aman dan
relaksasi nyaman kepada pasien
3) Gunakan nada suara lembut 2)Memberikan penjelasan kepada pasien
dengan irama lambat dan tentang apa yang akan perawat
berirama lakukan
4) Gunakan relaksasi sebagai strategi 3)Supaya menimbulkan rasa nyaman
penunjang dengan analgetik atau kepada pasien
tindakan medis lain, jika sesuai 4)Berikan tindakan non medis
c. Edukasi.
1) Jelaskan tujuan, manfaat, batasan,
dan jenis relaksasi yang tersedia
(mis. Musik, meditasi, nafas
dalam, relaksasi otot progresif).
2) Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih.
3) Anjurkan perngambilan posisi 1)Memberikan pengetahuan dan
nyaman kenyamanan kepada pasien
4) Anjurkan sering mengulangi atau 2)Untuk meningkatkan pengetahuan
melatih teknik yang dipilih pada pasien
5) Demonstrasikan dan latih teknik 3)Untuk meningkatkan kenyamanan
relaksasi (mis. Nafas dalam, pasien
peregangan, atau imajinasi 4)Memandirikan pasien
terbimbing). Untuk meningkatkan pemahaman
pasien tentang terapy yang diberikan
9. Deficit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Managemen nutrisi
kurangnya asupan keperawatan selama 3x24 jam, a. Observasi.
makanan, ketidakmampuan nutrisi adekuat 1) Identifikasi status nutrisi 1)Untuk mengetahui penurunan atau
menelan makanan, Tupen : 2) Identifikasi alergi dan intoleransi peningatan pada nutrisi pasien
ketidakmampuan mencerna Setelah dilakukan tindakan makanan 2)Untuk meminimalisir tingkat alergi
makanan, ketidakmampuan keperawatan selama 1x24 jam , 3) Identifikasi makanan yang disukai dalam memberikan makanan
mengabsorbsi nutrient d.d : diharapkan mampu menelan 4) Identifikasi kebutuhan kalori dan 3)Untuk meningkatkan nafsu makan
Ds : dan mencerna makanan dengan jenis nutrient pasien
Klien mengeluh anoreksia kriteria hasil : 5) Identifikasi perlunya penggunaan 4)Untuk mengoptimalkan kebutuhan
dan mual - bising usus normal selang nasogastrik pasien
Do : - mual muntah berkurang 6) Monitor BB 5)Agar memudahkan pasien dalam
- Bising usus hiperaktif - otot mengunyah adekuat 7) Monitor hasil pemeriksaan pemirian asupan makanan
43
- Berat badan menurun labolatoruim 6)Untuk mengetahui peningkatan atau
minimal 10% dibawah penurunan berat badan pada pasien
rentang ideal 7)Untuk mengetahui masalah pada
- Otot mengunyah lemah pasien
- Otot menelan lemah
- Membrane mukosa pucat b. Terapeutik
1) Lakukan oral hygine sebelum 1)Untuk menimbulkan rasa nyaman
makan, jika perlu pasa pasien
2) Sajikan makanan secara menarik 2)Untuk meningkatkan nafsu makan
dan suhu yang sesuai pasien
3) Berikan makanan tinggi serat 3)Untuk mencegah kontipasi
4) Berikan makanan tinggi kalori 4)Untuk meningkatkan energi pada
dan tinggi protein pasien
5) Berikan suplemen makanan jika 5)Untuk meningkatkan nafsu makan
perlu pada pasien
c. Edukasi
1) Anjurkan posisi duduk, jika 1)Untuk memandirikan pasien
mampu 2)Untuk meyeimbangkan asupan nutrisi
2) Ajarkan diet yang di programkan yang dibutuhkan
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberiam medikasi
sebelum makan (mis. Reda nyeri,
aniemetik), jika perlu
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
45
meningkat/menurun, volume
cairan seimbang dengan b. Terapeutik
kriteria hasil : 1) Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah 1)Mengubah posisi 2 jam (mika – miki)
- Hematoma berkurang baring agar bagian belakang tubuh pasien
- Kerusakan lapisan kulit tidak ada muncul ulkus/dikubitus
mengalami perubahan 2)Melakukan relaksasi diarea
2) Lakukan pemijatan pada area penonjolah tulang.
penonjolan tulang, jika perlu 3)Memberisihkan daerah perineal agar
3) Bersihkan perineal dengan air pasien tampak nyaman
hangat, terutama selama periode 4)Menggunakan bahan yang bahan yang
diare mengandung minyak agar kulit pasien
4) Gunakan produk berbahan tidak kering atau terkelupas
petroleum atau minyak pada kulit 5)Menggunakan produk hypoalergik
kering. agar pasien tidak iritasi.
5) Gunakan produk berbahan 6)Selalu menghindari pernggunaan
ringan/alami dan hipoalergik pada bahan dasar yanh mengandung alcohol
kulit sensitive
6) Hindari produk berbahan dasar
alcohol pada kulit kering
c. Edukasi 1)Menganjurkan penggunaan pelembab
1) Anjurkan menggunakan pelembab agar kulit pasien terasa sembab
(mis. Lotion, serum) sepanjang hari
2) Anjurkan minum air yang cukup 2)Selalu menganjurkan minum air yang
3) Anjurkan meningkatan asupan cukup agar menjaga kebutuhan cairan
nutrisi di dalam tubuh pasien
4) Anjurkan menghindari terpapar
suhu ekstrem
5) Anjurkan menggunakan tabir
surya SPF minimal 30 saat berada
di luar rumah
6) Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun secukupnya
47
BAB III
TINJAUAN KASUS
Sistem Kardio
3.2 Analisa Data
49
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
51
LAMPIRAN